Unduh BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Jumat, 23 Juni 2017

Felix Siauw: Sampai Ke Akar-Akarnya



Dulu, saat saya masih belasan tahun, ibu saya senantiasa mengingatkan saat saya diminta untuk melakukan tugas rutin pekanan, membersihkan rumput taman dari gulma pengganggu. ”Lix, kalau nyabut gulma yang bersih, sampai ke akar-akarnya, kalau hanya atasnya percuma, nanti 2-3 hari tumbuh lagi."

Mencabut gulma pengganggu memang tidak semudah mencabut daunnya saja, sebab perlu tenaga lebih, teknik mencabut yang baik, dan tentu waktu yang lebih lama, tapi hasilnya tentu jauh lebih menghemat energi, ketimbang hanya mencabut bagian atasnya saja.

Hanya saja, tak semua mau sabar untuk mengerjakannya, bahkan lebih banyak lagi yang tidak awas, bahwasanya gulma sebenarnya itu adalah akarnya, bukan saja daunnya, sebab gulma pengganggu akan menyerap unsur hara yang harusnya diperuntukkan bagi tanaman utama, tumbuh besar dan akhirnya dengan daunnya dia menghalangi sinar matahari yang Seharusnya bagi tanaman utama.

Kekufuran itu persis seperti gulma pengganggu, keberadaannya menghisap dan menjadi benalu, merusak dan mematikan, karenanya harus disingkirkan dan dikendalikan, itulah namanya nahi munkar.

Hanya saja, tidak semua memahami akar kekufuran itu ada di mana, hingga bisa menghancurkan maksiat dari dasarnya, hingga runtuhlah bangunan-bangunan yang dibangun di atasnya, agar kita bisa membangun kebenaran dan kebaikan di sana, di atas puing-puing kekufuran yang sudah dihancurkan.

Sebagaimana gulma pengganggu tadi, yang tampak memang hanya daunnya tapi permasalahan sebenarnya ada pada akarnya. Sederhananya, ada sebab ada akibat. Pada gulma, daun yang terlihat hanya akibat masalah, dan akarnya adalah sebab masalahnya, sebabnya yang harus dicabut, maka tercabut pula akibat masalahnya.

Adanya problematika kaum Muslim terancam dipimpin oleh orang kafir, ini juga akibat, bukan sebab. apa yang menjadi sebabnya? Yaitu tidak diterapkannya hukum Islam, karena itu orang kafir boleh dicalonkan, boleh didukung, boleh memimpin dan menguasai.

Artinya, bila kali ini pun sang penista agama tidak jadi penguasa karena kalah dalam Pilkada, bukan berarti masalahnya selesai, karena belum dicabut sampai ke akarnya, sebabnya masih ada. Bila sang penista agama besok kalah, besok-besok bisa ada lagi kafir yang mencalonkan jadi gubernur, atau bahkan presiden, lalu sampai kapan kita akan selesai dari akibat masalah?

Tapi bila sistem kapitalisme sekuler ini dicampakkan, lalu umat menerapkan sistem Islam, maka barulah masalahnya selesai, karena dalam sistem Islam, orang kafir jangankan boleh dipilih, mencalonkan saja tidak bisa. End of problem.

Kita masih lebih suka fokus pada akibat masalah, seperti bagaimana caranya supaya semua Muslim memilih pasangan Muslim, atau bagaimana caranya agar tidak golput. Tapi kita lupa, bahwa semua ini terjadi karena sistemnya memperbolehkan, karena sistemnya bukan sistem Islam.

Hanya, memahamkan sebab masalah ini memang perlu waktu, perlu kesabaran dan energi ekstra. Memahamkan bahwa Allah mewajibkan 2 hal bagi kita, yaitu pemimpin Muslim dan sistem Islam sebagai satu paket, juga bukan pekerjaan mudah. Tapi karenanya kita akan diganjar dengan balasan terbaik, yaitu ridha dan ampunan Allah saat berjumpa kelak.

Tugas kita masih jauh dari selesai, yaitu mendekatkan umat pada solusi yang hakiki, penerapan aturan Allah dalam kehidupan secara total, yang pasti akan memberikan kebaikan dan kesejahteraan bagi seluruh umat. Sebab hari-hari ini, kebanyakan kita masih melihat lebih kepada akibatnya bukan pada sebabnya.

Apa yang bisa menjadi jembatan untuk memahamkan pada umat tentang sebab dan akibat dari masalah? Tidak lain dan tidak bukan, tentunya pemahaman tentang akidah yang benar. Karena Islam itu mencerahkahkan dan memberi pengertian, termasuk bagaimana cara menyelesaikan masalah dengan benar, yaitu dengan mencabut sampai ke akar-akarnya. []

Felix Y. Siauw
Member @YukNgajiID
---

Sumber: Tabloid Media Umat edisi 191

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Download BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam