Unduh BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Senin, 31 Mei 2010

Kerusakan Kejahatan Amerika Serikat - Daftar Kebobrokan Kebusukan AS Kehinaan Amerika Serikat

Kerusakan Kejahatan Amerika Serikat - Daftar Kebobrokan Kebusukan AS Kehinaan Amerika Serikat

Demokrasi dalam Krisis

Bagaimana Sistem Politik Islam Memastikan Good Governance


Bagian 2 - Studi Kasus

Amerika Serikat

Retorika

Amerika Serikat menampilkan dirinya sebagai demokrasi yang paling maju di dunia. Dengan populasi 300 juta orang, ia memiliki populasi terbesar ketiga di dunia. Konstitusi Amerika Serikat dianggap konstitusi standar emas yang menyatakan setiap manusia dilahirkan setara dan menjamin kebebasan melalui Bill of Rights. Deklarasi Kemerdekaan AS - The US Declaration of Independence menjanjikan kehidupan, kebebasan dan pengejaran kebahagiaan tanpa pandang keyakinan, ras atau jender.

Realitas

a. Ketidakadilan Ras Meski kemerdekaan yang diinginkan dalam Deklarasi Kemerdekaan dan kemerdekaan yang dijaga dalam Konstitusi dan Bill of Rights, opresi terhadap orang-orang berwarna (berkulit hitam) berlanjut selama hampir 2 abad. Setelah keputusan the Plessy v Ferguson di 1896, the Supreme Court menetapkan bahwa meski orang kulit hitam punya hak yang sama di bawah hukum, bahwa pemisahan ras adalah legal selama fasilitas-fasilitasnya sama. Hukum-hukum itu, dikenal sebagai Jim Crow laws, mempengaruhi setiap aspek kehidupan orang kulit hitam. Sebagai contoh, satu hukum Alabama 1958 menyatakan bahwa "Tidaklah melanggar hukum bagi orang kulit putih dan orang kulit berwarna bermain bersama ... dalam permainan apapun kartu, dadu, domino, papan checkers, kantung bilyar, bilyar, softball, bola basket, bola sepak, track, dan di kolam renang atau dalam konferensi atletik apapun".

b. Kehinaan melalui kebebasan berbicara Amandemen pertama meskipun melindungi hak untuk kebebasan berpendapat telah menghasilkan beberapa efek beracun. Tidak hanya pornografi dan kehinaan meluas, the Supreme Court dalam kasus tingkat tinggi baru-baru ini sedikit banyak membolehkan para korporasi dan berbagai lobi kepentingan khusus lainnya - special interest untuk membelanjakan jumlah uang tak terbatas pada para politisi sehingga menyemen peran mereka sebagai tuan pengendali sistem demokrasi. Selain itu sebagaimana dilaporkan the Economist amandemen pertama menjamin hak untuk pidato kebencian politis - political hate speech. Sebagai contoh para kandidat seperti seorang di Kansas City bisa menyiarkan iklan radio yang bisa bersifat anti-Semit dan terang-terangan rasis tanpa ada kekuatan dari stasiun-stasiun radio untuk menghentikan iklan-iklan seperti itu.

c. Korupsi Amerika Serikat mungkin pemimpin demokrasi di dunia tapi ia juga satu dari yang paling korup. Politik AS diinfeksi oleh berbagai kepentingan khusus, arus bolak-balik antara politik dan bisnis besar, keistimewaan politis - political favours, dan suap-menyuap. Meskipun di permukaan berbagai pemilihan terjadi tiap 2 tahun, realitasnya adalah bahwa para penjabat jarang lepas. Di 2008, 94% para penjabat menang di House of Representatives dan 83% di Senate. Ini bukanlah karena kebetulan, karena keuntungan uang yang signifikan yang dinikmati oleh para penjabat dan kecurangan pembagian suara pembagian distrik - redistricting. Meski resesi global berbagai kepentingan khusus membayar para peloby Washington 3.2 Milyar dollar di 2008 atau 17 juta dollar setiap hari Congress ada dalam sesi. Pemilihan-pemilihan kongresional 2010 diestimasi memakan biaya mencengangkan 3.5 miliar dollar.

d. Kekuasaan untuk industri finansial Uang yang dibayarkan pada para politisi ditimbal baliki melalui berbagai kompensasi luas yang dibayarkan kembali kepada mereka melalui berbagai cara. Melalui 700 milyar dolar pendanaan TARP bailout untuk sektor finansial mendapatkan begitu banyak publisitas buruk di 2008, ini hanyalah pucuk gunung es. Diestimasi oleh - US based Centre for Media and Democracy - Pusat Media dan Demokrasi berbasis di AS bahwa hampir 7 triliun dollar telah disiapkan untuk sektor finansial dengan 4.6 trilyun dollar dibayarkan dan 2 trilyun dollar masih dijanjikan, mayoritas luas dari Federal Reserve - bank sentral AS tanpa ada pengawasan kongresional.

e. Pemerintahan minoritas dipoles sebagai mayoritas Meskipun sifat dasar pemilu presidensial 2008, hampir 40% elektorat AS tidak voting di pemilihan terakhir. Tingkat non-partisipasi ini dalam pemilihan yang tampaknya historis, yang memiliki hasil orang Afrika Amerika yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang memperoleh perhatian sedunia dan yang diliput dari dinding ke dinding oleh media hanya bisa dianggap sebagai problem serius. Presiden Obama mendapatkan sekitar 70 juta suara di seantero negara, namun 82 juta orang Amerika tidak acuh untuk memilih sama sekali dan 62 juta voting untuk kandidat-kandidat lain. Oleh karena itu 2 dari 3 elektorat AS yang bisa voting tidak voting untuk Obama, seorang yang mendapatkan kemenangan telak elektoral dalam hal marjin badan-electoral - electoral-college - 365 suara mendukung 173 suara melawan.

f. Tingkat Kemiskinan Meskipun berbagai usaha oleh para politisi AS untuk menampilkan bahwa American dream adalah terbuka untuk semua orang, ini bukanlah kasusnya. AS memiliki problem akut dalam hal kemiskinan. Hampir 40 juta orang atau 13% dinilai berada dalam kemiskinan di akhir 2008. Menurut the Economist antara 1970 dan 2008 koefisien Gini suatu pengukur ketimpangan pendapatan tumbuh dari 0.39 ke 0.47 dan sementara orang-orang Amerika telah menggandakan pendapatan mereka dalam seperempat abad sebelum 1973, di seperempat abad sejak 1973 pendapatan mereka hanya tumbuh seperlimanya. Namun demikian ini belum menceritakan seluruh ceritanya. Prosentase keseluruhan kemiskinan di antara Hispanics dan Blacks adalah 23% dan 25%. Selain itu 19% anak Amerika di bawah umur 18 adalah di dalam kemiskinan. Pengangguran di antara orang Afrika-Amerika hampir 2 kali orang kulit putih, pria dan wanita kulit hitam di Amerika mendapatkan 62 sen dari tiap dolar yang diperoleh orang kulit putih (sebagai perbandingan). Pada suatu waktu dalam masa kanak-kanak mereka, 1/2 anak Amerika akan menggunakan tiket makan - food stamps untuk makan. Sekitar 30 juta pekerja adalah pengangguran atau bekerja kurang dari kemampuannya - under-employed, dan bagi mereka yang masih bekerja, nilai tengah upah hari ini adalah 32.000 dollar setahun, itulah mengapa begitu banyak orang bekerja 2 pekerjaan berusaha melakukan pemenuhan.

g. Ketimpangan kekayaan Ketimpangan juga menjijikan. Di 1950-an dan 1960-an, para CEO perusahaan besar Amerika membawa pulang sekitar 25 hingga 30 kali upah pekerja biasa. Pada 1980 CEO perusahaan besar membawa pulang sebanyak 40 kali upah pekerja. Menginjak 1990, itu 100 kali. Dan menginjak 2007, para eksekutif di perusahaan terbesar Amerika memperoleh sekitar 350 kali bayaran karyawan rata-rata. Di banyak korporasi top, para kepala eksekutif mendapatkan lebih banyak setiap hari daripada bayaran para pekerja rata-rata dalam setahun. Dalam tuduhan lain demokrasi hari modern, dalam hal kekayaan finansial menurut Professor Domhoff di the University of California 1% teratas orang Amerika memiliki 43% dan top 10% memiliki 83% aset-aset finansial di negara. Oleh karenanya 1 dari 10 keseluruhan populasi memiliki mayoritas di negara.

h. Biaya Perang James Madison pernah mengatakan "Dari semua musuh kebebasan publik perang adalah, mungkin, yang paling mencekam karena itu meliputi dan mengembangkan tiap bakteri-bakteri yang lainnya. Perang adalah orangtuanya para pasukan; dari itu muncullah utang-utang dan pajak-pajak ... instrumen yang dikenal membawa banyak orang di bawah dominasi segelintir pihak .... Tidak ada negara bisa melestarikan kebebasannya di tengah peperangan kontinual". Amerika Serikat membelanjakan lebih banyak uang ke pertahanan daripada negara-negara berikutnya dijumlah, yang disamping kekeras-kepalaan memelihara ideologi hagemonis, menciptakan ketidakstabilan koktail. Ini mungkin tampak bagus bagi para kontraktor pertahanan dan para pemegang saham mereka tapi tidak berguna bagi kestabilan dunia. Berkaitan dengan Irak dan Afghanistan Amerika Serikat telah membelanjakan hampir 1.1 trilyun dollar sejak 2001 hanya pada menghidupi perang dan pengeluaran terkait lainnya, suatu fraksi yang dibutuhkan untuk secara serius menjegal kemiskinan global.

i. Rekor utang anggaran Menurut Cicero (106-43 BC) "Bujet harus diseimbangkan; kas harus diisi ulang; utang publik harus dikurangi; dan arogansi para pejabat publik harus dikendalikan". Namun situasi utang Amerika Serikat sekarang adalah pada tingkat tidak stabil. Saat ini berada pada sekitar 13 trilyun dollar dan tumbuh dengan tingkat 4 milyar dollar sehari. Meski rekor utang dan berbagai defisit, para politisi Amerika Serikat disebabkan alasan elektoral, tidak akan mengatasi tantangan besar ini. Bermain-main, sementara 'Roma terbakar', keborosan dan kepengecutan mereka tidak kenal batas. Menurut the Congressional Budget office (CBO) satu-satunya ancaman terbesar bagi kestabilan anggaran adalah pertumbuhan belanja federal pada perawatan kesehatan - didorong naik baik oleh peningkatan penerima Medicare dan Medicaid (karena populasi yang menua) maupun oleh pertumbuhan dalam belanja tiap penerima yang melampaui pertumbuhan dalam GDP per capita. Hari ini, pengeluaran untuk Medicaid dan Medicare digabung (termasuk penerimaan yang mengurangi) setara dengan sekitar 5.5% GDP. Tanpa perubahan kebijakan fiskal federal - melibatkan beberapa kombinasi pengurangan belanja dan peningkatan pendapatan (pajak-pajak) daripada jumlah yang diproyeksikan di bawah hukum saat ini - kos-kos meningkat itu akan dengan cepat mendorong ukuran utang federal yang ditanggung oleh publik.

j. Kejahatan / Kriminalitas Amerika Serikat melihat dirinya sendiri sebagai pemimpin dunia bebas. Namun ia memang memimpin dunia dalam satu kategori statistik yang sangat malang - kejahatan. Terdapat hampir 12 juta kejahatan / kriminalitas terlaporkan dilakukan di Amerika Serikat setiap tahunnya. Terdapat lebih dari 2.2 juta orang di penjara di Amerika Serikat. Amerika Serikat memiliki 5% populasi dunia, tapi 25% populasi tahanan dunia. Amerika Serikat juga mempunyai jumlah 100.000 pemerkosaan setiap tahun. Terdapat sekitar 500.000 perampokan di Amerika Serikat setiap tahunnya. Terdapat sekitar 1 juta aparat polisi di Amerika Serikat - jumlah yang paling tinggi di dunia. Terdapat lebih dari 17.000 pembunuhan di Amerika Serikat setiap tahun. Terdapat lebih dari 1.2 juta pencurian mobil di Amerika Serikat setiap tahun - sejauh ini yang tertinggi di dunia. 1 dari tiap 5 orang adalah seorang korban suatu kejahatan / kriminalitas setiap tahun di Amerika Serikat.

k. Kerusakan demokratis di dunia Kegagalan Amerika untuk mengurus mayoritas luas warga negaranya sendiri di rumah dicerminkan oleh pembahagiaannya terhadap para diktator seantero globe. Dari para diktator sayap kanan di Amerika Latin hingga tangan besi Afrika, para monarki keturunan di Timur Tengah dan para tiran brutal di Asia Tenggara, rekor Amerika Serikat mendukung beberapa pemimpin terburuk dunia tak tertandingi. Sekarang setelah Abu Ghraib, extraordinary rendition - pengiriman tahanan untuk disiksa di negara diktatorial, penyiksaan dan Guantanamo, AS telah mengkonfirmasi bahwa apapun yang bisa dilakukan para diktator bonekanya dalam hal kebrutalan bisa ditandingi olehnya.

Buku : Demokrasi dalam Krisis
Bagaimana Sistem Politik Islam Memastikan Good Governance

Satu Pamflet oleh Hizb ut-Tahrir Britain
Hizb ut-Tahrir
Britain
22 Jumada al Awwal 1431 / 6 Mei 2010

Politik Demokrasi Melayani Elit Saja - Frekuensi Pemilihan umum Pemilu Periodik Demokrasi

Politik Demokrasi Melayani Elit Saja - Frekuensi Pemilihan umum Pemilu Periodik Demokrasi

Demokrasi dalam Krisis

Bagaimana Sistem Politik Islam Memastikan Good Governance


Bagian 3 Pemilihan periodik mendukung mereka yang punya uang dan merugikan pembuatan keputusan jangka panjang yang sulit. Politik menjadi berkutat sekitar melayani elit bukannya publik

a. Salah satu pilar model demokrasi adalah prinsip pemilihan umum periodik. Bahwa rakyat punya hak untuk memilih para pemimpin politik mereka, tapi juga memiliki hak untuk kemudian mendepak mereka dari jabatan.

b. Pemilu setiap 2, 3 atau 4 tahun maka adalah didesain untuk tujuan spesifik ini, untuk mempersilakan elektorat untuk menentukan apakah partai atau pemimpin yang berkuasa layak atas periode selanjutnya atau apakah oposisi yang seharusnya mendapat kekuasaan.

c. Di Amerika Serikat, pemilu terjadi untuk hampir seluruh jabatan politik mulai dari Jaksa Distrik (District Attorneys), hingga Walikota, ke Gubernur dan ke Kongres. Meski secara khusus periode seorang Presiden dan para Gubernur adalah 4 tahun, anggota-anggota DPR Amerika Serikat adalah semuanya dipilih setiap 2 tahun dengan para Senator memiliki periode 6 tahun.

d. Pemilihan umum adalah bisnis besar, tidak hanya bagi para politisi yang secara praktek harus menggalang uang sejak hari mereka menjabat. Tapi juga bagi media, para operatif politik, pengacara, organisasi polling dan sejumlah luas industri terkait lainnya. Pemilu presidensial terakhir memakan biaya milyaran dollar dengan mayoritas luas dibelanjakan pada iklan-iklan televisi berbayar.

Problem dengan seringnya pemilihan adalah dua sisi. Pertamanya semakin banyak pemilihan semakin banyak dibutuhkan uang. Bergandengnya uang dan politik adalah satu dari kanker-kanker utama dalam politik demokrasi. Keduanya frekuensi pemilu membiaskan / membelokkan para politisi dari melawan berbagai tantangan jangka panjang dan malah memberi mereka insentif untuk fokus pada popularitas jangka pendek. Sementara cakrawala perencanaan suatu negara harus diukur dalam hitungan abad, cakrawala politik berfokus pada mengelola siklus berita 24-jam dan bagaimana memenangkan pemilihan berikutnya.

e. Sebagai contoh seorang anggota DPR AS - US House of Representatives yang baru terpilih, dari hari pertama, harus merancang untuk menggalang jutaan dollar atau sekitar itu untuk kampanye pemilihan-kembali kamu dalam waktu 2 tahun. Oleh karena itu kamu membelanjakan waktu berlebihan untuk menggalang uang, berbasa-basi kepada para donor, dan menggaet orang yang mungkin tidak kamu sukai untuk menulis cek. Selain itu kamu berusaha menghindari voting-voting sulit sebab kemungkinannya semua manfaatnya hanya bisa dilihat bertahun-tahun lamanya dan mengapa meresikokan diri membuat orang menjadi antagonis yang bisa memilih untuk tidak memilihmu dalam waktu 2 tahun. Mempertahankan defisit, tidak mengatasi berbagai tantangan jangka-panjang dalam pendidikan, lingkungan, dana pensiun, energi atau kemiskinan pusat kota adalah normanya. Semua perkara itu membutuhkan pilihan-pilihan sulit dan solusi-solusi layaknya dari negarawan, tapi mengambil keputusan-keputusan demikian mirip dengan menulis catatan bunuh diri elektoral.

f. Para politisi demokrasi oleh karenanya harus menjilat pada berbagai konstituen penting menyadari bahwa mereka bergantung pada mereka untuk jumlah suara dan uang. Namun ini mengabaikan segmen-segmen penting masyarakat lainnya, anak-anak sebagai contoh tidak memiliki uang atau kantong suara. Tidak terdapat lobby anak-anak untuk mengimbangi mereka yang bicara untuk kepentingan bisnis atau pekerja atau para pensiunan. Sementara adalah anak-anak kita yang akan menghadapi defisit di masa depan, infrastruktur hancur, dan lingkungan yang tidak sustainable dan kekacauan sosial. Namun, para politisi bisa mengabaikan masa depan seiring kemungkinan elektoral mereka didasarkan pada saat ini dan sekarang. Adakah keheranan mengapa para politisi demokrasi oleh karenanya menghindari berbagai tantangan besar?

g. Sebagai tambahan apa yang dibingungkan para komentator demokrasi adalah mencampuradukkan frekuensi pemilu dengan pemerintahan efektif. Bahwa pemilihan umum adalah suatu cek atas para penguasa yang jika tidak akan berlaku korup, takabur atau sekedar menjadi terlalu lelah untuk memerintah. Namun terdapat banyak contoh para pemimpin dalam politik, olahraga dan bisnis yang telah memimpin untuk periode waktu yang lama tanpa mengalami berbagai karakteristik tadi. Sebagai contoh suatu alternatif untuk demokrasi di satu sisi dan kediktatoran atau monarki absolut di sisi yang lain adalah pemilihan seorang penguasa tanpa akhir periode sebagaimana terdapat di dalam sistem politik Islam. Ini memungkinkan rakyat di satu sisi untuk secara bebas memilih pemimpin mereka tapi di sisi yang lain memberikan pemimpin itu waktu untuk mengambil keputusan-keputusan sulit jangka-panjang bagi kemaslahatan publik.

h. Esensinya semakin banyak pemilihan yang kamu miliki semakin besar kemungkinan kamu mencemari sistem kamu dengan uang dan cara pikir jangka pendek. Sayangnya inilah yang kita saksikan di Barat, negara-negara yang didominasi oleh kepentingan-kepentingan kuat, diinfeksi oleh korupsi politik dan dengan berbagai defisit membubung dan berbagai masalah jangka-panjang lainnya dibiarkan tidak diatasi. Apa yang pada akhirnya terjadi dari ini adalah para politisi gagal dalam tugas fundamental mereka, yaitu untuk melayani publik. Esensinya para politisi menjadi berobsesi dengan masa depan mereka bukannya masa depan negara. Mereka fokus pada kepentingan mereka bukannya kepentingan rakyat.

Adalah jelas hari ini bahwa demokrasi sekular menghadapi krisis berproporsi masif. Namun, rakyat tidak setuju tentang bagaimana memecahkan krisis ini. Pandangan konvensional di Barat adalah bahwa kita bisa membersihkan sistem dengan menghadirkan reformasi-reformasi. Namun solusi ini tumbuh dari kesalahan diagnosis masalahnya. Sistemnya tidak rusak karena terdapat para politisi rusak; tapi para politisi menjadi rusak karena sistem yang mendasarinya rusak, seperti telah kita tunjukkan di atas, cacat. Jika kasusnya adalah beberapa apel busuk di suatu negara atau politik di demokrasi tertentu adalah lebih buruk daripada semua yang lain, seorang bisa membuat suatu kasus ini untuk reformasi. Tapi seperti yang akan kita lihat di bagian selanjutnya, masalah mendasar ada dalam setiap demokrasi sekular, maju, baru muncul, besar, kecil, di barat atau di timur. Mereka semua menunujukkan hal yang sama: mereka melayani elit dan bukan publik; para politisi mereka secara umum korup; kekayaan tetap terbatas pada minoritas kecil; dan berbagai tantangan jangka-panjang dihindari secara konsisten. Menantang berbagai kepercayaan dan nilai seseorang ketika semua itu jelas butuh ditantang adalah kurang berisiko, dalam jangka panjang, daripada mempertahankan melakukan hal yang sama berulang-ulang mengharapkan hasil yang berbeda.

Buku : Demokrasi dalam Krisis
Bagaimana Sistem Politik Islam Memastikan Good Governance

Satu Pamflet oleh Hizb ut-Tahrir Britain
Hizb ut-Tahrir
Britain
22 Jumada al Awwal 1431 / 6 Mei 2010

Kecacatan Hukum Demokrasi - Demokrasi Sistem Hukum Cacat

Kecacatan Hukum Demokrasi - Demokrasi Sistem Hukum Cacat

Demokrasi dalam Krisis

Bagaimana Sistem Politik Islam Memastikan Good Governance


Bagian 2 Mayoritas tidak berarti menjadi hukum-hukum yang baik

a. Salah satu pilar fundamental demokrasi adalah bahwa legislasi dihasilkan melalui voting mayoritas. Dalam ketiadaan teks ketuhanan, kebutuhan untuk menghasilkan legislasi harus bersumber dari tempat lain. Namun sumber legislasi dan bagaimana hukum-hukum dihasilkan adalah subjek debat yang hebat. Pada dasarnya bisa terjadi sejumlah variasi model.

b. Populasi berpartisipasi secara langsung dalam menghasilkan legislasi seperti yang disaksikan di Athena lebih dari 2.500 tahun yang lalu, di mana mayoritas rakyat mendapat jatahnya. Model ini secara umum hanya bisa diterapkan untuk kota-kota kecil - rakyat Athena kuno tidak membolehkan demokrasi untuk mereka yang telah mereka kuasai. Namun dengan kemajuan teknologi beberapa orang sekarang menyerukan untuk lebih banyak legislasi dihasilkan dengan cara ini.

c. Warga negara memilih para representatif mereka secara periodik yang kemudian akan mem-voting terhadap legislasi. Ini adalah model yang dipilih di kebanyakan demokrasi maju dan hukum-hukum kemudian secara umum disahkan melalui voting mayoritas.

d. Suatu dewan pakar yang merupakan para ahli dalam legislasi tertentu bertanggung jawab atas masing-masing bagian legislasi. Model ini umumnya tidak diterapkan dalam negeri demokratik karena itu dianggap anti demokratis. Namun, banyak orang termasuk Socrates dan Plato telah menyerukan model ini, percaya bahwa membolehkan orang-orang biasa / awam atau orang tak berkeahlian punya peran dalam politik adalah berbahaya.

e. Namun bahkan di dalam model kedua yang disukai terdapat sejumlah masalah. Sebagai contoh suatu mayoritas numeris untuk menghasilkan hukum tidak berarti hukum yang lebih baik. Kebanyakan hukum-hukum dihasilkan melalui berbagai macam faktor dan masing-masing para representatif bebas menghasilkan hukum-hukum menggunakan kriteria apapun yang mereka inginkan.

f. Namun menghasilkan hukum-hukum juga dibatasi oleh pertimbangan konstitusional. Tidak ada hukum-hukum sebagai contohnya yang bisa disahkan bertentangan dengan konstitusi negara tanpa semacam super majority. Sebagai contoh di Amerika Serikat suatu mayoritas sederhana dari kedua Dewan tidak bisa mengusulkan perbudakan, meskipun ini demokratis, hal ini memerlukan perubahan pada konstitusi. Untuk mencegah demokrasi dari melakukan penyimpangan seperti itu, berbagai cek anti demokratik seperti supermajority dan Supreme Court tanpa dipilih diadakan, suatu kenyataan eksplisit bahwa demokrasi murni bisa menghasilkan hasil-hasil beracun.

g. Para wakil terpilih menurut definisinya tidaklah terikat pada para pemilihnya. Pada intinya maka peran para pemvoting dalam demokrasi terbatas pada voting periodik juga lobby terhadap masing-masing legislasi. Meskipun individu-individu bebas untuk melobi, usaha lobby mereka sangatlah kalah jumlah oleh kepentingan-kepentingan yang lebih kaya dan kuat. Sebagai contoh dalam dekade terakhir sektor finansial menurut Centre for Responsive Politics membelanjakan hampir 4 milyar dollar dalam me-lobby kongres. Anggota publik biasa harus menggunakan sebuah email atau panggilan telepon dan oleh karenanya sangat diabaikan.

h. Seperti yang telah disebutkan hanya karena 51% rakyat memvoting untuk sesuatu atau mayoritas sederhana para politisi voting untuk sesuatu tidaklah menjadikan itu benar. Tidak juga memiliki supermajority menjamin hasil yang lebih baik. Jika suatu supermajority memutuskan untuk melegalkan penggunaan heroin atau melarang kontrasepsi atau melarang wanita Muslim mengenakan hijab, ini seluruhnya demokratis. Ide mayoritas numeris melegitimasi apa yang secara fundamental dibolehkan dan apa yang dilarang oleh karenanya adalah berbahaya.

i. Tidak juga memiliki Mahkamah Tinggi menyediakan pilihan anti gagal, sebagaimana telah dibuktikan oleh debat aborsi di AS. Memiliki sejumlah hakim untuk menentukan apa yang benar atau salah akibatnya adalah anti demokratis dan membatalkan keseluruhan prinsip memiliki legislasi yang didukung oleh persetujuan popular. Hakim-hakim harus menginterpretasi hukum-hukum dan menetapkan rakyat akuntabel bukan memainkan peran legislator cadangan.

j. Kemajuan saintifik tidak diputuskan atas mayoritas numerikal tapi atas kekuatan sains. Fakta bahwa mayoritas orang pernah percaya bahwa matahari mengelilingi bumi atau percaya bahwa dunia ini datar tidak memiliki arti apapun ketika menentukan apakah hal itu fakta sainitifik. Mengapa legislasi penting harus diperlakukan berbeda?

k. Tidak juga demokrasi dipraktekkan dalam berbagai angkatan bersenjata, perusahaan atau tim olahraga. Apa yang dikira orang mungkin disukai, tapi pada akhirnya pembuatan keputusan harus berdasarkan apa yang benar dan apa yang salah bukan polling terakhir atau focus group atau ketertarikan popular.

l. Ini bukannya mengatakan bahwa dalam perkara-perkara teknis atau area-area rutin atau di mana prioritas-prioritas butuh diputuskan masukan dari publik tidak perlu dicari. Untuk menentukan membangun suatu jalan di suatu area adalah suatu keputusan publik atau apakah sampah harus dikumpulkan seminggu sekali atau semalam sekali. Sebagaimanapun area-area penting bagaimana masyarakat harus diatur, prinsip-prinsip perpajakan, pertahanan, dan sistem pengadilan kriminal tidak bisa diserahkan kepada selera opini publik. Seperti yang akan kita lihat dalam bagian terakhir Sistem Islam membuat pembedaan tepat seperti itu. Dalam area-area tertentu petunjuk ketuhanan telah menyelesaikan masalah secara fundamental, sebagai contoh perlindungan atas tempat-tempat ibadah non-Muslim, jenis-jenis pajak dan institusi-intsitusi politik apa yang harus ada. Di sini rakyat tidak memiliki hak apapun untuk menentang ini, baik mereka memiliki supermajority atau tidak. Namun di area-area lainnya hukum ketuhanan memberi mandat kepada penguasa untuk berkonsultasi dengan publik umum atau para ahli untuk memecahkan problem-problem praktikal dan menggunakan solusi yang efektif. Sistem Islam mendapatkan keseimbangan ini dengan baik, demokrasi sesuai sifat dasarnya tidak bisa.

m. Sifat dasar beracun bagaimana hukum-hukum dibuat dalam demokrasi sangatlah dipahami oleh para filosof, pemimpin, dan pendapat berpengaruh Barat sepanjang masa. Socrates dan Plato ganas melawan demokrasi di Yunani kuno. Jefferson dan Adams memahami bahayanya demokrasi murni, yang menjadi alasan mengapa AS adalah suatu republik dan mengapa demokrasi murni ditentang.

Buku : Demokrasi dalam Krisis
Bagaimana Sistem Politik Islam Memastikan Good Governance

Satu Pamflet oleh Hizb ut-Tahrir Britain
Hizb ut-Tahrir
Britain
22 Jumada al Awwal 1431 / 6 Mei 2010

Rabu, 26 Mei 2010

Teori Demokrasi Tidak Bisa Dipertahankan – Krisis Sistem Demokrasi Sekular

Teori Demokrasi Tidak Bisa Dipertahankan – Krisis Sistem Demokrasi Sekular

Demokrasi dalam Krisis

Bagaimana Sistem Politik Islam Memastikan Good Governance

Pendahuluan

Bab 1 Mengapa Teori Demokrasi Tidak Bisa Dipertahankan

Sejarahnya demokrasi satu-satunya adalah diinstitusikan di Athena 508 BC oleh Cleisthenes. Setiap warga laki-laki berusia lebih dari 18 tahun adalah warga negara, boleh mengumpulkan teman-temannya di atas sisi bukit, di mana, setelah mendengarkan berbagai pemimpin politik, dia bisa melakukan voting dengan warga lainnya mengenai masalah perang dan kedamaian dan semua hal lain yang dibahas di hari itu. Pada 322 BC Alexandra of Macedon menguasai Athena dan mengeliminasi demokrasi mereka, yang tidak pernah lagi dicoba oleh suatu negara layak - proper state (bukan seperti pertemuan kota periodik New England). Gore Vidal, Inventing a Nation

Sebelum kita memasuki detail pembantahan model demokrasi sekular adalah penting untuk menekankan bahwa prinsip-prinsip berikut ini harus tidak dipertentangkan


  1. Para pemimpin dalam masyarakat manapun harus dipilih dan ditetapkan akuntabel atas semua aksi mereka.

  2. Partai-partai politik yang mematuhi konstitusi harus diperbolehkan bekerja di dalam sistem.

  3. Para pemimpin politik harus merepresentasi kepentingan-kepentingan semua rakyat bukannya hanya elit sempit.

  4. Harus terdapat pengadilan yang independen dari eksekutif, yang bisa meminta pertanggung jawaban eksekutif.

  5. Warga negara dari setiap keyakinan, ras atau jender - tidak-cacat atau cacat - harus memiliki hak-hak yang sama di bawah negara.

  6. Tidak ada individu atau kelompok yang berada di atas hukum

  7. Penangkapan, penahanan tanpa alasan, penyiksaan dan penyerahan tahanan untuk disiksa di negara lain harus dilarang sepenuhnya.

Sebagaimana diartikulasikan prinsip-prinsip di atas dianggap kritikal untuk berfungsinya peradaban, tapi kita akan berargumen model demokrasi sekular gagal dalam hal prinsip-prinsip di atas. Dalam bagian ini kita akan mendiskusikan poin-poin berikut.


  1. Bagaimana prinsip-prinsip dan hak-hak kunci dapat dengan mudah ditahan. Bagaimana Demokrasi dapat sama dengan kekuasaan geng

  2. Keputusan-keputusan mayoritas tidak berarti menjadi hukum-hukum yang baik

  3. Pemilihan periodik mendukung mereka yang punya uang dan merugikan pembuatan keputusan jangka panjang yang sulit. Politik menjadi berkutat sekitar melayani elit bukannya publik

Bagian 1 Bagaimana prinsip-prinsip dan hak-hak kunci dapat dengan mudah ditahan. Bagaimana Demokrasi dapat sama dengan kekuasaan geng

a. Adalah suatu ironi jalannya politik pasca 9-11 bahwa 'perang terhadap teror' ditetapkan sebagai pertempuran untuk mempertahankan kebebasan. 11 September 2001 tidak hanya menghasilkan pembunuhan 3.000 orang tapi juga bertanggung jawab atas pembunuhan sistem nilai Barat yang berada dalam kesulitan berhadapan atau beradaptasi dengan berbagai tantangan baru lingkungan internasional.

b. Suatu sistem nilai yang lahir dari perjuangan berabad-lama melawan pejabat agama opresif, dan yang bisa mengalahkan berbagai monarki absolut, fasisme dan komunisme sekarang mendeklarasikan kekalahan implisit di altar musuh barunya. Ini bukan kekalahan dalam arti militer (tapi dalam arti hampir semua peradaban yang akhirnya mengikutinya) tapi ini adalah jelas kekalahan dalam arti politik dan ideologi.

c. Sekarang beberapa pihak mungkin berargumen bahwa berbagai perubahan sejak 9-11, meskipun membalik keseimbangan keamanan vs. kebebasan, tidak mengubah struktur dasar ideologi masyarakat liberal. Namun pengabaian presumsi tidak bersalah, hak untuk persidangan adil, pemisahan kekuasaan dan hak untuk memahami bukti yang digunakan untuk memenjarakanmu, bukanlah sekedar catatan kaki kehidupan politik untuk diubah semaunya; semua itu seharusnya adalah landasan tradisi politik Barat. Bagaimana bisa seseorang mendapatkan kesimpulan lain dari ini ketika nilai-nilai, prinsip-prinsip dan tradisi-tradisi fundamental - jiwa politik itu sendiri - menjadi ekuivalen dengan 30 keping perak?

d. Ketika para politisi mengklaim bahwa kebebasan sipil terbesar adalah hak untuk hidup dan untuk negara menjadi aman, ini akibatnya menggusur nilai-nilai kunci lain yang banyak diperjuangkan ke dalam kotak sampah. Jika hak untuk hidup benar-benar adalah hak yang paling penting, negara-negara tidak akan pernah pergi perang untuk mempertahankan nilai-nilai fundamental, berisiko menempatkan putra-putra dan putri-putri mereka dalam berbagai konflik brutal. Jika Perang Dunia Kedua adalah tentang cuma melindungi nyawa, maka Churchill akan menerima tawaran Hitler untuk menyerah, maka menyelamatkan ribuan prajurit dari horor pertempuran dan kota-kota Inggris dari pengeboman brutal.

e. Alasan melindungi keamanan negara adalah argumen tua yang digunakan oleh para diktator dan tiran sepanjang masa dan digunakan secara konstan oleh rezim-rezim dari Pongyang hingga Harare untuk mempertahankan berbagai kebijakan kejam. Namun rezim-rezim itu tidak pura-pura menjadi sesuatu yang lain dan tidak juga mereka berusaha mempromosikan nilai-nilai mereka ke luar negeri. Adalah promosi aktif demokrasi sekular ke luar negeri sementara secara simultan mengabaikannya di rumah itulah kemunafikan terang-terangan. Dalam menggulung demokrasi di rumah, Barat telah kehilangan kepemimpinan moral untuk berkutbah pada negeri-negeri di luar, meremukkan secara serius para aktivis pro demokrasi di luar negeri yang mereka klaim mereka dukung.

f. Peristiwa-peristiwa sejak 9-11 bukanlah pertama kalinya nilai-nilai Barat gagal dalam tes kredibilitas ketika berhadapan dengan tekanan ketat. Pada 1861, Abraham Lincoln, dianggap banyak orang sebagai Presiden Amerika Serikat terhebat, mengabaikan hukum sipil di berbagai teritori tertentu dan menguasai semua kewenangan yang tidak didelegasikan padanya dalam konstitusi. Pada 1862 dia mengabaikan habeas corpus dan di bawah hukum militer memenjarakan 13.000 anggota ‘Copperhead Democrats’, suatu kelompok yang menentang perang itu dan yang mengusahakan konvensi konstitusional baru untuk membentuk suatu amandemen untuk melindungi hak-hak negara bagian. Ketua Keadilan Pengadilan Tinggi - The Chief Justice of the Supreme Court menyatakan tindakan-tindakan Lincoln inkonstitusional. Bukannya mematuhi aturan hukum, pondasi tradisi Barat, Lincoln menerbitkan surat penahanan terhadap Ketua Mahkamah umur-84-tahun itu.

g. Demikian juga selama Perang Dunia Kedua, Franklin Roosevelt, memenjarakan 120.000 orang Amerika asal jepang dalam kamp-kamp konsentrasi darat melalui penandatanganan Executive Order 9066; satu-satunya kejahatan mereka adalah asal ras mereka. Pada 2006 George W Bush menandatangani hukum the Military Commissions Act yang menyangkal hak-hak fundamental apapun para musuh dan melanggar Konvensi Jenewa tentang perlakuan terhadap para tahanan.

h. Guantanamo Bay, Belmarsh, Abu Ghraib, Bagram, the Patriot Act, legislasi anti-terrorisme dalam semua penyamarannya, stop and search, penahanan, penyiksaan, pelecehan seksual, penangkapan atas perintah eksekutif, pemenjaraan tanpa pengadilan, penyerahan para tersangka pada rezim-rezim tiranikal, interogasi brutal dan perang-perang ilegal dan imperialistik bukanlah satu-satunya bukti peradaban yang dalam kejatuhan, meski itu adalah benar tanda-tanda yang kuat.

i. Bukti yang lebih menerangi adalah kebisuan massal (dan bahkan dukungan aktif) publik Barat dan para representatif mereka sementara hal-hal itu terjadi. Memang keseluruhan populasi Barat yang dipengaruhi oleh geng tampil seiring pers tabloid telah mendorong populasi mereka untuk melakukan yang terburuk. Sejauh ini tidak pernah ada demonstrasi jalanan atas penggulungan hak-hak dan nilai-nilai legal sejak 9-11. Faktanya, polling opini mengindikasikan dukungan kuat bagi legislasi keras anti-teror dan teknik-teknik interogasi baik di AS maupun UK.

Buku : Demokrasi dalam Krisis
Bagaimana Sistem Politik Islam Memastikan Good Governance

Satu Pamflet oleh Hizb ut-Tahrir Britain
Hizb ut-Tahrir
Britain
22 Jumada al Awwal 1431 / 6 Mei 2010

Demokrasi Menghasilkan Krisis - Demokrasi Sekular Sistem Krisis

Demokrasi Menghasilkan Krisis - Demokrasi Sekular Sistem Krisis

Demokrasi dalam Krisis

Bagaimana Sistem Politik Islam Memastikan Good Governance

Pendahuluan

Seiring program-program partai menjadi semakin mirip, dan seiring kampanye-kampanye selalu berorientasi lebih pada tujuan-tujuan sama bukannya cara bertentangan, terdapat pengecilan derajat sejauh mana hasil-hasil elektoral bisa menentukan aksi pemerintah. Terlebih lagi, seiring perbedaan antar partai-partai berkuasa dan yang tidak berkuasa menjadi semakin kabur, derajat sejauh mana para pemilih bisa menghukum partai-partai bahkan atas dasar ketidakpuasan umum adalah berkurang. Di saat yang sama partisipasi dalam proses pemilihan mengimplikasikan voting dan dengan membuat pemilu sebagai saluran legal untuk aktivitas politik, saluran lain yang berpotensi lebih efektif, menjadi berlegitimasi. Demokrasi menjadi suatu cara mencapai kestabilan sosial bukannya perubahan sosial, dan pemilu menjadi bagian 'terhormat' konstitusi" Richard S. Katz and Peter Mair, How Parties Organise

Sementara sebagian besar politisi dalam demokrasi mengklaim mantel 'perubahan', sangatlah sedikit pernah benar berubah. Terlebih lagi, skandal-skandal politik jauh dari menjadi peristiwa-peristiwa terisolasi atau kejanggalan dalam sistem demokrasi sekular. Kecurangan anggaran, para mantan-Menteri menjadi "taksi-taksi untuk disewa", dana untuk mempengaruhi legislasi dan berbagai pinjaman untuk kelompok penguasa (baronage) semua ini baru contoh yang di Inggris saja. Tuduhan usaha penjualan kursi Senat di Illinois dan seorang anggota kongres dengan ribuan dollar di freezer lemari es-nya di Amerika Serikat adalah episode-episode mengagetkan yang mirip. Bisa dikatakan bahwa di Amerika kelas politiknya telah dijual beberapa waktu lalu kepada kelompok-kelompok bertujuan khusus (special interest) - sedemikian banyak sehingga Washington DC telah menjadi kiasan untuk korupsi terorganisasi dan terinstitusionalisasi. India, dianggap oleh banyak pihak sebagai demokrasi sekular terbesar, juga dianggap sebagai yang paling korup. Para politisi baik di tingkat federal maupun propinsi telah menghisap negara itu sampai kering sejak desentralisasi / partisi di 1947. Israel digemborkan sebagai satu-satunya demokrasi di Timur Tengah. Namun apa yang ia katakan tentang pemerintahannya ketika seorang mantan Presiden sedang disidang karena pemerkosaan dan seorang mantan Perdana Menteri karena korupsi? Demokrasi yang sedang berkembang tidak lebih baik dari itu. Pemilu-pemilu di Kenya, Afghanistan dan Pakistan semuanya telah menghasilkan elit korup, dan pergantian Russia ke demokrasi telah memproduksi suatu oligarki yang lebih tertarik menghasilkan uang daripada melayani publik. Saripatinya demokrasi dari negara ke negara hanya mendukung elit seiring meneruskan propaganda bahwa semua orang punya kekuatan yang sama di dalam demokrasi.

Namun demikian, para suporter demokrasi sekular tidak menerima premis ini. Dalam pandangan dunia mereka demokrasi bukanlah sistem sempurna tapi, untuk mem-parafrase Churchill, itu adalah lebih baik daripada semua yang lain. Bagi mereka demokrasi adalah tiada terkira lebih hebat daripada rivalnya, dan kematian berbagai monarki abad pertengahan, Soviet Russia, Nazi Jerman dan para diktator sekeliling globe hanya memvalidasi opini mereka. Bagi mereka demokrasi berhasil karena itu adalah, dalam kata-kata Abraham Lincoln, "pemerintahan rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat." Sebagai tambahan mereka mengutip pertumbuhan jumlah negara-negara di seluruh dunia yang memeluk demokrasi sekular.

Pemilu-pemilu memang telah diadakan beberapa waktu lalu di Afganistan dan Irak dengan jutaan orang datang untuk voting setelah puluhan tahun dilarang punya kesempatan itu. Namun ini bukan sekedar pemilu yang mengikat kedua negara itu bersama; faktor kesamaan lainnya adalah bahwa negara-negara itu sedang dalam penjajahan asing ketika pemilu. Ini dengan sendirinya membatalkan konsep apapun tentang pemilu-pemilu itu sebagai praktek dalam mengukur apakah suatu pemerintahan atau seorang pemimpin memiliki legitimasi terpisah dari yang disuguhkan oleh otoritas penjajah. Menggunakan analogi yang bisa diapresiasi oleh kebanyakan mahasiswa sejarah Amerika, yang demikian itu adalah seperti halnya para bapak pendiri mengadakan pemilihan umum ketika para pasukan Inggris masih menguasai Philadelphia di tahun 1776 di bawah suatu konstitusi yang disetujui oleh Westminster. Demikian maka tidak mengherankan bahwa para pemimpin sekular pro-Barat telah dipilih di Kabul dan Baghdad. Juga tidak bisa diasumsikan bahwa karena rakyat menolak kediktatoran, berarti mereka pasti mendukung ide-ide politik Barat.

Sebagai tambahan pemilu-pemilu, demokrasi Barat juga juara dalam pemisahan negara dan agama, nilai-nilai liberal terhadap perilaku personal, demikian juga kapitalisme, dengan kebijakan tak terkontrol pasar bebasnya. Masyarakat Barat mempromosikan individualisme, hedonisme dan utilitarianisme, dengan kepercayaan dan moral disimpan rapat ke arena privat. Terdapat sangat sedikit bukti bahwa orang-orang di Kabul (apalagi Kandahar), Baghdad atau Kairo mendukung atau menerima bahwa Islam harus dimarjinalisasi dalam masyarakat dan disimpan hanya untuk wilayah masjid, tidak juga mayoritas menerima bahwa seseorang punya kebebasan untuk melihat pornografi atau melakukan zina. Tidak juga mayoritas akan setuju dengan hukum-hukum yang membolehkan alkohol, tempat-tempat judi atau kapitalisme pasar bebas dengan semua akibat buruknya; meski begitu ini semua adalah norma dalam demokrasi Barat. Ini persis dikarenakan berbagai perbedaan besar dalam nilai-nilai dan pondasinya bahwa mayoritas warga negara Eropa dan banyak pemimpin European Union gelisah tentang pendaftaran Turki ke EU. Jika Turki setelah 8 dekade sekularisasi fanatis oleh militer, telah tidak mampu merestruktur secara fundamental nilai-nilai jutaan orang Turki, adalah sangat tidak mungkin bahwa Timur Tengah akan membeli Thomas Jefferson dalam waktu dekat, terutama sejak mereka menyaksikan hari demi hari akibat 'perang terhadap teror' Barat.

Ledakan balik akhir-akhir ini terhadap para politisi adalah bagian dari kematian ideologis yang jauh lebih luas. Kaitan umum antara berbagai skandal politik, bencana perekonomian, perang di Irak dan model sosial gagal adalah bahwa mereka semua lahir dari sistem demokrasi sekular. Ekses, ketamakan, individualisme dan materialisme adalah buah-buah kapitalisme dan sistem nilainya yang gagal. Sebagaimana 'para bankir rakus' telah menjadi wajah bencana para Kapitalis, dan Guantanamo Bay dan Abu Ghraib dilihat sebagai komitmen Barat pada Universal Human Rights, sehingga para politisi korup telah menjadi wajah dari penipuan demokrasi. Negara-negara sekular, demokratis, kapitalis semua menderita hingga derajat lebih kecil atau lebih besar pembusukan ideologis ini. Runtuhnya perekonomian pastinya adalah yang paling menyebar dan membuat jatuhnya korban tidak hanya warga negara di masyarakat Barat, tapi pada orang miskin dunia yang tadinya dijanjikan bahwa Kapitalisme akan menjadikan kemiskinan sejarah. Tapi aspek-aspek lain jalan hidup Barat tidak kalah berbahaya dalam janji-janjinya. Adalah pemisahan hampir total Tuhan dari kehidupan kolektif yang telah meninggalkan masyarakat untuk didominasi oleh nilai-nilai material. 'WIFM' - 'what's in it for me' adalah pertanyaan fundamental yang ditanyakan orang pada dirinya sendiri, dan bukan 'bagaimana aku akan dihakimi atas perilakuku'. Masyarakat Barat bisa dikatakan telah membatasi semua nilai-nilai selain material pada rumah dan ruang pribadi. Ketika nilai-nilai demikian dibuang ke sisi batas masyarakat, ketika kesuksesan dan kegagalan dinilai semata berdasarkan kekayaan yang kamu miliki, harga rumahmu dan apa yang kamu miliki secara materi, adakah kesangsian bahwa para politisi atau bankir berperilaku seperti yang mereka lakukan, tidak pandang di mana seseorang tinggal.

Namun beberapa pihak berargumen bahwa masalah-masalah yang muncul adalah karena buruknya implementasi dan suatu kelas politik yang telah kehilangan pengekangnya. Meski begitu masalah demokrasi sekular berasal bukan dari implementasi yang buruk melainkan dari pondasi-pondasi lemah teoretisnya. Pandangan bahwa hukum-hukum menjadi superior atas hukum-hukum lain berdasarkan jumlah orang yang mem-votingnya adalah absurd adalah berbahaya. Kita jelas tidak menentukan kemajuan saintifik berdasarkan jumlah orang yang mendukung suatu posisi, jika kita melakukannya maka Galileo, Copernicus dan ratusan ilmuwan yang mengatakan kebenaran dan yang berjuang melawan opini publik pasti salah. Kita menentukan pengadilan berdasarkan kualitas bukti bukannya superioritas numerik saksi-saksi di suatu sisi. Jika orang, seperti yang mereka lakukan di 1930-an, voting untuk pemimpin yang populis yang nantinya membunuh jutaan orang dan memulai suatu perang dunia, apakah ini memvalidasi pilihan mereka hanya karena mereka merupakan suatu mayoritas di suatu waktu. Tidak.

Kata 'demokrasi' (kekuatan rakyat) itu sendiri berakar di bahasa Yunani adalah penjelasan nyata. Inilah mengapa sepanjang masa dari Socrates hingga Jefferson, dari Plato hingga Stuart Mill konsep kekuasaan geng dan tirani mayoritas adalah ketakutannya. Frase ini "tirani mayoritas" adalah aslinya dikutip dalam Alexis de Tocqueville dalam bukunya 'Democracy in America’ dan kemudian diambil oleh Mill dalam karyanya ‘On Liberty’. Perhatiannya adalah bahwa hukum-hukum tidak ditentukan berdasarkan keuntungan masyarakat oleh mayoritas tapi akan sebaliknya berakar dalam kepentingan sendiri - self interest, semangat emosional dan kepicikan, dan usaha merampas hak-hak minoritas. Sebagaimana dinyatakan Thomas Jefferson "Demokrasi adalah tidak lebih dari kekuasaan geng, di mana 51% orang bisa mengambil hak-hak 49% yang lain". Plato dan Aristotle khususnya bermusuhan dengan dogma-dogma demokrasi. Melalui karya berpengaruh mereka, setelah penemuan kembali klasik-klasik selama renaissance, kestabilan politik Sparta dipuji sedangkan demokrasi Periclean dideskripsikan sebagai sistem kekuasaan, di mana yang cacat lahir, geng (sebagai tirani kolektif) atau kelas-kelas miskin, memegang kekuatan kekuasaan. Solusi Mill bahkan lebih radikal menyarankan untuk tirani mayoritas adalah bahwa untuk memiliki representasi proporsional dengan hak suara ekstra bagi yang kaya dan yang terpelajar untuk mengalahkan voting mayoritas yang kurang terpelajar. Winston Churchill juga berkelakar bahwa argumen utama melawan demokrasi adalah satu 10 menit perbincangan dengan pemilih rata-rata.

Menyadari kelemahan cacat fundamental ini, masyarakat Barat telah berusaha menekan beberapa efek lebih keras 'mob rule' dengan berbagai cek konstitusional dan politikal. Di AS hadirnya Supreme Court, suatu supermajority dihadapannya perubahan-perubahan konstitusional bisa dibuat dan hadirnya berbagai cek dan perimbangan - checks and balances telah diterapkan, tapi dengan mengorbankan prinsip-prinsip utama demokrasi seiring juga menyebabkan luapan masalah-masalah lain. Kebuntuan, korupsi, kendali disproporsional yang dilakukan oleh kelompok-kelompok bertujuan spesial - special interest groups dan pertimbangan-pertimbangan jangka pendek elektoral dalam mengakali berbagai tantangan jangka panjang adalah hanya beberapa tuntutan terhadap demokrasi hari modern. Skandal pembelanjaan dan pe-lobby-an di Inggris adalah gejala kelas politik yang telah melupakan apa seharusnya melayani publik itu.

Demokrasi sekular, dengan basis kedaulatan popularnya, belum ditantang secara efektif hingga sekarang baik kiri maupun kanan belum terlibat dalam debat apapun tentang kelayakan demokrasi sekular. Kebanyakan pemimpin Barat percaya bahwa demokrasi adalah nirwana sistem politik modern bahwa nilai-nilai demokrasi sekular adalah universal. Namun sebagaimana Pat Buchanan dengan tepat mengamati, "penyembahan-demokrasi menyarankan suatu kepercayaan kekanak-kanakan dalam kebijaksanaan dan kebaikan masyarakat." Mayoritas orang hari ini akan mengembalikan hukuman mati (untuk kejahatan seperti paedophilia dan perkosaan), kebanyakan orang akan percaya bahwa gelombang masuk orang mencari rumah sakit mental meningkatkan kejahatan, mayoritas orang Amerika di selatan pada abad 19 mendukung perbudakan dan mayoritas orang Jerman memilih Hitler dan mendukung the Nuremburg laws di 1930-an. Para pendiri Amerika tidak lebih percaya pada masyarakat daripada mereka percaya pada monarki absolut. Maka kebutuhan untuk multiple checks and balances - suatu badan pemilih (electoral college), suatu Supreme Court, suatu Senat terpilih untuk mengawasi House of Representatives (DPR) dan kekuatan veto seorang Presiden. Demokrasi, berkebalikan dengan apa yang orang umum pikirkan, adalah bahkan tidak disebutkan di dalam konstitusi Amerika Serikat dan itu bukan kesalahan membaca. Thomas Jefferson telah sangat menjelaskan apa yang dia pikirkan tentang menyerahkannya pada rakyat ketika dia mengatakan: "Jangan dengarkan percaya pada orang-orang (rakyat), tapi sebaliknya kekang mereka dari kejahatan dengan rantai-rantai konstitusi". Bagaimana bisa demokrasi dengan dogma sentral kedaulatan popular bisa dianggap serius oleh dunia Muslim ketika para pendiri konstitusi AS sendiri sangatlah alergi terhadapnya?

Etos Islam memastikan bahwa masyarakat adalah lebih rata terseimbangkan antara nilai-nilai material, moral, humanitarian dan spiritual. Para politisi harus memiliki pondasi kuat berakar dalam nilai-nilai yang berkorelasi kuat dengan membantu kebutuhan warganya. Ini adalah, pada akhirnya, hanyalah atmosfer kesadaran akan Tuhan bergandengan dengan hukum-hukum terinspirasi secara ketuhanan yang mengatur intsitusi-institusi detail yang bisa memastikan sistem politik yang lebih efektif.

Buku : Demokrasi dalam Krisis
Bagaimana Sistem Politik Islam Memastikan Good Governance

Satu Pamflet oleh Hizb ut-Tahrir Britain
Hizb ut-Tahrir
Britain
22 Jumada al Awwal 1431 / 6 Mei 2010

Download BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam