Unduh BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Rabu, 13 Februari 2008

PEMIKIRAN EKONOMI MERKANTILISME

SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI


MERKANTILISME DAN FISIOKRAT


MERKANTILISME

BACA DENGAN KRITIS!

LIHAT:

» NEOLIBERALISME

25 Mei 2009 ... Tulisan ini tidak bermaksud mengupas Boediono atau paham ekonomi yang dianutnya. ... dari kapitalisme yang terdiri dari merkantilisme, liberalisme, ... Ekonomi se Indonesia ini semuanya dari pemikiran liberal harus ...

Sebagai aktor merkantilis, Inggris dan Perancis mengulang sejarah ...

27 Apr 2008 ... Pemikiran intelektual yang menyerang Khilafah dan Islam, ... Profesor dan ahli sejarah ekonomi University of Chicago dengan kata-katanya,” “Massive ... Sebagai aktor merkantilis, Inggris dan Perancis mengulang sejarah ...

Pada abad tujuh belas dan delapan belas terjadi banjir literatur ekonomi (dimensions of veritable flood). Sebuah perpustakaan besar menspesialisasikan dalam jenis material, seperti Perpustakaan Kress di Harvard University, mungkin dalam daftar katalognya ada sekitar dua ratus pamflet dan buku yang ditulis pada abad enam belas. Pada abad tujuh belas jumlahnya meningkat menjadi dua ribu koleksi, dan di periode selama tujuh puluh lima tahun, dimana berakhir dengan Wealth of Nation-nya Adam Smith tahun 1776, jumlah koleksi meningkat menjadi lima ribu koleksi.


Sebelum tahun 1776, ada beberapa kerja sistematis dalam ekonomi, yang merupakan sebuah risalah yang mencakup seluruh subjek secara konsisten dan komprehensif. Malahan, bagian terbesar literatur terbaru mencurahkan pada tahapan atau aspek khusus. Penulisan biasanya didorong oleh peristiwa penting pada saat itu, dan sering dibentuk untuk membantu otoritas publik dalam pembuatan kebijakan atau mempengaruhinya dengan permohonan khusus (special pleading).


Ukuran Baru Kesopanan

Tidak ada yang lebih mencolok dengan masa lalu dibanding kenyataan bahwa pemikir ekonomi pada saat itu cocok untuk menjadi pebisnis. Child, tokoh terkemuka dalam diskusi ekonomi, seorang ahli kemakmuran Inggris abad tujuh belas. Berdua dengan Mun, penulis tentang permasalahan ekonomi lainnya yang sama istimewanya, mempunyai hubungan yang sangat dekat dan memegang posisi dengan East India Company.


Keuntungan perdagangan dan segala hal yang berkaitan dengan keuangan, di abad permulaan dapat dipastikan dipenuhi dengan kecurigaan. Di abad pertengahan, Schoolmen telah memberikan garis besar batasan jalur yang mungkin dilewati para pebisnis tanpa membahayakan keselamatannya. Banyak dari mereka yang berkata untuk melindungi posisi ekonomi konsumen.


Kombinasi gagasan dan tindakan yang ditunjukkan oleh Child dan Mun menjadi fenomena Renaissance. Kepandaian dalam berbagai hal dari spesialisasi adalah tanda ideal Renaissance, “universal man” yang mengembangkan potensi individual sepenuhnya dan dalam seluruh arahan yang mungkin. Idealnya hampir mendekati pemikiran beberapa tokoh besar seperti Lorenzo de’ Medici, saudagar dan pembuat aturan perdagangan di Florence yang juga mempunyai reputasi di kesarjanaan dan puisi, dan Leonardo da Vinci, pelukis, scuptor, arsitek, pemusik, engineer, dan ilmuwan.


Dalam skala yang lebih kecil diikuti oleh Montchreten (c. 1575-1621), pabrik perangkat keras di Perancis yang disamping menulis the Traite de I’economie politique tahun 1615 dikenal sebagai penyait muda. Dalam bidang ekonomi penolakan terhadap spesialisasi berarti sangkalan terhadap pembagian kerja (division of labor) antara pemikir dan pelaku.


Gagasan Ekonomi pada Periode Ini

Ada sangat banyak pebisnis yang mencapai kemampuan sebagai pemikir ekonomi dan memberikan pengaruh pada kualitas gagasan ekonomi. Menurut ukuran pada saat mereka sama baiknya dengan pada saat kita dimana seseorang terdidik dengan baik, terlatih di masyarakat, akrab dengan beberapa bahasa tidak hanya Latin dan Yunani, dan dapat menggambarkan wewenang yang cocok sebagai kutipan pendukung argumen mereka.


Secara umum, gagasan periode ini lebih baik secara praktek dan berorientasi pada kebijakan, secara luas berdasar pada pertimbangan pengamatan pada kenyataan tapi juga pada beberapa prinsip umum. Pada sisi empiris hal ini sering gagal karena kecenderungan untuk menunjukkan sebagai hubungan sebab dan akibat urutan dari peristiwa yang diikuti peristiwa lain pada waktu itu.


Para penulis pada masa ini lebih tertarik pada beberapa permasalahan ekonomi dan mereka tidak mendapatkannya, bahkan mereka mencoba menggagasnya, sebuah gabungan model ekonomi yang menunjukkan hubungan antara variabel yang relevan. Seperti mereka yang biasa memberikan perhatikan pada bagian ekonomi, mereka kurang berpikir integrasi ini dan penuh dengan kontradiksi. Sebagai sebuah prinsip umum, gagasan ini menjadi sering diucapkan pada literatur ekonomi, dengan pandangan yang menopang pengajuan kebijakan.


Karakteriktik Nasional

Pengamatan dibuat begitu untuk menerapkannya terutama di Inggris, di mana hubungan antara bisnis dan pemikiran ekonomi sangat dekat. Di dalam satu studi Belanda yang menyeluruh pemikiran ekonomi pada periode ini, suatu studi sekarang berusia di atas seratus tahun, penulis menafsirkan pertentangan ini antara pikiran dan pemenuhan dari Belanda dan menyimpulkan bahwa semakin suatu ekonomi berhasil baik, semakin sedikit ditulis. Tapi penelitian tentang ini jauh dari kenyataan.


Merkantilisme

Merkantilisme muncul pertama kali pada abad tujuh belas dan pertengahan pertama abad delapan belas saat terbit bukunya Adam Smith pada tahun 1776 yaitu ‘Wealth of Nation’, yang mendiskusikan mengenai “ System of Political Economy”. Buku tersebut mereview apa yang disebut Smith dengan “the commercial or mercantile system”. Pemikiran Smith tersebut banyak dikritik pada saat itu.


Ia menghambat kelemahan dari sistem merkantilisme dan mengarahkannya ke dalam sistem yang kuat miliknya tentang kebebasan ekonomi. Menurutnya sistem merkantilis adalah suatu penipuan yang dilakukan oleh kelas bisnis kepada publik. Apa yang disebut Smith dengan sistem merkantilis selanjutnya disebut dengan merkantilisme.


Merkantilisme saat ini dipahami sebagai bundel gagasan dan sebagai suatu latihan di dalam keahlian sebagai negarawan. Perkembangan ini melawan latar belakang persaingan dan peperangan antara kekuatan-kekuatan hebat di Eropa, dimana pada saat itu kedamaian hanya terjadi pada satu periode antara tahun 1600-1667. Munculnya ajaran merkantilisme berhubungan dengan munculnya England dan British Empire sebagai kekuatan dunia.


Persaingan Ekonomi

Hubungan komersial yang terjadi antar Belanda dan Inggris pada saat itu karena konflik, menyebabkan lahirnya literatur mengenai pola perdagangan internasional dan keuangan yang sama seperti hukum Negara modern, literatur ini mengambil titik awal dari kerja Hugo Grotius, seorang ahli hukum Belanda, yang dalam bukunya Mare Liberum pada tahun 1609 mengatakan bahwa laut bebas untuk semua, kata-kata tersebut memprovokasi Inggris yang diulangi oleh John Selden dalam Mare Clausum-nya pada tahun 1635.


Hal ini tidak hanya persaingan internasional saja yang membentuk latar belakang pertentangan mengenai merkantilis, tetapi juga konflik domestik tentang bunga. Sistem dan pamflet digunakan sebagai senjata oleh pembicara-pembicara dari perusahaan-perusahaan besar yang aktif dalam perdagangan internasional dan kolonialisasi.


Mereka sering terjebak dalam permusuhan yang sengit dan kecemburuan di antara mereka sendiri. Peraturan perusahaan, perusahaan kerja sama, dan interlopers adalah suatu kesatuan dalam protes mereka tentang perdagangan banker dan keuangan. Pertentangan mengenai usury (riba) tidak pernah mati tetapi ditransformasikan dari moral ke isu-isu ekonomi.


Keseimbangan Perdagangan

Pusat doktrin dari ajaran merkantilis adalah “balance of trade,” sebuah kalimat yang mungkin diturunkan dari accounting precedents. Seperti yang dikabarkan oleh Francis Bacon pada tahun 1616, doktrin Negara : “mari membangun keuntungan perdagangan yang diletakkan melalui ekspor komoditi dalam negeri lebih bernilai dari pada mengimpor dari asing, sehingga kita dapat yakin kalau persediaan kerajaan akan meningkat untuk keseimbangan perdagangan haris dikembalikan dalam bentuk uang atau emas.”


Misselden

Edward Misselden (fl. 1608-54), seoarang bisnismen, seorang pedagang yang pada saat itu juga sedang bekerja di East India Company, mencoba untuk menerangkan penyebab depresi bisnis yang diderita Inggris di awal 1620an yang ditulis dalam bukunya Free Trade or the Means to Make Trade Flourish, diterbitkan pada 1622.


Sama seperti ahli-ahli merkantilis lainnya, Misselden diobsebikan oleh gagasan bahwa Inggris membutuhkan lebih banyak mata uang. Untuk mewujudkannya dia harus meningkatkan ekspor dan menekan impor. Misselden mendefinisikan monopoli sebagai ‘macam jenis dari perdagangan, membeli, menjual, pertukaran atau barter, dan kadang-kadang tetapi oleh satu orang, dan yang dicegah dari semua yang lain, untuk menguntungkan pelaku monopoli dan merugikan orang lain.’ Kompetisi yang didukungnya adalah struktur pasar yang lebih dari cukup diklasifikasikan sebagai oligopoli.




Mun

Thomas Mun (1571-1641) melakukan gebrakan lewat bukunya A Discourse of Trade from England unto the East-Indies pada tahun 1621. Teori Mun memunculkan pertanyaan dari tujuan utama atau tujuan akhir dari aliran masuk mata uang dimana Mun sangat ingin memaksimalkan. Dia percaya bahwa beberapa ekspansi akan memimpin harga tertinggi dimana akan membayang-bayangi ekspor. Bagi Mun uang sangat bernilai sebagai perantara dalam pertukaran internasional, untuk menjalankan perdagangan. Perdagangan berarti untuk memperoleh harta benda, dan harta benda berarti untuk memperluas perdagangan.


Keseimbangan Kekuatan

Bagian terpenting dari ajaran merkantilis adalah bahwa dugaan kekuatan, perdagangan, dan harta benda adalah kuantitas tetap yang alami. Menurut Mun, keuntungan seseorang adalah kerugian bagi orang lain. Jika dalam hubungan internasional keuntungan satu negara adalah kerugian bagi negara lain, dan jika ini dapat diasumsikan bahwa negara akan bekerja keras untuk mendapat keuntungan dan menghindari kerugian., kemudian secara spesifik kebijakan komersial dan kebijakan ekonomi luar negeri menjadi instrumen bagi kemakmuran ekonomi.


Dalam hal ini merkantilis dapat dikatakan harus mempertimbangakan pengejaran keuntungan nasional solusi dari masalah ekonomi seperti yang mereka lihat. Dalam sistem merkantilis, keuntungan yang diperoleh konsumen hampir seluruhnya tetap mengorbankan produsen, dan ini sama untuk mempertimbangkan produksi, dan tidak konsumsi, sebagai tujuan akhir dan objek dari semua industri dan perdagangan.

1 komentar:

  1. gut artikel! tapi kayaknya kepanjangan ni buat tugas skul! hoho.. salam kenal

    BalasHapus

Download BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam