Uyghur, beberapa hari belakangan ini
mendadak viral lagi di media sosial setelah seorang pesepakbola profesional asal
Jerman yang berdarah Turki Mesut Ozil mencuitkan dukungannya kepada muslim
Uyghur di twitternya. Dalam cuitannya di twitter dan Instagram, Ozil menuliskan,
"Di China, Qur'an dibakar, masjid ditutup, sekolah Islam dan Madrasah
dilarang, pemuka agama satu per satu dibunuh. Terlepas dari semua itu, muslim
tetap diam. Suara mereka tak terdengar."
Beberapa hari setelahnya, juara dunia
tarung bebas UFC asal Rusia, Khabib Nurmagomedov mengikuti jejak Ozil dengan
memposting Instastory di Instagramnya tentang sejarah singkat muslim
Uyghur disertai caption yang kurang lebih berbunyi, "Ya Alloh, berilah
kemudahan untuk para saudara kami, Uyghur." Kedua figur publik itu pun
kemudian memicu berbagai reaksi di tengah masyarakat. Di China sendiri yang
merasa tidak terima dikritik oleh Ozil, membatalkan siaran langsung
pertandingan antara Arsenal melawan Manchester City yang notabene Arsenal
adalah klub Liga Inggris yang diperkuat Ozil, hingga penghapusan karakter Mesut
Ozil di game ber-genre sepakbola yaiti FIFA dan PES 2020.
Di dalam negeri pun reaksi warganet
beraneka rupa. Di antaranya para munafikin yang mengaku Islam tapi malah sering
memusuhi Islam yang akhir-akhir ini disebut-sebut sebagai aliran baru yaitu
"Aliran Dana" dengan lantang menyebut bahwa kekerasan dan penindasan
di Uyghur itu tidak ada. Sementara netizen yang hanif dan mendapat hidayah
ramai-ramai mengutuk, dan mengadakan aksi massa di beberapa daerah di
Indonesia, hingga viral beberapa hashtag di twitter yang bisa memuncaki Trending
Topic di twitter seperti hashtag #SaveUyghurSOS hingga
#SaveUyghurWithKhilafah .
Sejarah muslim Uyghur sendiri yang dikutip
dari buku berjudul "Islam Di China: Mengenal Islam di Negeri Leluhur"
karya Mi Shoujiang dan You Jia, asal-usul etnis Uyghur dapat ditelusuri kembali
ke abad ke-3 SM. Uyghur menyebar di daerah otonomi Xianjiang. Uyghur sebagian
kecil tinggal di provinsi Hunan dan Henan dengan populasi sekitar 7,2 juta
jiwa. Pada pertengahan abad ke-10, Islam diperkenalkan ke Xianjiang oleh Satuk
Boghra (910 - 956 M), seorang Khan dari dinasti Karakitai yang memeluk Islam.
Kashgar, Yirqiang dan Kuche masing-masing menjadi salah satu wilayah Islam secara
berurutan. Setelah abad ke-14 Islam menyebar ke utara XianJiang.
Penderitaan (yang parah) muslim Uyghur
sendiri dimulai sejak tragedi 11 September di Amerika yang memicu opini perang
melawan terorisme yang mengakibatkan pemerintah China mulai menghapus otonomi
daerah Xianjiang hingga melakukan pembongkaran masjid-masjid, pembunuhan para
ulama hingga pemurtadan warga Uyghur dengan dalih deradikalisasi. Kejahatan
yang dilakukan oleh pemerintah China yang terstruktur dan tertutup dari media
otomatis membuat muslim di seluruh dunia tak bisa berbuat banyak. Karena kejahatan yang dilakukan oleh
negara hanya bisa dilawan oleh negara pula. Sedangkan pemimpin negeri-negeri
muslim saat ini justru bungkam karena mulut mereka sudah disumbat oleh
investasi dan aliran-aliran dana serta kerjasama perdagangan dengan China.
Inilah bukti lemahnya ikatan
nasionalisme pada nation state atau negara bangsa. Muslim yang
seharusnya satu tubuh, bisa saling menjaga dan melindungi justru terpecah-belah
menjadi lebih dari 50
serpihan negara bangsa. Ini pulalah yang menyebabkan umat Islam seperti buih di
lautan, banyak tapi terombang ambing di jadikan mangsa para musuhnya. Dengan
runtuhnya daulah khilafah Islamiyah yang hampir satu abad menjadikan umat Islam
kehilangan perisai. Perisai yang mampu melindungi umat Islam untuk melanjutkan
kehidupan Islam secara kaaffah. Serta perisai yang mampu melindungi
nyawa seorang muslim yang oleh Alloh Ta'ala dinilai lebih berharga dari
dunia seisinya.
Semoga Alloh menjaga kita dalam
perjuangan menegakkan kembali Daulah Khilafah Rosyidah ‘ala Minhajin
Nubuwwah, hingga Daulah Islam kembali tegak atau kita syahid di jalannya.
Wallohua’lam bishshowwab.
Disusun oleh: Bayu D. N.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar