Unduh BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Sabtu, 03 Agustus 2019

Pelajaran dari Pembantaian Muslim Bosnia



Juli 1995, peristiwa yang tak pernah terlupakan bagi Muslim Bosnia. Sebanyak 200 ribu orang dideportasi ke kamp-kamp konsentrasi tempat mereka disiksa, dibuat kelaparan, dan dibunuh. Yang lain hidup di bawah pengepungan, seperti di Sarajevo dan Mostar, dibuat hingga kelaparan dan menjadi sasaran penembak jitu dan penembakan senjata berat. Srebrenika, yang dikenal sebagai kamp penahanan terbesar di dunia, dikepung selama tiga tahun, sebelum jatuh ke tangan pasukan Serbia Bosnia pada Juli 1995. Pasukan Serbia memisahkan anak laki-laki dan orang laki-laki berusia antara 12 dan 77 tahun dari penduduk lainnya dan membawa mereka ke ladang, sekolah, dan gudang untuk dieksekusi.

Pada 11 Juli pukul 16:15 Jenderal Ratko Mladic (sekarang menjadi penjahat perang) memasuki Srebrenika dengan pasukan Serbia, termasuk unit paramiliter dari Serbia, dengan mengklaim kota itu adalah untuk orang-orang Serbia. Sambil berjalan-jalan dengan sorotan kamera-kamera TV, Mladic mengumumkan bahwa akan ada "pembalasan terhadap orang-orangTurki."

Pada hari itu, ribuan pria Bosnia mulai melarikan diri melalui hutan, membentuk satu barisan dan mendaki sejauh sekitar 100 km dalam upaya untuk mencapai wilayah bebas yang dikendalikan oleh tentara Bosnia. Perjalanan itu dikenal sebagai pawai kematian, karena mereka kemudian disergap, ditembaki, dan diserang oleh pasukan Serbia.

Kurang dari seperempat dari mereka yang selamat. Selama enam hari, lebih dari 8.000 orang Bosnia terbunuh. Kaum perempuan dan anak-anak kecil dideportasi. Puluhan ribu Muslimah diperkosa. Menyedihkan.

Inilah peristiwa yang memilukan, PBB menyebutnya sebagai pembantaian terkeji di Eropa di era modern pasca perang dunia kedua.

Sudah seharusnya kita umat Islam juga merasakan pilu yang luar biasa. Karena Muslim Bosnia adalah saudara kita. Genosida ini menunjukkkan kegagalan sistem global dunia di bawah naungan kapitalisme yang dipimpin Amerika Serikat dan sekutu Baratnya. Bahkan Amerika Serikat dengan alat-alat penjajahannya seperti PBB dan NATO, justru paling bertanggung jawab atas genosida ini. Mereka membiarkan pembantaian ini. Padahal mereka bisa mencegahnya.

Penguasa-penguasa negeri Islam juga turut bertanggung jawab. Diamnya mereka, atau ketiadaan aksi nyata, membuat musuh-musuh Islam dengan seenaknya melakukan pembantaian terhadap umat Islam. Tidak ada satupun negara ataupun penguasa negeri Islam yang ditakuti para pembantai itu. Karena mereka tahu, penguasa negeri Islam dalam kebijakan luar negerinya, akan bertindak selalu dalam kontrol Amerika sebagai tuan mereka. Jadi kalau Amerika membiarkan, mereka pun akan melakukan hal yang sama.

Ketertundukan kepada Amerika dan kelemahan penguasa negeri-negeri Islam inilah yang juga membuat kenapa musuh-musuh Islam dengan ringannya membantai umat Islam. Seperti yang dilakukan Cina di Turkistan Timur terhadap Muslim Uighur. Bahkan negara lemah sekalipun seperti Birma dengan leluasa mengusir dan membunuh Muslim Rohingya. Di Palestina, Zionis Israel yang didukung Amerika dengan leluasa menghancurkan rumah sakit, pemukiman, dan mengusir rakyat Palestina dari pemukimannya sendiri.

Inilah yang membuat Rusia tanpa rasa takut, membombardir Suriah, membunuh puluhan ribu umat Islam. Amerika Serikat pun bertindak seenaknya terhadap negeri-negeri Islam. Menjajah, merampas kekayaan alam negeri, mengadu domba sesama umat Islam, dan membunuh kaum Muslimin.

Semua ini, seharusnya membuat kita semakin paham pentingnya keberadaan khilafah di tengah-tengah umat Islam. Khilafah ala minhajin nubuwah yang merupakan negara adidaya yang disegani dunia. Negara yang akan mempersatukan negeri-negeri Islam yang terpecah-pecah akibat racun nasionallsme sempit. Negara khilafah yang akan mengurusi rakyatnya dengan benar berdasarkan syariah Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Dengan syariah Islam ini, akan menjamin kebaikan bagi Muslim maupun non-Muslim.

Dalam kebijakan luar negeri, khilafah akan menyebarkan Islam ke seluruh dunia dengan dakwah dan jihad. Menjaga hubungan dengan negeri Muslim dan melakukan berbagai upaya diplomasi agar terjadi reunifikasi mereka dengan khilafah. Khilafah menjaga hubungan dengan negara kafir dengan tetap berpedom pada hukum syara’. Maka terhadap negara kafir dalam status harbi fl'lan, negara khllafah tidak boleh membuat kerjasama baik secara diplomatik maupun ekonomi.

Negara khilafah ini pulalah yang akan dengan sungguh-sungguh membebaskan negeri-negeri Islam yang tertindas dengan memobilisasi pasukan reguler negeri-negeri Islam. Memberikan pelajaran nyata terhadap Yahudi yang dilaknat Allah. Dengan pasukannya yang kuat, persenjataan yang modern, apalagi didorong oleh iman dan kewajiban jihad fi sabilillah, pasukan khilafah akan menjadi pasukan terkuat yang disegani oleh kawan dan ditakuti musuh. Ditambah lagi, jutaan rakyat negara khalafah siap turun ke medan jihad membantu pasukan reguler karena kecintaan mereka kepada saudara Muslim mereka. Allahu Akbar![]farid wadjdi

Sumber: Tabloid Media Umat edisi 246

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Download BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam