Unduh BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Sabtu, 29 Desember 2007

III.10.3 Peluang Ekspor Batubara


Batubara Indonesia mempunyai peluang yang baik di pasaran ekspor, karena batubara Indonesia selain mempunyai nilai kalori yang tinggi 6.000-7000 kcal/kg, juga kandungan abu dan belerang rendah. Peluang tersebut semakin besar, karena didukung oleh besarnya cadangan batubara yang ada di Indonesia... Jepang saat ini mengaku khawatir atas suplai batubara negerinya, sehingga menjajaki kemungkinan impor dari Indonesia. Negara tujuan ekspor batubara Indonesia di antaranya Filipina, Korsel, Taiwan, Thailand, India, Hongkong, Malaysia, Amerika Serikat, Eropa (Spanyol, Belanda, Jerman, Denmark, Inggris, Italia dan Irlandia) dan pasar batubara yang baru yakni Jepang.

Pada 2003, ekspor batubara Indonesia meningkat 15,51% menjadi 85,7 juta ton dari 74,2 juta ton. Hingga Juni 2004 ekspor batubara mencapai 52,9 juta ton. Selama periode 1997-2003 ekspor batubara Indonesia rata-rata meningkat 12,7% per tahun. Perkembangan dan proyeksi batubara Indonesia yang meliputi produksi, konsumsi domestik dan ekspornya secara lengkap terlihat pada Gambar 3.
Peningkatan ekspor ini disebabkan oleh meningkatnya permintaan Jepang, Taiwan, Thailand dan Filipina. Di samping itu, produk batubara Indonesia juga lebih disukai karena mempunyai kualitas super dengan kandungan air yang rendah apabila dibandingkan dengan produk batubara Australia. 

Untuk pasar ekspor, permintaan terhadap batubara Indonesia menunjukkan tren meningkat... Di sisi lain, permintaan dari Jepang, Korea Selatan, India ataupun Eropa juga meningkat sehingga prospek pemasaran batubara Indonesia ke mancanegara sangat menjanjikan.

III.10.4 Pasar Internasional
Dalam rangka pengembangan pemanfaatan batubara baik untuk konsumsi dalam negeri maupun ekspor, dipercepat pemanfaatan batubara kalori rendah yang memiliki sumber daya yang cukup berlimpah di Indonesia. Harga batubara berkisar US$23-US$32 per ton di pasar internasional. Sementara harga jual terbaik saat ini (2005) masih didominasi produksi KPC yang mencapai antara US$50-US$60 per ton karena kualitasnya.
Tingginya harga batubara dunia saat ini telah menyebabkan produsen batubara lebih memilih mengekspornya daripada memenuhi kebutuhan nasional. Akibatnya, stok batubara dalam negeri berkurang... 

Harga batubara 2005 di pasar Asia dan Australia berkisar US$38,89 per ton untuk batubara berkalori 6.300. Hingga akhir tahun 2004 diperkirakan harga masih relatif baik di kisaran US$30-32 per ton. Harga tahun 2002-2003 hanya berkisar US$24 per ton, sehingga banyak perusahaan pertambangan mengurangi kerugian ongkos dari kegiatan sleeping ratio. Kegiatan itu menyebabkan banyak tambang yang seharusnya bisa melakukan penambangan namun tidak bisa melakukan penambangan sehingga produksi menurun.

III.10.1 Cadangan Batubara

Direktorat Batubara, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah mengidentifikasi cadangan batubara tertunjuk sebanyak 38.768 juta MT (metrik ton). Dari jumlah tersebut, sekitar 11.484 juta MT merupakan cadangan terukur dan 27.284 juta MT cadangan terindikasi, dengan sekitar 5.362 juta MT yang diklasifikasikan sebagai cadangan yang tereksploitasi.

Sumber daya ini sebagian besar berada di Kalimantan yang menyimpan deposit sebesar 61% (21.088 juta MT), di Sumatera 38% (17.464 juta MT) dan sisanya tersebar di wilayah lain. Kalimantan juga memiliki cadangan deposit thermal coal dengan nilai bakar (calorific values) tertinggi dibandingkan dengan wilayah lainnya di Indonesia. Berdasarkan kualitas, batubara dapat dikategorikan sebagai batubara kualitas tinggi dengan kadar zat terbang (volatile matter) tinggi, sehingga mampu menghasilkan nilai bakar mencapai 7,000 kcal/kg atau lebih. Sementara itu, batubara dengan kualitas rendah disebut batubara muda (brown coal lignite) ditandai dengan kadar air yang tinggi sehingga memiliki nilai bakar hanya sekitar 5,000 kcal/kg atau kurang.

Cadangan batubara Indonesia mayoritas berupa lignite yang mencapai 59%, diikuti sub-bituminous (27%), dan bituminous (14%). Anthracite, batubara terbaik, hanya berjumlah kurang dari 0.5% dari total cadangan. Lignite merupakan batubara yang kurang ekonomis untuk diekspor karena memiliki kadar air yang sangat tinggi (di atas 30%) dan nilai bakar di bawah 5.000 kcal/kg.

Pertambangan batubara Indonesia pada umumnya memproduksi batubara dengan calorific values bervariasi antara 5.000 – 7.000 kcal/kg, dengan kadar abu dan belerang yang rendah. Kadar belerang dalam batubara yang dihasilkan di Indonesia umumnya di bawah 1,0%, menghasilkan emisi gas SO2 yang rendah sehingga dapat digolongkan sebagai batubara ramah lingkungan.

Menurut Agus Sugiyono, seorang peneliti BPPT, Indonesia memiliki cadangan batubara yang besar, jauh melebihi cadangan sumber energi lainnya. Cadangan batubara setidaknya mencapai 36,3 milyar ton, atau setara dengan 137,2 milyar SBM (Setara Barel Minyak). Sementara itu cadangan gas alam Indonesia adalah 137,79 TSCF (Tera Standard Cubic Feet), setara dengan 23,9 milyar SBM dan minyak bumi sebesar 9,1 milyar SBM.

Walaupun batubara mempunyai cadangan yang melimpah, penggunaannya masih sangat sedikit. Dilihat dari rasio cadangan dibagi produksi (R/P Ratio) batubara masih mampu digunakan selama lebih dari 500 tahun. Sedangkan gas alam dan minyak bumi masing-masing 43 tahun dan 16 tahun. Melihat volume cadangan ini, batubara diperkirakan akan mempunyai peran yang lebih besar sebagai penyedia energi nasional.
Produksi Batubara. Produksi batubara Indonesia pada tahun 2004 yang lalu mencapai 127 juta MT, meningkat dari tahun sebelumnya yang berjumlah 120 juta MT. Pada tahun 2005 diperkirakan produksi batu bara Indonesia akan meningkat lagi mencapai 150 juta ton. Perkembangan produksi batubara Indonesia adalah sebagaimana dalam Gambar 2 sebagai berikut
...

III.10.2 Konsumsi Batu Bara Indonesia
Sebagaian besar produksi (67,5%) digunakan untuk memenuhi pasar ekspor ke berbagai negara terutama di kawasan Asia Pasifik, seperti Jepang, Taiwan, Korea dan negara-negara ASEAN. Sisanya sebesar 32,5% digunakan untuk keperluan di dalam negeri antara lain untuk pembangkit listrik, pabrik semen, industri pulp dan lainnya. Pemakaian batubara terbesar adalah untuk industri listrik (PLTU) yang mencapai 20 juta ton, diikuti oleh industri semen sebesar 4,2 juta ton, dan sisanya untuk industri lain.

Penggunaan batu bara diperkirakan meningkat menyusul rencana mengembangkan sejumlah proyek PLTU batubara dalam waktu dekat. Tender pembangkit listrik diutamakan untuk batubara dan gas. Jadi akan ada peningkatan kapasitas [konsumsi domestik] dalam waktu tiga hingga lima tahun ke depan. ...

Konsumsi batubara domestik tahun 2005 diproyeksikan mencapai 45,5 juta ton atau meningkat sekitar 11,8% dibandingkan realisasi penjualan pada 2004. 

Menurut data Direktorat Pengusahaan Mineral dan Batubara, penjualan batubara di pasar dalam negeri pada 2003 sekitar 30,1 juta ton, meningkat 11,8% dibandingkan tahun sebelumnya. ...

Konsumsi batubara Indonesia rata-rata meningkat sebesar 9% per tahun. Diharapkan konsumsi ini akan semakin meningkat dengan naiknya kontribusi batubara di dalam energy mix untuk mengurangi ketergantungan akan BBM yang saat ini cadangannya semakin menipis serta untuk optimalisasi pendapatan negara dari migas bagi kelangsungan pembangunan. Namun, pengembangan pemanfaatan batubara dalam negeri masih terkendala dengan keterbatasan infrastruktur pendukung terutama dalam hal transportasi dan distribusi. Disamping itu, harga jual batubara dalam negeri yang lebih rendah dibandingkan harga di pasar internasional menyebabkan produsen batubara lebih menyukai pasar luar negeri dibandingkan pasar dalam negeri.

Oleh karena itu, guna menjamin ketersediaan batubara untuk keperluan domestik, maka perlu keamanan suplai karena dapat berdampak kepada terganggunya kegiatan sektor lainnya terutama pasokan batubara untuk pembangkit listrik. Pada awal 2005, harga batubara di pasar internasional meningkat cukup tajam. Tingginya harga tersebut terkait dengan naiknya konsumsi batubara pada hampir semua negara konsumen terutama Cina dan dampak dari tingginya harga minyak di pasar internasional (sejak terjadinya perang di Irak) sehingga banyak industri yang beralih dari minyak kepada gas dan batubara. 

III.6 Produksi Batu Bara

Saat ini dunia memproduksi batu bara kurang lebih 4030 Jt atau naik sebesar 38% selama 20 tahun terakhir. Pertumbuhan produksi batu bara yang tercepat terjadi di Asia, sementara produksi batu bara di Eropa menunjukkan penurunan. Negara penghasil batu bara terbesar tidak hanya terbatas pada satu daerah – lima negara penghasil batu bara terbesar adalah Cina, AS, India, Australia dan Afrika Selatan. Sebagian besar dari produksi batu bara dunia digunakan di negara tempat batu bara tersebut di produksi, hanya sekitar 18% dari produksi antrasit yang ditujukan untuk pasar batu bara internasional. Produksi batu bara dunia diharapkan mencapai 7 milyar ton pada tahun 2030 – dengan Cina memproduksi sekitar setengah dari kenaikan itu selama jangka waktu tersebut. Untuk mengetahui perkembangan dari produksi batu bara dapat dilihat grafik di bawah ini:

III.7 Konsumsi Batu Bara

Batu bara paling banyak penggunaannya untuk membangkitkan tenaga listrik, Saat ini batu bara menjadi bahan bakar pembangkit listrik dunia sekitar 39% dan proporsi ini diharapkan untuk tetap berada pada tingkat demikian selama 30 tahun ke depan. Konsumsi batu bara ketel uap diproyeksikan untuk tumbuh sebesar 1,5% per tahun hingga tahun 2030. Batubara muda, yang juga dipakai untuk membangkitkan tenaga listrik, akan tumbuh sebesar 1% per tahun.


Kebutuhan batu bara kokas dalam industri besi dan baja diperkirakan akan mengalami kenaikan sebesar 0,9% per tahun selama jangka waktu tersebut. Pasar batu bara yang terbesar adalah Asia, yang saat ini mengkonsumsi 54% dari konsumsi batu bara dunia.. Banyak negara yang tidak memiliki sumber daya energi alami yang cukup untuk memenuhi kebutuhan energi mereka dan oleh karena itu mereka harus mengimpor energi untuk memenuhi kebutuhan mereka sebagaimana Jepang, Cina Taipei dan Korea, mengimpor batu bara ketel uap untuk membangkitkan listrik dan batu bara kokas untuk produksi baja dalam jumlah yang besar.


Bukan hanya kekurangan pasokan batu bara setempat yang membuat negara-negara mengimpor batu bara, tapi demi untuk memperoleh batu bara dengan jenis tertentu. Contohnya penghasil batu bara terbesar seperti Cina, AS dan India, juga mengimpor batu bara karena alasan mutu dan logistik. Untuk melihat konsumsi batu bara dunia dapat dilihat gambar sebagai berikut:

III.8 Perdagangan Batu Bara

Batu bara diperdagangkan di seluruh dunia, dimana batu bara diangkut dengan menggunakan kapal untuk pasar-pasar dengan jarak yang jauh. Selama lebih dari 20 tahun, perdagangan batu bara ketel uap melalui jalur laut mengalami kenaikan rata-rata sebesar 8% setiap tahunnya, sementara perdagangan batu bara kokas melalui jalur laut mengalami kenaikan sebesar 2% per tahun. Di tahun 2003, keseluruhan perdagangan batu bara internasional mencapai 718 Jt; sementara hal ini merupakan jumlah batu bara yang besar namun jumlah tersebut hanyalah 18% dari jumlah keseluruhan dari batu bara yang dikonsumsi.


Biaya pengangkutan memberikan bagian yang besar dari harga penyerahan batu bara keseluruhan, oleh karena itu perdagangan internasional batu bara ketel uap secara efektif dibagi menjadi dua pasar regional yaitu Atlantik dan Pasifik. Pasar Atlantik ditujukan untuk negara-negara pengekspor batu bara di Eropa Barat, terutama Inggris, Jerman dan Spanyol. Pasar Pasifik terdiri dari negara-negara berkembang dan pengimpor di Asia dan negara-negara di ASIA yang tergabung dalam OECD, terutama Jepang, Korea dan Cina Taipei.


Pasar Pasifik saat ini mencakup sekitar 60% perdagangan batu bara ketel uap dunia. Pasar batu bara cenderung untuk tumpang tindih pada saat harga batu bara tinggi sementara pasokan menumpuk. Australia adalah pengekspor batu bara terbesar di dunia; mengekspor lebih dari 207 Jt antrasit di tahun 2003, dari jumlah total produksinya sebesar 274 Jt. Batu bara adalah salah satu dari komiditas ekspor Australia yang paling bernilai. Walaupun hampir tiga perempat ekspor batu bara Australia di lempar ke pasar Asia, batu bara Australia digunakan di seluruh dunia, termasuk Eropa, Amerika dan Afrika.


Perdagangan internasional batu bara kokas terbatas. Australia juga merupakan pemasok batu bara kokas terbesar, dengan jumlah ekspor dunia sebesar 51%. AS dan Kanada merupakan pengekspor yang penting dan Cina mulai menjadi pemasok penting. Harga batu bara kokas lebih tinggi daripada batu bara ketel uap, yang berarti Australia mampu untuk memperoleh tarif franco yang tinggi dalam mengekpor batu bara kokas ke seluruh dunia. Perdagangan yang dilakukan oleh australia dapat digambarkan sebagai berikut:



III.9 Jaminan Energi

Resiko yang dihadapi dalam pasokan energi dapat disebabkan oleh kecelakaan, campur tangan politik, terorisme atau perselisihan kerja. Pasar global batu bara sangat besar dan beragam, dengan berbagai produsen dan konsumen di setiap benua. Pasokan batu bara tidak berasal dari satu daerah tertentu, yang dapat membuat konsumen bergantung pada keamanan pasokan dan stabilitas satu daerah saja. Batu bara tersebar di seluruh dunia dan diperdagangkan secara internasional.


Banyak negara yang mengandalkan pasokan batu bara domestik untuk kebutuhan energi mereka – seperti Cina, AS, India, Australia dan Afrika Selatan. Negara lain mengimpor batu bara dari berbagai negara: di tahun 2003 Inggris, misalnya, mengimpor batu bara dari Australia, Kolombia, Polandia, Rusia, Afrika Selatan, dan AS, serta sebagian kecil dari sejumlah negara lain dan dari pasokan dalam negerinya. Oleh karena itu batu bara memiliki peran yang penting dalam memelihara keselamatan kombinasi energi dunia.


Ada beberapa alasan mengenai jaminan adanya batu bara antara lain :Cadangan batu bara sangat banyak dan akan tersedia untuk masa depan yang sudah dapat diperkirakan tanpa menimbulkan masalah geopolitk atau keamanan, tersedia dari berbagai sumber yang banyak pada pasar dunia yang terpasok dengan baik, Batu bara dapat dengan mudah disimpan di pembangkit-pembangkit listrik dan persediaannya dapat digunakan dalam keadaan darurat, Pembangkit listrik tenaga uap tidak tergantung pada cuaca dan dapat digunakan sebagai pendukung pembangkit listrik tenaga angin dan tenaga air, Batu bara tidak memerlukan jaringan pipa dengan tekanan tinggi atau jalur pasokan khusus serta jalur pasokan batu bara tidak perlu penjagaan yang membutuhkan biaya yang tinggi.


Alasan-alasan tersebut membantu memfasilitasi pasar energi yang efisien dan bersaing serta membantu menstabilkan harga energi melalui persaingan antar bahan bakar.


III.10 Keberadaannya di Indonesia :

Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang banyak menggunakan energi dari batu bara terutama sebagai pembangkit tenaga listrik, disamping sebagai konsumen batu bara Indonesia ternyata memiliki kekayaan yang melimpah dalam batu bara yang tersebar di berbagai pulau di Indonesia.

Jumat, 28 Desember 2007

PENGGUNAAN BATU BARA

BAB III


III.1 Riwayat Penggunaan Batu Bara

Batu bara memiliki sejarah penggunaan yang sangat panjang dan beragam. Beberapa ahli sejarah yakin bahwa batu bara pertama kali digunakan secara komersial di Cina. BAhkan ahli sejarah mengtakan bahwa terdapat suatu tambang di timur laut Cina yang menyedikan batu bara untuk mencairkan tembaga yang kemudian digunakan untuk mencetak uang logam sekitar tahun 1000 SM. Kemudian seorang filsuf yunani,yaitu Aristoteles dalam salah satu tulisanya menyebutkan arang yang berbentuk seperti batu. Abu batu bara yang ditemukan di reruntuhan bangsa Romawi di Ingris menunjukkan bahwa bangsa Romamwi telah menggunakan batu barea sebagai sumebr energi sejak 400 tahun SM.

Sebuah catatan sejara dari bad pertengahan menyebutkan bukti pertama penambanga batu bara di Eropa. Bahkan catatab tersebut juga menyebutkan terdapat suatu perdagangan internasional batu bara laut dari lapisan batu bara yang terpapar di pantai Inggris yang kemudian dikumpulkan dan di ekkspor ke Belgia. Kemudian setelah revolusi industri pada abad 18 dan 19 bergulir, pengguanaan batu bara pun senantiasa makin berkembang pesat.



III.2 Batu Bara dan Keberadan Listrik

Kehidupan moderen tidak bisa dibayangkan tanpa adanya listrik. Listrik menerangi rumah, gedung,jalanan, memanaskan rumah dan industri, serta menghidupkan sebagian besar peralatan yang digunakan di rumah, kantor dan mesin-mesin di pabrik. Meningkatkan akses ke listrik di seluruh dunia merupakan faktor kunci dalam mengentaskan kemiskinan


Karena pentingnya energi yang disebut sebagai listri ini maka pengupayaan penciptaan energi ini dilakukan dengan banyak hal. Salah satu cara untuk mendapatkan energi listri ini adala dengan mengubah energi yang terdapat pada batu bara ini menjadi energi listrik. Pembangkit listrik pertama kali dibangun mengguanakan batu bara bongkahan yang dibakar diatas rangka bakar dalam ketel untuk menghasilkan uap. Kini, batu bara digiling dahulu menjadi bubuk halus, yang meningkatkan area permukaan dan memungkinkan untuk terbakar secara lebih cepat.1


Gambar 1 Proses pengubahan Batu Bara menjadi Listrik


Meningkatkan akses untuk menggunakan listrik dan menghentikan pembakaran bahan bakar dalam rumah dapat menyebabkan dampak kesehatan yang penting. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa asap yang ditimbulkan oleh pembakaran bahan bakar padat di dalam ruangan menyebabkan kematian 1,6 juta orang setiap tahun di negara miskin di dunia.2

Meningkatkan akses ke energi juga mendukung perkembangan ekonomi, yang antara lain:

  • Pekerja yang sebelumnya harus mengumpulkan bahan bakar dapat bebas melakukan kegiatan yang lebih produktif seperti dalam industri pertanian dan pabrik. Kegiatan tersebut meningkatkan pendapatan rumah tangga, pasokan tenaga kerja dan kapasitas produksi dari perkembangan ekonomi.

  • Pengumpulan bio massa yang intensif untuk bahan bakar konsumsi rumah tangga dalam banyak hal menurunkan produktivitas lahan pertanian – melalui penggundulan (dengan memotong pohonpohon) atau melalui penghilangan lahan subur (dengan mengumpulkan kotoran hewan).

  • Pembakaran yang tidak efisien dari bahan bakar non konvensional, terutama dari dalam rumah yang tidak memiliki cerobong asap, dapat menimbulkan komplikasi kesehatan. Membuat rumah tangga menggunakan sumber daya energi moderen akan meningkatkan kesehatan dan produktivitas.

  • Pengadaan listrik untuk rumah tangga berguna untuk penggunaan alat-alat modern – seperti mesin cuci – dan penerangan yang akan meningkatkan produktivitas industri kecil dan waktu senggang.


III.3 Batu Bara dalam Produksi Besi dan Baja

Baja penting untuk kehidupan sehari-hari contohnya mobil, kereta api, bangunan, kapal, jembatan, lemari pendingin, peralatan medis dimana semuanya dibuat dengan menggunakan baja. Baja merupakan unsur vital untuk mesin-mesin yang membuat hampir setiap produk yang saat ini kita gunakan.


Batu bara penting bagi produksi besi dan baja; sekitar 64% dari produksi baja di seluruh dunia berasal dari besi yang dibuat di tanur tiup yang menggunakan batu bara. Produksi baja mentah dunia berjumlah 965 juta ton pada tahun 2003, menggunakan batu bara sekitar 543 juta ton. Prose pembuatan baja membutuhkan bahan baku bijih besi, kokas (yaitu batu bara berjenis kokas yang dibuat secara khusus), dan sedikit batu gamping. Kemudian melalui proses kimia dalam tanur uap, bahan-bahan mentah tersebut pun melebur dan pada proses terakhir menghasilkan baja yang dapat dipergunakan menjadi alat-alat yang kita gunakan saat ini. Dalam perkembangannya industri baja ini mampu menjadi sektor industri yang cukup di gemari banyak negara.


Dalam gambar dibawah ini dapat kita lihat bahwa Cina, Jepang, dan AS menjadi negara penghasil baja terbesar di dunia. Sementara itu Indonesia masih berada jauh dari sepuluh besar dalam percaturan produksi baja di dunia.

Sumber: WCI

Gambar 2 Sepuluh negara teratas penghasil batu bara


III.4 Pencairan Batu Bara

Di sejumlah negara, batu bara dikonversikan menjadi bahan bakar cair – suatu proses yang disebut pelarutan. Bahan bakar cair dapat disuling untuk menghasilkan bahan bahar pengangkut dan produkproduk minyak lainnya seperti plastik dan bahan pelarut. Ada dua metode pelarutan utama:

  • Pencairan batu bara langsung – dimana batu bara dikonversikan menjadi bahan bakar cair dalam suatu proses tunggal;

  • Pencairan batu bara tidak langsung – dimana batu bara dijadikan gas kemudian dikonversikan menjadi zat cair.

Salah satu negara yang melakukan proses ini adalah Cina dan Afrika Selatan. Dari hasil proses ini, batu bara cair dapat dipergunakan sebagai pengganti minyak mentah. Sehingga jika harga minya dunia tinggi, maka peran batu bara cair ini akan makin kompertitif.


III.5 Batu Bara dan Produksi Semen

Semen mempunyai peranan yang sangat penting dalam industri konstruksi. Lebih dari 1350 juta ton semen digunakan di dunia setiap tahunya. Dan dengan perkembangan industri perumahan yang semakin cepat, diperkirakan konsumsi semen pun juga akan makin besar.


Semen terbuat dari campuran kalsium karbonat (umumnya dalam bentuk batu gamping), silika, oksida besi dan alumina. Sementara itu, batu bara dipergunakan sebagai sumber energi dalam produksi semen. Energi yang dibutuhkan untuk memproduksi semen sangat besar. Oleh karena itulah, kebutuhan batu bara dalam proses produksi ini juga berkuantitas besar. Untuk memproduksi semen sebanyak 900 gr misalnya, akan membuttuhkan energi batu bara sebesar 450 gr. Dan banyak ahli memprediksi pada masa-masa mendatang peran batu bara sebagai input penting dalam industri semen akan tetap eksis.


Selain berperan dalam berbagai industri di atas, batu bara juga banyak berperan dalam pusat pengelolaan alumina, pabrik kertas, industri kimia serta farmasi. Batu bara juga merupakan suatu bahan penting dalam pembuatan produk-produk seperti:

  • Karbon teraktivasi, yaitu bahan yang digunakan pada saringan air dan pembersih udara serta mesin pencucidarah,

  • Serta karbon, yaitu bahan pengeras yang sangat kuat tetapi ringan, biasa digunakan pada konstruksi sepeda gunung maupun raket tenis,

  • Metal sislikon- digunakan untuk memproduksi silikon dan silan, yang pada giliranya akan digunakan untuk membuat pelumas, bahan kedap air, resin, kosmetik, shampo, dan pasta gigi.


1 World Coal Institute.Brief.2006. halaman 20

2 Dikutip dari berbagai sumber

GAMBARAN UMUM BATU BARA

BAB II


II.1 Proses Pembentukan Batu Bara

Pada awalnya, batu bara merupakan tumbuh-tumbuhan pada zaman prasejarah, yang berakumulasi di rawa dan lahan gambut. Kemudian, karena adanya pergeseran pada kerak bumi (tektonik), rawa dan lahan gambut tersebut lalu terkubur hingga mencapai kedalaman ratusan meter. Selanjutnya, material tumbuh-tumbuhan yang terkubur tersebut mengalami proses fisika dan kimiawi, sebagai akibat adanya tekanan dan suhu yang tinggi. Proses perubahan tersebut, kemudian menghasilkan batu bara yang kita kenal sekarang ini.


Setiap batu bara yang dihasilkan, memiliki mutu (dilihat dari tingkat kelembaban, kandungan karbon, dan energi yang dihasilkan) yang berbeda-beda. Pengaruh suhu, tekanan, dan lama waktu pembentukan (disebut maturitas organik), menjadi faktor penting bagi mutu batu bara yang dihasilkan.

II.2 Jenis-Jenis Batu Bara

Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya, mutu setiap batu bara akan ditentukan oleh faktor suhu, tekanan, serta lama waktu pembentukan. Kesemua faktor tersebut, kemudian dikenal dengan istilah maturitas organik. Semakin tinggi maturitas organiknya, maka semakin bagus mutu batu bara yang dihasilkan, begitu juga sebaliknya. Berdasarkan hal tersebut, maka kita dapat mengidentifikasikan batu bara menjadi 2 golongan, yaitu :

  1. Batu bara dengan mutu rendah.

Batu bara pada golongan ini memiliki tingkat kelembaban yang tinggi, serta kandungan karbon dan energi yang rendah. Biasanya batu bara pada golongan ini memiliki tekstur yang lembut, mudah rapuh, serta berwarna suram seperti tanah. Jenis batu bara pada golongan ini diantaranya lignite (batu bara muda) dan sub-bitumen




  1. Batu bara dengan mutu tinggi.

Batu bara pada golongan ini memiliki tingkat kelembaban yang rendah, serta kandungan karbon dan energi yang tinggi. Biasanya batu bara pada golongan ini memiliki tekstur yang keras, materi kuat, serta berwarna hitam cemerlang. Jenis batu bara pada golongan ini diantaranya bitumen dan antrasit.



II.3 Letak Batu Bara

Beberapa penelitian mengatakan, ada lebih dari 984 ton cadangan batu bara yang tersebar di seluruh dunia. Batu bara sendiri dapat ditemukan di lebih dari 70 negara, dengan cadangan terbesar di AS, Rusia, Cina, dan India.

Batu bara dapat ditemukan dengan melalui beberapa kegiatan. Kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya membuat peta geologi, survei geokimia dan geofisika, yang pada akhirnya dilanjutkan dengan pengeboran ekplorasi. Akan tetapi, proses-proses tersebut tidak langsung menjadikan suatu daerah sebagai tempat penambangan batu bara. Faktor ketersediaan batu bara serta mutu yang didapat, menjadi penentu dalam membuat daerah penambangan.


II.4 Penambangan Batu Bara

Proses penambangan batu bara sangat ditentukan oleh unsur geologi endapan batu bara. pada umumnya, terdapat 2 proses penambangan batu bara, yaitu :

  1. Tambang bawah tanah/dalam

Ada 2 metode penambangan bawah tanah, yaitu metode room-and-pillar dan tambang longwall.

Pada tambang room-and-pillar, endapan batu bara ditambang dengan memotong jaringan ‘ruang’ ke dalam lapisan batu bara dan membiarkan ‘pilar’ batu bara untuk menyangga atap tambang. Pada metode ini, penambangan batu bara juga dapat dilakukan dengan cara yang disebut retreat mining (penambangan mundur), dimana batu bara diambil dari pilar-pilar tersebut pada saat para penambang kembali ke atas. Atap tambang kemudian dibiarkan ambruk dan tambang tersebut ditinggalkan.


Tambang longwall mencakup penambangan batu bara secara penuh dari suatu bagian lapisan atau ‘muka’ dengan menggunakan gunting-gunting mekanis. Penambangan dengan metode ini, membutuhkan penelitian geologi yang mendukung serta perencanaan yang hati-hati, sebelum memulai penambangan. Setelah batu bara diambil dari daerah tersebut, atap tambang kemudian dibiarkan ambruk.


Keuntungan utama dari tambang room–and-pillar daripada tambang longwall adalah, tambang room-and-pillar dapat mulai memproduksi batu bara jauh lebih cepat, dengan menggunakan biaya penyediaan peralatan bergerak kurang dari 5 juta dolar (peralatan tambang longwall dapat mencapai 50 juta dolar).


Tambang terbuka/permukaan

Tambang terbuka—juga disebut tambang permukaan—hanya memiliki nilai ekonomis apabila lapisan batu bara berada dekat dengan permukaan tanah. Metode tambang terbuka juga memberikan keuntungan yang lebih besar dari tambang bawah tanah, karena seluruh lapisan batu bara dapat dieksploitasi (90% atau lebih dari batu bara dapat diambil). Tambang terbuka yang besar dapat meliputi daerah berkilo-kilo meter persegi dan menggunakan banyak alat yang besar, termasuk dragline (katrol penarik), yang memindahkan batuan permukaan, power shovel (sekop hidrolik), truk-truk besar yang mengangkut batuan permukaan dan batu bara, bucket wheel excavator (mobil penggali serok),dan ban berjalan.


Batuan permukaan yang terdiri dari tanah dan batuan dipisahkan pertama kali dengan bahan peledak. Batuan permukaan tersebut kemudian diangkut dengan menggunakan katrol penarik atau dengan sekop dan truk. Setelah lapisan batu bara terlihat, lapisan batu bara tersebut digali dan dipecahkan kemudian ditambang secara sistematis dalam bentuk jalur-jalur. Kemudian batu bara dimuat ke dalam truk besar atau ban berjalan untuk diangkut ke pabrik pengolahan batu bara atau langsung ke tempat dimana batu bara tersebut akan digunakan.


II.5 Pengolahan Batu Bara

Setelah dilakukan penambangan, batu bara kemudian diolah untuk memisahkannya dari kandungan yang tidak diinginkan, sehingga mendapatkan mutu yang baik dan konsisten. Biasanya pengolahan ini (disebut coal washing atau coal benefication) ditujukan pada batu bara yang diambil dari bawah tanah (ROM coal). Proses pengolahannya sendiri bisa berbagai macam, tergantung dari tingkat campuran dan tujuan penggunaan batu bara.


Untuk menghilangkan kandungan campuran, batu bara tertambang mentah dipecahkan dan kemudian dipisahkan ke dalam pecahan dalam berbagai ukuran. Pecahan-pecahan yang lebih besar biasanya diolah dengan menggunakan metode ‘pemisahan media padatan’. Dalam proses tersebut, batu bara dipisahkan dari kandungan campuran lainnya dengan diapungkan dalam suatu tangki berisi cairan dengan gravitasi tertentu, biasanya suatu bahan berbentuk mangnetit tanah halus. Setelah batu bara menjadi ringan, batu bara tersebut akan mengapung dan dapat dipisahkan, sementara batuan dan kandungan campuran lainnya yang lebih berat akan tenggelam dan dibuang sebagai limbah.


Pecahan yang lebih kecil diolah dengan melalui berbagai cara. Pertama adalah penggunaan mesin sentrifugal. Mesin sentrifugal adalah mesin yang memutar suatu wadah dengan sangat cepat, sehingga memisahkan benda padat dan benda cair yang berada di dalam wadah tersebut. Kedua, dengan menggunakan metode ‘pengapungan berbuih’. Dalam metode ini, partikel-partikel batu bara dipisahkan dalam buih yang dihasilkan oleh udara yang ditiupkan ke dalam rendaman air yang mengandung reagen kimia. Buih-buih tersebut akan menarik batu bara tapi tidak menarik limbah dan kemudian buih-buih tersebut dibuang untuk mendapatkan batu bara halus. Perkembangan teknolologi belakangan ini telah membantu meningkatkan perolehan materi batu bara yang sangat baik.



II.6 Pengangkutan Batu Bara

Metode pengangkutan batu bara dari tambang menuju tempat penggunaannya, ditentukan dari jarak yang harus ditempuh dalam penngangkutan tersebut. Untuk jarak dekat, batu bara umumnya diangkut dengan menggunakan ban berjalan atau truk. Untuk jarak yang lebih jauh di dalam pasar dalam negeri, batu bara diangkut dengan menggunakan kereta api atau tongkang. Pada beberapa kasus, batu bara tersebut diangkut melalui jaringan pipa (sebelumnya dicampur dengan air untuk membentuk bubur batu).


Kapal laut umumnya digunakan untuk pengakutan internasional dalam ukuran berkisar dari Handymax (40-60,000 DWT), Panamax (about 60-80,000 DWT) sampai kapal berukuran Capesize (sekitar lebih dari 80,000 DWT). Sekitar 700 juta ton batu bara diperdagangkan secara internasional pada tahun 2003 dan sekitar 90% dari jumlah tersebut diangkut melalui laut.


MAKALAH kasus tambang batubara

TAMBANG BATU BARA

KONSEP DAN STUDI KASUS

Sumber Daya Alam dan Lingkungan

makalah

DAFTAR ISI


Halaman Judul i

Kata Pengantar ii

Daftar Isi iii

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang 1

I.2.Rumusan Masalah

I.3. Tujuan Penulisan

I.4. Manfaat Penulisan

BAB II GAMBARAN UMUM BATU BARA

II.1. Proses Pembentukan Batu Bara

II.2. Jenis-jenis Batu Bara

II.3. Letak Batu Bara

II.4. Penambangan Batu Bara

II.5. Pengolahan Batu Bara

II.6. Pengangkutan Batu Bara

BAB III BATU BARA DAN LINGKUNGAN HIDUP

III.1. Tambang Batu Bara dan Lingkungan Hidup

III.2. Penggunaan Batu Bara dan Lingkungan Hidup

III.3. Mencegah Terjadinya Hujan Asam

III.4. Mengurangi Emisi Karbon Dioksida

III.5. Tangkapan dan Penyimpanan Karbon

III.6. Batu Bara dan Energi Pengganti

BAB IV BATU BARA SEBAGAI SUMBER ENERGI MASA DEPAN

IV.1. Prediksi Kondisi Masa Depan

IV.2. Peran Batu Bara di Masa Depan

BAB V STUDI KASUS

BAB VI PENUTUP

Daftar Pustaka


BAB I

PENDAHULUAN


I.1 Latar Belakang


Batubara merupakan salah satu sumberdaya energi yang banyak terdapat di dunia, selain minyak bumi dan gas alam. Batubara sudah sejak lama digunakan, terutama untuk kegiatan produksi pada industri semen dan pembangkit listrik. Batubara sebagai energi alternatif mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi sehingga dapat menggantikan peran bahan bakar minyak (BBM) dalam kegiatan produksi untuk industri tersebut. Apalagi beberapa tahun terakhir ini harga BBM terus mengalami kenaikan dan hal ini sangat dirasakan dampaknya terutama dalam hal kebutuhanya sebagai sumber nergi bagi berbagai aktivitas perekonomian dunia.


Sebagai salah satu suber alternatif energi dunia, batu bara akan maikn berperan dalam waktu-waktu mnendatang. Sampai saat ini saja, batu bara telah berperan sebesar 40% dari penyediaan kebutuhan listrik di seluruh dunia sebagai sumber energi. Bahkan di Negara nilai tersebut jauh lebih tinggi. Di Polandia misalnya, menggunakan batu bara lebih dari 94% untuk pembangkit listrik; Afrika Selatan 92%; Cina 77%; dan Australia 76%. Batu bara merupakan sumber energi yang mengalami pertumbuhan yang paling cepat di dunia di tahun-tahun belakangan ini – lebih cepat daripada gas, minyak, nuklir, air dan sumber daya pengganti.


Oleh karena itu, dalam tulisan ini akan dibahas lebih lanjut terkait sumber energi alternative yang bernama batu bara ini.


I.2. Rumusan Masalah

Sejalan dengan perkembangan aktivitas dunia, kebutuhan akan energi juga akan makin meningkat. Sementara minya bumi sebagai sumber energi utama saat ini telah memberikan sinyal-sinyal makin berkurangya cadangan di perut bumi kita ini. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai:

  1. Apa dan bagaimana batu bara dapat muncul sebagai salah satu sumber energi dunia?

  2. Bagaimana pemasaran batu bara dan apa saja pengguanaannya?

  3. Bagaimana keterkaitan konsumsi batu bara dengan kualitas lingkungan hidup dunia?


I.3 Tujuan Penulisan

Beberapa tujuan penulisan yang berusaha dicapai dalam tulisan ini antara lain:

  1. Mengetahui seluk beluk penambangan batu bara.

  2. Menganalisis peranan batu bara sebagai sumber energi dunia pada masa mendatang.

  3. Memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan.


I.4. Manfaat Penulisan

  1. Makalah ini dapat menjadi referensi terkait pengetahuan mengenai batu bara sebagi salah satu sumber nergi dunia.

  2. Diharapkan mampu menggugah hati nurani untuk senantiasa melakukan segala upaya penghematan pengguanaan energi.


Selasa, 25 Desember 2007

pembuatan keputusan konsumen

Consumer Decision Making

Chapter 16


  • Decision : The selection of an option from two or more alternative choices.

  • Levels of Consumer Decision Making :

  1. Extensive Problem Solving

Consumer have no estabilished criteria for evaluating a product category or specific brands in that category or have not narrowed the number of brands they will consider to a small, manageable subset.

  1. Limited Problem Solving

Consumer already have estabilished the basic criteria for evaluating the product category and the various brands in the category.

  1. Routinized Response Behavior

Consumer have some experience with the product category and a well estabilished set of the criteria with wich to evaluate the brands they are considering.


  • Models of Consumer : Four Views of Consumer Decision Making :

  1. An Economic View

To behave rationally in the economic sense, a consumer would have to :

  • Be aware of all available products alternatives.

  • Be capable of correctly ranking each alternatives in terms of its benefits and disadvantages.

  • Be able to identify one best alternative.

  1. A Passive View

  • Consumer are perceived as impulsive and irrational purchasers, ready to yield to the aims and arms marketers.

  • Fails to recognize that the consumers plays an equal, if not dominant, role in many buying situations.

  1. A Cognitive View

- Consumers are viewed as informational processors.

  1. An Emotional View

  • Moods are also important to decision making because it impacts on when consumers shop, where they shop, and whether they shop alone or with others.

  • A Model of Consumer Decision Making

  1. Input

    • Marketing Inputs

    • Sociocultural Inputs

  2. Process

    • Need Recognition : occur when consumer is faced with a “problem”.

    • Prepurchase Search : begins when a consumer perceives a need that might be satisfied by the purchase and consumption of a product.

    • Evaluation of Alternatives :

  • Evoked Set : refers to the specific brands a consumer consider in making a purchase within a particular product category.

  • Inept Set : which consist of brands the consumer excludes from purchase consideration because they are felt to be unacceptable.

  • Inert Set : which cocsist of brands the consumer is indifferent toward because they are perceived as not having any particular advantages.

  • Criteria used for evaluating brands

  • Consumer decision rules : often referred to as heuristics, decision strategies, and information-processing strategies, are procedures used by consumer to facilitate brand choices.

  • Compensatory : a consumer evaluates brands

  1. Output

Minggu, 23 Desember 2007

MEMBANGUN KEUNGGULAN KOMPETITIF CPO

MELALUI MANAJEMEN RANTAI SUPLAI


BUILDING A COMPETITIVE ADVANTAGE ON CPO THROUGH SCM


CPO merupakan komoditi agribisnis yang memiliki nilai strategis. Permintaan dan harga CPO dunia diperkirakan akan terus meningkat akibat aposkan yang ketat. Nilai startegis dan ketatnya persaingan tersebut merupakan tantangn tersendiri yang harus dijawab perusahaan-perusahaan berbasis kelapa sawit di Indonesia. Kunci untuk menjawab tantangan itu adalah keunggulan kompetitif yang harus dicapai dalam mengantarkan value superior ke konsumen. Menurut Porter (1998) keunggulan kompetitif dapat dicapai melalui kinerja dengan kegiatan berbiaya rendah atau memimpin differensiasi untuk membedakan dirinya secara unik dengan para pesaing.


Keunggulan kompetitif dalam industri CPO dapat dicapai bila rantai kegiatan dari kebun hingga konsumen terkelola degan baik secara nilai atau biaya. Rantai kegiatan tersebut pada hakikatnya merupaka rantai pasokan yang mengalirkan :

Bahan baku buah pabrik pengolahan

sawit dari kebun menjadi CPO&

ditimbun dalam tangki


konsumen akhir didistribusikan dipasok ke

ke retailer konsumen industri


SCM secara nyata diakui merupakan pertimbangan startegis untuk mencapia keunggulan kompetitif. SCM merupakan integrasi perencanaan, koordinasi dan pengendaliana proses bisnis dan kegiatan supply chain untuk memberikan nilai superior pada konsumen dengan biaya rendah dan memuaskan kebtuuthan stakeholder lain.

Berikut ini beberapa study tentang SCM:


SCM pada agribisnis kelapa sawit:

kebun, kontraktor angkutan, pabrik, tangki timbun CPO, konsumen industri, distributor, retailer, konsumen akhir.


Proses yang menjamin keluarnya buah dari kebun hingga menjadi CPO yang didistribusikan kepad konsumen dengan kualitas tinggi dan biaya rendah. Proses ini meliputi:manajemen panen, transportasi dari kebun ke pabrik,manajemen tangki timbun, dan delivery ke konsumen.

Keunggulan kompetitif


Keunggualan nilai keunggulan produktivitas



Proses yang menjamin dihasilkannya

karakter produk bernilai tinggi

yang diinginkan konsumen.

Indicator dominant nilai pada komoditas sawit dan CPO adalah kualitas.

Perusahaan yang mampu menghasilkan kualitas premium yakni gold CPO dan super CPO memiliki keunggulan nilai dihadapan konsumen.

Keunggulan produktivitas tercermin dari volume produksi yang tinggi dengan proses berbiaya rendah tiap unitnya.


Perusahaan berbasis kelapa sawit perotensi meningkatkan keunggulan produktivitasnya melalui:

  • Peningkatan rendemen

  • Penguarangan looses produksi

  • Pengoptimalan jam kerja karyawan.

Keunggulan nilai dapat dicapai melalui keunggulan kualitas. Indicator kualitas yang digunakan untuk menilai CPO adalah kandungan FFA atau asam lemak bebas. Sehingga bila FFA meningkat, maka kualitas CPO turun. Kandungan FFA CPO sangat ditentukan oleh kualitas kelapa sawit atau buah sawit yag menjadi bahan bakunya.

  • tandan buah segar (TBS) mampu menghasilkan CPO denagn FFA ideal bila dipanen dalam keadaan masak.

STRATEGI sesuai situasi industri dan perusahaan

MANAJEMEN STRATEgIK

Summary Chapter 8

TAILORING STRATEGY TO FIT SPESIFIC INDUSTRY AND COMPANY SITUATIONS


Bab ini bertujuan membahas lebih dalam tentang menyesuaikan strategi yang dipilih dengan keadaaan perusahaan.

Keadaan perusahaan dipengaruhi oleh situasi yang dihadapinya. Pada umumnya terdapat sembilan jenis situasi yang dihadapi perusahaan, yaitu:


  1. Perusahaan berkompetisi dalam emerging industry

Perusahaan yang berkompetisi dalam industri baru (emerging industry) seperti komunikasi internet wireless, High-Definition TV (HD TV), dan layar TV LCD, berusaha membangun posisi aman dengan menyempurnakan teknologi, menambah karyawan, membangun atau memperoleh fasilitas-fasilitas, meningkatkan operasi, memperluas distribusi dan berusaha agar produk yang ditawarkan dapat diterima.


Tantangan yang dihadapi perusahaan dalam emerging industry:

  • Akan ada banyak spekulasi mengenai bagaimana perusahaan akan berfungsi, seberapa cepat perusahaan akan berkembang, dan seberapa besar perusahaan akan berkembang. Hal tersebut dikarenakan pasar tempat perusahaan beroperasi merupakan pasar baru sehingga data historis yang tersedia sedikit. Data historis diperlukan untuk membuat proyeksi penjualan dan laba.

  • Teknologi yang digunakan untuk pembuatan produk untuk emerging industry merupakan technological know-how atau multifaceted technology. Technological know-how dikembangkan di dalam perusahaan pionir, sementara multifaceted technology terdiri dari upaya-upaya kolaboratif atau paralel dari beberapa perusahaan dan mungkin menjadi persaingan dalam pendekatan teknologi.

  • Seringkali tidak ada kesepakatan tentang teknologi mana yang akan menang atau atribut produk mana yang akan memuaskan keinginan/harapan pembeli. Misalnya pada kasus high-speed internet access di mana teknologi cable modems, Digital Subscriber Line (DSL), dan teknologi wireless bersaing. Selama kekuatan pasar belum menentukan/memilih, kualitas dan performa produk-produk (untuk contoh di atas yaitu pada ketiga teknologi) dianggap sama.

  • Hambatan untuk masuk ke dalam emerging industry cenderung rendah sehingga baik perusahaan baru maupun perusahaan yang sudah mapan dapat dengan mudah memasuki industri ini jika industri ini dianggap berprospek bagus atau kehadirannya dianggap sebagai ancaman bagi perusahaan.

  • Strong learning & experience curve effects bisa terjadi sehingga price reduction dapat terjadi seiring meningkatnya volume dan menurunnya biaya.

  • Karena semua pembeli dalam emerging industri merupakan first-time users, maka tugas pemasaran adalah mendorong pembelian awal dan mengutamakan hal-hal yang menjadi perhatian konsumen seperti product features, performance reliability, dan conflicting claims dari perusahaan pesaing.

  • Banyak pembeli potensial yang berekspektasi produk generasi pertama akan segera berkembang sehingga mereka menunda pembelian samapi teknologi dan desain produk matang serta produk generasi kedua atau ketiga muncul di pasar.

  • Terkadang perusahaan menghadapi masalah dalam mempertahankan suplai bahan mentah dan komponen (sampai pemasok siap untuk memenuhi kebutuhan industri).

  • Perusahaan yang kekurangan modal untuk mendukung kebutuhan penelitian & pengembangan (R&D) dan melalui beberapa tahun yang belum optimal sampai produk diterima, kemungkinan berakhir dalam keadaan merging dengan pesaing atau diambil alih oleh pihak luar.


Dua critical strategic issues yang dihadapi perusahaan dalam emerging industry:

    1. Bagaimana membiayai operasi awal sampai penjualan dan pendapatan mapan.

    2. Segmen pasar yang mana dan keunggulan kompetitif apa yang ingin dicapai untuk mempertahankan posisi front-runner.


Agar sukses dalam emerging industry, perusahaan-perusahaan pada umumnya harus menggunakan salah satu atau lebih cara stratejik berikut:

  1. Berusaha untuk menjadi industry leader pada masa awal. Strategi yang berfokus pada diferensiasi, khususnya pada keunggulan teknologi atau produk, menawarkan kesempatan terbaik untuk memperoleh keuntungan kompetitif pada masa awal.

  2. Berusaha keras menyempurnakan teknologi, meningkatkan kualitas produk dan membangun perfomance features tambahan yang menarik.

  3. Mengadopsi secepat mungkin teknologi yang mendominasi. Namun perusahaan harus berhati-hati atas teknologi dan desain produk yang dipilihnya, terutama ketika terdapat banyak teknologi yang bersaing, R&D memakan banyak biaya, dan teknologi berkembang pesat.

  4. Membentuk strategic alliances dengan pemasok-pemasok utama/kunci agar memperoleh akses untuk berspesialisasi dalam skills¸ kemampuan teknologi, dan materials atau komponen-komponen penting.

  5. Memperoleh atau membentuk aliansi dengan perusahaan-perusahaan lain yang memiliki keahlian teknologi yang berhubungan atau melengkapi teknologi perusahaan sebagai sarana untuk mengungguli pesaing dalam hal teknologi.

  6. Berusaha memperoleh keunggulan sebagai first mover terkait dengan komitmen awal terhadap teknologi.

  7. Menarik new customer groups, new user applications, dan memasuki daerah geografis baru (misalnya dengan strategic partnership atau joint ventures jika sumber daya finansial menjadi kendala).

  8. Pertama menciptakan product awareness dengan membuat murah dan mudah bagi first-time buyers untuk mencoba produk generasi pertama dari perusahaan. Kemudian periklanan berfokus pada peningkatan frekuensi dan membangun loyalitas merek.

  9. Menggunakan potongan harga untuk menarik price-sensitive buyers.


  1. Perusahaan berkompetisi dalam turbulent, high-velocity markets

Turbulent, high-velocity markets yang dimaksud di sini adalah industri yang situasinya dikarakteristikkan dengan perubahan teknologi yang pesat, siklus hidup produk yang pendek karena masuknya pesaing baru ke dalam pasar, gerakan-gerakan kompetitif yang sering dilakukan oleh pesaing, dan fast-evolving customer requirement and expectation. Biasanya terjadi pada pasar perangkat kersa dan lunak PC, video games, jaringan, telekomunikasi wireless, peralatan medis, bioteknologi, prescription drugs, dan semua industri internet.

Untuk menghadapi perubahan yang pesat, perusahaan dapat mengambil salah satu sikap berikut:

1. Reacting to change, yaitu merespon produk baru pesaing dengan cara menawarkan produk yang lebih baik, melayani perubahan selera dan permintaan pembeli dengan redesign atau repackaging produk, atau mengubah fokus iklan pada atribut produk yang lain. Reacting to change merupakan strategi defensif sehingga cenderung tidak menciptakan peluang baru bagi perusahaan.

2. Anticipating change, yaitu menganalisis perubahan yang akan terjadi, kemudian rencana untuk menghadapinya, lalu melaksanakan rencana tersebut ketika perubahan terjadi (dengan penyesuaian seperlunya).

3. Leading change, yaitu dengan menjadi yang pertama dalam menawarkan produk atau jasa baru. Leading change merupakan strategi ofensif.




  1. Perusahaan berkompetisi dalam industri yang sudah mapan (maturing industry)

Maturing industry adalah industri yang pertumbuhannya telah bergerak dari pesat menjadi lambat dan semua pembeli potensial telah menjadi pengguna produk industri tersebut.


Beberapa strategic moves yang dapat memperkuat posisi kompetitif perusahaan dalam maturing industry adalah pengurangan lini produk, meningkatkan efisiensi value chain, memotong biaya, meningkatkan penjualan pada customer yang telah ada, meluaskan operasi ke tingkat internasional, memperkuat kemampuan.


  1. Perusahaan berkompetisi dalam industri yang stagnant atau mengalami penurunan

Agar sukses dalam industri ini, tiga hal yang dapat dilakukan perusahaan:

  1. Fokus pada segmen atau ceruk pasar dalam industri yang pertumbuhannya paling cepat.

  2. Menekankan diferensiasi yang berbasis peningkatan kualitas dan inovasi produk sehingga dapat menciptakan permintaan dengan menciptakan segmen baru atau dengan mendorong pembeli untuk membeli.

  3. Menekan biaya dan berusaha menjadi industry’s low-cost leader.


  1. Perusahaan berkompetisi dalam fragmented industries

Karakteristik fragmented industries adalah tidak adanya market leader yang memiliki jumlah pangsa pasar terbesar atau dengan kata lain widespread buyer recognition. Contoh dari industri ini adalah: penerbit buku, perbankan, restoran, akuntan public, hotel, dsb. Strategi-strategi kompetitif pada fragmented industry meliputi:

  • Merancang dan menerapkan “formula” facilities. Biasanya strategi ini diterapkan pada bisnis restoran atau ritel yang beroperasi di lebih dari satu lokasi dengan merancang standardized outlet di lokasi yang strategis, biaya minimal dan mengoperasikannya secara cost-effectively.

  • Menjadi low-cost operator dengan membuat biaya overhead operasi rendah, produktivitas tinggi/biaya tenaga kerja murah, lean capital budget, dan mengutamakan efisiensi seluruh operasi.

  • Berspesialisasi berdasarkan tipe produk, yaitu dengan fokus pada satu kategori produk atau jasa.

  • Berspesialisasi berdasarkan tipe costumer. Perusahaan dapat fokus pada sebuah market niche dalam fragmented industry.

  • Fokus pada daerah geografis tertentu. Sebuah perusahaan dalam fragmented industry mendominasi industri secara keluruhan namun perusahaan dapat mendominasi pada daerah lokal atau regional tertentu.

  1. Perusahaan mengejar pertumbuhan pesat

Perusahaan yang menekankan pada pertumbuhan revenues dan earning yang pesat atau di atas rata-rata dari tahun ke tahun, harus merumuskan strategic initatives yang mengakomodasi tiga horizon waktu:

  • Horizon 1 : “Short-jump”, yaitu strategic initatives yang bertujuan untuk memperkuat dan meningkatkan posisi perusahaan.

  • Horizon 2 : “Medium-jump”, yaitu strategic initatives untuk meningkatkan sumber daya dan kemampuan ayng ada dengan memasuki bisnis baru yang berprospek.

  • Horizon 3 : “Long-jump”, yaitu strategic initatives untuk mendirikan venture pada bisnis yang sebelumnya belum pernah ada.


  1. Perusahaan berada pada industry leadership positions

Strategi yang dapat dilakukan perusahaan yang merupakan industry leader:

  • Bertahan pada strategi ofensif

  • Strategi untuk memperkuat dan mempertahankan posisi perusahaan.

  • Muscle-flexing strategy


  1. Perusahaan berada pada posisi runner-up

Tujuh strategi yang dapat dilakukan runner-up companies:

  • Strategi ofensif untuk membangun pangsa pasar.

  • Growth-via-acquisition strategy

  • Vacant-niche strategy

  • Specialist strategy

  • Superior product strategy

  • Distinctive-image strategy

  • Content follower strategy


  1. Perusahaan berada pada posisi yang lemah secara kompetitif atau karena kondisi krisis

Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan perusahaan yang berada dalam situasi ini:

  • Menjual asset untuk meningkatkan cash untuk menyelamatkan bisnis yang masih bertahan.

  • Merevisi strategi yang ada.

  • Melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan pendapatan.

  • Berusaha melakukan penghematan biaya.

  • Mengkombinasi upaya-upaya di atas.


Sepuluh pedoman untuk mengembangkan strategi yang sukses:

    1. Memprioritaskan perumusan dan pelaksanaan tindakan-tindakan stratejik yang meningkatkan posisi kompetitif perusahaan untuk jangka panjang.

    2. Cepat dalam mengadaptasi perubahan kondisi pasar, kebutuhan customer yang tidak terpenuhi, harapan pembeli untuk sesuatu yang lebih baik, alternatif teknologi yang baru, dan new competitors’ insiatives.

    3. Investasi yang dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang berkesinambungan.

    4. Menghindari strategi yang hanya dapat sukses pada situasi tertentu. Strategi yang baik adalah strategi yang dapat membuahkan hasil tertentu (tolarable) bahkan pada kondisi terburuk sekalipun.


Senin, 17 Desember 2007

CERITA EVALUASI PRAKTEK NEGOSIASI

GETTING THE PACKAGE TO THE AIRPORT

Kim Rising, Ashley Nonnon

Kim Rising

Seperti yang telah digambarkan dalam secret instruction, saya berperan sebagai pemilik perusahaan jasa konsultan dimana perusahaan ini masih baru dan letaknya dipinggiran kota. Saya memiliki kepentingan yang mendesak untuk segera mengirimkan paket kebandara untuk diserahkan ke perusahaan jasa kurir untuk dikirim ke Washington dan harus sampai paling lambat jam 10 malam. Paket tersebut berisi barang-barang yang berharga, tidak bisa ditunda lagi (time sensitive) dan tidak memungkinkan untuk digantikan.


Permasalahan disini adalah bagaimana paket tersebut dapat diantarkan ke bandara yang akan diserahkan kepada perusahaan jasa kurir paling lambat jam 5, padahal paket tersebut baru siap untuk dikirim jam 1 siang. Tak hanya itu, saya tidak percaya jasa taxi maupun transportasi public lainnya karena tidak dapat dipercaya dan memakan waktu lama, dan saya tidak bisa mengantar paket itu sendiri karena ada proyek yang harus diselesaikan hari ini.


Kemudian saya harus menunjuk bawahan saya untuk mengantarkan paket tersebut, namun hamir semua karyawan memiliki tugas yang harus diselesaikan hari ini juga bersama saya. Namun ada Ashley Nonnon, karena hanya dia satu-satunya yang bisa membantu saya mengantarkan paket tersebut. Yang jadi masalah, Ashley adalah orang yang metodis, mempunyai rumah yang jauh dari bandara, mempunyai sifat yang sulit dipahami dan kurang kreatif ( sulit menemukan ide baru ).


Sekarang jam 9 pagi, barang tersebut akan siap untuk diantarkan jam 1 siang . Di bandara, paket tersebut harus sampai ke tangan perusahaan kurir paling tidak jam 5 sore dan kemudian di antar ke Washington malam ini yang membutuhkan waktu dua jam.


Persiapan Negosiasi

Yang harus saya pahami adalah sebenarnya apa yang ada di secret instruction. Saya membaca dan menyiapkan catatan kecil untuk persiapan negosiaisi. Saya mencoba menggambarkan situasi yang dialami oleh Kim Rising dan perusahannya dan juga orang yang bernama Ashley Nonnon yang akan saya suruh untuk mengantarkan paket tersebut walaupun sebenarnya Ashley orangnya metodis, mempunyai sifat yang sulit dipahami dan kurang kreatif ( sulit menemukan ide baru ).Sehingga inti dari secret instruction tersebut adalah

  • Saya memiliki kepentingan yang mendesak untuk segera mengirimkan paket kebandara untuk diserahkan ke perusahaan jasa kurir paling lambat jam 5 untuk dikirim ke Washington dan harus sampai paling lambat jam 10 malam. Namun paket baru siap jam 1 siang.

  • Orang yang saya suruh adalah Ashley namun dia mempunyai sifat yang metodis, sulit dipahami dan kurang kreatif ( sulit menemukan ide baru. )

  • Tidak ada selain Ashley yang dapat mengantarkan paket tersebut

Dari gambaran tersebut berarti saya harus mempersiapkan negosiasi seperti apa yang akan saya lakukan. Untuk iu saya memakai tipe negosiasi collaborative karena saya menginginkan kerja sama, hubungan kerja yang penting, dan bisa memunculkan ide-ide yang kreatif. Namun bila kesepakatan tak kunjung terjadi denagn menggunakan collaborative naka saya menggunakan tipe negosaisi kompromi, dimana walaupun kerjasama penting tapi waktu sangat mendesak.


Dan kesuilitan menemukan pilihan terbaik atas permasalahan diatas. Selain itu, bila kesepakatan sulit terjadi, maka saya akan menggunakan BATNA saya, saya bisa meminta perusahaa jasa kurir untuk mengambil paket tersebut, walaupun biaya yang dikeluarkan jauh lebih besar.




Proses Negosiasi

Dimulai dari saya duduk diruangan dan dihadapkan permasalahan mengenai paket tersebut yang harus diantarkan kebandara. Tak hanya itu, saya juga dihadapkan pada proyek yang harus diselesaikan hari ini. Karena waktu menunjukkan sudah jam 9, saya mengajak manajer yang terlibat dalam proyek termasuk Ashley untuk ke Café perusahaan untuk membahas proyek yang harus diselesaikan hari ini.


Kemudian saya menyuruh sekertaris untuk memberitahu manajer-manajer proyek untuk berkumpul dicafe perusahaan, untuk Ashley akan saya ajak sendiri, karena saya memiliki kepentingan dengannya untuk mengantarkan paket kebandara. Saya masuk keruangannya, dan langsung mengajaknnya ke café perusahaan, namun dia menolak ikut kecafe dengan alasan capek dan banyak pekerjaan yang harus segera diselesaikan. Saya menggunakan pendekatan collaborative untuk membujuknya, namun sepertinya Ashley masih tetap menolak dengan alasan alasan yang sebenarnya tidak masuk akal.


Sepertnya Ashley lagi banyak pkiran, dan saya bilang sebagai pimpinan disini, saya tidak ingin masalah apapun diluar kantor dibawa kekantor, namun karena saya melihat dia adalah seorang wanita yang bisa dikata lebih peka perasaannya. Saya mencoba untuk memahami permasalahnnya, dengan bertanya, apa yang kamu hadapi sekarang, namun dia tetap saja tidak mau berterus terang. Dia malah menginginkan duduk saja dan bilang bila ada pekerjaan kasihkan kesaya saja nanti saya akan kerjakan.


Karena terlalu ribet dan alasan-alasan yang tidak masuk akal. Kemudian saya langsung menyuruhnya untuk mengantarkan paket yang akan siap jam satu dan harus sampai dibandara sebelum jam 5 sore. Karena paket itu penting maka harus sampai Di Washington sebelum jam 10 malam. Eh tetap saja Ashley menolak untuk mengantarnya denagn alasan-alasan yang lebih tidak masuk akal lagi. Seperti, saya (Ashley) memiliki pekaerjaan yang harus segera diselesaikan, dan tidak mau digangggu, padahal saya (Kim) menyuruh karyawan lain untuk menyelesaikan pekerjaajnnya, namun tetap saja dia menolak.


Dia tetap saja menolak, dan hanya berkata sedikit, ‘saya tidak mau, saya capek, saya mau menyelesaikan pekerjaan ini’. Alternatif terakhir saya menyuruhnya bersama supir saya dengan menggunakan mobil perusahaan untuk mengantarnya kebandara. Dan saya mengatakan bahwa paket itu penting bagi kemajuan perusahaan di masa depan dan reputasi perusahaan akan meningkat. Namun dia tetap saja menolak dan menyatakan dia benar-benar tidak bisa. Karena terlalu berbelit-belit saya meninggalkannya dan menyuruhnya untuk berfikir dulu, nantio saya akan temui lagi.


Kemudian jam 12 saya mencoba membujuknya dan mempersiapkan pendekatan komproni untuk menyelesaikan permasalahan ini.. Kemudian saya menyarankan kepada Ashley untuk menunda dulu pekerjaannya sehingga dia punya waktu untuk mengirimkan barang tersebut ke jasa kurir dia bandara. Saya menekankan padanya kalau paket tersebut harus segera dikirim karena bila paket tersebut tidak sampai ke Washington tepat waktu, maka akan merusak kredibilitas dan reputasi perusahaan konsultan yang saya pimpin.


Namun dia malah menolakknya dengan alasan –alasan dan alasan dia tidak bisa karena banyak pekerjaan dan capek. Saya memberikan tawaran padanya, apakah ada solusi untuk permasahan ini. Dia hanya menjawab, suruh saja orang lain yang ada dikantor untuk mengantarnya. Alasannya semakin membuat saya jengkel, apakah dia tidak memikirkan sama sekali atas posisinya sebagai apa dan bagaimana tugasnya pada posisi itu.


Saya sejenak meredakan emosi, dan memintanya kembali memecahkan persoalan ini. Namun dia bersikeras tidak bisa memberikan solusi. Akhirnya saya kesal, dan ”menekan” atas posisi pekerjaannya. Kalau dia tidak bisa memberikan solusi dan hanya berbelit-belit pada ketindaksanggupannya untuk melakukan pekerjaan ini saya akan menurunkan posisi pekerjaannya ke level bawah Ternyata dia masih tetap saja tidak mau melakukannya. Akhirnya saya putuskan mulai besok dia sebagai karyawan yang membantu manajer lapangan dalam menyelesaikan proyek-proyek karena terlihat lebih cocok dilapangan, tidak dikantor yang penuh dengan deadline pekerjaan.


Hasil

Negosisis mungkin bisa dibilang gagal untuk mencapai tujuan bersama, karena adanya pihak (Ashley) urang memperdulikan kepentingan utama dalam proses negosisi tersebut, cenderung lebih mementingkan posisi dan kepentingannya sendiri, tanpa memperhatikan kepentingan perusahaan yang lebih penting.


Pada akahirnya saya harus menurunkan posisi pekerjaan Ashley dari lingkungan kantor untuk dipindahkan ke lapangan. Dan untuk masalah paket tersebut, saya harus memanggil kurir dari perusahaan jasa kurir untuk mengambil paket tersebut walaupun akan dikenakan tambahan biaya.


Evaluasi

Negosisi ini bisa dibilang sangat unik, dan jarang ditemui diperusahaan, karena kebayakan karyawan akan menuritu perintah pemimpin peusahaan. Namun biala dihadapkan pada situasi seperti ini memang sangat sulit, bukan hanya karena Ashley sebagai pihak yang bisa dikatakan tak layak ada diperusahaan karena kurang memberiakn kontribusi ke perusahaan namun dia juga sebagai manusia yang mungkin biasa melakukan kesalahan.


Disini yang paling menentukan adalah seberapa sabarnya pemimpin perusahaan, karena bila hanya memikirkan jangka pendek bisa saja Ashley dipecat, namun posisinya sebagai peruasahaan baru, memang masih membutuhkan karyawan untuk menyelaseaiakan proyek-proyek yang selalu dikerja waktu. Sebenarnya Ashley bisa berkontribusi dalam hal ini bila di memberikan solusi, dan alternatif-alternatif. Yang saya pertanyakan, apakah secret instruction Ashley memang ditulis bahwa dia harus menolak semua permintaan dari bosnya?...

Download BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam