Unduh BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Sabtu, 31 Maret 2018

Ulama Ataukah Umala Pelayan Thaghut



Mufti Republik Dagestan, Syeikh Ahmad Afandi, dalam sebuah pertemuan kaum Muslimin pernah membolehkan pernikahan antara perempuan muslimah dan orang kristen, bahkan dia berharap bisa ada lebih banyak pernikahan seperti itu di negaranya! Tokoh umat Islam ini istrinya jadi kandidat pemilihan presiden di Rusia 2018!

Kita memahami bahwa orang ini ditunjuk menduduki jabatannya oleh kekuatan dari Kremlin dalam rangka menyebarkan kebingungan di antara kaum Muslimin di Dagestan, untuk menjauhkan umat Islam dari agamanya, dan untuk menekan seruan Islam, dan menghentikan kebangkitan ajaran dan sistem Islam di antara penduduk, yang pada akhirnya supaya penduduk tidak berpotensi mendukung kebangkitan negara Khilafah Rasyidah yang kedua.

Umat Islam jelas tahu bahwa tidak boleh menikahkan anak perempuannya dengan seorang non-Muslim. Umat Islam membaca Qur’an dan tahu bahwa Allah yang Maha Kuasa secara jelas melarang perempuan muslimah menikah dengan non-Muslim, dan umat Islam tidak menikahkan anak-anak perempuan mereka kepada orang-orang non-Muslim. Allah Swt. berfirman dalam Kitab Suci:

“…maka jika kamu telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada (suami-suami mereka) orang-orang kafir. Mereka tiada halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tiada halal pula bagi mereka…” (TQS. al-Mumtahanah: 10)

Mengenai fakta bahwa istrinya menjago pemilu presiden Federasi Rusia, bisakah itu tidak menjadi hal yang sangat memalukan bagi seorang laki-laki, yang duduk diam saja, dan istrinya menyatakan di hadapan publik bahwa dia ingin memerintah negara itu dan memerintah semua laki-laki di negara itu!? Di mana wibawa orang semacam ini!? Syariah telah melarang perempuan menjadi penguasa, dan Nabi Muhammad Saw. melaknat pemerintahan seorang perempuan. Imam al-Bukhari mengatakan: Abu Bakar ra. berkata: “Segera setelah Rasulullah (SAW) mendapat kabar, bahwa kaum Persia menjadikan anak perempuan Kisra sebagai raja mereka, beliau bersabda:

“Sekali-kali tidak akan pernah beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusan (pemerintahan) mereka kepada seorang perempuan.”

Orang ini pernah mengatakan pada 16 Maret 2018 dalam khutbah Jum’at di Masjid Central Juma di Makhachkala, “Jika kamu lihat apa yang sedang terjadi di dunia, sebagai contoh, di Suriah, maka adalah Rusia yang berdiri mendukung umat Islam.”

Orang ini juga menyeru kepada umat Islam untuk ikut memilih dalam pemilu Thaghut, “Aku menyeru semua Muslim untuk pergi ke pemilihan dan memilih siapapun yang mereka pilih, siapapun yang kamu inginkan sebagai kepala negara… Maka, aku tidak mendorong kalian untuk memilih orang tertentu, aku mendorongmu untuk datang ke tempat pemilihan dan memilih siapapun yang kamu mau…,” dan bahkan untuk memilih siapapun meski seorang kafir sekalipun. Tidakkah dia tahu bahwa itu adalah urusan pemerintahan!?

Lalu di khutbah Jum’at itu dia juga mengatakan, “Terima kasih untuk negara yang kuat, makmur dan digdaya, Rusia.”

Allah Swt. jelas melarang kaum Muslimin menjadikan orang kafir sebagai kepala pemerintahan:

“…Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman.” (TQS. an-Nisaa’: 141)

Pernyataan dalam ayat ini dengan “lan” menunjukkan penafi’an yang sempurna dan selamanya, yang menjadi indikasi pelarangan mutlak atas orang kafir memerintah atas kaum Muslimin.

Allah Yang Maha Kuasa mewajibkan untuk memerintah berdasarkan wahyu:

“dan putuskanlah perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu…” (TQS. al-Ma’idah: 49)

Wahai kaum Muslimin, mufti ini, anak didiknya Kremlin, yang menjual akhiratnya demi dunia yang murah, sedang menyerumu untuk hancur!? Masalah-masalah kita tidak akan pernah beres selama kita mendengarkan para imam rusak semacam itu dan mengikutinya! Problem kaum Muslimin hanya akan bertambah karena para pelayan Thoghut semacam itu, yang menyerukan untuk membangkangi Allah Yang Maha Kuasa!

Sejak awal berdirinya negara Islam di tangan nabi tercinta Muhammad Saw. di tanah yang diberkahi, Madinah, dan hingga pemimpin umat Islam terakhir Khalifah Abdul Hamid II di Istanbul, kaum Muslimin tidak pernah memilih orang kafir atau perempuan sebagai penguasa untuk diri mereka sendiri. Kaum Muslimin, lebih jauh, juga tidak setuju pada fakta bahwa mereka diperintah oleh Thaghut!

Hari ini, ketika di banyak bagian dunia orang-orang membicarakan tentang pembangkitan negara Khilafah Rasyidah kedua, ketika bendera-bendera Islam naik kembali di banyak bagian dunia, para kolonialis yang tidak beriman, termasuk mereka yang ditolong oleh para imam yang rusak, berupaya maksimal untuk mematikan seruan bagi kebangkitan jalan hidup Islam.

Bergeraklah bersama, janganlah melayani para kolonialis tak beriman, janganlah merapat kepada para tiran dan pengkhianat, dan mereka yang berupaya makar bersama kaum kafir melawan Islam dan kaum Muslimin! Bergabunglah dengan Hizb ut Tahrir, yang sedang berusaha mengembalikan negara Khilafah Rasyidah di atas manhaj Kenabian! Dan semoga Allah menolong kita!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Download BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam