Unduh BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Rabu, 07 Agustus 2019

Karakter Orang-Orang Mukmin - TAFSIR at-Taubah: 71



Oleh: Rokhmat S. Labib, MEI

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain, mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (TQS al-Taubah: 71)

Allah SWT berfirman: Wa al-mu'minuun wa al-mu'minaat ba'dhuhum awliyaa' ba'dh (dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka [adalah] menjadi penolong bagi sebagian yang Iain). Kata al-awliyaa' merupakan bentuk jamak dari kata al-waliyy.

Secara bahasa, kata tersebut memiliki beberapa makna. Di dalam kamus al-Muhiith, kata al-waliyy diartikan al-nashiir (penolong), al-muhibb (yang mencintai), al-shadiiq (sahabat). Sedangkan menurut al-Zuhaili dalam tafsirnya, selain makna tersebut, juga bermakna al-mu’iin (pembantu). Al-Raghib menjelaskan secara lebih definitif, bahwa sebutan al-waliyy dapat disematkan kepada setiap orang yang mengurus urusan orang lain.

Karena tidak ada indikasi yang membatasi makna-makna itu, maka semua makna itu tercakup dalam ayat ini. Bahwa sesama kaum Mukmin, mereka saling menolong dan membantu. Sesama mereka tertanam perasaan saling mencintai dan menyayangi hingga terjalin persahabatan yang erat. Sesama mereka juga saling memperhatikan dan mengurusi urusan mereka. Pendek kata, di antara kaum Mukmin terjalin solidaritas yang tinggi, persatuan yang erat, dan kasih sayang yang kuat.

Patut dicatat, sifat saling menolong dan melindungi itu bukan dilandasi karena kesamaan suku, bangsa, atau kepentingan, namun semata dilandasi oleh kesamaan akidah. Kesimpulan ini dapat dipahami dari penggunaan lafazh al-mu'minuun dan al-mu'minaat. Dua kata tersebut termasuk kata sifat. Itu berarti, siapapun yang berstatus Mukmin, tercakup di dalamnya. Sementara status mereka sebagai mu'min atau mu'minah disebabkan karena akidah yang mereka peluk. Dengan demikian, yang menyebabkan sebagian mereka bisa menjadi wali bagi sebagian yang lain adalah karena kesamaan akidah yang dipeluk.

Oleh sebab itu, tepat sekali pernyataan al-Syaukani tatkala menjelaskan ayat ini, bahwa persatuan hati kaum Mukmin dalam kasih sayang, cinta, dan rasa simpati disebabkan oleh perkara yang menyatukan mereka, yakni perkara agama dan iman kepada Allah SWT.

Sifat ini menjadi ciri khas seorang Mukmin. Sebab, jika dia seorang kafir, tentulah yang dia angkat sebagai wali adalah sesama kaum kafir (QS. al-Maidah: 51, al-Anfal: 73). Demikian juga orang zhalim. Mereka juga menjadikan sesama orang zalim sebagai wali (QS. al-Jatsiyah: 19). Lebih dari itu, kaum Mukmin dilarang mengangkat orang kafir sebagai wali mereka (lihat: QS al-Mujadilah: 22, Ali Imran: 118, an-Nisa: 144, al-Mumtahanah: 1, dan al-Maidah: 51-52).

Sifat-Sifat Terpuji

Setelah itu Allah SWT menyebutkan beberapa sifat kaum Mukmin yang terpuji lainnya. Allah SWT berfirman: ya'muruuna bi al-ma'ruuf wa yanhawna 'an al-munkar (mereka menyuruh [mengerjakan] yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar).

Menurut al-Qurthubi, yang dimaksud al-ma'ruuf adalah penyembahan kepada Allah SWT dan segala yang mengikutinya. Sedangkan al-munkar adalah penyembahan kepada berhala dan segala yang mengikutinya. Al-Thabari tidak jauh berbeda. Menurutnya, al-ma'ruuf adalah iman kepada Allah dan rasul-Nya, dan segala yang dibawa Rasulullah dari-Nya.

Bertolak dari penafsiran itu, maka kategorisasi al-ma'ruuf dan al-munkar ditentukan oleh syara'. Sehingga, perkara ma'ruf adalah yang ditetapkan ma'ruf oleh syara'. Demikian pula yang munkar, penentuannya pun diserahkan kepada syara'.

Dalam kaitannya dengan perkara yang ma'ruf dan perkara yang munkar, kaum Mukmin tidak sebatas mengerjakan dan meninggalkan untuk dirinya sendiri. Namun mereka juga menyerukan hal serupa kepada orang lain. Karena menjalankan aktivitas inilah, sehingga mereka dinobatkan menjadi umat terbaik (khairu ummah, lihat: QS. Ali Imran: 110).

Sifat ini juga menjadi sifat khas kaum Mukmin. Sebab, kaum kafir jelas akan bertindak sebaliknya. Sifat orang-orang munafik digambarkan selalu memerintahkan yang munkar dan melarang yang ma'ruf (lihat: QS. al-Taubah: 67).

Sifat terpuji yang disebut berikutnya adalah ketaatan dan ketekunan mereka dalam beribadah. Allah SWT berfirman: Wa yuqiimuuna al-shalaah wa yu'tuuna al-zakaah (mendirikan shalat, menunaikan zakat). Mendirikan shalat juga menjadi sifat khas kaum Mukmin. Orang-orang kafir jelas tidak akan mengerjakannya. Sebab, bagaimana mungkin ada orang yang ingkar kepada-Nya, sementara dia mau menyembah-Nya. Tak mengherankan jika kaum munafik -orang kafir yang berpura-pura memeluk Islam- merasa berat mengerjakannya. Pasalnya, mereka mengerjakan itu bukan dilandasi ikhlas karena Allah, namun bisa dilihat manusia (lihat: QS. an-Nisa: 142).

Pun demikian, menunaikan zakat, sifat itu hanya dimiliki kaum Mukmin saja. Sementara orang munafik berlaku kikir (lihat: QS. al-Taubah: 68). Menurut al-Syaukani, disebutkannya dua ibadah itu secara khusus karena keduanya merupakan rukun yang agung yang berkaitan dengan badan dan harta.

Kemudian Allah SWT menggambarkan sifat mereka secara umum. Mereka adalah orang-orang yang taat kepada Allah dan Rasulullah . Allah SWT berfirman: wa yuthii'uunaLlaah wa Rasuulah (mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya). Menaati Allah SWT dan Rasul-Nya berarti menjalankan perntah-perintah keduanya dan menjauhi larangan-larangan keduanya.

Kendati sifat-sifat tersebut diungkapkan dalam bentuk kalimat berita (khabar), namun juga memberikan makna tuntutan dilaksanakan dalam perbuatan (thalab al-fi'l). Buktinya, semua amal kebaikan dijanjikan akan mendapat ganjaran dari Allah SWT. Allah Swt. berfirman: Ulaaika sayarhamuhumuLlaah (mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah). Mereka juga akan diberikan Surga, yang di bawahnya ada sungai-sungai mengalir, dan keridhaan-Nya (QS. al-Taubah: 72).

Demikianlah. Orang-orang Mukmin memiliki banyak sifat. Di antaranya, sesama mereka saling membantu dan tolong-menolong. Sungguh aneh jika ada orang yang mengaku Mukmin bersikap sebaliknya. Suka memusuhi umat Islam, namun justru berkasih sayang dengan orang kafir. Di samping itu, mereka juga memerintahkan yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Atas semua yang mereka kerjakan itu, mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah. Semoga kita termasuk di dalamnya. WaL-laah a'lam bi al-shawaab.[]

Ikhtisar:

1. Orang-orang Mukmin memiliki kepribadian khas yang berbeda dengan yang lainnya.

2. Di antara sifat mereka adalah mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya.

3. Atas sifat mulia mereka itu, Allah SWT memberikan rahmat kepada mereka.[]

Sumber: Tabloid Media Umat edisi 197

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Download BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam