Munculnya
Kebangkitan Islam
Tidak diragukan lagi bahwa fenomena kebangkitan Islam di seluruh dunia sangat
nampak bagi setiap orang yang mempunyai dua mata, yang mana umat Islam mulai
terjaga dan melihat jurang terbentang di depannya yang hampir saja ia
terjerumus ke dalamnya. Seruan-seruan mulai nyaring terdengar di seantero
jagat, mengumandangkan ajakan kepada Allah. [Mahmud Imarah, Nahwa
Uslûb Amtsal Li ad-Da’wah al-Islâmiyah: hal.78]
Munculnya kebangkitan Islam secara global ialah berupa kembalinya umat
kepada Islam dalam bentuk dan isi. Ada beberapa indikasi, yaitu:
* Adanya generasi umat Islam yang selalu menekuni Islam secara
semangat, ibadah, pemikiran, perbuatan, dakwah dan Jihad melawan penjajahan
oleh militer kafir. Generasi ini tumbuh dan bertambah banyak dari hari ke hari
di segenap penjuru negeri umat Islam.
* Adanya opini umum yang mendukung Islam, dan mengadopsi pemikiran
Islam, juga menuntut diterapkannya Syariat, dan mengingkari segala kekufuran
termasuk liberalisme dan sekularisme beserta kapitalisme.
* Adanya kenyataan bahwa pemuda Muslim selalu menekuni Islam dan
bergabung dalam barisan dakwah kepada Allah serta perpegang teguh dengan
kitab-Nya dan sunah Nabi-Nya. Juga adanya usaha untuk mempraktekkan Islam pada
diri mereka sendiri dan atas kehidupan nyata.
“Dobrakan pemudi Muslimah pada dinding-dinding yang dibuat zionis
salibis dan kembalinya mereka kepada hijab Islami adalah suatu perkara yang
mempunyai tanda kuat akan gerakan kebangkitan Islam ini.” [Muhammad Quthub, Wâqi’una
al-Mu’âshir: hal.445-446]
* Adanya kenyataan bahwa para pemudi Muslimah selalu menekuni Islam dan
kembali menggunakan hijab.
* Gerakan Islam merambah ke jantung kota kafir dan menyebar di dalam
benteng-bentengnya.
“Kebangkitan Islam semakin bertambah dan tumbuh di wilayah kekuasaan
kaum kafir dengan bentuk yang sangat mengagetkan kekuatan musyrik di dunia.
Mereka menyadari setelah kegagalan usaha-usaha mereka untuk memusnahkan Islam
bahwa kebangkitan itu akan pasti terjadi, tidak akan terhenti sekalipun
dihalangi oleh beragam cobaan dan goncangan.” [Majdi adh-Dhagir, Majallah
al-Wa’yi al-Islami al-Kuwaitiyah, edisi 360, Sya’ban 1416H – Januari 1996M:
hal.20]
Demikianlah zaman dan manusia, khususnya para pemuda mulai kembali
kepada Islam. Mereka ingin Islam secara bersih seperti diturunkan pertama kali.
Di setiap tempat di muka bumi telah nampaklah gerakan-gerakan kebangkitan
Islam, para penyeru yang menyerukan ajakan kepada Islam dan para pemuda yang
sedang menanti-nanti hari di mana mereka akan menemukan Islam telah
dipraktekkan secara nyata, menanti-nanti hari di mana kaum Muslimin kembali
jaya di muka bumi seperti mereka dahulu. [menurut Muhammad Quthub, Wâqi’unâ
al-Mu’âshir, hal.11]
“Umatku seperti hujan yang tidak bisa diketahui mana yang lebih
baik, akhirnya atau awalnya.” [HR. Turmuzi: juz 5 hal.152 kitab al-Amtsâl,
dari Anas ra.; HR. Imam Ahmad dalam al-Musnad
juz 3 hal.130, dari Anas ra. Juga riwayat dari al-Qadhi
abu Abdillah al-Qudha’i dalam Musnad asy-Syihab, juz 2 hal.276, dari Ibnu Umar ra.]
Kebangkitan Islam harus memenuhi beberapa syarat pokok sebagai berikut:
1. Selamatnya aqidah. Aqidah adalah pondasi utama bagi setiap amal dan
permulaan bagi setiap gerakan.
2. Syari’ah. Kebangkitan ini harus mempunyai para ahli Syariah Islam
yang dapat mengarahkan umat dan menyelamatkan mereka dari bahaya dan jebakan.
3. Bersatu dan tidak berpecah-belah antar gerakan dalam perkara Islam
yang qath’i (pasti).
4. Selamat dari metode, cara, maupun sistem yang kufur semacam demokrasi,
sosialis, dsb.
“Semua tanda-tandanya mengisyaratkan bahwa hari kebebasan sudah dekat,
fajar akan terbit dan cahaya akan menerangi ufuk.
Dunia Islam ini tidak akan tidur lagi setelah kebangkitannya, tidak
akan mati lagi setelah kebangkitannya, dan tidak akan mati akidahnya, yang
memimpinnya untuk berjuang, juga membangunkannya dari komanya. Sekali lagi
tidak akan mati, sebab akidah itu dari Allah dan Allah Maha Hidup, tak akan
pernah mati.” [Sayyid Quthub, Fi at-Târikh Fikratun wa Minhâjun:
hal 10]
“Sekalipun ada beragam usaha pembekuan secara sengaja, tetapi umat
Islam tetap akan kembali kepada kejayaannya apabila umat Islam sendiri mampu
dalam mencari manhaj Allah dan mampu melepaskan ikatan-ikatan yang mengikat
langkahnya.” [Anwar al-Jundi, Al-Mu’âsharah fi Ithâril Ashâlah: hal.59]
“Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman.”
[QS.Ar-Ruum:47]
Kesimpulan
Umat Islam telah hidup di masa-masa keemasan di bawah naungan Negara
Islam, yaitu Negara wajib yang menerapkan seluruh sistem Islam, telah
berbahagia dengan kejayaan pada masa yang cukup panjang. Di masa itu, umat
Islam dapat merasakan manisnya hidup dan Allah membukakan untuk mereka
keberkahan dari langit dan bumi. Kejayaan yang telah mencapai puncaknya ini
adalah hasil dari praktek nyata ideologi Islam beserta Negara Islamnya.
Kemudian masa praktek ideologi Islam ini, yang diiringi dengan kejayaan,
disambung dengan masa kemunduran dan makin bertambah jauh dari Islam yang
berakibat hilangnya kejayaan dan sebaliknya musuh yang berjaya.
Umat Islam wajib mewujudkan unsur-unsur kejayaan hingga mereka berhak
mendapatkannya. Mereka wajib mengikuti metode perjuangan Rasul Saw. dalam
mengganti sistem jahiliyah dengan sistem Islam; sehingga menyingkirkan segala
halangan yang menghadang di jalan menuju kejayaan. Dengan perjuangan yang benar
maka tunggulah janji Allah yang pasti terwujud.
“Jika umat Islam dapat mengambil pelajaran dari kejadian zamannya,
merasakan pedihnya keterbelakangan, hinanya kemunduran, pedihnya kefakiran di
segala bidang dan keresahan jauhnya dari barisan kepemimpinan, serta lemahnya
mencapai kekuasaan dan komando, niscaya semua itu akan membuahkan keinginan
kuat dan kesadaran tulus untuk bangkit dan lepas dari krisis ini, dari
faktor-faktornya dan dari segala pengaruhnya.
Kemudian, keinginan ini juga membuahkan
mulainya perjalanan menuju keselamatan dari krisis ini. Jika perjalanan ini
terus berlangsung, tahan menanggung beban, mendapat taufik dan umat Islam dapat
memiliki unsur-unsur utama kejayaan juga dapat menaklukkan segala halangan dan
rintangan, niscaya umat ini –dengan izin Allah- akan dapat keluar dari masa
krisis sekarang dan pasti mendapatkan apa yang dijanjikan oleh Tuhan mereka
dari Kekhalifahan (Negara Khilafah
Islamiyah), kejayaan dan kedamaian.” [menurut Abdul Hayy al-Farmawi:
Zâdud Duât: hal.640]
Segala puji bagi Allah yang dengan pujian kepada-Nya sempurnalah segala
amal-amal saleh, tuluslah segala niat, berkembanglah segala amal perbuatan dan
terwujudlah segala harapan. Salawat dan salam kepada Rasulullah Muhammad Saw.
dan para keluarganya, sahabatnya, serta para pengikutnya.
Maha suci Allah, Engkau yang memiliki kemuliaan dan salam sejahtera
kepada para Rasul.
Syarat Kebangkitan Islam