Unduh BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Senin, 10 Juli 2017

Konsumerisme Kapitalisme Dan Demokrasi




Amerika saja, dengan hanya 6% dari populasi dunia, mengkonsumsi 30% sumberdaya dunia.



20% orang dari populasi dunia mengkonsumsi lebih dari 70% total sumberdaya materi, dan memiliki lebih dari 80% kekayaan dunia. Meskipun elit global ini terdiri dari orang-orang dari semua negara, konsentrasi utamanya ada di Barat, negara-negara konsumeris: AS, Kanada, Eropa Barat, Arab Saudi, Australia dan Jepang.



Penting dipahami bahwa elit ini tidak semata terdiri dari strata super kaya dengan pendapatan lebih dari setengah juta pounds per tahun, tapi ia juga terdiri dari mayoritas warga negara-negara itu (yang mana mereka berstandar hidup tinggi). Juga kaum elit kaya dari negara yang umumnya miskin seperti India, Ekuador, Kenya, dll: dengan kata lain, kelas konsumen kaya dunia.



Orang Barat dibiasakan untuk percaya bahwa di dunia terdapat kekurangan produksi makanan. Padahal tidak benar ada kekurangan makanan. Dunia telah memproduksi cukup makanan pokok untuk mensuplai setiap individu dengan lebih dari 2.500 kalori per hari: jumlah ini tidak termasuk buah-buahan, kacang-kacangan ataupun sayuran. Maka dunia tidak bisa dikatakan terjadi overpopulasi. 

Asia, Afrika, Amerika Latin, Amerika Tengah dan Kepulauan Pasifik sering disebut-sebut memiliki terlalu banyak populasi. Tapi hanya sedikit dari negara-negara di kawasan tersebut memiliki kepadatan penduduk yang cukup signifikan lebih banyak daripada Inggris, Jepang, Jerman ataupun Belanda, di mana sedikit prosentase populasi mengalami kurang gizi. Mayoritas negara-negara kurang gizi memiliki kepadatan penduduk jauh di bawah contoh-contoh itu. Bahkan Ethiopia, Mozambique, dan Bangladesh, negara-negara yang hampir sinonim dengan overpopulasi dan kekurangan, punya sumberdaya pertanian yang sebenarnya cukup untuk memberi makan penduduknya.



Apa yang menyebabkan kelaparan global bukanlah kekurangan sumberdaya, tapi distribusi yang tidak adil yang lebih memihak kaum kaya. Tidak ada solusi untuk kemiskinan global yang bisa mengabaikan fakta ini. Mengakhiri kemiskinan dunia berarti mendistribusikan dengan adil makanan, sumberdaya dan kekayaan dunia. Hal ini tidaklah cocok dengan konsumerisme, ingin terus lebih banyak mengkonsumsi.



Kemiskinan adalah "hasil-sampingan" dari sistem di mana kita hidup sekarang dan kita bertanggung jawab atasnya. Kemiskinannya kaum miskin bukanlah semata menjadi pendorong untuk perbuatan dermawan, tapi menjadi kebutuhan yang mendorong dibangunnya tatanan baru.



Para pendukung konsumerisme kapitalisme menawarkan 'pertumbuhan ekonomi' sebagai solusi atas kemiskinan dunia. Mereka menawarkan bahwa bangsa-bangsa dan individu-individu yang kekurangan pada saatnya akan bisa mencapai standar hidup seperti strata berkecukupan melalui penciptaan kekayaan secara 'trickle down', yaitu berbelanjanya kaum kaya akan memberi kaum miskin sesuatu untuk dimakan.



Tapi jelas, kekayaan tetap beredar di kaum kaya meski ada pertumbuhan kaum menengah. Jika "upaya" memunculkan trickle-down effect ini diteruskan, yang terjadi adalah sedikit bertambahnya kaum kaya dan banyak bertambahnya kaum miskin karena dalam kapitalisme, bisnis besar memakan bisnis kecil, kapitalis juga "memakan" sumberdaya hajat hidup orang banyak, maka wong cilik juga hidup dengan harus kesulitan berusaha, kesulitan membayar energi, pendidikan, pajak, kesehatan, bahkan air.



Amerika Serikat, yang punya 6% dari populasi dunia, menggunakan 30% suplai energi dunia. 20% populasi dunia -kelas konsumen kaya- bertanggung jawab atas lebih dari 50% polutan atmosferik, 90% gas CFC pengikis ozone, 96% limbah radioaktif dunia… dan seterusnya.



Tidak ada kritikus serius masalah lingkungan yang menyangkal bahwa tingkat polusi dunia dan degradasi lingkungan saat ini adalah parah, dan perlu ditangani secara signifikan/ ekstrim untuk mencegah kerusakan permanen atas ekosistem.


Dalam hal teknologi mobil, hingga saat ini masih didominasi berbahan bakar fosil, bermesin piston, yang mana semestinya dapat bermesin lebih efisien serta berbahan bakar terbarukan. Sebanyak sekitar 450 juta kendaraan telah bertanggung jawab atas 13% emisi karbon dunia, dan ikut andil terhadap terjadinya hujan asam.



Banyak perhatian (dan lebih banyak lagi lip-service) muncul terhadap masalah polusi dan degradasi lingkungan. Dan upaya untuk menemukan aktivitas industri dan ekonomi yang ramah lingkungan serta berkelanjutan telah menjadi agenda banyak pihak. Penerapan praktek industri yang ramah lingkungan tentu akan membutuhkan biaya yang sangat besar, di mana hal semacam ini tidak akan bisa disetujui oleh para kapitalis dengan sistem kapitalismenya. Sementara penguasa dengan demokrasinya terbukti suka "jual diri", ingin "dibeli" oleh para kapitalis. Jika ada banyak orang yang menolak untuk "dibeli" oleh para kapitalis, maka para kapitalis itu akan menemukan banyak manusia yang mau dibayar untuk menjadi "boneka" yang menjalankan demokrasi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Download BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam