Sabun transparan bisa dibuat dengan biaya murah. Bahannya pun gampang didapat, dari buah kelapa sawit. Setidaknya, itulah hasil penelitian lima mahawiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) yang meneliti tentang pemanfaatan minyak inti sawit dan stearin sawit pada pembuatan sabun transparan.
Kelima mahasiswa itu adalah Muhammad Malik Gunawan, Tulus Priyadi Arsyad, Idham Faizal, Sapri, dan Yapfuriani Dewi.
Berbeda dengan sabun transparan yang umumnya menggunakan bahan baku berupa lemak sapi dan minyak kelapa, penelitian ini memanfaatkan minyak inti sawit sebagai bahan baku. ''Minyak kelapa dan minyak inti sawit mempunyai kandungan asam lemak yang mampir sama,'' urai mereka dalam paper-nya. Selain minyak inti sawit, bahan lain yang digunakan adalah stearin sawit, asam stearat, natrium hidroksida, alkohol, sukosa, trietanolamin, gliserin, parfum, air, tanah bentonit, dan bahan-bahan kimia untuk analisa.
Penelitian dilakukan melalui dua tahap: penelitian pendahuluan dan penelitian lanjutan. Kedua tahap penelitian dilakukan dalam rentang waktu tiga bulan, Juli 2002 - September 2002 dengan memanfaatkan laboratorium di lingkungan Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Pertanian, IPB.
Pada penelitian pendahuluan dilakukan pemucatan bahan baku menggunakan bentonit dengan konsentrasi tiga persen (b/b) untuk minyak inti sawit dan lima persen (b/b) untuk stearin sawit. Pemucatan bertujuan untuk mengikat kotoran agar zat warna yang tidak disukai dalam minyak hilang. Pemucatan minyak inti sawit dilakukan dengan cara pemanasan pada suhu 70-80 derajat celcius, kemudian ditambahkan bentonit dan didiamkan selama satu jam. Setelah itu, di-sentrifuge untuk selanjutnya disaring. Sedangkan pemucatan stearin sawit prosesnya sama dengan pemucatan minyak inti sawit namun tidak melalui penyaringan tapi di-sentrifuge.
Pada penelitian lanjutan dilakukan berdasarkan penelitian pendahuluan, yaitu membuat sabun transparan. Sabun dibuat dengan mencampurkan stearin sawit, minyak inti sawit yang telah melalui proses pemucatan, dan asam stearat dengan perbandingan masing-masing 80:15:5 b/b sebanyak 100 gram. Campuran ini kemudian ditambahkan dengan NaOH 20 derajat Be sebanyak 98,3 gram pada suhu 90 - 100 derajat celcius.
Formulasi sabun transparan dibuat dengan cara mencapur stok sabun dengan gliserin, alkohol, sukrosa, dan trietanolamin pada suhu 90 - 100 derajat selama 30 menit di dalam refuks. Pada penelitian ini, formulasi sabun transparan dilakukan dengan dua variasi. Formula pertama menggunakan dua konsentrasi pada sukrosa, dan kedua menggunakan dua konsentrasi pada gliserin sehingga menghasilkan sabun dengan tingkat transparansi terbaik.
Pencampuran bahan-bahan tersebut dalam pembuatan sabun transparan menggunakan refluks pada suhu 90 - 95 derajat celcius selama 30 menit. Gliserin ditambahkan secara perlahan-lahan, diikuti dengan sukrosa, trietanolamin, dan alkohol. Saat pencampuran, suhu berada pada kisaran 90 - 95 derajat celcius. Jika suhu di bawah 90 derajat, maka akan terjadi gumpalan karena tidak larut secara sempurna.
Untuk mengetahui karateristik sabun yang dihasilkan, dilakukan analisis terhadap sifat fisik kimia sabun. Sifat kimia sabun yang diamati antara lain kadar air, asam lemak, alkali bebas, dan lemak yang tidak tersabunkan. Sedangkan sifat fisik yang diamati adalah tingkat kekerasan dan diukur dengan menggunakan alat penetrometer.
Evaluasi penerimaan konsumen terhadap sabun yang dihasilkan dilakukan dengan uji organoleptik (hedonik) terhadap sifat-sifat fisik sabun di antaranya kekerasan, warna (transparansi), dan kelembutan pada kulit. Uji hedonik dilakukan untuk mengetahui tingkat penerimaan konsumen terhadap produk menggunakan panelis sebanyak 16 orang. Penilaan diberikan dengan skor angka. Analisis setelah mendapatkan skor pada uji hedonik adalah analisis non parametik berupa uji kruskal-wallis digunakan untuk menentukan jenis sabun transparan terbaik dilihat dari kekerasan, warna, dan kelembutan pada kulit.
Berdasarkan uji statistik terhadap kekerasan dan transparansi sabun menunjukkan bahwa formula 1, formula 2, formula 3, dan formula 4 tidak berbeda secara signifikan. Dengan kata lain, perbandingan komposisi bahan pembentuk transparan yaitu gliserin, sukrosa, alkohol, dan trietalamin tidak berpengaruh terhadap karakteristik sabun yang dihasilkan. Namun uji statistik terhadap kesan pada kulit menunjukkan bahwa keempat formula sabun berbeda secara signifikan.
Analisa ekonomi terhadap sabun hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa harga produk ini lebih ekonomis dibandingkan dengan harga sabun transparan komersial. Harga produk hasil penelitian sekitar Rp 3.541, sedangkan sabun jenis sama di pasaran sekitar Rp 5.000 dengan satuan produk per 70 gram. Dengan harga tersebut, produk ini memiliki daya saing yang tinggi. bur
( )
Minyak
BalasHapusAngin
Aromatherapy
Mohon dukungannya yach....?!
Semangat..semangat>>>
Kenali dan Kunjungi Objek Wisata di Pandeglang
MINYAK ANGIN AROMATHERAPY