Menurut
Bloomberg:
“Setelah
berkonsultasi dengan “para ekonom terkemuka”, Pakistan akan secara resmi
meminta bantuan IMF, dan Menteri Keuangan Asad Umar akan bicara dengan para pejabat
[IMF] selama pertemuan tahunan lembaga pemberi utang itu di Bali minggu ini,
Kementerian Keuangan mengatakannya dalam sebuah pernyataan kemarin Senin. Umar memberitahu
Bloomberg di bulan Agustus bahwa
pemerintah mungkin perlu lebih dari $12 milyar.”
“Perdana
Menteri Imran Khan, yang berkuasa setelah pemilu Juli, berada dalam tekanan
untuk menghasilkan pendanaan eksternal karena negara itu menghadapi akhir dari serangkaian
financial blowouts (di mana penjualan
surat berharga negara telah laku keras). IMF mengatakan di minggu lalu bahwa
upaya pemerintah belum cukup untuk menghentikan munculnya krisis.”
Menteri
Keuangan mengatakan, “Tantangan bagi pemerintah sekarang adalah memastikan
bahwa reformasi fundamental struktur ekonomi dijalankan untuk memastikan bahwa
spiral (bolak-balik) masuk dalam program IMF tiap beberapa tahun bisa diakhiri
untuk selamanya.” “Untuk membenahi ketidakseimbangan fundamental, maka
aksi-aksi fiskal dan keuangan perlu dilaksanakan tanpa penundaan.”
Komentar:
Perdana
Menteri Pakistan sekarang, Imran Khan, menghabiskan lebih dari dua dekade
menjadi politisi oposisi, seringnya mengkritik pemerintah yang mengambil utang
luar negeri, khususnya dari IMF. Namun, sebelum sampai 100 hari pertamanya, dia
mengirim menteri keuangannya, dengan tangan mengacungkan wadah, untuk mengemis
dan mengais uang dari IMF. Selain itu, telah tampak jelas bahwa
tindakan-tindakan semacam devaluasi ekstrim mata uang sesuai saran IMF dimaksudkan
untuk menunjukkan kepatuhan menerapkan syarat-syarat IMF bahkan sebelum ada
perjanjian yang diteken.
IMF
adalah institusi penjamin tatanan Kapitalis internasional, yang tujuannya
adalah untuk menjaga superioritas Barat atas seluruh dunia, kelanjutan imperium
dengan cara yang lain. Tapi para ekonom Pakistan yang dididik dengan buku ekonomi
Kapitalis sepenuhnya terbujuk untuk menerima resep-resep IMF dan, malah aktif
menyeru pemerintah mereka untuk kembali lagi kepada institusi penghisap itu.
Barat
mengajarkan Kapitalisme ke seluruh dunia tapi dia sendiri selektif dalam
mempraktikkan ekonomi Kapitalis karena para politisinya sadar betul bahayanya
resep-resep Kapitalisme: Perancis memilih untuk terus membiayai sektor publik
yang memberatkan anggaran, Skandinavia tetap menerapkan kebijakan-kebijakan
sosial yang cenderung komunis, dan Amerika, khususnya di bawah Trump,
menerapkan kebijakan proteksionisme ketat.
Inggris
mengusung ide-ide Adam Smith -yang menulis buku The Wealth of Nations di 1776- pada awalnya hanya untuk menyebarkan
pemikiran pasar bebas atas United States of America yang baru terbentuk, yang
kebetulan merdeka dari Inggris di tahun yang sama.
Sementara
hari ini, para politisi dan ahli ekonomi dunia ketiga, tragisnya, berlanjut memandang
bahwa penerapan penuh Kapitalisme adalah solusi bagi semua sakit mereka, padahal
hasil sesungguhnya dari penerapan ekonomi Kapitalisme adalah pemiskinan yang
menyeluruh atas penduduk melalui pelucutan kendali negara dan pembukaan
perekonomian sepenuhnya untuk semua kepentingan swasta dan asing. Kekayaan dan
sumberdaya negeri diekspor sebanyak-banyaknya untuk mendapat uang fiat sementara
populasi terjebak mengkonsumsi barang-barang jadi imporan.
Pakistan,
meski telah merdeka dari Inggris lebih dari 70 tahun lalu, berlanjut taklid
buta menerapkan sistem ekonomi Kapitalisme yang telah diterapkan oleh Inggris
atas India (yang mana tanah Pakistan tadinya bagian dari India) setelah Inggris
menghapus kekuasaan Muslim Mughal dan yang sebelum mereka. Dan cukup
disayangkan, Imran Khan tidak lebih dari satu politisi dangkal dan naif yang
berpikir bahwa karakter pribadi sudah cukup untuk memecahkan berbagai krisis sistemik
tanpa perlu menginvestigasi sebab-sebab krisis yang sesungguhnya. Hasilnya,
puluhan juta orang Pakistan yang polos tertipu untuk memilih dia, berpikir
bahwa dia bisa membawa perubahan riil atas situasi Pakistan.
Pakistan
tidak akan pernah bisa lepas dari trauma ekonomi sampai ekonomi Kapitalis
ditinggalkan dan kembali kepada penerapan Islam, yang membawa kemakmuran pada
India selama lebih dari 800 tahun penerapannya, bahwa negeri ini menjadi
kawasan industri terdepan dunia, konsentrasi kekayaan dan kemakmuran yang
menarik para penjelajah dari negara-negara terbelakang di Eropa Barat untuk
mengambil risiko mengarungi samudra berbahaya dalam rangka mencari jalur
perdagangan yang lain untuk mencapai permata India.
Allah
Swt. berfirman dalam al-Qur’anul Karim:
“Hai
Nabi, bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu menuruti (keinginan)
orang-orang kafir dan orang-orang munafik. Sesungguhnya Allah adalah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Dan ikutilah apa yang
diwahyukan Tuhan kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan. Dan bertawakkallah kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai
Pemelihara.” (TQS. al-Ahzab: 1-3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar