Unduh BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Senin, 07 Desember 2020

Ulama Bicara Khilafah Dan Aksi Bela Islam



Mereka Bicara
Aksi Bela Islam III - 212

Habib Khalilullah, Pimpinan Majelis Dzikir Imdadul Hadadi, Jakarta Timur

Perlu Penyadaran Pemikiran

Jadi, kaitannya dengan aksi kumpulnya jutaan umat dalam acara 212 merupakan skenario Allah yang diberikan kepada umat Islam yang menjadi mayoritas di negeri ini, untuk bersatu dalam perjuangan. Selama ini umat Islam sudah terpecah-belah karena tidak mempunyai pendirian perjuangannya. Dengan mengingatkan surat Al-Maidah maka umat Islam diharapkan bisa punya tujuan dalam perjuangannya.

Allah telah membukakan hati umat Islam yang saat ini tanpa dia sadari orang-orang kafir sudah merusak kitab Al-Qur’an dengan sistem, baik itu kapitalis maupun demokrasi.

Masyarakat akan sadar bahwa bukan hanya Al-Maidah yang dirusak, ternyata Al-Qur’an juga yang dirusak.

Kita mengakui bahwa aksi 212 adalah aksi yang luar biasa, tapi itu baru sekadar penyadaran terhadap perasaan, bukan dengan pemikiran. Oleh karena itu, kita wajib menyadarkan kaum Muslimin dengan perasaan dan pemikiran agar kebangkitan Islam yang hakiki bisa terlaksanakan. Itulah satu-satunya untuk mengembalikan kemuliaan Islam dengan khilafah Islam.

Jadi kekuatan di balik kisah-kisah yang nyata, membuktikan bahwa dengan landasan akidah, dengan perasaan yang sudah dicabik-cabik menimbulkan semangat jihad dan kekuatan yang sangat besar, baik itu melalui apa yang ia mampu berikan, makanya ada yang rela berjalan jauh ratusan kilometer demi memperjuangkan agama dan akidahnya. []

KH Shoffar Mawardi, Pimpinan Pesantren Daarul Muwahid, Jakarta Barat

Harus Lebih Aktif Dan Istiqamah

Berhimpun dan bersatunya umat Islam dalam Aksi Damai Bela Islam III 212 menunjukkan bahwa umat Islam bisa bersatu tanpa terhalang oleh berbagai perbedaan hal furu’iyyah. Faktor yang bisa menyatukan umat Islam adalah persamaan rasa. Rasa cinta kepada Allah SWT, Rasulullah SAW, Al-Qur’an dan sebagainya. Rasa inilah yang menyatukan sikap umat Islam terhadap oknum penistaan Al-Qur’an sehingga kita bersatu dalam kepemimpinan ulama untuk menunjukkan sikap dan menyampaikan tuntutan agar oknum bersangkutan dihukum yang setimpal.

Dan yang menjadi penggerak persatuan jutaan umat ini hakikatnya adalah Allah SWT. Manusia walau membelanjakan harta sepenuh bumi sekalipun tidak akan mampu menghimpun dan menyatukan hati jutaan manusia seperti itu. “Dan Allah yang menghimpun di antara hati mereka (manusia). Kalau belanjakan harta yang ada di bumi, engkau tidak akan mampu menghimpun di antara hati mereka” (TQS. Al-Anfaal: 63)

Setelah Aksi 212, umat Islam khususnya ulama dan para pengemban dakwah harus lebih aktif dan istiqamah lagi dalam dakwah dan membangun umat agar semakin memiliki syu’ur Islami atau perasaan Islami, selain pemikiran yang Islami sehingga terbentuk syakhsiyah Islamiyah. Bila semakin banyak umat yang telah memiliki kepribadian Islam maka semakin banyak umat yang akan bersatu dan siap menyambut seruan perjuangan Islam yang disampaikan oleh ulama. Bila baru beberapa juta umat saja yang tersentuh dan bangkit semangat juangnya untuk Islam begitu mengguncang negeri dan dunia, bisa dibayangkan betapa dahsyatnya bila yang telah bangkit dan siap berjuang untuk Islam sampai 200 juta umat Islam? Dengan cara damai pun, insya Allah kita bisa melakukan perubahan kondisi negeri dan dunia ke arah yang lebih baik dan diridhai Allah.

Seruan Aksi Bela Islam 212 yang pada awalnya banyak pihak yang ingin menggagalkannya justru memunculkan banyak keajaiban, seperti aksi ribuan jalan kaki kyai dan santri Ciamis ke Jakarta dan melimpahnya jamuan makanan dari kaum Muslimin/Muslimat. Ini semua menunjukkan bila kaum Muslimin telah tersentuh semangat juangnya untuk membela agamanya, maka kita siap untuk berkorban apa saja saja untuknya dan tidak ada kekuatan makhluk yang akan bisa menghalanginya.

Oleh karena itu, kita harus terus menyentuh kesadaran umat terlebih ulama dan ahlul quwwah tentang wajibnya memahami dan menerapkan syariah dan Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta perjuangan penegakannya. Bila dengan pertolongan Allah, umat, ulama dan ahlul quwwah telah berhimpun dan bersatu dalam perjuangan penegakan syariah dan khilafah, maka siapa yang akan bisa menghalangi langkahnya. []

Rokhmat S Labib, Ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia

Tak Boleh Berhenti Pada Masalah Ahok

Umat Islam bisa bersatu, padahal selama ini diisukan bahwa umat Islam terpecah-belah, karena perbedaan. Tapi pada faktanya, di aksi damai kemarin umat Islam yang berbeda madzhab, kelompok dan organisasi bisa bersatu sebagai gerakan bersama.

Bahwa persatuan itu didasarkan akidah, kalau bukan akidah tidak mungkin bisa menyatukan umat Islam, bahwa Al-Qur’an adalah kitab Allah yang tidak boleh dinistakan.

Dan akidah itu yang membuat orang tidak rela bahwa Al-Qur’an dinistakan oleh orang lain. Pada saat yang sama memang ada perintah di dalam Al-Qur’an untuk mengukum penghinanya.

Oleh karena itu, ke depan untuk umat Islam bersatu, akidah inilah yang harus menjadi landasan, kalau yang lain niscaya akan terpecah-belah.

Umat Islam itu kalau serius dalam menolong agama Allah, maka Allah akan memberikan kemudahan, dan pertolongan, seperti acara kemarin itu luar biasa hambatan dari penguasa seperti apa.

Umat Islam harus tetap kokoh, tidak mudah ditundukkan. Agar kuat persatuannya akidah itu harus menjadi pegangan.

Dan umat Islam ini marah ketika ada ayat Al-Qur’an yang dilecehkan, mestinya umat Islam juga marah ketika seluruh Al-Qur’an dilecehkan. Ketika menjadikan ayat suci lebih rendah daripada ayat konstitusi itu berarti peleceahan terhadap Al-Qur’an.

Maka dari itu umat Islam jangan berhenti saat kasus Ahok selesai, akan tetapi terus berjuang hingga seluruh hukum Al-Qur’an diterapkan. []m fatih sholahuddin

Sumber: Tabloid Media Umat edisi 187
---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Download BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam