Unduh BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Rabu, 29 Februari 2012

Pengawasan Mata Uang Standar Emas Memastikan Kestabilan Harga

Pengawasan Mata Uang Standar Emas Memastikan Kestabilan Harga



Argumen 7: Masalah Pengawasan

Argumen 7: Bagaimana bisa pemerintah dipercaya untuk menjaga Standar Emas. AS sebagai contoh, dituduh mencetak lebih banyak dollar daripada cadangan emas di akhir 1960-an sebelum mereka membatalkan perjanjian Bretton Woods.

Bantahan: Islam mewajibkan 100% mata uang berbasis emas. Ini berdasarkan berbagai dalil Qur'an. Bagi negara Islam untuk menjaga rasio cadangan emas 100%, merupakan keyakinan yang berkaitan dengan akidah dan akan menjamin pencopotan pemimpin jika dia secara nyata menyalahi suplai uang dalam perekonomian.

Banyak pihak yang berargumen bahwa menjaga sistem cadangan emas 100% untuk Standar Emas adalah mustahil dan oleh karenanya mereka menentang Standar Emas. Bab ini menganalisis prospek-prospek sebenarnya dari tugas secara nyata mengawasi penerapan Standar Emas dan cek-dan-perimbangan yang mungkin dilakukan.

Sistem mata uang Standar Emas bekerja atas dasar bahwa jumlah uang - kertas atau koin, dalam perekonomian 100% didasarkan pada Emas riil. Apapun tingkat nilai antara uang kertas dan satu gram emas, sistem ini tetap harus sepenuhnya memiliki cadangan emas dengan jumlah yang sama.

Dalam sejarah, kekuatan-kekuatan dunia telah berulang-ulang memutus hubungan antara uang dan emas dalam Standar Emas karena perang dan membayar utang. Ketidakjujuran ini adalah salah satu argumen utama dari para pendukung Standar Emas melawan uang Fiat.

Mekanisme pengawasan Standar Emas adalah vital untuk memastikan Standar Emas diterapkan dengan benar. Banyak orang dari pihak pendukung anti emas yakin bahwa rasio cadangan emas 100% adalah mustahil karena kurangnya jumlah emas di dunia dan karena pemerintah memiliki monopoli terhadap suplai uang maka tidak ada mekanisme untuk memastikan kredibilitas rasio cadangan emas terhadap uang dalam perekonomian. Mekanisme pengawasan adalah penting karena keyakinan terhadap standar emas didasarkan pada kemampuan untuk mengawasi cadangan emas dan mata uang yang beredar.

Islam mewajibkan cadangan emas 100%. Bagi negara Islam, menjaga rasio cadangan emas 100% adalah perkara keyakinan yang berkaitan dengan akidah dan akan menjamin pencopotan pemimpin jika dia secara nyata menyalahi suplai uang dalam perekonomian.

Penetapan aturan-aturan Islam tertentu dengan Dinar, Dirham dan Mitsqal, artinya dinar dengan beratnya dalam emas, dan dirham dengan beratnya dalam perak, adalah unit moneter yang dengannya nilai-nilai barang dan jasa diukur.

Islam menghubungkan hukum-hukum Syari'ah dengan emas dan perak dari dalil, ketika aturan-aturan itu berkaitan dengan uang, hal ini menjadi bukti bahwa emas dan perak ditekankan sebagai uang. Dari sini, Islam mengharuskan emas untuk secara nyata menjadi bagian dari transaksi legal apapun bagi negara Khilafah.

Ketika Islam melarang penimbunan kekayaan, Islam secara spesifik melarang penimbunan emas dan perak meski fakta bahwa kekayaan bisa terdiri dari berbagai kepemilikan lain yang bisa dimiliki oleh individu. Namun, aturan tentang penimbunan kekayaan ditunjukkan dalam uang, bukan barang dan jasa. Islam menghubungkan emas dan perak dengan sejumlah aturan. Maka Islam mewajibkan Standar Emas secara prinsip dan praktek, maka di samping menjadi suatu perkara keyakinan akidah, pencopotan pemimpin bisa dilakukan jika standar itu tidak diterapkan secara tepat.

Cara lain di mana Standar Emas bisa dimonitor adalah melalui mekanisme otomatis, yaitu tingkat harga-harga dalam negara. Jika tingkat umum harga-harga di seantero perekonomian naik atau turun dengan tidak ada penjelasan terkait perubahan dalam pasar produk (yaitu kekuatan pasar) maka pasti disebabkan oleh tingkat suplai uang dalam perekonomian yang berubah. Jika ini kasusnya, si pemimpin bisa ditanya untuk menjelaskan fenomena semacam itu. Kemampuan untuk memonitor mekanisme ini dan memformalkannya melalui suatu komite atau badan pengatur bisa menghasilkan kepercayaan terhadap negara dan Standar Emas.

Tanpa sistem pengawasan, uang jelek akan menggusur uang baik yang mengakibatkan penimbunan sebagaimana ditunjukkan oleh hukum Gresham. Sistem pengawasan akan memastikan jumlah uang beredar tetap sama secara relatif dengan jumlah emas dalam cadangan, yang akan menjaga integritas sistem.

Beriringan dengan ini, tinjauan tahunan bisa dilakukan terhadap stok total emas di simpanan negara dibandingkan dengan penilaian jumlah suplai uang dalam perekonomian lebih luas. Ini akan memungkinkan secara tahunan verifikasi stok Standar Emas.  Ini akan dilakukan oleh para ahli di bidang ini dan oleh tim yang independen dari pemerintah.

Sesungguhnya mekanisme pengawasan yang diperlukan untuk memastikan suplai emas dan perak akan diterapkan dengan dasar bahwa pengadopsian Standar Emas merupakan kewajiban dalam Islam sehingga apapun yang mengakibatkan penerapannya dan peneguhannya akan diusahakan. Karena keberlanjutan kekuasaan pemimpin (Khalifah) bergantung pada penerapannya akan semua aturan Syari’ah, dan karena penggusuran terhadap pemimpin bisa ditimpakan oleh Mahkamah Tindak Kezaliman (Mahkamah Mazalim), maka akan terdapat pengawasan ketat terhadap semua fungsi ekonomi termasuk menjaga standar Emas/Perak dengan sepenuhnya. Ini bertolak belakang dengan pemerintah AS, sebagai contoh, yang menolak untuk membolehkan audit oleh publik terhadap cadangan emas di Fort Knox.

Ini adalah cek-dan-perimbangan untuk memastikan integritas Standar Emas, dan kepercayaan terhadap pemerintah yang menjaganya.

Pengawasan Mata Uang Standar Emas Memastikan Kestabilan Harga

Sabtu, 25 Februari 2012

Mata Uang Berbasis Logam Mulia Mencegah Kenaikan Harga-Harga


Mata Uang Berbasis Logam Mulia Mencegah Kenaikan Harga-Harga


Argumen 6: Masalah Kompatibilitas

Argumen 6: Standar Emas tidak kompatibel dengan sistem Fiat dan untuk bisa berjalan membutuhkan perekonomian berbasis tanpa-bunga.

Bantahan: Sungguh, dua sistem itu seperti kapur dan keju (benar-benar berbeda). Jika suatu negara yang menggunakan Standar Emas beralih mencetak uang kertas, uang kertas itu akan kehilangan nilai dan rakyat akan menukarnya dengan emas dari simpanan kas atau mulai menimbun emas. Perekonomian Islam berbasis Emas melarang bunga (riba), yang tidak akan memungkinkan penciptaan kredit (dengan riba), oleh karenanya menjamin integritas Standar Emas.

Standar Emas atau Emas tidaklah cocok dengan sistem moneter Fiat. Sungguh, kedua sistem itu seperti kapur dan keju (jauh berbeda). Jika suatu negara yang menerapkan standar Emas mulai beralih ke mencetak uang kertas sebagaimana di dalam sistem Fiat, uang kertas itu akan mulai kehilangan nilai dibandingkan dengan emas dan orang-orang akan menukar nilai rendah uang kertas itu dengan emas dari simpanan kas atau mulai menimbun emas. Jadi, Standar Emas memiliki mekanisme stabilisasi otomatis yang mencegah pencetakan uang kertas dan inflasinya.

Sejak lenyapnya Standar Emas, sistem moneter Fiat telah mengembangkan suplai uang secara besar-besaran yang menghasilkan inflasi, dan kebijakan moneter saat ini utamanya dibidikkan pada pengurangan inflasi. Meskipun demikian, inflasi tetaplah menjadi cambuk yang menciptakan penderitaan. Kutipan ini dari lembaga statistik nasional Inggris membandingkan inflasi harga konsumen di Inggris selama periode Standar Emas (1750 hingga 1938) dengan sistem Fiat mula-mula.

“Diambil secara keseluruhan, dalam periode antara 1750 dan 1938, sebelum mulainya Perang Dunia Kedua; harga-harga naik sebesar tiga kali lipat lebih sedikit. Sejak itu harga-harga terus naik lebih dari empat puluh kali lipat.” (Consumer Prices Inflation since 1750. UK Office of National Statistics)

Situasi di Inggris mewakili keseluruhan apa yang terjadi di seluruh dunia industri maju. Meski dilakukan suplai besar secara periodik, tekanan inflasi yang menyebabkan kenaikan harga-harga lipat 40 muncul dari suplai uang yang terus membesar.

Ini secara jelas dicontohkan oleh fakta bahwa hari ini suplai uang adalah hampir 5,5 kali lebih besar daripada perekonomian riil, sebagaimana diilustrasikan dalam tabel di bawah ini.

Bunga (riba), yang merupakan biaya kesempatan dari modal (opportunity cost of capital), telah mendorong pertumbuhan penciptaan kredit yang membahan-bakari suplai uang yang terus membesar.

Meskipun kegiatan meminjam dan meminjamkan masih dibolehkan, perekonomian Islam berbasis-emas melarang bunga (riba), yang tidak akan memicu penciptaan kredit, oleh karenanya menjamin integritas Standar Emas.

Mata Uang Berbasis Logam Mulia Mencegah Kenaikan Harga-Harga

Selasa, 21 Februari 2012

Kerugian Mata Uang Fiat – Kelemahan Mata Uang Fiat

Kerugian Mata Uang Fiat – Kelemahan Mata Uang Fiat



Argumen 5: Tingginya Biaya Produksi: Pembuatan Uang Logam Sebagai Pemborosan Produksi

Argumen 5: Penggunaan emas dan perak memerlukan biaya ekstraksi, penambangan dan transportasi, yang merupakan porsi cukup besar dari GDP suatu negeri. Ini juga mengakibatkan pengalokasian banyak aktivitas untuk sesuatu yang bisa dihindari.

Bantahan: Sementara biaya produksi kertas bisa diabaikan dibandingkan dengan biaya ekstraksi, penambangan dan pengangkutan emas, problemnya ada pada biaya total uang Fiat pada masyarakat.

Beberapa ahli ekonomi yang berpengaruh telah membuat perkiraan bahwa sumber-sumberdaya emas (penambangan, pemurnian, penganalisisan, penyimpanan, dan penjagaan) bisa mencapai 4% dari GDP. Maka, itu adalah mis-alokasi yang tidak perlu terhadap sumberdaya jika koin logam murah atau uang fiat bisa digunakan menjadi medium pertukaran dengan biaya yang bisa diabaikan.

Sebelum mendiskusikan biaya standar emas, adalah penting untuk memandang biaya standar Fiat dengan lebih jernih dan lebih penting lagi adalah biaya-biaya yang muncul sebagai konsekuensi menerapkan standar Fiat. Salah satu konsekuensi yang terkenal adalah biaya kucuran dana untuk menyehatkan perekonomian (bail-out). Satu contoh yang cukup adalah berikut ini:

Tabel 2 Cost of Bank Bailouts as % of GDP
Sumber: Office for National Statistics [5]

Mempelajari biaya sumberdaya dalam produksi emas semata adalah pendekatan perhitungan biaya total yang buruk. Membandingkan biaya-sumberdaya emas dengan biaya-sumberdaya kertas tidaklah menyelesaikan masalah. Kita harus melihat pada biaya-kesempatan (opportunity costs) dari tidak memiliki Standar Emas, pada dasarnya ini berarti kesempatan yang terlewatkan untuk mendapatkan keuntungan mata uang yang stabil dan dapat diandalkan bagi perekonomian. Jadi, sementara biaya produksi kertas bisa diabaikan dibandingkan dengan biaya ekstraksi, penambangan, dan memindahkan emas, problemnya ada pada biaya total yang ditanggung masyarakat, yaitu:

  • Biaya mis-alokasi sumberdaya akibat inflasi dari standar Fiat. Pada dasarnya, uang kertas adalah fasilitator utama bagi penciptaan kesenjangan antara kaum kaya dan kaum miskin dengan menjadi mesin untuk pertumbuhan inflasi.

  • Biaya faksi-faksi politik yang bersaing untuk kekuatan mesin cetak uang.

  • Biaya-biaya yang dibebankan oleh berbagai kelompok kepentingan khusus dalam usaha mereka untuk membujuk penguasa untuk menyalahgunakan mesin cetak uang.

Jadi, pengisolasian di mana biaya emas dibandingkan dengan biaya uang Fiat, nyatanya menjadi mirip dengan mengatakan bahwa pasir lebih murah daripada batu bata, dan oleh karenanya harus digunakan untuk membangun pondasi suatu bangunan. Bangunan pasar Kapitalis telah runtuh di hadapan mata kita – semuanya berbasis mata uang Fiat, jadi siapa yang akan menentang jika harus membayar untuk membangun pondasi yang kuat!

Barisan lain dari kritik terhadap Standar Emas adalah bahwa mereka berasumsi bahwa aktivitas menambang emas, memurnikannya, mencetaknya menjadi batangan atau menjadi koin, menyimpannya dan menjaganya semuanya adalah aktivitas tidak berguna – yang semuanya berada di bawah asumsi implisit bahwa dengan standar Fiat aktivitas-aktivitas itu tidak diperlukan. Tapi itu mengasumsikan bahwa penerapan standar kertas akan menyebabkan emas kehilangan nilai moneternya. Padahal emas terus saja ditambang, dimurnikan, dicetak, disimpan dan dijaga – dan tetap memakan biaya-sumberdaya. Dalam kasus manajemen moneter yang tidak bertanggungjawab (yaitu krisis moneter fiat), biaya-sumberdaya emas jika dinilai dengan standar kertas bisa jadi menjadi lebih tinggi daripada jika Standar Emas saja yang terlibat.

Terakhir, terdapat beberapa asumsi keliru yang mengakibatkan tingginya estimasi biaya-sumberdaya emas, yaitu mengasumsikan bahwa suplai emas adalah elastis sempurna. Faktanya suplai emas adalah relatif inelastis. Dalam perekonomian yang berkembang, peningkatan permintaan uang akan mengakibatkan sumberdaya tambahan menjadi dialokasikan untuk penambangan emas. Tapi dengan tidak elastisnya suplai, dampak dominan dari peningkatan permintaan emas adalah dampak terhadap harga bukannya dampak terhadap kuantitas. Akan terdapat beberapa peningkatan dalam kuantitas emas yang disuplaikan, tapi karena efek harga, peningkatan ini kecil dibandingkan dengan peningkatan permintaan. Biaya-sumberdaya mengekstraksi emas tambahan akan juga kecil.

Haruslah dicatat bahwa mendukung Standar Emas tidaklah berarti menggotong batangan emas untuk terlibat dalam transaksi komersial sehari-hari. Standar Emas bisa digunakan dengan baik selama uang kertas yang beredar sama nilainya dengan kuantitas emas dalam perekonomian (yang disimpan sebagai Emas/Perak riilnya). (Penerjemah: Dengan teknologi dalam transaksi sebagaimana yang ada saat ini, Standar Emas dapat dideposit ke lembaga transaksi keuangan dan si pemilik uang Emas/Perak bisa mentransfer uangnya ke pihak lain untuk berbagai keperluan termasuk jual-beli. Dalam hal ini berarti si pemilik uang memerintahkan kepada lembaga transaksi tersebut, yang bertindak sebagai wakil dari si pemilik uang, untuk menyerahkan sejumlah uang ke rekening orang yang dituju di lembaga transaksi yang mewakilinya. Aktivitas semacam ini bahkan bisa dilakukan dengan ‘menggesek’ kartu debit.)

Kerugian Mata Uang Fiat – Kelemahan Mata Uang Fiat

Kamis, 16 Februari 2012

Mata Uang Emas Dan Perak Mengatasi Inflasi Harga

Mata Uang Emas Dan Perak Mengatasi Inflasi Harga



Argumen 4: Masalah Pertumbuhan

Argumen 4: Standar emas adalah inelastis dan bisa menimbulkan ketidaksesuaian antara kuantitas uang dan volume aktivitas ekonomi. Ketidakcukupan mata uang berbasis-emas bisa menghasilkan pengangguran tinggi atau siklik.

Bantahan: Masalah sebenarnya bukanlah bahwa terdapat terlalu sedikit Emas tetapi fakta bahwa terdapat terlalu banyak dollar di dunia. Standar Emas memastikan jumlah uang dalam perekonomian adalah relatif sesuai dengan pertumbuhan ekonomi, yang oleh karenanya membuat pertumbuhan ekonomi nyata dan langgeng.

Poin 1: Para suporter uang fiat selalu menyatakan bahwa tidak terdapat cukup Emas di dunia untuk mendanai perekonomian global dan transaksi internasional.

Jumlah total emas yang telah ditambang diestimasi sekitar 165.000 ton. Dengan asumsi harga emas $1500 per ons, nilai total semua emas yang pernah ditambang adalah sekitar $6,8 triliun. Ini kurang dari nilai uang yang beredar di AS saja, di mana sekitar $1,4 triliun ada di peredaran dan $11 triliun yang lain ada melalui deposit bank.

Masalah sebenarnya bukanlah bahwa terdapat terlalu sedikit Emas tetapi fakta bahwa terdapat terlalu banyak dollar di dunia. AS, yang memiliki dollar sebagai mata uang nasionalnya, bisa terus mencetak uang untuk memenuhi kebutuhan ekonominya karena pasar finansial internasional dan pasar komoditas global semuanya dihargai dalam dollar.

Stok uang di dunia jauh melampaui nilai perekonomian global. Industri perbankan menciptakan uang melalui utang dan utang jangka-panjang berjaminan. Di sinilah para pendukung uang Fiat berargumen bahwa lebih banyak uang di dalam perekonomian berarti lebih banyak pertumbuhan. Dalam realitanya adalah lebih banyak uang telah menciptakan lebih banyak inflasi. Kebutuhan untuk menciptakan pertumbuahan ekonomi terus-menerus telah mendorong perekonomian Barat untuk mencetak uang lebih banyak lagi sehingga menciptakan satu keruntuhan ekonomi setiap durasi tertentu. Poin masalahnya bukanlah ketidakcukupan emas di dunia tetapi ketidakstabilan yang dibawa oleh uang-Fiat-tak-terbatas pada ekonomi nasional.

Poin 2: Para pendukung uang Fiat berargumen bahwa uang memainkan peran krusial dalam perekonomian karena cukupnya jumlah uang perlu ada dalam perekonomian untuk dapat terjadi transaksi. Semakin banyak transaksi yang terjadi maka semakin banyak kekayaan yang diciptakan.

Para ahli moneter telah lama berargumen bahwa mengabaikan alat ekonomi semacam itu akan membelenggu pemerintah. Dengan Standar Emas, emas yang baru akan perlu ditambang supaya meningkatkan suplai uang dan ini akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi kapitalis memerlukan perekonomian yang terus tumbuh, yang akhirnya memerlukan para konsumen untuk terus belanja, ketersediaan utang memungkinkan ini terjadi dalam skala masif. Para ahli ekonomi pro-Fiat percaya bahwa kemampuan untuk mencetak uang secara bebas bisa mendorong pertumbuhan ekonomi. Memang sejumlah uang tertentu dibutuhkan untuk transaksi, namun dalam hampir semua kasus dalam ekonomi uang Fiat, jumlah uang selalu melebihi aktivitas ekonomi yang mengakibatkan inflasi dan mengguncang perekonomian.

Sektor finansial, yang merupakan mesin pendorong perekonomian Barat, menstimulasi pertumbuhan ekonomi dalam dekade terakhir. Melalui penciptaan hampir $1000 triliun, ini secara artifisial mendorong 'bubble' perumahan yang menstimulasi aspek-aspek lain perekonomian dunia. Semua ini terjadi sementara perekonomian riil dunia hanya bernilai sekitar $50 triliun. Pertumbuhan dalam perekonomian ketika itu adalah keliru, artifisial dan tidak langgeng sementara resesi dan dampak-dampak buruknya semuanya terlalu riil.

Standar Emas pasti akan membatasi jumlah kredit dalam perekonomian global dan memastikan 'bubble' yang disebabkan kredit tidak pernah terjadi. Karena likuiditas tidak bisa didapat melalui mencetak maupun melalui kredit berbasis-bunga, aktivitas-aktivitas produktif yang membuahkan pertumbuhan adalah jauh dari risiko dan langgeng. Pertumbuhan tidak langgeng adalah ketika pertumbuhan itu tidak bisa dilanjutkan tanpa menyebabkan berbagai masalah sosio-ekonomi, yang potensinya telah berulang disaksikan dalam sistem Fiat berbasis riba. Pertumbuhan ekonomi, pengangguran dan penciptaan uang perlu dipisahkan antara satu dengan yang lain. Pertumbuhan ekonomi telah menjadi berkait erat dengan pengangguran rendah (meski tetap banyak) dan inflasi yang terkendali. Pertumbuhan ekonomi dalam negara manapun berkaitan lebih dari sekedar faktor-faktor itu. Pertumbuhan ekonomi juga bisa didorong dan didukung oleh inovasi dan infrastruktur publik yang kuat. Faktor-faktor sisi suplai ini menyerap inflasi apapun yang diciptakan oleh sisi permintaan dalam perekonomian. Jadi, tanpa sisi suplai dalam perekonomian, penciptaan uang supaya menghasilkan permintaan hanya akan mengakibatkan harga lebih tinggi.

Mata Uang Emas Dan Perak Mengatasi Inflasi Harga

Selasa, 14 Februari 2012

Mata Uang Emas Dan Perak Mengatasi Ketidakstabilan Harga

Mata Uang Emas Dan Perak Mengatasi Ketidakstabilan Harga



Argumen 3: Masalah Ketidakstabilan Harga

Argumen 3: Standar Emas mengakibatkan ketidakstabilan harga lebih besar dalam jangka pendek, menghambat keputusan-keputusan bisnis. Emas adalah komoditas yang harganya terlalu bergejolak, terus-menerus bergeser sesuai penawaran dan permintaan.

Bantahan: Argumen ketidakstabilan harga jangka pendek semata-mata berkait pada rasio koefisien yang relatif tinggi selama periode Standar Emas. Namun koefisien variasi adalah statistik yang sangat tidak stabil ketika rata-rata (mean) suatu set data hampir nol sebagaimana inflasi jangka panjang yang relatif rendah dan stabil selama periode Standar Emas. Jauh dari membuat pasar menjadi tidak stabil, gejolak harga jangka pendek di sekitar rata-rata yang rendah sesungguhnya menunjukkan bahwa pasar memberi sinyal efektif bagi produsen dan konsumen untuk secara aktif terlibat dalam aktivitas ekonomi selama periode Standar Emas.

Di mana pasar terbuka beroperasi, harga-harga barang dan jasa ditentukan oleh perubahan permintaan dan penawaran. Uang atau mata uang digunakan untuk menyebut harga barang dan jasa di mana nilai suatu mata uang ditentukan oleh kuantitas barang dan jasa yang bisa dibeli dengan sejumlah uang.

Kenaikan atau penurunan suplai uang itu sendiri bisa menyebabkan kenaikan atau penurunan umum dalam harga barang dan jasa tanpa melibatkan kondisi penawaran dan permintaan di dalam masing-masing pasar.

Michael David Bordo [2] mengatakan bahwa pengadopsian Standar Emas mengakibatkan ketidakstabilan harga dalam jangka pendek dan bahwa ini menghambat aktivitas ekonomi. Di waktu yang sama dan mungkin secara paradoks Standar Emas dikatakan oleh yang lain menyebabkan deflasi.

Namun, ketika diinvestigasi secara empiris kedua pernyataan itu bisa didebat.

Meski dunia hari ini didominasi oleh mata uang Fiat, poin pertama untuk dibuat adalah bahwa selama lebih dari 250 tahun terakhir, penerapan Standar Emas telah menjadi norma umum, bukannya suatu pengecualian.

Sejak awal mula Revolusi Industri hingga awal Perang Dunia I – lebih dari 150 tahun – Standar Emas diterapkan di berbagai perekonomian utama dunia.

Tabel1: UK Consumer Prices, Average Annual Change in Inflation since 1750 (%)
Sumber: UK Office of National Statistics

Melihat Inggris, di mana Revolusi Industri mulai dan menjadi kekuatan dominan dunia di abad ke-18 dan ke-19, Tabel 1 di atas menampilkan inflasi di Inggris sejak 1750 sebagaimana dipublikasikan akhir-akhir ini oleh Office of National Statistics [3]. Di 50 tahun pertama itu, inflasi rata-rata konstan 2% per tahun. Diikuti periode deflasi antara 1801 dan 1851 ketika inflasi rata-rata -1,2% per tahun, di 50 tahun berikutnya harga-harga naik ke 0,3% per tahun diikuti oleh pertumbuhan 0,5% per tahun hingga 1914 ketika Standar Emas ditinggalkan dalam rangka membiayai perang. Rata-rata inflasi harga tahunan sekitar 1% selama periode 1750-1914 menunjukkan Standar Emas yang klasik itu memproduksi kestabilan harga jangka panjang.

Bukti inflasi di Inggris jelas-jelas berkebalikan dengan argumen bahwa Standar Emas menyebabkan deflasi. Antara 1800-1914, harga-harga Inggris hampir sama kecenderungannya untuk turun maupun naik, dan inflasi tahunan rata-rata hampir nol. Ini seringkali disebabkan oleh peningkatan suplai barang dan jasa dan bukan oleh turunnya permintaan, berarti deflasi yang dihasilkan bersifat aman.

Harga-harga cenderung naik ketika banyak negara meninggalkan Standar Emas, selama Perang Dunia Pertama. Seiring negara-negara berusaha untuk mengembalikan Standar Emas ke keseimbangan pra-perang di 1925, harga-harga diperlukan untuk jatuh – menghasilkan deflasi yang ditimbulkan oleh kebijakan. Ekspektasi turunnya harga-harga ini membantu berkontribusi pada lingkungan dengan harga dan upah nominal yang relatif fleksibel. Dari 1925-1929, turunnya harga-harga dan naiknya output membuat deflasi ini menjadi konsekuensi dari pembangunan yang menguntungkan, yang merefleksikan peningkatan kemampuan perekonomian untuk menyediakan barang dan jasa. Sejak Perang Dunia II, telah terjadi beberapa episode deflasi di seluruh dunia, dengan Inggris mengalami rata-rata inflasi 7% sejak itu. Antara 1999-2005 redanya harga-harga aset yang melambung akibat krisis di sistem perbankan Jepang mendorong deflasi di Jepang, di mana harga-harga konsumen turun rata-rata 0,5% per tahun.

Argumen ketidakstabilan harga jangka pendek semata-mata berkait pada rasio koefisien yang relatif tinggi selama periode Standar Emas (seperti dikutip oleh Bordo). Namun koefisien variasi adalah statistik yang sangat tidak stabil ketika rata-rata (mean) suatu set data hampir nol sebagaimana inflasi jangka panjang yang relatif rendah dan stabil selama periode Standar Emas. Jadi koefisien variasi yang tinggi menunjukkan variasi jangka-pendek palsu selama periode Standar Emas dan merupakan pengukur yang tidak cocok dan tidak layak terhadap variasi statistikal.

Jauh dari membuat pasar menjadi tidak stabil, gejolak harga jangka pendek di sekitar rata-rata yang rendah sesungguhnya menunjukkan bahwa pasar memberi sinyal efektif bagi produsen dan konsumen untuk secara aktif terlibat dalam aktivitas ekonomi selama periode Standar Emas.

Sungguh peningkatan dalam output industri, pertanian dan perdagangan internasional yang belum pernah terjadi sebelumnya selama Revolusi Industri menunjukkan penerapan Standar Emas tidak punya dampak negatif jangka-panjang pada perekonomian. Ini ditunjukkan oleh pertumbuhan 0,5% per tahun di GDP Inggris antara 1750 dan 1850 [4] – selama penerapan Standar Emas – memungkinkan kenaikan dalam populasi dan inflasi.

Pertumbuhan konstan namun tidak spektakular menunjukkan bahwa Standar Emas pada dasarnya tidak punya dampak negatif pada aktivitas ekonomi. Aktivitas ekonomi yang naik dengan inflasi dan pertumbuhan populasi meningkatkan penghasilan ‘rata-rata’, meski masih terdapat kesenjangan dalam pendapatan dan kekayaan yang diciptakan oleh kapitalisme.

Melihat pengalaman Inggris, periode ini antara 1750 dan 1914 penerapan Standar Emas bisa dibandingkan secara kontras dengan puluhan tahun setelahnya ketika Standar Emas terkadang atau secara parsial diterapkan.

Standar Emas ditinggalkan antara 1915-1925 dan 1932-1945 dengan inflasi di Inggris meningkat 5,4% dan 3,8% secara berurutan. 1946 hingga 1971 dilakukan penerapan parsial Standar Emas melalui sistem Bretton Woods dan inflasi naik sedikit di atas 4% per tahun. Sejak musnahnya sistem Bretton Woods, inflasi Inggris telah sangat menggejolak melampaui 8% per tahun antara 1972 dan 1993 dengan mata uang Fiat yang beroperasi.

Standar Emas mendasarkan mata uang pada dasar moneter tetap yang menjamin inflasi rendah, dengan kemungkinan periode deflasi rendah. Sebaliknya, mata uang Fiat punya kecenderungan untuk menghasilkan inflasi, sering terjadi di saat tingkat pertumbuhan tinggi.

Mata Uang Emas Dan Perak Mengatasi Ketidakstabilan Harga

Minggu, 12 Februari 2012

Hadiah Kasih Sayang Istimewa Untuk Sahabat Remaja

Hadiah Kasih Sayang Istimewa Untuk Sahabat Remaja

Beberapa hari lagi Valentine’s Day, pasti kamu udah pada heboh,  termasuk kamu yang ngaku  remaja beragama Islam, wara-wiri nyiapin segala hal yang bernuansa merah jambu; balon pink, pita warna-warni, kostum spesial, minyak wangi juga acsesoris pink lainnya. Nggak lupa kostum pesta VD yang oke punya. Ngedate di tempat nongkrong yang nggak bikin bete. Yang paling ‘wajib’ kado isti­mewa buat yayang  tercinta alias sang kekasih pujaan hati. Pokoknya, setiap tanggal 14 Feb­ruari, nyaris seluruh remaja sejagat ngerayain hari “pink” sedunia, yang memang full of love ini. ‘hari raya’ besar nan global, hajatan resmi sedunia.

Beragam ungkapan rasa cinta biasa diwujudkan. Lewat kata, juga dengan tulisan. Malah ada yang bilang kalo cinta juga bisa dikatakan dengan bunga (apalagi bunga deposito, yang matre pasti bakalan ijo matanya). Cinta, ada yang bilang, bisa diung­kapkan dengan puisi. Seperti Romeo and Juliet, kata orang kisah cinta yang paling romantis dalam sejarah peradaban manusia. Sehingga banyak yang pengen ngambil ‘hikmah`nya.

Hari itu, Semua orang di seluruh dunia merasa wajib untuk memberikan perhatian yang lebih terhadap orang-orang yang dikasihinya. Mereka merasa terpanggil untuk menumpahkan kasih sayangnya. Meski sebetulnya yang terjadi kemudian adalah ajang baku syahwat yang sangat liar.

14 Februari dianggap sebagai waktu yang tepat untuk mencari pasangan dan hari khusus untuk para pasangan menumpahkan kasih sayangnya pada kekasih hatinya. Pada bulan musim semi ini, burung-burung biasanya mulai mencari pasangan dan Dewa Cupido, dewa yang berbentuk anak kecil bersayap mulai mengarahkan anak panahnya pada hati muda-mudi. Orang mulai saling menunjukkan ungkapan kasih sayang kepada kekasihnya melalu Kartu Valentine, memberi coklat kepada orang yang di kasihi, bertukar kado kepada pasangan atau teman, bunga-bunga warna merah dan merah muda, tidak hanya pada kekasih tetapi juga pada teman, keluarga, atau orang-orang yang dihormati dan dikasihi, bahkan ada yang merayakannya untuk saling memadu kasih, berpesta,dsb.

Nah, saking istimewanya hajatan Valen­tine’s Day, jelang bulan Februari, hampir semua stasiun televisi bikin acara yang ada sangkut-pautnya dengan urusan cinta. Mulai dari film yang bertema cinta, realiti show yang menggeber aksi muda-mudi mengumbar syahwat. Lagu-lagu bernuansa cinta menambah indah suasana. Lagu jadul tapi tetap ‘abadi’ macam Endless Love diputer kenceng-kenceng di radio. Di tambah simbol-simbol or iklan-iklan promosi valentine bergambar hati warna pink. Konon Februari adalah bulan cinta, bulan yang penuh nuansa merah jambu, bulan berbagi kasih.
 Sekarang ini, kebanyakan remaja merasa bahwa VD adalah hari paling pas buat mencurahkan kasih sayang sama pacarnya. VD adalah momen yang tepat untuk ngebuktiin cintanya kepada sang kekasih. Kesetiaan bakalan terukur di hari penuh bahagia itu. Siapa yang peduli sama gandengannya, dialah yang setia setiap saat (Rexona kali…). Pokoknya sehidup semati deh.

Nah, itu dia yang bikin banyak teman remaja yang udah heboh sejak awal bulan Februari ini. Seperti bakal menyambut tamu agung aja. Nggak rela rasanya kalo hari kasih sayang itu cuma lewat begitu saja tanpa kesan yang mendalam bersama sang idaman hati. VD memang jadi ajang paling heboh untuk menunjukkan rasa cinta. Maka jangan heran bin kaget kalo majalah dan tabloid remaja juga ikut berlomba ngasih tips untuk ngedate, untuk pdkt, sampe model kado paling asoy buat si doi. Semua disajikan dengan kemasan istime­wa. VD menjelma jadi semacam ritual cinta.

Nggak cuma TV, radio, ma majalah lho. Tapi koran juga ikutan, mal-mal, pusat-pusat hiburan, disko/kelab malam, hotel-hotel, organisasi-organisasi maupun kelompok-kelompok kecil; bersibuk-ria berlomba menarik perhatian para remaja dengan menggelar acara-acara pesta perayaan yang berlangsung hingga larut malam bahkan sampai pagi. Saling mengucapkan "selamat hari Valentine", berkirim kartu dan bunga, saling bertukar kado, saling curhat, menyatakan sayang atau cinta. Hiruk-pikuk ini tidak hanya menyerang remaja bahkan orang tua pun turut larut di dalamnya. Tak peduli itu dari kalangan Kristen, hindu, india, bahkan muslim. Dari barat hingga timur, dari Amerika sampai Indonesia.

Eh, tapi bentar deh…… kamu udah heboh gitu dari tadi, tapi curiga nih kamu belum tau asul-usul acara Valentine’s Day, Jangan-jangan kamu malah tulalit sama sejarahnya VD. Nah lho! Terus ngapain neh kita? Sabar, kamu perlu tahu yang satu ini…

Jadi gini ceritanya….. waktu itu di jaman kerajaan Romawi kuno. Udah lama banget sih, sekitar akhir abad ke 3 Masehi, setiap tanggal 13-18 Februari bangsa romawi merayakan hari besar mereka. Namanya perayaan Feast of Lupercalia.

Apaan tuh? Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian untuk menghormati  Juno Februata (dewi cinta/ queen of feverish love). Dia disembah sebagai dewi perkawinan. Status dia adalah Tuhan Wanita. Selain untuk menghormati  Juno, perayaan ini juga ditujukan untuk menghormati  Pah (Tuhan menurut mereka).

Yang namanya acara penyembahan, pastinya ada ritualnya dong! Tanggal 13-14, Para pemuda mengundi nama–nama gadis di dalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak (undi) dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk senang-senang dan dijadikan obyek hiburan, mereka megikuti berbagai macam pesta dan hura-hura bersama pasangannya masing-masing. Mereka bertukar hadiah (permen, coklat, bunga mawar,dll), saling mengungkapkan perasaan kasih-sayang dan cinta. Tanggal 15-nya, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan srigala. Selama upacara ini, kaum muda melecut orang dengan kulit binatang dan wanita berebut untuk dilecut karena anggapan lecutan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur.

Perayaan ini terus berlangsung hingga ratusan tahun kemudian, sampai suatu saat, pada abad ke 5 Masehi, agama Nasrani menguasai Romawi. Para penguasa dan gerejawan menginginkan para penyembah Juno masuk agama Nasrani karena sudah menjadi agama negara. Singkat cerita, ditemukanlah cara untuk memasukkan mereka ke dalam gereja. Yaitu ada sebuah kisah dalam agama Nasrani yang kejadiannya tepat dengan tanggal perayaan Lupercalia tadi. Yaitu kematian seorang Pendeta (Bishop) muda bernama Santo Valentine (orang yang dianggap suci oleh kalangan Kristen), tinggal di kota Torni dekat Roma, ia biasa menikahkan para muda-mudi Roma yang ingin menikah. Namun ia kemudian dikejar-kejar oleh para prajurit Romawi karena dianggap telah menentang raja Claudius

Saat itu Kaisar berambisi untuk membentuk tentara dalam jumlah yang besar. Dia berharap kaum lelaki untuk secara suka rela bergabung menjadi tentara. Namun banyak yang tidak mau untuk terjun ke medan perang. Mereka tidak mau meninggalkan sanak pasangannya. Peristiwa ini membuat kaisar marah. Dia lalu berpikiran bahwa jika laki-laki tidak kawin, maka mereka dengan tidak segan-segan akan bergabung menjadi tentara dan lebih tabah dalam peperagan. Sedangkan laki-laki yang sudah menikah enggan pergi berperang disebabkan tidak mau meninggalkan istrinya.

Namun Pendeta Santo Valentino menentangnya dengan menikahkan sepasang muda-mudi secara sembunyi-sembunyi. Kemudian ia dihadapkan dekat altar Juno untuk dipenggal kepalanya. Namun sebelum ia menjalani hukumannya, ia mengirim pesan melalui surat yang disebarkan oleh putri penjaga penjara, pesan itu berbunyi "Dari Valentinemu", surat itu tertanggal 14 Februari 270 M. Kemudian sejak saat itu,  tanggal ini  diperingati sebagai hari Valentine atau hari Kasih Sayang. Maka, pada tahun 496 M Paus Gelarius (Pope Gelarius) mengganti nama perayaan Lupercalia menjadi perayaan Valentine,s Day dengan tetap memakai ritual Lupercalia. Namun dibelokkan tujuannya, bukan lagi menghormati  berhala Juno dan Pan, tapi meng­hormati seorang pendeta Kristen yang tewas dihukum mati.

Kamu harusnya kaget kalo tau ternyata Valentine’s Day adalah kebiasaan para penyembah berhala. Ga ada hubungannya dengan islam. Jadinya, Valentine`s Day sebenarnya adalah acara penyembahan berhala, pensucian pendeta dan  ajang baku syahwat yang dilarang Islam. Weleh weleh, ternyata Valentine’s Day itu ga berasal dari Islam. Nggak tahu, apa nggak mau tahu? Tapi kamu harus tau!
1.        Islam, Agama kita sudah sempurna.
…….Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni'mat-Ku kepadamu, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu…… (Q.S.Al – Maidah:3)
2.       Agama yang di ridhoi Allah hanyalah Islam. Kita nggak bisa mencari agama yang lain.
“sesungguhnya Agama yang di Ridhoi Allah hanyalah Islam” (Q.S: Al-Imron: 19)
“Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi” (Q.S: Al-Imron: 85)
3.       Islam nggak butuh syariat dari luar Islam.
”barangsiapa melakukan amal yang tiada didasari perintahku, maka amal perbuatannya tertolak” (HR. Ahmad).
4.       Ngambil dan praktekkan apa-apa yang nggak berasal dari Islam adalah adalah dosa besar. Ngerayakan VD sama aja kafir.
"Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka dia termasuk dari golongan mereka" (HR Abu Daud dan Imam Ahmad dari Ibnu Umar).
"Tidak termasuk golongan ku orang-orang yang menyerupai selain golongan umat ku" (HR Tirmidzi dari Amru bin Syu'aib dari ayahnya dari datuknya)
5.       Kita, umat islam dilarang mengikuti sesuatu tanpa pengetahuan.
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan diminta pertangggungjawaban” (Q.S Al-Isra': 36)
6.       Allah menyuruh kita untuk selalu mengikatkan semua perbuatan kita pada islam, mejadikan halal-haram sebagai patokan.
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah“ (Q.S: Al-Hasyr: 7)
7.       Umat Islam adalah umat yang nggak boleh ikut-ikutan.
sejengkal, sehasta demi sehasta. Sehingga jika mereka masuk ke dalam lubang biawak, kamu tetap mengikuti mereka. Kami bertanya: Wahai Rasulullah, apakah yang engkau maksudkan itu adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani? Baginda bersabda: Kalau bukan mereka, siapa lagi?” (HR Bukhari Muslim).
8.       bmkpo

Kamu pasti udah hafal, apa aja yang dilakukan remaja saat merayakan VD, mereka melakukan aktivitas mendekati zina bahkan sampai berzina. Padahal zina adalah jalan yang buruk. Perayaan VD, sejatinya adalah ajang seks bebas. Kamu bisa liat apa yang terjadi before and after perayaan tersebut. Sebelum hari Valentine, kongdom laris manis. Sementara sesudahnya, kongdom bekas berserakan di tempat-tempat perayaan. Artinya apa? Pasti kamo dah pada tahu.

“Rasulullah saw. bersabda: "Apabila zina dan riba telah merajalela di suatu negeri, maka rakyat di negeri itu sama saja telah menghalalkan dirinya untuk menerima azab Allah." (HR. Ath Thabrani, Al Hakim dari Ibnu Abbas, dalam kitab Fathul Kabir jilid I hlm. 132).

Nah lho! kalo begitu dimana letak kasih sayangnya? Harusnya kalo kita sayang seseorang, kita tunjukin sama dia apa yang baik buatnya, bukannya melumuri dia dengan dosa dan beri ‘hadiah’ azab.

VD nggak sebatas zina alias seks bebas, azabnya pun bukan hanya di akhirat aja. Tapi seks bebas berujung pada aborsi, aborsi sama aja dengan membunuh. Padahal membunuh adalah kriminal yang juga dosanya besar. Dari 2008 sampai 2010 aja, jumlah kasus aborsi di Indonesia sebanyak 2,5 juta kasus. Ngerinya, dari jumlah tersebut, sebanyak 62,6 persen dilakukan anak di bawah umur 18 tahun (masih pada usia sekolah kan?)

Belum lagi kita ngomongin AIDS, sebuah penyakit (baca: azab) yang sampai sekarang belum ditemuin obatnya. Di Bontang aja, sekarang jumlah penderita HIV/ AIDS udah 22 orang, 8 orang udah meninggal. Itu yang ketahuan, yang ga ketahuan bisa 10 kali lipat. Hiiii….. ati-ati deh kamu! Di Bontang ni ya, ada remaja putri berusia 19 tahun meninggal dunia karena mengidap virus HIV, diduga sejak SMP telah melakukan hubungan seks. Sempat dilarikan ke rumah sakit di Samarinda, namun tidak dapat diselamatkan. Orang yang udah mengidap HIV bisa dipastikan hidupnya tinggal bentar lagi. Mati sih biasa, tapi kalo matinya karena di azab, jangan sampe deh! Celaka dunia-akhirat namanya.

Wuih, ogah banget deh. Katanya sih kasih hari kasih sayang, tapi buahnya busuk banget. Mulai dari hilang kehormatan, hamil tanpa nikah, aborsi, kena AIDS sampai dapat laknat Allah dan tempat ‘istirahat’ Jahnnam. Itu namanya cuma manis di mulut, tapi pedih di akhirat (nyambung ga sih?). Hi…..jauh deh. Moga aja kamu yang baca ini udah ga ketipu lagi sama yang namanya VD! Masa sih remaja muslim mau kena tipu?! Ga pantas girls….! tunjukin kalau kamu punya kemuliaan dan harga diri yang bisa kamu banggakan dihadapan Allah!

Lagian nih ya! Supaya kamu tau, kenapa seks bebas dibiarkan? Ini memang dalam rangka memperlaju penyebaran AIDS di kalangan kaum muslimin. Koq? Coz, ada kebencian dari luar kalangan qita terhadap Islam. Ga percaya? Ni buktinya

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”. (al-Baqarah :120)

Virus HIV/AIDS sebenarnya bukan berasal dari monyet, tetapi ciptaan para ilmuwan yang kemudian diselewengkan melalui rekayasa tertentu untuk memusnahkan etnis tertentu. (Jerry D. Gray)

            Kamu harus tau, apa yang dilarang Allah bukan untuk mengekang kebebasan kita. Allah melarang semua itu karena memang itu nggak baik buat kita, ada keburukan di dalamnya. Di sisi lain, kalo Allah nyuruh sesuatu, bukan untuk repotin kita. Tapi karena Allah tau kalo itu dikerjakan baik buat kita. Contohnya ni, Allah larang kita zina, tapi suruh nikah. Nikah bikin kita nikmati cinta plus berpahala.

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqoroh: 216)

Nah, jadi itu dia tujuan ‘mulia’ hari kasih sayang yang kamu bangga-banggakan. Mulai sekarang kamu bisa ingatkan ke teman-teman kita remaja muslim yang lain supaya menjauhi keharaman VD. Buang jauh-jauh niatmu kalo kamu sempat berniat ikut-ikutan ke acara perzinahan itu.

            Terakhir nih, kamu perlu tau kalo seks bebas dan zina terpelihara karena kita hidup dibawah aturan kapitalisme, sebuah system yang menjadikan kepuasan jasadiah sebagai standar kebahagiaan.  Supaya kita terbebas dari kehidupan rusak dan penyakitan macam sekarang, kita perlu negara yang menerapkan hukum-hukum Islam. Insya Allah dengan penerapan Islam, pernikahan akan dipermudah dan pintu dosa zina akan ditutup rapat-rapat. Yuk, qta sama-sama berjuang! Islam pun menantimu sobat!

Nur Aida (mahasiswi, pemerhati dunia remaja, tinggal di Bontang. Email: mawar.desember85@gmail.com, FB: Aida Nurdin)

Download BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam