Unduh BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Senin, 24 November 2014

Masyarakat Islam bercirikan hubungan mutualistik


Masyarakat Islam bercirikan hubungan mutualistik


Karakteristik Keempat:
Masyarakat Islam adalah sebuah masyarakat yang bercirikan hubungan mutualistik. Tegasnya, antara satu bagian dengan bagian lainnya saling terkait. Sehingga, kelompok ini tidak akan terlihat sempurna seandainya salah satu di antara mereka hilang. Bahkan, seandainya kewajiban yang satu belum terselesaikan, maka kewajiban yang lain akan terabaikan. Sebagai bukti rasa cinta dan kasih sayang yang terjalin antara satu individu dengan individu muslim lainnya. Semuanya dilakukan agar terealisasinya tujuan mulia sebuah kerangka sosial yang beriman. Dan kita dapat melihat bahwa tujuan utama dalam sebuah masyarakat Islam adalah untuk mencapai keridhoan Allah di dunia dan akhirat. Dan sangat jelas sekali, tujuan ini tidak akan pernah terealisasi kecuali dengan saling melengkapi seluruh kewajiban seperti: sistem politik, sistem sosial, sistem ekonomi, kebijakan pendidikan, kebijakan luar negeri, kebijakan militer.

Islam adalah agama yang telah membangun kerangka sosial kemasyarakatannya dengan hukum yang sangat tinggi, yaitu: memerintahkan kepada kebaikan ideologi Islam dan melarang kepada keburukan ideologi kufur. Oleh karena itu, seluruh perilaku manusia akan tertunduk pada kaidah yang satu, kaidah Islam. Sebuah kaidah yang dapat menyempurnakan sebuah bangunan. Dalam hal ini, kaidah tersebut memberitahukan kepada manusia bahwa dalam kehidupan ini hanya ada dua pilihan; kebaikan dan keburukan. Maka, kebaikan telah diperintahkan oleh Allah SWT sedangkan keburukan adalah sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT.

Allah berfirman dalam al Quran: “Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu'min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” [QS. At Taubah: 105]

Itulah masyarakat Islam yang telah Allah ciptakan. Oleh karena itu, setiap individu harus selalu berbuat mengikuti kaidah dan undang-undang yang telah diajarkan oleh Allah SWT dalam al-Qur’an dan as-Sunnah. Dengan menolak itu maka ia telah menjadi musuh bagi dirinya dan masyarakat.

Karakteristik kelima:
Masyarakat Islam adalah masyarakat yang selalu memposisikan diri sebagai masyarakat yang berdisiplin dan mentaati ajaran agamanya dalam seluruh strata masyarakatnya; dimulai dari individu, kelompok dan negara.

Islam adalah masyarakat yang selalu taat menerapkan hukum Allah. Oleh karena itu, mereka selalu mewajibkan setiap individu, kelompok, dan negara untuk melaksanakan ajaran Allah guna membentengi mereka dari jalan kesesatan dan permainan hawa nafsu.

Dalam menjalankan seluruh ajaran Islam tersebut kaum muslimin tertopang dengan kewajiban sistem negara Islam Khilafah Rasyidah sebagaimana dicontohkan Rasulullah dan para Khulafa’ur Rasyidin. Tiap-tiap individu memiliki tugas dan kewajiban tertentu sebagai anggota masyarakat. Sebuah perasaan yang tumbuh dari dalam jiwa manusia. Tepatnya, dari keimanannya kepada Allah dan Rasul-Nya dan kecintaannya untuk selalu memegang teguh ajaran agama yang dianutnya tersebut. Sehingga, ia akan berusaha untuk menjaga diri dan negaranya untuk selalu melaksanakan ajaran Islam dengan sebaik-baiknya dan berusaha untuk menuju masyarakat yang lebih maju.

Islam adalah pilihan terbaik untuk menjalani kehidupan. Tentu saja hal tersebut hanya akan terwujud dengan mempertahankan syariah oleh kekuasaan sah negara Khilafah Islam. Bahkan, ia adalah metode baku yang wajib dalam membangun sebuah kerangka sosial yang lurus sesuai dengan jalan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.

Berbagai ayat al-Qur’an memerintahkan manusia untuk memiliki perilaku yang mulia dan menjauhkan diri dari menolak wahyu dari Allah sangat banyak. Apalagi setelah kita menambahkan dengan kisah-kisah umat terdahulu yang diceritakan dalam al Quran. Karena, secara tidak langsung kisah-kisah tersebut memiliki korelasi yang cukup kuat dengan realitas kehidupan dan perilaku masyarakat pada waktu itu.
Ketaatan dalam melaksanakan aturan Allah dalam masyarakat muslim merupakan salah satu ciri dan keistimewaan kehidupan umat yang satu ini.

Unduh Buku Generasi Masyarakat Islami

Selasa, 18 November 2014

Masyarakat Islam beriman melalui pembuktian akal



Masyarakat Islam beriman melalui pembuktian akal

Karakteristik Kedua:
Masyarakat Islam adalah masyarakat yang mengedepankan iman dengan pembuktian akal yang mantap. Kemudian akan dipergunakan untuk mencapai pintu kebenaran sang Maha Pencipta yaitu Allah SWT. Maka, itu tidak akan berfungsi kecuali atas idzin Allah SWT. Allah berfirman dalam al Quran: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus.” [QS. Ar Ruum: 30]

Ayat di atas telah menerangkan bahwa manusia dan seluruh ciptaan Allah dengan seluruh naturalitas yang dimilikinya akan kembali kepada satu titik akhir. Maka, manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang memilki akal dan emosi harus menyadari keberadaannya secara alami dengan mempergunakan akal dan fikirnya. Sehingga ia harus menuruti seluruh kehendak Allah dengan seluruh kesadaran dan amal baiknya.

Inilah yang akan senantiasa dianjurkan Islam kepada masyarakatnya. Dan Allah telah menundukkan seluruh yang ada di bumi untuk selalu beribadah dan tunduk kepada Allah. Allah SWT berfirman: “Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan) mu apa yang di langit  dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu ni'mat-Nya lahir dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan.” [QS. Luqman: 20]

Maka, Allah SWT telah menundukkan bagi manusia semua yang ada di langit, seperti: matahari, bulan, bintang. Selain itu, Allah juga menempatkan malaikat untuk selalu berada di sekeliling mereka dalam memberikan berbagai kemudahan dan manfaat kepada umatnya. Di samping itu, Allah juga memberikan mereka segala sesuatu yang ada di bumi, seperti: gunung, pepohonan, buah-buahan dan masih banyak yang lainnya. Dan Allah telah memberikan nikmat yang begitu berharga bagi manusia yaitu agama Islam. Betapa beruntungnya kaum manusia.

Seandainya manusia menyerahkan diri kepada Allah dengan segala sifat yang dimilkinya baik itu unsur naluri maupun akal, maka ia benar-benar orang yang telah mendapatkan petunjuk dan mampu mempergunakan kedua unsur kehidupan tersebut secara seimbang. Dari sini, ia akan melaksanakan ibadah secara ikhlas kepada Allah semata. Allah berfirman dalam al Quran: “Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia  orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. Dan hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan.” [QS. Luqman: 22]

Dan yang dimaksud dengan buhul tali yang kokoh adalah kalimat tauhid yaitu: kalimat tiada Tuhan selain Allah. Tegasnya, Islam. Atau lebih tepatnya keimanan. Jadi, yang dimaksud dalam ayat ini adalah orang yang benar-benar telah memasrahkan dirinya kepada Allah dengan seluruh kekuatan naluri, akal dan berbuat yang terbaik dalam melaksanakan seluruh perintah-Nya, maka ia termasuk ke dalam orang-orang telah mendapatkan kemenangan di dunia dan akhiratnya.

Unduh Buku Generasi Masyarakat Islami

Minggu, 16 November 2014

Masyarakat Islam Memenuhi kebutuhan individu dan umum secara tepat



Masyarakat Islam Memenuhi kebutuhan individu dan umum secara tepat

Karakteristik Ketiga:
Masyarakat Islam adalah masyarakat yang selalu menyerasikan secara seimbang antara kebutuhan manusia dan keberhasilan dalam menggapainya. Pada satu sisi, Islam telah memenuhi semua kebutuhan spiritual, rasio dan fisik. Akan tetapi, pada sisi yang lain Islam membatasi, mengendalikan dan tidak mengidzinkannya untuk melanggar batasan-batasan yang telah Ia tentukan. Allah telah memberikan kesempatan kepada mereka untuk berusaha sesuai dengan kemampuan masing-masing tanpa harus saling menjatuhkan antara satu dengan yang lainnya.

Kebutuhan manusia dibagi ke dalam dua bagian; kebutuhan individu dan kebutuhan umum. Masyarakat Islam mengakui bahwa kedua bentuk kebutuhan ini adalah kebutuhan manusia yang sangat penting. Sehingga, tidak diperbolehkan untuk mengededpankan yang satu dan menghapus yang lainnya. Jadi, keduanya harus dijaga dengan baik. Oleh karena itu, Allah telah memberikan kesempatan kepada manusia untuk mengeluarkan seluruh daya upayanya dengan tidak merampas hak umum dan hak individu.

Kebutuhan pribadi seorang manusia pada dasarnya adalah unsur yang akan membentuk sebuah bangunan masyarakat dan akan memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat itu sendiri. Sebagaimana semua kebutuhan sebuah masyarakat pada dasarnya adalah tiang penyangga bagi tiap individu masyarakat dalam mendapatkan semua kebutuhan yang diperlukannya.

Manusia memiliki kebutuhan primer (Dharûriyyah), ada juga yang memilki kebutuhan sekunder (Hâjiyyah), tersier (Tahsîniyyah) dan lux (Kamâliyyah). Dan seorang manusia tidak akan dapat meneruskan kehidupannya tanpa ditopang oleh berbagai kebutuhan tersebut, tentunya, tanpa harus berlebih-lebihan.

Begitupula dengan kelompok masyarakat. Mereka  memiliki tingkat kebutuhan yang sama. Dan mereka tidak akan mampu untuk mencapai berbagai visi, keinginan, cita-cita dan memberikan yang terbaik untuk individu masyarakatnya, kecuali dengan meraih seluruh kebutuhan umum yaitu keamanan, pendidikan, dan kesehatan.

Sebenarnya, baik individu maupun kelompok masyarakat, keduanya berada di bawah satu ajaran yang sama yaitu ajaran Islam. Dan tertunduk pada kaidah dan hukum yang sama yang dibawa oleh al Quran.

Allah SWT berfirman: “(yaitu) bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain, dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna.” [QS. An Najm: 38-41]

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” [QS. Al Maaidah: 2]

Dan firman Allah: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” [QS. Ali Imraan: 110]

Unduh Buku Generasi Masyarakat Islami

Sabtu, 15 November 2014

Karakteristik Masyarakat Islam




Karakteristik Masyarakat Islam

II. Karakteristik Masyarakat Islam Dan Keistimewaannya

Masyarakat muslim atau masyarakat Islami adalah sebuah masyarakat yang telah diciptakan oleh Rasulullah SAW. Ia telah membangunnya dengan kedua tangannya sendiri sesuai dengan petunjuk Allah SWT. Maka, corak kehidupan yang terjadi saat itu menjadi contoh bagi masyarakat Islam setelahnya sampai hari nanti ketika manusia harus menemui Tuhannya.

Ketika Islam telah datang, manusia masih dalam kondisi terjepit antara berbagai perselisihan dan penindasan. Dan berbagai agama yang mendahului agama Muhammad SAW telah mencoba untuk meminimalisir berbagai konflik yang mereka alami. Dan memang Allah belum membentuk sebuah masyarakat secara utuh. Karena, sistem hidup penyempurna yang akan menyempurnakan bangunan kerangka sosial ini baru akan diturunkan kepada nabi Muhammad SAW. Shalawat beriringkan salam kami haturkan kepadanya.

Dan ketika Allah menghendaki sebuah struktur masyarakat yang matang secara pemikiran maupun perasaan. Dan untuk membangun masyarakat yang paling sempurna diutuslah nabi Muhammad SAW sebagai utusan terakhir-Nya. Kemudian, Allah memberikan kepadanya ajaran agama terakhir yang paling sempurna dan diridoiNya. Dengan tujuan, agar seluruh umat manusia memeluk agama tersebut.

Jadi, struktur masyarakat yang telah dibangun oleh Rasulullah SAW adalah sebuah susunan masyarakat yang tidak keluar dari ajaran Allah dan hukum-Nya. Masyarakat yang dalam kurun waktu kurang dari setengah abad telah menyebarkan pondasi ajaran dan berbagai hal yang berkaitan dengan pemahaman keagamaannya seperti akidah, ibadah, interaksi antar manusia, keadilan, kebaikan, memerintahkan dengan Islam dan melarang kemunkaran selain Islam sekaligus jihad di jalan Allah.

Sehingga, keberhasilan penyebaran ajaran dan penerapan hukum ini mencapai setengah wilayah bola bumi. Hal tersebut bukanlah peristiwa yang tidak masuk di akal. Hanya saja, Allah telah mempermudah jalan untuk menuju pembangunan masyarakat yang adil sesuai dengan ajaran Islam.

Masyarakat yang dapat merealisasikan hal tersebut yang telah Allah pindahkan dari kegelapan dosa sistem kufur menuju petunjuk sistem Islam, adalah sebuah contoh kehidupan masyarakat yang ideal. Dan kondisi tersebut telah diterapkan pada tatanan masyarakat masa Rasulullah SAW, sahabat, tabi’in dan masyarakat pasca tabi’in. Tepatnya, selama tiga abad pertama hijriah. Yang dikatakan oleh Rasulullah SAW sebagai sebaik-baiknya masa.

Masyarakat yang ada pada waktu itu benar-benar dianggap sebagai contoh masyarakat ideal sepanjang sejarah; kapan dan di manapun di seluruh dunia. Maka, contoh tersebut dapat kita lihat dari cara mereka dalam menerapkan ajaran Islam dalam seluruh lini kehidupannya. Dan penerapan ini tidak hanya dilakukan oleh beberapa kabilah dari beberapa suku saja. Akan tetapi, seluruh lapisan masyarakat melakukan hal yang sama; kulit hitam, kulit putih, sampai anak kecil. Dengan kekuasaan sistem negara Islam mereka dapat menjaga keimanan kepada Allah dengan menerapkan akidah yang benar dan beribadah sesuai dengan ajaran Rasul-Nya dan tidak pernah keluar dari segala sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah SWT dalam menjalankan roda kehidupan mereka. Dan tipe masyarakat seperti ini akan selalu menjadi contoh di manapun dan kapanpun ia berada dan siapapun yang menjadi tokoh di dalamnya.

Masyarakat Islam seperti ini memiliki karakteristik dan keistimewaan tertentu. Dan masyarakat seperti inilah yang akan menjadi contoh sempurna sebuah kerangka sosial.
Dan pada lembaran-lembaran berikut kita akan mencoba untuk menerangkan beberapa keistimewaan dan ciri-ciri yang ada pada masyarakat Islam pada waktu itu. Dengan harapan, setelah mengetahui unsur-unsur tersebut kaum muslimin dapat menyadari bagaimana sebuah sistem Islam dapat menuntunnya untuk hidup secara terhormat di dunia. Tentunya dengan syarat, mereka harus mengikuti seluruh ajaran Allah dalam menjalani kehidupan ini dan menerapkan syariah yang tidak ada bandingannya atas muslim maupun non muslim.

Karakteristik Pertama Dalam Bangunan Masyarakat Islam:
Pertama, salah satu keistimewaan yang dimiliki oleh kelompok masyarakat ini adalah keimanan mereka. Mereka adalah masyarakat yang taat beriman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab dan Rasul-Nya. Keimanan kepada Hari Akhir dan ketentuan Allah; baik ataupun buruk ketentuan tersebut. Sesuai dengan ajaran yang dibawa oleh Rasulullah SAW, penutup para nabi.

Sebuah masyarakat muslim yang memiliki keimanan mulai dari hati, akal dan perbuatan yang benar sesuai dengan tugas manusia di dunia ini sebagai hamba Allah di bumi. Di mana ia bertugas untuk hidup sesuai dengan ajaran Allah. Allah berfirman dalm al Quran: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." [QS. Al Baqarah: 30]

Mereka adalah masyarakat beriman yang konstruktif, dinamis dan memiliki kapabilitas dalam membangun sebuah bangunan kehidupan yang paling istimewa. Tentunya, karena sesuai dengan ajaran syariah Allah dan tidak keluar dari koridor yang telah Ia tentukan. Sebagaimana yang telah dikatakan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Nasa-i: “Sesungguhnya Allah tidak akan menerima suatu amal perbuatan kecuali yang dikerjakan dengan ikhlas dengan hanya mengharap ridlo Allah SWT.” [Lihat: “An Nasa-I” pada bab: Jihad]

Dan seseorang tidak dikatakan sebagai orang yang beriman sebelum ia mengerjakan amal shalih. Karena keimanan tanpa amal, niscaya seperti angan-angan dan bersifat fiktif. Sehingga, tidak akan ada satupun yang akan mempercayai kredibilitasnya. Dan amal shalih tentunya adalah sebuah amal yang dianggap benar dalam ajaran syariah Islam. Sehingga akan membawa manusia ke arah kebaikan rahmat dan menghalangi mereka dari keburukan hukum kufur.

Download Buku Generasi Masyarakat Islami

Rabu, 12 November 2014

Download Buku Generasi Masyarakat Islami


http://www.mediafire.com/download/e8x2ifb790c7ksx/Buku+Generasi+Masyarakat+Islami.doc



Pengantar

Segala puja dan puji bagi Allah SWT. Shalawat beriringkan salam kami haturkan untuk hamba sekaligus Rasul-Nya, Muhammad bin Abdullah SAW. Seorang penutup para nabi dan Rasul. Semoga keselamatan juga Allah berikan kepada keluarga, sahabat dan orang-orang yang mengajak manusia menuju agama Allah dan mengikuti semua ajarannya sampai hari akhir nanti.

Demikianlah,
Yang dimaksud dengan generasi muda Islam adalah sebuah generasi yang telah melewati masa kecil, remaja dan kemudian beranjak dewasa. Sebenarnya, dalam beberapa buku yang mengetengahkan tentang ilmu bahasa dikatakan bahwa sinonim generasi muda (الناشئ) adalah generasi remaja (الشاب) yang belum mencapai fase dewasa (الرجولة). Generasi ini akan tumbuh dalam sebuah benturan peradaban (clash of Civilization) yang sangat akut. Dan sebelum menguasai sebuah lingkungan sosial, sebuah peradaban terlebih dahulu akan menguasai individu-individu masyarakat yang tinggal di lingkungan tersebut.

Generasi muda muslim yang hidup pada zaman sekarang benar-benar telah terperangkap dari berbagai sudut. Dimulai dari benturan budaya, penyimpangan ajaran, permusuhan peradaban, tersebarnya berbagai penyakit dan kesesatan, juga berbagai pertentangan yang tidak terhitung jumlahnya. Semuanya itu telah menenggelamkan generasi muda yang polos dan tidak tahu apa-apa ke dasar laut yang sangat dalam dan berombak besar.

Akhirnya, pemuda tidak berdaya ini terombang-ambing terbawa arus ombak. Setiap kali tangannya menggapai-gapai meminta pertolongan, tidak ada satupun orang yang dapat melihatnya. Dan setiap kali ada uluran tangan yang mencoba meraih dan menolongnya, tiba-tiba tangan yang lebih kuat menarik, mencengkram dan membawanya tenggelam lebih dalam ke dasar lautan!

Pemuda ini akan dikelilingi oleh ide pemikiran yang akan menggoda dan menipunya. Sehingga, yang ada di hadapannya hanyalah kebohongan, kepalsuan, cerita fiktif dan berbagai semboyan bohong yang dibelakangnya tidak lain hanyalah ular berbisa. Mereka dikelilingi oleh berbagai hal yang menyimpang dari Islam, hukum-hukum Allah, dan kebenaran wahyu. Ironisnya, mereka akan terperangkap masuk begitu saja ke dalam sebuah kubangan syaitan, hanya untuk meraih kenikmatan dan permainan yang memabukkan. Sehingga, pada akhirnya mereka akan terkena cakar sang pemburu dan masuk ke moncong musuh-musuhnya!

Kebohongan dan kebohongan terus bergulir, memasuki kehidupannya. Mulai dari lingkungan di mana ia tinggal, masyarakat di mana ia hidup, bahkan berbagai pelajaran yang sangat penting dan ia butuhkan dalam menjalani hari-harinya. Semua penulis telah membohongi dan mendorong pemuda untuk berbohong. Bahkan, menjauhkan pemuda tersebut dari ajaran Islam. Sebuah ajaran yang membahas tentang alam raya, kondisi sebuah masyarakat dan individu-individu yang tinggal di dalamnya. Padahal, hukum-hukum Allah adalah sebuah ajaran yang sangat berharga. Karena terkait dengan kesadaran rasionalitas. Dan unsur tersebut akan membawa manusia pada puncak ilmu pengetahuan.

Apa tujuan di balik kebohongan tersebut? Mengapa mereka berusaha menyeret generasi muda menjauh dari ajaran Islam? Jawabannya hanya satu! Untuk mempertemukan mereka dengan ajaran materialis murahan! Ajaran inilah yang selalu dipergunakan oleh para pembantu syaitan sebagai sarana untuk menciptakan dunia gemerlap dan pendorong hawa nafsu hewani. Sehingga, manusia akan melupakan sisi kemuliaannya dan kehormatannya. Mereka akan terjebak dalam dunia bebas sebagai manusia yang tidak terhormat!

Sayangnya, setiap kali orang-orang beriman mengajak generasi muda menuju jalan kebenaran, sekaligus menjelaskan bahwa ajaran Islam adalah ajaran yang benar.  Maka, orang-orang materialis dan menyesatkan akan mencoba untuk memerangi kalangan beriman dan menyeret generasi muda Islam untuk semakin jauh dari ajaran Islam dan tujuan hidupnya. Padahal, kalangan beriman telah menjelaskan kepada para pemuda tersebut bahwa ajaran Islam adalah sebuah ajaran yang menggambarkan tentang tatanan hukum alam raya, sistem masyarakat dan individu manusia. Sebuah ajaran yang  berasal dari wahyu Allah dan dibenarkan oleh logika manusia.

Peperangan yang dikobarkan oleh kaum materialis ini —sebagaimana diketahui oleh para pengikutnya— dilakukan dengan cara mengklaim diri mereka sebagai kaum reformis. Mereka selalu berusaha untuk memutarbalikkan nilai kebenaran dan menuduh para ulama sebagai orang yang terlalu berlebih-lebihan, terbelakang, tidak dapat mengikuti laju kehidupan yang terus bergulir, orang-orang yang hidup dalam dunia kemunduran dan masa lalu. Sehingga, mereka menilai bahwa kaum beriman tidak dapat menatap kondisi zaman yang tengah dijalani dan masa depan yang akan dihadapinya. Ironisnya, tidak jarang pertempuran sengit ini memojokkan dan melemparkan mereka sendiri ke dalam jurang kekalahan.

Dari pergolakan ini, akhirnya generasi muda muslim pada zaman sekarang tercemari akidah sekularisme, liberalisme, kapitalisme dan hedonisme. Karena, kecemerlangan berpikir mereka telah dirampas oleh orang-orang yang menyesatkan tersebut dengan berbagai cara. Sehingga, tidak jarang mereka telah dibawa dan dipaksa untuk mengenal sebuah keyakinan baru dan pondasi ajaran yang asing, juga bertentangan dengan keyakinan yang selama ini mereka pegang. Di samping itu, mereka juga akan dicekoki oleh nilai-nilai yang akan membahayakan kehidupan yang tengah dan akan dijalaninya. Maka, di manakah manusia yang lepas dari belenggu penghambaan kepada sesama manusia di tengah berbagai gempuran media massa yang menyesatkan?

Berbagai media informasi dan jaringannya yang berada di seluruh dunia, kini berada dalam kekuasaan musuh-musuh Islam. Mereka memerangi agama ini dengan berbagai ide pemikirannya. Mereka terus menyebarkan racun sekularisme, menghancurkan agama dan orang-orang yang bernaung di bawahnya. Menuduh orang-orang yang memegang agamanya secara kuat dengan tuduhan sinis bahwa mereka adalah orang-orang terbelakang dan mundur. Dan tak lupa, itu semua mungkin terjadi karena kekuasaan para penguasa batil, para penguasa hukum thoghut di negeri-negeri muslim. Maka, di manakah generasi muda Islam yang memperjuangkan berkuasanya sistem Islam?

Pada umumnya, berbagai media informasi di seluruh dunia memiliki misi yang bertentangan dengan ajaran Islam. Misi yang secara sengaja mereka lancarkan untuk memusuhi Islam ini bertujuan untuk mematikan gerak manusia untuk menerapkan petunjuk-petunjuk Allah. Sehingga, mereka tidak dapat mengambil keputusan kecuali aturan kufur dan ajaran sesat yang telah disodorkan ke hadapan mereka. Akhirnya, para pemuda Islam tidak dapat berkata tidak. Karena, mereka terlanjur terkena racun yang membutakan mata mereka dari kebenaran. Hingga mereka menjadi mangsa iblis! Dan para pemuda yang berusaha untuk menolak perintah mereka, harus rela untuk diklaim sebagai orang yang terbelakang dan tidak dapat menatap masa depan, pintu kemajuan dan perkembangan! Namun itu hanyalah tuduhan dari para pengikut setan.

Kita akan mencukupkan kisah media informasi dan seluruh jaringannya di seluruh dunia sampai di sini. Karena, tidak ada manfaatnya kita memperpanjang permasalahan ini. Di samping, terlalu banyak peristiwa, tokoh dan jaringan yang harus dibahas. Sehingga, kita tidak dapat menyajikannya dalam tulisan pengantar ini. Bahkan, tema ini tidak akan cukup untuk ditulis dalam buku ini secara keseluruhan.

Berbicara tentang Zionisme global, bagaimana orang-orang yang memimpin organisasi tersebut, tentara salib dalam wajah baru, atheisme dan semua produk sempalan yang lahir dari tiga serangkai yang menebar nilai negatif ini. Berarti, kita berbicara mengenai tiga organisasi besar yang telah menguasai berbagai media informasi dan jaringan di seluruh penjuru dunia. Dan sebenarnya, semuanya bertujuan untuk menghambat laju perjalanan manusia ke arah masa depan. Mereka telah memasukkan kita ke dalam sebuah dunia yang disebut dengan imperialisme global. Maka, di manakah generasi muda muslim yang memperjuangkan masa depannya sendiri? Menyelamatkan diri dan umat dari kebobrokan sistem kufur? Menyelamatkan diri dan umat dari api neraka?

Dewasa ini, ada sebuah kekuatan yang telah menguasai alam global. Kekuatan ini telah menguasai dunia pemikiran, kebudayaan, sosial, politik dan ekonomi. Dan misi mereka adalah mengajak seluruh manusia pada umumnya dan generasi muda pada khususnya untuk meninggalkan rahmat Allah yaitu ideologi (akidah dan syariah) Islam. Tidak hanya itu, kekuatan ini juga mendorong mereka untuk menolak terbentuknya struktur keluarga, undang-undang Islam, kedudukan kedua orang tua dan pendidikan Islam dalam mendidik anaknya. Dan yang terakhir, mereka juga akan merampas akal sehat yang merindukan rahmat syariah Allah!

Unsur utama yang mendorong penolakan ini selalu bersembunyi di balik semboyan-semboyan yang berisikan kebohongan, seperti: kebebasan pribadi dan memerdekakan diri dari ikatan-ikatan agama dan sosial. Sehingga, penganut semboyan ini akan memiliki kecenderungan untuk menolak keyakinan dan hukum dari Allah. Tidak hanya itu, mereka juga tidak mempercayai pertanggungjawaban atas perbuatan dan membuang keimanan pada hari Akhirat. Bahkan, mereka akan mengedepankan nilai-nilai materialis dan segala sesuatu yang bersifat sementara dan khayalan belaka!

Begitulah, pada akhirnya seorang pemuda harus tetap hidup dan berjalan dalam corak kehidupan yang menghimpit tersebut. Sehingga, mereka seolah tidak memiliki pilihan lain kecuali menerima dan menjalani segala sesuatu yang telah disodorkan. Seandainya mereka berusaha untuk menolak, maka mereka akan segera dibuang dan disingkirkan bersama berbagai pendapat yang dianggap oleh orang-orang sesat sebagai sampah dan peninggalan masa kemunduran.

Generasi muslim sekarang, adalah generasi miskin. Dalam artian, sekalipun mereka memiliki cita-cita mulia dan  mengagungkan nilai-nilai kebaikan, mereka tidak memiliki keimanan yang cukup untuk memperjuangkan Akhirat mereka dengan menerapkan seluruh syariah Allah. Atau, mereka lupa dengan kondisi lingkungan yang carut marut ini. Sehingga, tanpa disadari mereka telah tersesat dan terlempar jauh dari ajaran dan hukum Islam. Mereka memilih-milih mana di antara ayat-ayat Allah yang mereka sukai. Padahal, sikap dan keyakinan seperti itu memecah belah persaudaraan Islam.

Buku ini akan mencoba untuk menunjukkan kepada generasi muda Islam, keluarga dan masyarakat muslim untuk memfungsikan berbagai media dan metode yang dapat mereka jadikan sarana dakwah. Sehingga, mereka dapat membentengi diri dari berbagai ajaran yang menyesatkan. Memberikan masukan-masukan pengetahuan dan ajaran yang benar untuk menyehatkan kembali hati dan akal mereka. Di samping itu, mereka juga harus mampu menggambarkan strategi hidup yang akan dijalaninya. Yaitu, dengan mempergunakan metodologi keislaman yang lengkap, sempurna dan termaktub dalam kitab Allah (al Quran), Sunnah Rasul-Nya dan berbagai pengalaman berharga yang mewarnai perjalanan hidup beliau.

Itulah media dan metode yang seharusnya dipergunakan oleh setiap generasi muda muslim. Bahkan, masyarakat muslim secara keseluruhan. Agar mereka dapat menerangi jalan yang akan dilaluinya di dunia dan merealisasikan berbagai tuntutan Sang Pencipta yang akan memberikan keselamatan abadi.

Download BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam