Unduh BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Rabu, 30 Mei 2018

Islam Adalah Standar Untuk Menilai Keyakinan Dan Perbuatan



(Materi Kultum Bakda Sholat Isya’)

Ibadah puasa adalah amalan yang mulia, meninggikan derajat, mendapat balasan pahala dari Allah Swt. yang berlipat ganda. Ada yang membuat perumpamaan bahwa orang yang berpuasa Ramadhan itu seperti ulat yang berubah menjadi kepompong, tidak makan, tidak minum, dalam waktu yang cukup lama, kemudian pada akhirnya berubah menjadi kupu-kupu yang bisa terbang. Ketika masih sebagai ulat, makan daun, makannya banyak, bergeraknya lambat. Ketika telah menjadi kupu-kupu, makannya nectar sari bunga, dan bisa terbang. Bagi kaum Muslimin, puasa adalah amal shalih yang meningkatkan iman dan taqwa.

Bagaimana jika ajaran Islam dipandang dengan pemikiran selain Islam? Bisa jadi ajaran-ajaran Islam dianggap sebagai amalan-amalan yang tidak baik. Sebagai contoh, belum lama ini Menteri Imigrasi Denmark, menyerukan kepada kaum Muslimin yang berpuasa Ramadhan untuk tidak bekerja karena bisa berbahaya ketika bekerja. Dia juga menganggap bahwa puasa sudah tidak cocok untuk zaman modern. Maka jika dipandang dengan kacamata kapitalisme, puasa bisa jadi dipandang buruk.



“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” (QS. al-An’am: 116)

Demikian pula jika ajaran Islam dipandang dengan kacamata komunis. Kaum komunis memandang bahwa agama adalah candu, yang membuat orang tidak banyak bekerja, menurunkan produktivitas kerja. Kenyataannya saat ini kaum Muslimin di Xinjiang, kaum Muslim etnis Uyghur, dipaksa tidak puasa oleh penguasa China. Mereka dipaksa makan dan minum di siang hari. Tidak sekedar makan dan minum, tapi makan daging babi dan minum khamr/miras. Begitu pula di tahun-tahun sebelumnya, mereka ditindas.



“…Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. al-Baqarah: 216)



“…Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya, dan Dia Pemberi keputusan yang paling baik.” (QS. al-An’am [6]: 57)

Maka jelas, bagi orang-orang yang beriman, Islamlah yang harus digunakan untuk menilai segala perbuatan, bukan malah ajaran-ajaran Islam dihakimi dengan pemikiran-pemikiran yang lain.

Semoga kita termasuk orang-orang yang menjadikan al-Qur’an sebagai petunjuk dalam segala bidang kehidupan. Aamiin, yaa Robbal ‘alamin.

Oleh: Annas I. Wibowo

NB: Blog insidewinme jika diakses dengan alamatnya yang berakhiran ".com" maka tidak ada blokiran "internet positif." 
Namun jika diakses dengan alamat web berakhiran ".co.id" akses ada blokiran "internet positif."
Jadi, akses tanpa blokir dengan alamat:

Kamis, 24 Mei 2018

Blog insidewinme Diblokir Semena-Mena


 
Situs blog Insidewinme telah diblokir sehingga jika diakses (secara biasa) akan muncul laman "internet positif". 

Namun blokiran itu tidak sepenuhnya memblokir blog ini. Blog ini masih eksis. 



Sepuluh post terbaru blog tetap bisa diakses melalui alamat web feed-nya:




Blog ini juga tetap bisa diakses persis sama seperti kondisi tanpa ada blokiran, yaitu diakses menggunakan smartphone dengan browser Chrome dengan setting "penghemat data" / "data saver" posisi aktif / on. Dengan cara ini maka laman "internet positif" sama sekali tidak muncul, namun langsung akses ke blog tanpa hambatan, tanpa blokiran. 


(klik gambar untuk perbesar)

Cara lain mengatasi blokiran jika mengakses blog menggunakan browser PC / laptop adalah dengan search google sehingga menampilkan post blog ini di laman hasil pencarian, kemudian di sebelahnya klik "terjemahkan / translate," lalu pilih "original." Namun dengan cara ini ketika kemudian meng-klik link-link yang ada di blog, menjadi keluar dari laman translate sehingga muncul lagi si "internet positif." Juga bisa menggunakan cara lain yang telah banyak dijelaskan di internet.

Paling praktis adalah mengakses dengan smartphone dengan cara yang telah dijelaskan di atas. 


NB: Ternyata, blog insidewinme jika diakses dengan alamatnya yang berakhiran ".com" maka tidak ada blokiran "internet positif." 
Namun jika diakses dengan alamat web berakhiran ".co.id" akses diblokir "internet positif."

Jadi, akses tanpa blokir dengan alamat:



"...Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali." (TQS. al-Baqarah: 156)

"Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk. Hanya kepada Allah kamu kembali semuanya, maka Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." (TQS. al-Maa'idah: 105)

Mengapa Mau Berkorban Untuk Islam



Mengapa Mau Berkorban Untuk Islam

(Materi Pengajian Jelang Buka Puasa)

Bulan Ramadhan adalah bulan peningkatan iman dan taqwa. Di bulan ini kaum Muslimin berpuasa supaya bisa menjadi orang-orang yang bertaqwa kepada Allah Swt. Berpuasa itu lebih repot atau tidak jika dibandingkan dengan tidak berpuasa? Lebih susah/ lebih berat atau lebih enak/ lebih ringan? Lebih susah/ lebih berat. Mengapa mau puasa padahal harus berkorban tidak makan, tidak minum, dan tidak melakukan hal lain yang membatalkan puasa sejak terbit fajar sampai tenggelam matahari? Karena kita beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan al-Qur’an, bahwa puasa Ramadhan adalah kewajiban, jika tidak dilakukan maka berdosa, ada ancaman siksa, kecuali bagi yang berudzur.

Mengapa kita percaya, beriman kepada al-Qur’an? Karena al-Qur’an itu tidak mungkin buatan manusia ataupun jin, tapi al-Qur’an itu pasti buatan Allah Swt. Sang Pencipta langit dan bumi dan segala sesuatu di dunia ini. Sehingga kita mengimani al-Qur’an dan seluruh isinya. Semua ayat-ayatnya pasti adalah petunjuk bagi manusia dan bagi orang-orang yang bertakwa.



“Tidaklah mungkin al-Qur’an ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi (al-Qur’an itu) membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya (al-Qur’an), tidak ada keraguan di dalamnya, dari Tuhan semesta alam.” (QS. Yunus: 37)


“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda…” (QS. al-Baqarah: 185)


“Kitab ini (al-Qur’an) tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.” (QS. al-Baqarah: 2)

Puasa Ramadhan ini hanyalah satu contoh bahwa kaum Muslimin dituntut dan mau untuk berkorban demi menjalankan syariat Islam. Contoh yang lain: ada orang kafir/ orang non-Muslim di Barat yang tertarik memeluk Islam karena keheranan dia ketika dia mengetahui bahwa umat Islam mengerjakan shalat wajib lima waktu dalam sehari (24 jam) seumur hidup sejak baligh. Jika dibandingkan dengan tidak sholat lima waktu tiap hari seumur hidup tentunya lebih repot melaksanakan kewajiban shalat. Tetapi karena beriman dan bertakwa maka kaum Muslimin mau berkorban menjalankan syariat Islam.

Contoh yang lain lagi adalah berhaji bagi yang mampu. Padahal berhaji itu membutuhkan banyak pengorbanan, pengorbanan waktu, pikiran, tenaga, dan dana. Seandainya tidak berhaji tentu uangnya bisa dipakai untuk berfoya-foya. Apalagi jika suami-istri. Misalnya, Rp80 juta kali 2 = Rp160 juta.

Kewajiban di dalam Islam itu ada banyak. Jika dipenuhi semuanya -dan memang wajib dipenuhi- maka membutuhkan banyak pengorbanan. Dan itulah konsekuensi menjadi manusia makhluk ciptaan Allah, menjadi Abdullah. Manusia diciptakan untuk beriman dan menaati aturan-aturan, syariat dari Allah Swt. Jika rela berkorban untuk itu, maka Allah Swt. telah menjanjikan Surga, setelah kita pindah alam, melalui peristiwa kematian.


“Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. an-Nahl: 96)

Ajaran Islam itu ada lima jenis hukumnya, atau disebut ahkamul khomsah, yaitu ada yang wajib, sunnah, mubah, makruh, haram. Bertakwa itu termasuk beramal mengikuti hukum-hukum itu. Kalau wajib berarti memang harus dikerjakan, harus diutamakan, apapun amalan yang wajib itu. Tidak boleh pilih-pilih kewajiban.


“Yaitu orang-orang Yahudi, mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya. Mereka berkata: "Kami mendengar", tetapi kami tidak mau menurutinya…” (QS. an-Nisaa’: 46)

Bicara soal pengorbanan, teladan kita adalah generasi terbaik Islam, generasi awal, generasi para pahlawan, Nabi Muhammad Saw. dan para Shahabat dan Shahabiyat. Pengorbanan mereka demi menjalankan syariat Islam sudah masyhur. Dari pengorbanan yang mudah sampai yang paling berat, mereka telah contohkan. Sehingga kaum Muslim yang menjalankan seluruh syariat Islam atau berupaya supaya bisa memenuhi seluruh kewajiban, mereka itu adalah teladan dan menjadi pahlawan. Di dalam Islam, yang harus jadi teladan, yang harus jadi pahlawan tidak hanya ustadz-ustadz atau ulama, tapi semuanya harus menjadi pahlawan yang rela berkorban demi ajaran-ajaran Islam dan umat Islam.



“Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah sebagaimana Isa ibnu Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?" Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: "Kamilah penolong-penolong agama Allah", lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan lain kafir; maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang.” (QS. ash-Shaff: 14)

 oleh: Annas I. Wibowo

Senin, 14 Mei 2018

Membela Palestina: Lima Poin Aksi Bagi Kaum Muslimin



Entitas Zionis sekali lagi mengerahkan mesin pembunuhnya melawan umat yang tak punya perlindungan di Gaza, sementara dunia melihat dan hanya menawarkan sinyal-sinyal kedok untuk menutupi berbagai kejahatan negara ilegal ini. Sebagai bagian dari Umat yang mulia, Umatnya Rasulullah (Saw.) tidaklah layak bagi kita hanya berdiri diam saja dan bungkam sementara penumpahan darah sedang terjadi. Darah kaum Muslimin punya kesucian.

Abdullah bin Umar ra. menuturkan: “Aku melihat Rasulullah SAW thawaf mengelilingi Ka’bah dan beliau bersabda: “Alangkah baiknya engkau dan alangkah harumnya aromamu! Alangkah agungnya engkau dan agungnya kehormatanmu! Tapi demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di genggaman tangan-Nya, sungguh kehormatan seorang mukmin, hartanya, dan darahnya lebih agung di sisi Allah daripada kehormatanmu, dan agar kami tidak berprasangka kepadanya kecuali yang baik.” (HR Ibnu Majah)

Untuk membela saudara dan saudari kita di Gaza, kita harus melakukan aksi-aksi berikut ini berdasarkan Islam.

1. Mengkritik para penguasa antek karena diam saja

Para penguasa di dunia Muslim adalah tameng pertahanan bagi entitas Zionis. Sementara darah kaum Muslimin mengalir, para penguasa itu tidak menunjukkan perhatian atas apa yang sedang terjadi tapi malah mengirim para tentara mereka untuk proyek-proyek kolonial di Suriah, Yaman, Afghanistan, dan Pakistan. Ini adalah sifat sesungguhnya yang menjijikkan dari para penguasa dan kita harus mengkritik mereka karena sikap diamnya, persetujuannya, dan konspirasinya. Rasulullah (Saw.) bersabda:

“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh kalian melakukan amar ma'ruf dan nahi munkar, atau Allah akan mendatangkan siksa dari sisi-Nya yang akan menimpa kalian. Kemudian setelah itu kalian berdo’a, maka (do’a itu) tidak dikabulkan.” (HR. at-Tirmidzi)

2. Menolak intervensi Barat

Kapanpun krisis muncul di antara Umat, dengan sidik-sidik jari penjajah yang tampak, maka adalah negara-negara kolonial dan badan-badan kolonialnya yang itu-itu juga yang menyodorkan solusi bagi problem Umat. Solusi-solusi itu sama sekali tidak berharga dan justru memuluskan berbagai kepentingan mereka sendiri. Berapa kali telah kita lihat PBB menawarkan resolusi atas Palestina tapi dimentahkan oleh Amerika Serikat atau digilas rata oleh entitas Zionis? Solusi Barat itu harus ditolak sebab itu semua tidak lain hanyalah kesengsaraan dan penghinaan lebih jauh atas Umat mulia ini.

3. Menolak semua rancangan untuk memasrahkan Palestina melalui negosiasi dengan entitas Zionis

Kita harus mengatakan tidak pada semua negosiasi dengan entitas Zionis dan tidak boleh mengkompromikan satu inchi pun Palestina, meski tertumpahnya darah sebagaimana yang kita saksikan, sebab negosiasi tidak lain adalah ketundukan pada makar-makar penjajah untuk kokoh menanamkan negara kanker ini di dunia Muslim. Kita tidak menerima sebuah negara Palestina bergaris batas pra-1967 sebab ini berarti melegitimasi penjajahan tanah Muslim yang telah dikangkangi sejak Deklarasi Balfour di 1917. Kita tidak bisa dipaksa oleh realitas dan tekanan-tekanan, tapi kita harus tetap jujur pada keyakinan kita dan menolak semua negosiasi yang mengkompromikan tanah Palestina yang diberkahi.

4. Menyeru angkatan-angkatan bersenjata untuk bergerak

Kita telah menyadari, meski ada maksud baik dari sebagian Muslim, bahwa melobi dan memboikot tidaklah akan menghentikan penumpahan darah dan penjajahan Palestina. Umat ini telah menyadari, solusi (tuntas) Islaminya adalah dengan bala tentara kaum Muslimin bergerak untuk melindungi kaum Muslimin dan tanah Muslim di Palestina. Ini adalah hal yang dituntut dan ini adalah sebuah kewajiban di pundak-pundak tentara Muslim. Kita harus lantang menyeru angkatan-angkatan bersenjata kaum Muslimin untuk melakukan mobilisasi karena mereka punya kemampuan materi untuk mencerabut entitas zionis dan membebaskan Palestina. Rasulullah (Saw.) bersabda:

“Siapa saja yang melihat suatu kemungkaran, hendaklah ia berusaha mengubah kemungkaran itu dengan tangannya. Jika tidak mampu, dengan lisannya. Jika tidak mampu juga, dengan hatinya. Itulah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim)

5. Berusaha untuk tegaknya Khilafah

Hanya Khilafah Rasyidah yang akan membebaskan al-Quds, Suriah, Kashmir, dan semua tanah-tanah terjajah. Kita harus membantu seruan global untuk mendirikan-kembali Khilafah: mendukungnya, menyerukannya, dan mengusahakannya.

“Imam itu laksana perisai, di belakangnya kalian berperang, dan berlindung dengannya, maka jika dia memerintah dengan taqwa dan adil maka dia mendapat ganjarannya, dan jika dia memerintah dengan selainnya, maka untuknya balasan [dari keburukan itu].” (HR. Muslim)

Hizb ut-Tahrir Britain
3 April 2018 / 16 Rajab 1439





keterangan foto-foto: Hizb ut-Tahrir di Turki mengorganisir demonstrasi di 10 kota pada hari Ahad (13/5) untuk menyikapi masalah al-Quds dan untuk menyeru Umat Islam dan khususnya angkatan bersenjata untuk bekerja sehingga membebaskan Palestina. 
 

Minggu, 06 Mei 2018

Tokoh Umat Dukung HTI




"Pertama harus kita sadari, bahwa penegakan Syariah dan Khilafah adalah sebuah kewajiban seluruh umat Islam, dan penegakan itu dilakukan haruslah berjama'ah, dan tanpa berdirinya Khilafah, tak mungkin rahmat itu akan terwujud." (KH. Abdullah, Pimpinan Ponpes Nurul Ulum, Jember)



"Jangan takut nanti santrinya bubar kalau kita berjuang. Perjuangan penegakan Syariah dan Khilafah harus terus kita dukung, Hizbut Tahrir harus kita dukung." (KH. Suyono, Pimpinan Pesantren Roudhotul Jannah, Lampung Tengah)



"Adalah bohong ketika ingin maju tapi tidak menggunakan ideologi samawi (Islam), sehingga perjuangan penegakan Syariah dan Khilafah harus kita dukung." (KH. M. Sulthon, Pimpinan Ponpes Jabal Nur, Bandar Lampung)



"Kemerdekaan berdasarkan rahmat Allah, lalu setelah merdeka mengapa yang diberlakukan bukann hukum Allah yang membawa rahmat? Itu durhaka namanya. Kita durhaka. Saya mengenal Hizbut Tahrir sejak tahun 2000-an, sebelumnya saya sudah terlibat dalam berbagai organisasi, dan kini saya berjuang bersama Hizbut Tahrir untuk menegakkan Syariah dan Khilafah." (Halim Husein, Hakim Tinggi Agama Jawa Barat)



"Penerapan Syariah yang digaungkan adalah sebuah keharusan yang ditegakkan. Lalu dengan Khilafahlah, Syariah Islam bisa diterapkan secara kaffah, tanpa itu konsekuensinya tidak akan kaffah, dan Hizbut Tahrir adalah partai yang terdepan dalam memperjuangkan Syariah Islam." (Kyai Mahmuddin, Ketua MUI Kabupaten Bekasi)



"Secara umum saya setuju dengan apa yang Hizbut Tahrir perjuangkan, karena hanyalah orang munafik yang tidak menerima penerapan Syariah Islam secara menyeluruh. Mengenai penerapan Khilafah, membutuhkan perjuangan yang konsisten, terutama pada situasi kondisi sekarang." (MA Luqman Toha, Ketua PDM Muhammadiyah Tangsel)



"Islam rahmatan lil 'alamin bukan hanya jaman dulu, tapi sampai akhir jaman bisa terwujud. Dan nantinya rahmat Islam bukan hanya untuk Muslim saja, akan tetapi non-Muslim -jika dia tidak menentang Syariah. Oleh karena itu, para tokoh umat Islam wajib bersatu dan berani bersuara menyampaikan wajibnya Syariah." (KH. Thoha Abdurrahman, Ketua MUI DIY)





"Jika kita benar mencintai Allah dan Rasul-Nya, maka kita harus berjuang untuk tegaknya Khilafah, dan HTI-lah yang secara aktif dan konsisten dalam perjuangan itu, maka oleh karena itu, saya mengajak para tokoh untuk bersama memperjuangkan tegaknya Syariah dan Khilafah." (Habib Muhammad Nakhel bin Takhib Abdullah al-Attas, Tokoh DIY)



"Apabila Khilafah disia-siakan, maka rahmat Allah yang seharusnya untuk seluruh alam tidak akan dirasakan dari hewan hingga manusia, karena itu tugas kaum Muslim-lah untuk memperjuangkan tegaknya Khilafah 'ala minhajin an-nubuwwah sebagaimana apa yang diwajibkan Allah kepada kita." (Ustadz Abdul Somad, Ulama ahli hadits, Riau)



"Tetap semangat dalam berjuang untuk para pengemban dakwah, tetap istiqomah, karena janji Allah SWT dan Rasul-Nya pasti benar terjadi, dan kita jangan berkecil hati karena Syariah dan Khilafah pasti kembali." (Abah Hideung, Pimpinan Ponpes an-Nizhomiyah, Sukabumi)



"Saya sangat mendukung apa yang dilakukan HTI. Konsisten dalam menegakkan Islam kaffah untuk terwujudnya Islam rahmatan lil 'alamin." (Hj. Deswaty Diningsih, Ketua IWAPI Bogor

Sumber: Tabloid Media Umat 
 

Download BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam