Unduh BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Rabu, 11 Februari 2015

Menyikapi Masa Fitnah Kerusakan Umat



Bagaimana bersikap pada masa fitnah dan menghadapinya

        Umat Islam harus mengambil apa yang baik (akidah dan syariah Islam) dan meninggalkan yang mungkar (paham dan hukum kufur) dan supaya tidak mengikuti arus, tenggelam bersama orang-orang awam yang berjalan tanpa petunjuk dan metode Rasulullah Saw. dalam menegakkan Islam keseluruhan.

  1. Dari Abu Hurairah r.a. dia berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Akan datang kepada manusia suatu masa, di mana mereka dihadapkan kepada dua pilihan antara kelemahan dan kejahatan. Barangsiapa yang menemui zaman itu, maka pilihlah kelemahan daripada kejahatan.
(Disebutkan dalam Majma’uz Zawa`id: hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Ya’la, dari seorang syeikh dari Abu Hurairah, dan semua perawinya tsiqat)

Ada masa di mana biasanya orang yang lurus disebut dengan orang yang lemah dan orang yang berbuat namun bertentangan dengan Islam disebut kuat, maka manusia berada di hadapan dua pilihan. Apakah dia akan memilih jalan yang lurus mengikuti tuntunan Rasulullah Saw. dengan risiko disebut sebagai orang yang lemah? Ataukah dia akan memilih melakukan banyak hal namun tidak berdasarkan tuntunan Rasul Saw., agar masyarakat memandang dirinya banyak manfaat dan dia disebut sebagai orang yang bekerja lebih?
Rasulullah SAW telah menentukan jalan kepada kita untuk menghadapi fitnah seperti ini, supaya manusia lebih memilih perjuangan menurut metode Rasul Saw. daripada tindakan-tindakan yang berdalih hawa nafsu asas manfaat/maslahat. Jelas lebih baik baginya berisiko mendapat celaan sebagai orang yang lemah daripada merelakan dirinya tidak mendapat pahala namun malah mendapat dosa.
Di masa kekuasaan sistem jahiliyah semacam demokrasi sekarang ini kaum Muslimin yang memenuhi kewajiban mengemban ideologi (aqidah dan syariah) Islam supaya bisa ditegakkan dalam kehidupan tentu berada pada posisi yang lebih lemah. Kaum Muslimin belum kembali berkuasa dengan sistem negara syariah khilafah.
Dengan mengikuti metode perjuangan dakwah Rasul Saw. dalam menegakkan sistem Islam keseluruhan, tanpa kompromi dengan sistem kufur, maka umat Islam tidak melakukan pelanggaran, dan justru sesuai dengan tuntunan dari Nabi Saw. Dengan demikian, pihak yang membuat-buat dan menerapkan hukum-hukum kufur adalah jelas mereka yang kafir ataupun yang sekular, bukan yang Muslim, Muslim memang dilarang ikut andil dalam kemunkaran. Maka gerakan umat yang istiqomah dengan Islam semata juga bisa diwujudkan. Dengan izin dan pertolongan Allah Swt. gerakan dakwah Rasul Saw. beserta para sahabat telah berhasil membangun kesadaran umat dan militer kaum Anshor untuk terwujudnya Daulah Islamiyah yang awalnya hanya di Madinah.
Keadaan kita sekarang adalah sama dengan fase Makkah yaitu sama-sama tidak diterapkan sistem Syariah dengan metode syar'i-nya yaitu Daulah Islamiyah. Siapapun selain Khalifah yang sah dibai'at untuk terapkan syariah dilarang berkuasa dan menerapkan hukum sebab tidak memenuhi syarat sah menjadi penguasa. Yang Beliau Saw. lakukan adalah menjalankan metode dakwah dengan tiga tahapan tanpa kekerasan. Sementara dengan masuk mengikuti demokrasi berarti sudah memposisikan diri sebagai penguasa, sembari melakukan pelanggaran Syariah, menerapkan hukum-hukum kufur, melestarikan sistem kufur. Maka yang harus dilakukan adalah mengikuti metode perjuangan Rasul Saw. di mana ketika fase Makkah Beliau dan kaum Muslimin memang dikuasai dan ditindas oleh para pembesar musyrik Quraisy. Beliaupun tetap terus istiqomah dengan metodenya meski banyak ditindas. Inilah salah satu yang menunjukkan bahwa metode beliau mengubah darul kufur menjadi darul Islam itu wajib hukumnya.
Dengan mengikuti metode dakwah Rasul Saw. dengan kondisi negeri ini berpenduduk mayoritas Muslim maka siapapun tidak akan bisa berkuasa tanpa persetujuan umat. Sementara umat beserta militer yang memang wajib sadar hanya mau serta memperjuangkan penguasa yang syar'i. Inilah yang memungkinkan berhasilnya metode dakwah Rasul Saw.
Dakwah dengan metode Rasul Saw. itu jelas bukan membiarkan status quo yang rusak tapi justru menyadarkan, mengaktifkan umat yang tertipu demokrasi dan yang tertidur untuk mengubah status quo itu menjadi dakwah yang anti sistem kufur, hanya mau sistem syariah Islam. Sistem Syariah Khilafah harga mati. Maka runtuhnya sistem kufur adalah keniscayaan. Maka yang harus dilakukan adalah mengikuti metode perjuangan Rasul Saw. di mana ketika fase Makkah Beliau dan kaum Muslimin memang dikuasai dan ditindas oleh para pembesar musyrik Quraisy. Beliaupun tetap terus istiqomah dengan metodenya meski banyak ditindas. Inilah salah satu yang menunjukkan bahwa metode beliau mengubah darul kufur menjadi darul Islam itu wajib hukumnya.
Syariah ditegakkan harus dengan metode syar'i-nya. Jika diterapkan sebagian saja dalam demokrasi maka justru membuat umat tertipu sehingga mereka tidak menuntut sistem Syariah Khilafah tapi merasa bisa hidup nyaman dengan demokrasi. Hal ini jelas kontraproduktif dan berbahaya. Umat harus anti terhadap sistem kufur demokrasi sebab melihat jelas pertentangannya dengan Islam. Fakta terjadi di berbagai negeri Muslim bahwa demokrasi efektif menjebak umat padahal tidak ada perubahan status quo.
Jebakan sistem kufur demokrasi dapat diatasi dengan metode perjuangan Rasul Saw. yang tidak berkompromi dengan sistem kufur. Jika problem itu dibiarkan maka terjadi lingkaran tak terputus antara umat dengan demokrasi sebagaimana telah terjadi bahwa di berbagai negeri mayoritas umat Islam tidak kunjung menjalankan metode perjuangan Rasul Saw. dan akibatnya terus berdosa karena membiarkan dan malah mendukung hukum kufur. Yang harus terjadi adalah umat memperjuangkan ganti sistem dengan sistem Syariah Khilafah Islam secara damai, dengan itu militerpun akan terkena dakwah yang dahsyat untuk bisa mendukung penuh.
Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu.” [QS. An Nisa' :61]

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” [QS. Al-Maa'idah: 2]

Download Buku Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

Jumat, 06 Februari 2015

Islam Muncul Dalam Keadaan Terasing



Terasingnya Islam

1.   Dari Sa’ad bin Abi Waqqash r.a. dia berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya iman mulai sebagai sesuatu yang asing dan akan kembali menjadi asing sebagaimana mulanya, maka ketika itu berbahagialah orang-orang yang terasing, yaitu ketika manusia rusak. Demi Tuhan yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, niscaya iman akan bersembunyi di antara dua masjid ini sebagaimana ular yang bersembunyi dalam liangnya”.
(Disebutkan dalam Majma’u Zawa`id: hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad, al-Bazzar dan Abu Ya’la. Perawi-perawi dari Imam Ahmad dan Abu Ya’la sesuai dengan syarat shahih)

        Orang-orang yang beruntung adalah yang terasing karena mereka mengemban ideologi (aqidah dan syarah) Islam. Di masa kini ideologi kufur telah menyebar luas meracuni pemikiran kaum Muslimin, seabrek hukum kufur diterapkan oleh para penguasa batil, hukum-hukum Allah banyak sekali terlantar. Maka, para pengemban Islam yang tidak memilih-milih dari apa yang diturunkan Allah menjadi terasing. Namun demikian, dengan mengikuti metode perjuangan Rasul Saw. tanpa kekerasan dalam menegakkan Islam keseluruhan, keterasingan mereka berakhir dengan kemenangan dan keberhasilan dengan izin Allah SWT.

Setelah kemenangan penegakkan sistem Islam maka kewajiban jihad ofensif atau jihad futuhat bisa dijalankan oleh khalifah bersama kaum Muslimin.
Diriwayatkan dari Miswar dan Marwan, sebagaimana dituturkan oleh ath-Thabrani dan disebutkan oleh Ibnu Katsir dalam al-Bidayah wa an-Nihayah, mengenai ucapan Rasulullah Saw.:
Orang-orang Quraisy tidak akan menduga, demi Allah, aku akan selalu memerangi mereka demi risalah yang dengannya Allah mengutusku  hingga Allah memenangkan aku atau agama ini terasing sendirian.” (HR. ath-Thabrani dan Ibnu Katsir)

  1. Hadis penuturan Abdurrahman bin Sannah r.a. yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Islam muncul pertama kali dalam keadaan terasing dan akan kembali terasing sebagaimana kemunculannya pertama kali, maka beruntunglah orang-orang yang terasing”. Rasulullah Saw. kemudian ditanya: “Ya Rasulullah! Siapakah orang-orang yang terasing itu?” Rasulullah Saw. menjawab: “Mereka adalah orang-orang yang mengadakan perbaikan pada saat masyarakat justru gemar berbuat kerusakan. (HR. Ahmad)

Hadis penuturan Mu’awiyah yang mengatakan bahwa ia mendengar Rasulullah Saw. bersabda:
Akan senantiasa ada sekelompok orang dari umatku yang selalu menegakkan urusan agama Allah. Tidak akan memadharatkan mereka orang-orang yang menelantarkan atau yang menentang mereka hingga datangnya keputusan Allah (Hari Kiamat), sementara mereka meraih kemenangan atas seluruh umat manusia.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

  1. Dari Abu Umamah al-Bahili r.a. dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Niscaya tali Islam akan lepas satu persatu. Setiap kali lepas satu ikatan, manusia akan berpegang kepada tali selanjutnya. Tali pertama yang lepas adalah pemerintahan dan yang terakhir adalah shalat”.
(Disebutkan dalam Majma’uz Zawa`id: hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan ath-Thabrani. Perawi-perawinya sesuai dengan syarat shahih)

Pemerintahan Islam atau negara Khilafah Islamiyah telah dihapus dan diganti dengan negara republik Turki oleh Inggris bersama dengan anteknya yaitu Musthafa Kamal Ataturk yang menjadi presiden pertamanya. Para penjajah itu berhasil setelah lama mereka bekerjasama dengan kaum munafik penguasa wilayah-wilayah negara Khilafah Islam. Kafir imperialis jauh-jauh hari telah menyebarkan virus paham-paham kufur semacam ashabiyah nasionalisme dan sekularisme hingga umat makin lemah dan pemerintahan khilafah berisi banyak orang dzalim.
Setelah pemerintahan Islam tergantikan sistem pemerintahan kufur demokrasi maupun kerajaan maka tali Islam akan menjadi terlepas satu per satu hingga batas yang terakhir yaitu ibadah ritual pribadi: shalat. Dengan begitu pentingnya kewajiban tegaknya negara sistem Islam ini, negara yang berkewajiban menegakkan hukum-hukum Allah dan mengemban dakwah serta jihad ke luar negeri, maka kaum Muslimin sungguh tidak mempunyai alasan yang benar di sisi Allah jika terus mendukung sistem negara kufur semacam demokrasi.
"Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin." (QS. Al-Maaidah: 50)

"Dan siapa saja yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu'min, Kami biarkan mereka berkuasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali." (QS. An Nisaa': 115)

Fitnah perempuan


  1. Dari Abu Hurairah r.a. dia berkata: Nabi SAW bersabda: “Demi Tuhan yang jiwaku berada dalam kuasa-Nya, umat ini tidak akan binasa sehingga seorang laki-laki mendatangi seorang perempuan kemudian dia menyetubuhinya di jalan, maka orang yang terbaik di antara mereka adalah yang berkata: “Seandainya kamu menutupi perbuatan ini di belakang tembok itu”
(Imam al-Haitsami berkata: “Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Ya’la dan para perawinya sesuai dengan syarat shahih)
        Ketika kondisi parah semacam ini terjadi tentunya kaum Muslimin tidak lagi punya imam/khalifah yang berkewajiban menerapkan hukum-hukum Allah Swt, melindungi kaum lemah, memberantas maksiat, mengadili orang-orang dzalim, dan menyebarkan rahmat syariah Islam dengan dakwah dan jihad.
Akibat dari tidak terpenuhinya kewajiban menegakkan negara sistem Islam Khilafah, Umat Islam hari ini terpecah-belah lebih dari 50 negara dan telah kehilangan perisainya untuk melindungi nyawa, kehormatan dan harta. Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda,
"Seorang Imam (Khalifah) adalah perisai, di belakangnya kalian berperang dan berlindung." (Hadits Riwayat Muslim)

Download Buku Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

Rabu, 04 Februari 2015

Kerusakan Hukum



Berkuasanya orang-orang bodoh dan jahat

  1. Dari Abdullah bin ‘Amru r.a. dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Hari Kiamat tidak akan datang, sampai Allah mengambil wali-walinya dari muka bumi, sehingga yang tersisa adalah para pengacau dan orang-orang jahat, mereka tidak mengenal kebaikan dan tidak meninggalkan kemungkaran”.
(Disebutkan dalam Majma’uz Zawa`id: hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad secara marfu’ dan mauquf [marfu’ dinisbahkan kepada nabi adapun mauquf dinisbahkan kepada sahabat] Perawi-perawinya sesuai dengan syarat shahih)

        Para ulama di masa kini menanggung tanggung jawab yang besar. Mereka harus mendakwahkan ideologi (akidah dan syariah) Islam kepada umat. Dengan demikian, mereka semoga menjadi para wali Allah yang menghapuskan kebatilan dan kezaliman. Mereka menjadi golongan yang tidak tercemari paham dan hukum kufur. Justru mereka menjadi para mujadid yang memperbaiki akidah dan syariah yang telah dirusak oleh manusia.
        Sementara itu golongan-golongan yang harus diluruskan adalah mereka yang tidak mengenal Islam sebagai ideologi. Mereka hanya mengetahui sekularisme, kapitalisme, demokrasi, pluralisme, dan ilmu-ilmu jahiliyah lainnya. Maka, dakwah yang menunjukkan kepada umat bahwa akidah dan sistem Islam mampu memberikan keadilan hakiki dan menjadi rahmat bagi semesta alam harus terus digencarkan.

  1. Dari Abu Hurairah r.a. dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Demi Tuhan yang jiwaku berada dalam kuasa-Nya, Hari Kiamat tidak akan datang, sehingga merajalela perbuatan keji dan sifat kikir. Orang yang terpercaya dikhianati dan orang yang khianat dipercaya
(Al-Haitsami berkata: “Sebagian isi hadits ini disebutkan dalam kitab shahih”. Kemudian dia berkata: “Hadits ini diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam al–Mu’jam al-Ausath dan di antara perawinya terdapat Muhammad Ibnu Sulaiman bin Walibah, sementara perawi-perawi lainnya adalah tsiqat)

  1. Dari Sahal bin Sa’ad r.a. dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Ya Allah! Janganlah Engkau mempertemukanku dengan suatu masa di mana ulama tidak diikuti dan dan orang bijak tidak dihargai. Hati mereka adalah hati orang asing sedangkan bahasa mereka adalah bahasa Arab”.
(Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Disebutkan dalam al-Fathur Rabbani: hadits ini disebutkan oleh al-Hakim dalam kitabnya al-Mustadrak dengan redaksi yang hampir sama dari Jamil bin Abdurrahman al-Hidza` dari Abu Hurairah)

        Perhatikanlah rusaknya hukum pada akhir zaman. Alim ulama tidak ada yang memperhatikan ilmunya dan tidak dihargai karena manusia dikuasai oleh para penguasa batil yang menerapkan sistem kufur di berbagai bidang. Manusia lebih condong ke peradaban kufur Barat, dan terkena penyakit wahn (cinta dunia dan takut mati), kendatipun bahasa mereka adalah bahasa Arab. Mereka takut jika harus mengambil risiko melawan kezaliman dan kekufuran. Mereka takut jika kehilangan kenikmatan dunia sementara berjuang amar makruf nahi mungkar.
Di masa semacam ini suara-suara kebodohan lebih keras daripada suara kebajikan aqidah dan syariah Islam. Situasi buruk demikian bisa terus berlangsung kecuali umat merubah apa yang ada pada diri mereka yaitu pelurusan akidah dan syariah yang berlaku di antara mereka.
"Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintahnya (Rasul) takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih." (QS. An-Nuur: 63)
Kami berlindung kepada Allah dari kesesatan dan dosa karena meninggalkan kewajiban.

  1. Dari Abdullah bin Amru r.a. dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Di antara tanda dekatnya Hari Kiamat adalah dimuliakannya orang-orang jahat dan direndahkannya orang-orang yang baik. Perkataan dijelek-jelekkan dan perbuatan ditampak-tampakkan. Dan al-musa`ah disebarluskan kepada manusia”. Aku bertanya: “Ya Rasulullah! Apakah al-musa`ah itu?” Nabi menjawab: “Apa-apa yang ditulis selain kitabullah”.
(Disebutkan dalam Majma’uz Zawa`id: hadits ini diriwayatkan oleh ath-Thabrani dan perawi-perawinya sesuai dengan syarat shahih)
Di antara apa-apa yang disebarkan dan menyalahi Kitabullah adalah kisah-kisah pergaulan bebas, novel-novel pacaran, artikel-artikel yang mendukung kemaksiatan, buku-buku hukum kufur, atau omong-kosong hiburan permainan yang tidak bermanfa’at di dunia dan di akhirat. Berbagai media massa menyebarkan ide-ide kufur, paham-paham sesat, mengajak kepada kepemimpinan jahiliyah, menjauhkan dari syariah, membudayakan gaya hidup yahudi dan nasrani.

Download Buku Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

Senin, 02 Februari 2015

Membaca al-Qur’an Tidak Lebih Dari Tenggorokan

perancis siapkan peringatan hari akidah kufur: sekularisme


  1. Dari Abdullah Ibnu Mas’ud r.a. dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Akan muncul pada akhir zaman suatu kaum muda namun bodoh pemikiran mereka, mereka membaca Al-Qur’an namun hanya sebatas tenggorokan, mereka berkata-kata dengan menggunakan perkataan Rasulullah SAW, dan mereka keluar dari agama-Nya seperti anak panah yang melesat dari busurnya”.
(H.R. at-Tirmidzi. Beliau berkata: hadits hasan shahih dalam bab yang sama terdapat riwayat dari Ali, Abu Sa’id dan Abu Dzar)

        Hadits ini memberikan peringatan yang jelas bagi para pemuda supaya tidak keluar dari ideologi (akidah dan syariah) Islam dengan tanpa menyadarinya. Ironisnya mereka benar-benar keluar dari ideologi Islam.
  • Mereka adalah orang-orang muda yang bodoh dari pemikiran Islami. Mereka tidak menjadikan standar perbuatan Islami yaitu halal-haram sebagai sesuatu yang dipegang teguh. Mereka tidak mengenali berbagai pemikiran dan hukum kufur sehingga mereka bisa mewaspadainya.
  • Pemikiran mereka sempit dan picik: barangkali hal itu karena mereka mengidap ashobiyah fanatisme golongan dan membanggakan amal perbuatan mereka sendiri. Mereka hanya mementingkan penampilan luar.
  • Mereka hanya pandai membaca Al-Qur’an namun mereka tidak mengadopsi ayat-ayat al-Qur’an menjadi pemikiran mereka, memasuki hati dan jiwa mereka. Mereka tidak menjadikan hukum-hukum Allah Swt. sebagai satu-satunya sistem yang harus diimani dan diambil.
  • Mereka juga mengucapkan hadits Rasulullah SAW. Walaupun mereka melakukan perbuatan ini yang tampaknya secara lahiriyah adalah perwujudan keimanan, namun sebenarnya mereka menyimpang dari ideologi Islam.

  1. Dari Abdullah Ibnu Umar r.a. dia berkata: “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Akan keluar dari umatku suatu kaum yang menjelekkan perbuatan mereka, mereka membaca Al-Qur’an namun tidak sampai melewati tenggorokan (H.R. Imam Ahmad)

Semua itu dilakukannya karena kepentingan duniawi. Boleh jadi mereka juga menganggap sepele masalah menutup aurat, menganggap remeh masalah riba/bunga, menganggap gampang masalah pemikiran hukum, menganggap biasa bergaul bebas dan pacaran, membiarkan para penguasa batil dan zalim, membiarkan kemaksiatan terus berlangsung di tengah masyarakat. Kita berlindung kepada Allah dari kebodohan dan kehinaan.

  1. Dari Abu Dzar r.a. dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Akan terjadi perpecahan dan perselisihan dalam umatku. Lalu muncul suatu kaum yang hanya pandai bicara namun perbuatan mereka jelek, mereka membaca Al-Qur’an namun tidak melewati tenggorokan mereka, mereka keluar dari agama seperti keluarnya anak panah dari busurnya, mereka tidak kembali, sampai dikembalikan ke tempat asalnya. Mereka adalah sejelek-jelek makhluk dan penciptaan (Disebutkan dalam at-Taaj al-Jaami’: hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Abu Dawud. Hadits yang disebutkan di atas adalah redaksi Abu Dawud)

  1. Dari Abu Sa’id r.a. dia berkata: “Ketika kami sedang bersama Rasulullah SAW pada waktu itu beliau sedang membagi-bagi sesuatu, tiba-tiba datanglah Dzul Khuwaishirah, dia adalah seorang laki-laki dari Bani Tamim, lalu dia berkata: “Wahai Rasulullah! Berlaku adillah!” Maka Rasulullah SAW menjawab: “Celakalah kamu, siapa yang akan berbuat adil, jika aku tidak berbuat adil. Sungguh aku telah gagal dan rugi jika aku tidak berbuat adil”. Umar bin al-Khattab berkata: “Ya Rasulullah! ijinkan aku untuk memenggal kepalanya”. Nabi berkata: “Biarkan saja! Sesungguhnya dia mempunyai teman-teman, salah seorang dari kalian akan merasa hina jika membandingkan shalatnya dengan shalat mereka dan puasanya dengan puasa mereka. Mereka membaca Al-Qur’an namun tidak bisa melewati tenggorokan. Mereka keluar dari Islam seperti keluarnya anak panah dari busurnya
(H.R. Bukhari, Muslim dan at-Tirmidzi, sebagaimana disebutkan dalam at-Taaj al-Jaami’)
        Hadits ini menambahkan keterangan ciri-ciri ahli kesesatan dan penyimpangan. Di antara sifat-sifat orang-orang yang keluar dari ideologi (aqidah dan syariah) Islam adalah menganggap Rasulullah Saw. tidak memutuskan dengan keadilan. Mereka menganggap hukum dari Allah Swt. dan Rasul-Nya tidak layak untuk diterapkan di antara manusia. Padahal terdapat ayat Allah yang memerintahkan berhukum menurut syariah Islam:
"Apa-apa yang diberikan/diperintahkan Rasul kepada-mu maka terimalah/laksanakanlah, dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah." (QS. Al-Hasyr: 7)

Download Buku Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

Minggu, 01 Februari 2015

Umat Berpecah Belah Saling Melawan

umat Islam wajib bersatu berdasar aqidah dan syariah Islam

       
  1. Dari Tsauban r.a. dia berkata: Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah memperlihatkan kepadaku bumi secara keseluruhan, sehingga aku bisa melihat bumi bagian Timur dan Barat, sesungguhnya wilayah kekuasaan umatku akan sampai di seluruh daerah yang diperlihatkan Allah kepadaku. Diberikan kepadaku dua buah macam perbendaharan, yaitu: merah dan putih. Sungguh aku telah meminta kepada Allah untuk membantu umatku, agar mereka tidak dibinasakan dengan musim kekeringan yang panjang dan agar mereka tidak dijajah oleh kekuasaan asing selain oleh mereka sendiri, sehingga kekuasaan mereka menjadi hancur luluh. Tuhanku berfirman: “Ya, Muhammad! Apabila Aku telah memutuskan suatu keputusan, maka keputusan-Ku tidak dapat diubah lagi. Aku memperkenankan doamu untuk umatmu, bahwa Aku tidak akan membinasakan mereka dengan musim kekeringan yang panjang dan Aku tidak akan menjajahkan kepada mereka suatu kekuatan musuh selain diri mereka sehingga kekuatan mereka hancur-luluh, sekalipun musuh-musuh mereka bersatu mengepung, sehingga sebagian mereka menghancurkan sebagian yang lain dan mereka saling tawan-menawan”.
(H.R. Imam Muslim dan at-Tirmidzi)

        Abu Dawud menambahkan: “Sesungguhnya yang aku takutkan kepada umatku adalah para pemimpin yang menyesatkan. Apabila pedang telah diletakkan oleh umatku, maka tidak akan diangkat lagi selamanya sampai Hari Kiamat. Hari Kiamat tidak akan datang sampai suku-suku dari umatku mengikuti orang-orang musyrik dan mereka menyembah berhala. Akan ada dari umatku tiga puluh orang pembohong, semuanya mengaku sebagai nabi. Akulah penutup para nabi tidak ada nabi lagi sesudahku. Senantiasa akan ada segolongan umatku yang berjuang menegakkan kebenaran, mereka tidak akan celaka oleh orang-orang yang menentangnya sampai datang Hari Kiamat”.

Memang benar, seluruh negara di Dunia Islam saat ini tidak menerapkan sistem Islam -meskipun beberapa negara mengklaim menerapkannya- dan malah menerapkan Kapitalisme dengan gaya berbeda. Akan tetapi, umat Islam yang tetap eksis setelah hancurnya Khilafah itu sejak awal tahun 1950-an telah mulai merambah jalan menuju kebangkitan berasaskan Islam, mulai berjuang untuk membangun kembali kehidupannya atas dasar Islam, dan bahkan telah mencanangkan cita-cita menyelamatkan dunia dengan membawa hidayah Islam.
Ya, semua upaya ini terus diperjuangkan, kendatipun umat Islam masih terpecah belah akibat rekayasa kaum kafir sebelum dan sesudah kehancuran Khilafah di tahun 1924; dan kendatipun para penguasanya -yang menjadi agen Barat- terus mempertahankan kekufuran yang dibangun Barat di negeri-negeri muslim, berkhidmat siang malam demi kepentingan dan dominasi Barat, serta menjalankan seluruh strategi politik dalam dan luar negerinya menurut petunjuk-petunjuk dan instruksi-instruksi Barat.
Saksikanlah, para munafik telah bertingkah brutal dan sangat kejam terhadap para pejuang kebangkitan umat. Mereka juga terus melakukan operasi penumpasan dan melancarkan aksi teror terhadap para pejuang. Sementara itu, kaum kafir juga tak ketinggalan merancang strategi yang dijalankan oleh agen-agen mereka tadi untuk melawan bangsa mereka sendiri, agar bangsa mereka tetap hina diinjak-injak dan dibelenggu oleh kekufuran.
Walau demikian keadaannya, Barat yang kafir -dengan AS sebagai gembongnya- sudah merasa gentar kalau-kalau kebangkitan umat Islam suatu ketika mencapai titik sempurna –yang mencapai seluruh bumi, timur dan baratnya- sehingga umat Islam kembali menjadi umat istimewa yang berbeda dengan manusia lainnya.
        Barat yang kafir juga sudah gemetaran membayangkan umat Islam hidup kembali di bawah satu negara, yakni negara Khilafah, yang akan melanjutkan penyebaran risalah Islam ke seluruh dunia untuk mengentaskan dunia dari gelimang kesengsaraan, kegoncangan, dan kemerosotan yang parah akibat hagemoni Kapitalisme dan ide-idenya yang materialistik itu.
Barat yang kafir juga senantiasa ingat, bagaimana ideologi Islam dahulu telah mengubah kabilah-kabilah Arab -yang serba terbelakang dan tak pernah diperhitungkan dalam sejarah- menjadi umat istimewa yang berperadaban, yang kemudian tampil di pentas dunia dengan cahaya Islam serta dalam waktu singkat sanggup memantapkan posisinya sebagai pemimpin dunia.

  1. Dari Abu Basrah al-Ghifari r.a. dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Aku meminta empat perkara kepada Allah azza wa jalla. Dia memberikan yang tiga dan sisanya masih Dia tahan. Aku meminta kepada Allah supaya tidak mengumpulkan umatku dalam kesesatan, maka Allah mengabulkannya. Aku meminta kepada Allah agar tidak menghancurkan mereka dengan musim susah yang panjang, sebagaimana Dia menghancurkan umat-umat sebelum mereka, maka Allah juga mengabulkannya dan aku meminta kepada Allah supaya tidak ada musuh yang mengalahkan mereka, maka Allah pun mengabulkannya dan aku meminta kepada Allah agar tidak memecah-belah mereka dalam beberapa golongan sehingga mereka saling membinasakan, namun Allah tidak mengabulkannya”.
(Disebutkan dalam Majma’uz Zawa`id: hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan ath-Thabrani, diantara perawinya ada salah satu rawi yang tidak disebutkan namanya)

Kejayaan umat tetap lestari untuk sekitar 10 abad lamanya, selama umat bersatu dengan ideologi (aqidah dan syariah) Islam. Dan sepanjang masa itu, meratalah keadilan, keamanan, kesejahteraan, dan nilai-nilai yang luhur di setiap tempat. Bendera dan panji Khilafah pun berkibar-kibar dengan gagahnya di mana-mana.
Maka yang paling berbahaya bagi persatuan dan kekuasaan umat ialah para penguasa yang menjadi agen Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya, termasuk orang-orang yang ada di sekitar para penguasa tersebut. Orang-orang yang dekat dengan para penguasa ini terdiri dari para penjilat hina yang munafik, orang-orang lemah yang pragmatis, dan para intelektual yang kenyang dengan sistem Barat yang kafir dan tertipu oleh metode kehidupan mereka. Termasuk juga dalam hal ini sebagian orang yang pura-pura membela Islam, seperti para oknum ulama pendukung penguasa sistem kufur, individu-individu tertentu yang ditonjol-tonjolkan sebagai intelektual muslim, dan beberapa tokoh gerakan Islam yang merupakan orang-orang sekuler yang mempropagandakan pemisahan Islam dari kehidupan.
Para penolong penjajah dari kalangan umat Islam itu menyuburkan seruan-seruan yang bersumber dari fanatisme golongan (ashabiyah) seperti Nasionalisme, Patriotis­me, dan seruan sekulerisme yang menciptakan perpecahan di antara umat.
        Semua pihak di atas telah berkomplot dan berkhidmat demi kesuksesan makar Amerika, yang sesungguhnya bertujuan menggiring kaum muslimin agar membuang ideologi Islam dan kemudian memeluk ideologi Kapitalisme, hingga umat menjadi hina, bahkan ikut mereka masuk Neraka.

  1. Dari Hudzaifah Ibnu al-Yamani r.a. dia berkata: “Biasanya orang-orang banyak bertanya kepada Rasulullah SAW tentang kebaikan, tetapi aku bertanya kepada Beliau tentang kejahatan agar terhindar dari bahayanya. Lalu aku bertanya: “Wahai Rasulullah! Kami dahulu berada dalam masa jahiliyah dan kejahatan, karena itu Allah ta’ala menurunkan kebaikan (Islam) ini kepada kami. Mungkinkah setelah kebaikan ini timbul lagi kejahatan?”, “Tentu” jawab Nabi. Tanyaku: “Setelah itu mungkinkah datang lagi kebaikan?” Beliau menjawab: “Benar, tetapi sudah cacat!” Aku bertanya: “Apa cacatnya?” Beliau menjawab: “Suatu kaum memberikan petunjuk tanpa petunjuk yang benar, engkau mengetahui perbuatan mereka dan mengingkarinya”. Aku bertanya: “Sesudah kebaikan itu, timbul lagikah kejahatan?” Nabi menjawab: “Benar, para penyeru di depan pintu neraka. Barangsiapa yang memenuhi seruannya dilemparkannya ke dalam neraka itu”. Aku bertanya: “Wahai Rasulullah! Gambarkanlah ciri-ciri mereka kepada kami!” Nabi menjawab: “Baik! Mereka adalah termasuk golongan kita dan berbicara dengan bahasa kita”. Aku bertanya: “Ya Rasulullah! Apa petunjuk anda bila kami menjumpai hal itu?” Beliau menjawab: “Tetaplah kamu bersama jama’ah kaum muslimin dan imam mereka!”. Aku bertanya: “Jika tidak ada jama’ah dan Imam?” Beliau berkata: “Tinggalkanlah semua golongan itu, walaupun kamu akan memakan akar-akar kayu sampai maut menjemputmu dan kamu tetap dalam pendirianmu”.
(Disebutkan dalam at-Taaj al-Jaami’: hadits ini diriwayatkan tiga imam sunan: at-Tirmidzi, Abu Dawud dan an-Nasa’i)

        Terdapat bahaya suatu kaum yang cacat akidah dan syariah. Mereka memberikan petunjuk tapi bukan petunjuk yang benar. Mereka tidak bisa lagi membedakan yang baik dan yang jelek. Mereka mengira kebudayaan kafir Barat adalah kebudayaan yang layak ditiru. Mereka mengira bahwa hukum-hukum kufur tidak mengapa diterapkan. Mereka mengikuti sistem kufur semacam demokrasi, kapitalisme, sekularisme. Mereka menjadi penyeru-penyeru yang tampak Islami. Mereka menggunakan hal itu sebagai sarana untuk memperdaya dan menyesatkan kaum muslimin.
Dalam hadits ini Rasulullah memerintahkan kita untuk meninggalkan semua golongan yang menyeru kepada selain ideologi (akidah dan syariah) Islam. Kita harus berlepas diri dari segala golongan yang mengajak kepada sistem kufur, hukum kufur, paham kufur, ide-ide kufur, dan berbagai kemaksiatan. Kaum Muslimin wajib disadarkan terhadap bahaya akidah kufur sekularisme yang melahirkan sistem pemerintahan demokrasi dan sistem ekonomi kapitalisme. Semua itu adalah kesesatan yang bisa jadi dikesankan Islami, dicari-carikan pembenaran, dibalut kata-kata indah serta janji-janji manis. Maka, dalam kondisi sulit berada dalam kekuasaan batil, umat harus teguh menggenggam ideologi Islam hingga akhir hayat.
"Tentang sesuatu apapun kamu berselisih, maka putusannya (terserah) kepada Allah." (QS. Asy-Syuura: 10)

Download Buku Membereskan Fitnah Kerusakan Umat

Download BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam