Unduh BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Jumat, 02 November 2007

Pendidikan Anak Usia Dini

KI HAJAR Dewantoro memiliki keyakinan bahwa pendidikan bagi bangsa Indonesia harus dilakukan melalui tiga lingkungan yaitu keluarga, sekolah dan organisasi. Keluarga merupakan pusat pendidikan yang pertama dan terpenting, karena sejak timbulnya adab kemanusiaan sampai sekarang keluarga selalu berpengaruh besar terhadap perkembangan anak manusia. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Sekolah sebagai pembantu kelanjutan pendidikan dalam keluarga, sebab pendidikan yang pertama dan utama diperoleh anak ialah dalam keluarga.

BACA DENGAN KRITIS!

LIHAT:

Mereka Takut Islam Bangkit

Sunday, December 6th, 2009 | Posted in Opini | 3 Comments »

Jika kita memperhatikan headline media-media nasional terkait ikut sertanya remaja dalam aksi terorisme beberapa waktu yang lalu, pesannya sangat jelas. Judul-judul berita tersebut antara lain: “Presiden SBY: Selamatkan Generasi Muda dari Kegiatan Teroris,” “Diduga, Teroris “Cuci Otak” Sederet Anak Muda,” “Anak Muda Target Rekrutmen Teroris,” “Jangan Biarkan Kaum Muda Tergarap Teroris,” “Membentengi Generasi Muda [...]

Baca lebih lanjut »

Sekularisme: Biang Kemaksiatan

Sunday, December 6th, 2009 | Posted in Fokus | No Comments »

Seorang lelaki berumur 45 tahun, Suwarno namanya, sedang berdiri melipat kedua tangan di dada seperti layaknya seorang Muslim yang berdiri dalam shalat. Kedua matanya terpejam rapat-rapat. Bibirnya komat-kamit. Anehnya, bukan surah al-Fatihah yang dibaca. Warga Dusun Ringin Putih, Desa Ringin Pitu, Kecamatan Kedung Waru, Kabupaten Tulungagung Jawa Timur itu ternyata menggumamkan doa berbahasa Indonesia. Ia hanya [...]

Baca lebih lanjut »

Kebobrokan Hukum Sekular

Friday, January 1st, 2010 | Posted in Fokus | No Comments »

Kulo mboten pengen dihukum, Pak Hakim, kulo pengen bebas (Saya tak mau dihukum, Pak Hakim, saya ingin bebas).” Dengan suara terbata-bata, Mbah Minah mengungkapkan isi hatinya kepada Majelis Hakim Pengadilan Negeri Purwokerto, Jawa Tengah, pertengahan November 2008. Nenek berusia 65 tahun ini harus menjadi pesakitan gara-gara mencuri tiga buah kakao (coklat) senilai dua ribu rupiah. [...]

Baca lebih lanjut »

NIKAH YANG SAH DIPERSOALKAN PERZINAAN DIBIARKAN

Tuesday, February 16th, 2010 | Tags: lokalisasi, nikah siri, perzinaan, RUU HMPA, seks bebas
Posted in
Al Islam | 17 Comments »

[Al-Islam 494] Saat ini, RUU HMPA Bidang Perkawinan sudah masuk dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) Tahun 2010 di DPR. Kemunculan RUU ini telah mengundang pro-kontra. Pasalnya, dalam RUU tersebut nyata-nyata terkandung klausul pemidanaan (kriminalisasi) bagi pelaku nikah siri, poligami dan nikah kontrak; mereka bisa diancam hukuman penjara maksimal 3 bulan dan denda 5 juta rupiah. [...]

Baca lebih lanjut »

Negara Juga Harus Bertanggung Jawab Membentuk Generasi Mandiri

Monday, August 3rd, 2009 | Posted in Muslimah | 1 Comment »

HTI Press- Negara merupakan salah satu komponen yang bertanggung jawab membentuk generasi mandiri, papar Ratih Respatiyani selaku narasumber dalam Talkshow Ibu dan Remaja di Semarang, senin lalu (20/7). Sekitar 150 ibu dan remaja putri memadati ruangan di Gedung Dharma Wanita Persatuan jl. Menteri Supeno Semarang. “Membentuk Generasi Berkarakter Islam Untuk Mewujudkan Generasi Mandiri” demikianlah tajuk [...]

Baca lebih lanjut »

Melatih Anak Gemar Bersedekah

Tuesday, November 10th, 2009 | Posted in Nisa' | No Comments »

Bersedekah merupakan pemberian dari seorang Muslim secara sukarela dan ikhlas tanpa dibatasi waktu dan jumlah. Dari segi bentuknya, sedekah sesungguhnya tidak dibatasi pemberian dalam bentuk uang, tetapi sejumlah amal kebaikan yang dilakukan seorang Muslim. Rasulullah saw. bersabda, “Setiap Muslim wajib bersedekah.” Para Sahabat bertanya, “Bagaimana jika ia tidak mempunyai sesuatu untuk disedekahkan?” Nabi saw. menjawab, [...]

Baca lebih lanjut »

Menggugat Islam Moderat

Saturday, November 28th, 2009 | Posted in Analisis | 4 Comments »

Sejumlah ummat Islam baik secara perorangan maupun kelompok mengidentifikasi diri mereka sebagai kelompok Islam moderat. Mereka mengklaim mengambil jalan tengah dari dua kutub ekstrim pemikiran dan pengamalan Islam yaitu kelompok fundamentalis dan kelompok liberal. Meski pada perkembangannya, Islam moderat lebih banyak dikonfrontasikan dengan Islam fundamentalis. Kelompok yang dicirikan memiliki pandangan politik dan keagamaan Islam yang [...]

Baca lebih lanjut »

Aturan Islam Satu-satunya Aturan yang Menyelamatkan Generasi.

Wednesday, June 17th, 2009 | Posted in Muslimah | 5 Comments »

HTI Press [Lampung]–Aturan Islam berasal dari Allah, satu-satunya aturan yang menyelamatkan generasi. Tentunya, dengan diterapkannya Islam di seluruh aspek kehidupan. Papar Ustadzah Yanti Andriani, S.Pd. di acara Tabligh Akbar pada Ahad (31/5) di Lampung. Tabligh Akbar ini diselenggarkan oleh Muslimah Hizbut Tahrir Wilayah Lampung dengan tema ’Mewujudkan Generasi Berkualitas ‘ Ahad (31/5) di Masjid Takwa [...]

Baca lebih lanjut »

Mempersiapkan Anak Menikah Dini

Tuesday, December 30th, 2008 | Posted in Nisa' | No Comments »

Pernikahan Luthfiana Ulfa (pelajar SMP berusia 12 tahun) dengan Syekh Puji (Pengusaha asal Semarang) beberapa waktu lalu membuka wacana di kalangan umat Islam tentang pernikahan seorang gadis kecil. Kita mungkin tak perlu terlalu peduli dengan pendapat-pendapat tokoh masyarakat, tokoh pendidikan, selebriti yang punya anak gadis kecil ataupun selebriti-selebriti anak sendiri. Sebab, pendapat-pendapat mereka, meskipun dari [...]

Baca lebih lanjut »

Mendidik Anak Taat Syariah

Tuesday, October 21st, 2008 | Tags: Anak, Ibu, keluarga, Muslimah, Pendidikan
Posted in
Muslimah, Rumah Tangga | 10 Comments »

Oleh: Ummu Azkia HTI-Press. Menjadi orangtua pada zaman globalisasi saat ini tidak mudah. Apalagi jika orangtua mengharapkan anaknya tidak sekadar menjadi anak yang pintar, tetapi juga taat dan salih. Menyerahkan pendidikan sepenuhnya kepada sekolah tidaklah cukup. Mendidik sendiri dan membatasi pergaulan di rumah juga tidak mungkin. Membiarkan mereka lepas bergaul di lingkungannya cukup berisiko. Lalu, bagaimana [...]

Baca lebih lanjut »

Mengenalkan Allah dan Rasul pada Anak

Wednesday, October 15th, 2008 | Tags: Anak, ibu rumah tangga, keluarga, Pendidikan
Posted in
Muslimah, Rumah Tangga | 1 Comment »

Oleh: Dedeh Wahidah Achmad (Ibu dan Pengatur Rumah Tangga, Aktivis Hizbut Tahrir Indonesia) HTI-Press. Anak adalah aset terbesar bagi orangtua, bahkan umatnya. Bagi orangtua, anak-anak adalah buah hati di dunia, bahkan di akhirat. Karenanya, setiap orangtua senantiasa berupaya dan memanjatkan doa ke hadirat Allah Yang Mahasayang agar anak-anak mereka menjadi shalih/shalihah. Adapun bagi umat, anak-anak adalah [...]

Baca lebih lanjut »

HTI Jogja Promosikan Pendidikan Integral Anak Usia Dini Berbasis Aqidah Islam

Tuesday, August 5th, 2008 | Tags: Anak, Muslimah, PAUD
Posted in
Agenda Dakwah, Liputan Kegiatan, Muslimah, Publikasi, Rumah Tangga | 7 Comments »

Pada hari ahad tanggal 27 Juli 2008, bertempat di Aula Balai Kota Jogjakarta, Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) DPC Kota Jogjakarta menggelar Workshop dengan tema “Pendidikan Integral Anak Usia Dini Berbasis Aqidah Islam“. Acara yang diselenggarakan sebagai rangkaian peringatan Hari Anak Nasional ini menampilkan pembicara Ibu Nur Habibah, S.Psi, M.Si (Konsultan Masalah Anak dan [...]

Baca lebih lanjut »

Menggugat Definisi Anak

Sunday, July 27th, 2008 | Tags: Add new tag, Anak, hari anak nasional
Posted in
Muslimah, Rumah Tangga | 1 Comment »

Oleh Aris Solikhah Tanggal 23 Juli lalu diperingati sebagai Hari Anak Nasional. Peringatan itu sangat kontras dengan kondisi anak-anak dewasa ini. Potret buram dunia anak masih terpajang jelas di dinding-dinding dunia, termasuk di Indonesia. Betapa tidak, data-data yang menguak kondisi nestapa anak-anak cukup membuat miris. Saat ini terdapat lebih 3 juta anak [...]

Baca lebih lanjut »

UU PA, Benarkah Menjamin Hak Anak?

Saturday, July 26th, 2008 | Tags: Anak, UU PA
Posted in
Aktualita, Muslimah | 1 Comment »

Oleh: Aris Solikhah Anak adalah permata bagi keluarga, calon generasi suatu bangsa yang akan meneruskan estafet kepemimpinan di masa datang. Karena itu, mustinya anak mendapat perlakuan istimewa karena di tangan merekalah kelak, hitam putihnya bangsa ini ditentukan. Sayang, justru nasib anak-anak saat ini berada dalam dunia serba gelap. Berbagai tekanan mental, ekonomi, psikologi [...]

Baca lebih lanjut »

Metode Pendidikan Rosulullah

Monday, May 5th, 2008 | Posted in Opini Anda | 5 Comments »

Oleh : Arif Firmansyah Era globalisasi seakan tidak bisa dibendung lajunya memasuki setiap sudut negara dan menjadi sebuah keniscayaan. Era ini menghendaki setiap negara beserta individunya harus mampu bersaing satu sama lain baik antar negara maupun antar individu. Persaingan yang menjadi esensi dari globalisasi tak jarang memiliki pengaruh dan dampak yang negatif pula jika dicermati dengan [...]

Baca lebih lanjut »

Mempersiapkan Anak Memasuki Usia Balig

Tuesday, February 5th, 2008 | Posted in Nisa' | No Comments »

Dalam perkembangannya, seorang anak akan mengalami perubahan secara fisik maupun psikis dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Di antara dua masa tersebut, ada masa peralihan, yang biasanya dikenal dengan istilah remaja atau masa puber. Namun, dalam pandangan Islam status seorang hamba di hadapan syariah hanyalah diakui dalam dua fase, yaitu fase kanak-kanak dan fase dewasa atau [...]

Baca lebih lanjut »

Saatnya Peduli Ibu dan Generasi

Tuesday, June 26th, 2007 | Posted in Muslimah, Rumah Tangga | 1 Comment »

Oleh Kholda Naajiyah Kesadaran akan pentingnya tugas-tugas ibu yang tak tergantikan oleh siapapun ini, bahkan sudah menjadi trend di negara maju sejak lama. Di Amerika (yang sering menjadi barometer penggiat Feminisme), gerakan keluar rumah mulai ditinggalkan oleh kaum perempuan. Mereka berbondong-bondong memutuskan back to family. Berawal dari meluasnya sindrom Cinderella Complex, yakni perasaan akan kegamangan sebagai [...]

Baca lebih lanjut »

UU PA, Benarkah Menjamin Hak Anak?

Tuesday, June 26th, 2007 | Posted in Aktualita, Muslimah | 1 Comment »

Oleh: Aris Solikhah Anak adalah permata bagi keluarga, calon generasi suatu bangsa yang akan meneruskan estafet kepemimpinan di masa datang. Karena itu, mustinya anak mendapat perlakuan istimewa karena di tangan merekalah kelak, hitam putihnya bangsa ini ditentukan. Sayang, justru nasib anak-anak saat ini berada dalam dunia serba gelap. Berbagai tekanan mental, ekonomi, psikologi dan sosial telah [...]

Baca lebih lanjut »

Penghancuran Keluarga melalui Amandemen UU Perkawinan

Tuesday, June 26th, 2007 | Posted in Aktualita, Muslimah | 2 Comments »

Oleh: Kholda Naajiyah Siapa yang paling bahagia pasca pernikahan kedua Aa Gym? Anda pasti menduga Aa Gym sendiri dan Alfarini, istri keduanya. Tapi, sepertinya bukan. Memang, sebagai pengantin baru mustinya mereka menikmati masa-masa bulan madu penuh kebahagiaan. Namun, “tekanan” opini media massa atas poligami itu sendiri malah mengguncang keluarga tersebut. Mereka menjadi bulan-bulanan media, bahkan sampai [...]

Baca lebih lanjut »

Ibuku Guruku (Metode Home Schooling Group, Alternatif Model Pendidikan Anak Usia Dini)

Tuesday, May 22nd, 2007 | Posted in Muslimah, Rumah Tangga | 40 Comments »

Oleh: Dr. Ir. Yuliana, M.Si. Ketua Kelompok Peduli Ibu dan Generasi (el-Diina Pusat) dan Anggota Dewan Pakar ICMI Muda Pusat Bidang Pemberdayaan Perempuan Hasil penelitian neurologi dan kajian pendidikan anak usia dini cukup memberikan bukti betapa pentingnya stimulasi sejak usia dini dalam mengoptimalkan seluruh potensi anak guna mewujudkan generasi mendatang yang berkualitas dan mampu bersaing dalam percaturan [...]

Baca lebih lanjut »

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Yogya

Tuesday, April 3rd, 2007 | Posted in Galeri Foto | 6 Comments »

Baca lebih lanjut »



Peralihan bentuk pendidikan informal/keluarga ke formal/sekolah memerlukan kerjasama antara orang tua dan sekolah (pendidik). Sikap anak terhadap sekolah terutama akan dipengaruhi oleh sikap orang tua mereka. Sehingga diperlukan kepercayaan orang tua terhadap sekolah (pendidik) yang menggantikan tugasnya selama di sekolah (Idris, Z, 1981). Orang tua harus memperhatikan sekolah anaknya dengan memperhatikan pengalaman-pengalamannya dan menghargai usaha-usahanya, menunjukkan kerjasamanya dalam cara anak belajar di rumah dan atau membuat pekerjaan rumahnya.

Peranan orang tua bagi pendidikan anak menurut Idris dan Jamal (1992) adalah memberikan dasar pendidikan, sikap, dan ketrampilan dasar seperti pendidikan agama, budi pekerti, sopan santun, estetika, kasih sayang, rasa aman, dasar-dasar untuk mematuhi peraturan-peraturan, dan menanamkan kebiasan-kebiasan. Selain itu peranan keluarga adalah mengajarkan nilai-nilai dan tingkah laku yang sesuai dengan yang diajarkan di sekolah. Dengan kata lain, ada kontinuitas antara materi yang diajarkan di rumah dan materi yang diajarkan di sekolah (Bandingkan dengan Peters, 1974). Pentingnya peranan orang tua dalam pendidikan anak telah disadari oleh banyak fihak, kebijakan manajemen berbasis sekolah (MBS) dalam reformasi pendidikan pun menempatkan peranan orang tua sebagai salah satu (dari 3) pilar keberhasilannya.

Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa bila orang tua berperan dalam pendidikan, anaknya menunjukkan peningkatan prestasi belajarnya, diikuti dengan perbaikan sikap, stabilitas sosioemosional, kedisiplinan, serta aspirasi anaknya untuk belajar sampai di Perguruan Tinggi, bahkan setelah bekerja dan berkeluarga (NCES: 1998, Daugherti dan Kurosaka: 2002). Peranan ayah menjadi menarik untuk dikaji mengingat makin banyak ibu yang semula sebagai ibu rumah tangga kini menjadi wanita karir/bekerja sehingga kesempatan, perhatian, dan perlakuannya terhadap anak menjadi berkurang. Konsekuensinya semula ayah di samping tetap berkonsentrasi sebagai tulang punggung ekonomi keluarga yang tetap bekerja juga di tuntut lebih banyak berperan dalam pendidikan anaknya.

Berdasarkan hasil penelitian di AS terhadap 15.000 remaja sebagai sampelnya menujukkan jika peranan keluarga dalam pendidikan anak berkurang/ terabaikan atau tak dilakukan maka terjadi peningkatan yang signifikan:
(1) Jumlah anak putri belasan tahun hamil tanpa menikah
(2) Kriminalitas yang dilakukan oleh anak-anak
(3) Patologi psikososial (Daugherti dan Kurosaka: 2002)

Lebih lanjut ditemukan juga bahwa absennya peranan ayah jauh lebih signifikan dampak negatifnya bagi anak (seperti di atas) dibanding absennya peranan ibu. Maka wajar jika US Departemen of Justice pada tahun 1988 menyatakan bahwa ketidakadanya peranan keluarga dalam pendidikan anak menjadi prediktor yang paling signifikan bagi tindak kriminal dan kekerasan anak-anaknya (Fathering Interprises: 1995-1996).

Pembahasan
Secara Etimologi pengasuhan berasal dari kata “ Asuh “ artinya peminpin, pengelola, membimbing, maka pengasuhan adalah orang yang melaksanakan tugas membimbing, meminpin atau mengelola ( Porwadarminta, hal 89). Pengasuhan yang dimaksud disini adalah mengasuh anak. Mengasuh anak maksuidnya mendidik dan memelihara anak itu, mengurus makan, minumnya, pakaiannya dan keberhasilannya dalam periode yang pertama sampai dewasa ( Zakiyah Darajat, hal 51). Dengan pengertian di atas dapatlah difahami bahwa pengasuhan anak yang dimaksud adalah kepemimpinan, bimbingan yang dilakukan terhadap anak berkaitan dengan kepentingan hidupnya.

Beberapa pola asuh dari orangtua atau pendidik yang dapat mempengaruh kreativitas anak antara lain:
1. Lingkungan fisik
2. Lingkungan sosial
3. Pendidikan internal dan eksternal
4. Dialog
5. Suasana psikologis
6. Sosio budaya
7. Perilaku orangtua/pendidik
8. Kontrol
9. Menentukan nilai moral (Moh. Shochib, hal 15)

Kesembilan pola asuh orangtua/pendidik di atas sangat mempengaruhi terhadap perkembangan dirinya sekaligus pengembangan kreativitas anak di dalam kehidupannya. Keterkaitan pola asuh orangtua/pendidik dengan anak berkreativitas anak diri dimaksudkan sebagai upaya orangtua/pendidik dalam meletakkan dasar-dasar disiplin diri kepada anak dan membantu mengembangkannya sehingga memiliki disiplin diri.

Intensitas kebutuhan anak untuk mendapatkan bantuan dari orangtua/pendidik bagi kepemilikan dan pengembangan dasar -dasar kreativitas diri, menunjukkan adanya kebutuhan internal yaitu manakala anak masih membutuhkan banyak bantuan dari orangtua/pendidik untuk memiliki dan mengembangkan dasar-dasar kreativitas diri ( berdasarkan naluri), berdasarkan nalar sekaligus berdasarkan kata hati. Karena itu kreativitas anak tidak terlepas dari pengasuhan orangtua/pendidik atau dalam arti kata bahwa kreativitas anak erat hubungannya dengan pola asuh yang diberikan oleh orangtua/pendidik. Mendidik anak pada hakikatnya merupakan usaha nyata dari pihak orang tua untuk mengembangkan totalitas potensi yang ada pada diri anak.

Melalui pendidikan orang tua memegang peranan sebagai mediator antara anak dan masyarakatnya, antara anak dengan norma-norma kehidupan, antara anak dengan orang dewasa dan sudah tentu dengan visi orang tua masing-masing. Melalui pendidikan dalam keluarga anak akan memenuhi sifat-sifat kemanusiaannya dan berkembang dari insting-insting biogenetik yang primitif untuk belajar terhadap respon-respon yang diterimanya. Dengan menempuh proses-proses di atas akan bermuara kepada kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap anak dalam mengantisipasi kehidupan masyarakat yang serat dengan perubahan dan kompetisi yang sangat ketat, antara lain : 1) Kesiapan melakukan lifelong learning; proses belajar tak pernah selesai selama manusia itu masih hidup, 2) Berfikir secara integratif dan konseptual, 3) Responsetisme, 4) Menalar secara rasional, 5) Kreatif, 6) Berani bertanggung jawab, 7) Kepekaan terhadap keadilan sosial dan solidaritas, 8) Peka terhadap batas-batas toleransi masyarakat, 9) Memiliki harga diri, dan 10) Nalar secara ijtihad (Yusuf, 2000 : 133).

Penutup
Pola asuh merupakan suatu sistem atau cara pendidikan, pembinaan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain. Dalam hal ini adalah pola asuh yang diberikan orangtua/pendidik terhadap anak adalah mengasuh dan mendidiknya penuh pengertian. Dan yang mempengaruhi pola asuh yang diberikan orangtua/pendidik adalah lingkungan sosial internal dan eksternal. Karena itu kreativitas anak tidak terlepas dari pengasuhan orangtua/pendidik dengan arti bahwa kreativitas anak erat kaitannya dengan pola asuh yang diberikan oleh orangtua/pendidik. Keluarga sebagai satuan unit sosial terkecil merupakan lingkungan pendidikan yang paling utama dan pertama, dalam arti keluarga merupakan lingkungan yang paling bertanggung jawab mendidik anak-anaknya. Pendidikan yang diberikan orang tua seharusnya memberikan dasar bagi pendidikan, proses sosialisasi dan kehidupanya di masyarakat. Dalam hal ini keluarga tetap menjadi kelompok pertama (primary group) tempat meletakan dasar kepribadian di dalam keluarga. Orang tua memegang peranan membentuk sistem interaksi yang intim dan berlangsung lama ditandai oleh loyalitas pribadi, cinta kasih dan hubungan yang penuh kasih sayang. Peran orantua adalah dengan membenahi mental higeine anak. Terbentuknya keperibadian dan kreativitas anak merupakan modal bagi penyesuaian diri anak dan lingkungannya dan tentunya memberikan dampak bagi kesejahteraan keluarga secara menyeluruh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Download BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam