Saat
ajaran Islam dikriminalkan, para ulama dari berbagai daerah pun turun ke
pengadilan. Jadilah Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta Timur, dipenuhi
para ulama dari berbagai daerah, Kamis (19/4/2018) lalu.
Shalawat
asygil pun dikumandangkan di pelataran. ”Allahumma
shalli 'alaa sayyidinaa Muhammad, wa asyghilidz-dzaalimiin bidz-dzaalimiin (2x)
wa akhrijnaa min baynihim saalimiin wa 'alaa alihi wa shahbihii ajma'in.”
Suasana
khusyuk begitu terasa, mendengar lantunan shalawat berjamaah tersebut. Siapapun
yang berada di situ akan merasakan nuansa yang berbeda. Inilah doa dari hamba-hamba
yang berharap pertolongan Allah dari kezhaliman.
Shalawat
itu sendiri maknanya: ”Ya Allah, berikanlah shalawat kepada pemimpin kami Nabi
Muhammad, dan sibukkanlah orang-orang zhalim agar mendapat kejahatan dari orang
zhalim lainnya, selamatkanlah kami dari kejahatan mereka. Dan berikanlah
shalawat kepada seluruh keluarga dan para sahabat beliau.”
Para
ulama datang dari berbagai daerah di Indonesia. KH. Bahron Kamal dari Malang
mengatakan, kedatangannya ke PTUN Jakarta tidak lain adalah karena panggilan
iman. "Ini suatu pembelaan, karena ajaran Islam terutama yang
diperjuangkan Hizbut Tahrir dinistakan oleh pemerintah dan juga oleh
pihak-pihak lain yang tidak senang dengan Islam,” katanya.
Menurutnya,
yang juga pengasuh Majelis Ta'lim dan Dzikir Ihyaul Qulub Singosari Malang, ini
adalah kesempatan untuk membela agama Allah, membela organisasi yang berjuang
untuk agama Allah, menegakkan syariat Allah, menegakkan institusi khilafah yang
diwariskan oleh baginda Rasul SAW.
KH.
Abdul Qayum, Koordinator Forum Komunikasi Ulama (FKU) Aswaja Malang Raya yang
hadir di tempat yang sama menyebut, kedatangan para ulama dimaksudkan untuk
memberikan dukungan bagi tegaknya syariah dan khilafah.
Ia
menegaskan, khilafah yang diperjuangkan HTI bukanlah ancaman atas negeri ini. "(Kalau
dipandang sebagai ancaman) ini pandangan yang sangat keliru, sangat salah sekali.
Khilafah bukan ancaman bagi negeri ini dan bagi seluruh bangsa ini. Justru khilafah
itu akan mengantarkan umat manusia ke jenjang yang lebih baik. Kemakmuran dan
kedamaian.”
Ulama
Surabaya, KH. Abdul Kholiq, berpendapat, umat Islam tidak boleh diam jika ada
keinginan pihak-pihak tertentu -termasuk pemerintah- memadamkan perjuangan
syariat Islam. "Kita sebagai umat Islam kalau ada syariat Islam mau
dipadamkan, kita wajib memperjuangkannya. Siapapun yang akan memadamkan, baik
pemerintah maupun yang lain, kita wajib melawan,” kata Ketua Forum Umat Islam
Bersatu, Surabaya ini.
Ia
menjelaskan, khilafah adalah ajaran Islam. Ajaran ini pernah jaya di masa
Rasulullah dan para sahabat. Khilafah tidak untuk menghancurkan Indonesia, tapi
justru memuliakan dunia. Ia meyakinkan, setiap ajaran Allah dan rasul-Nya itu
akan membawa cahaya dan kesejahteraan seluruh umat manusia.
Sementara
itu, KH. Muhyidin, pengasuh MT An-Nur Pamijahan, Bogor, melihat ada upaya menzhalimi
Islam. Menurutnya, apa yang diperjuangkan oleh HTI yakni khilafah adalah bagian
dari ajaran Islam. Rezim penguasa mencoba menyalahkan HTI karena mendakwahkan
khilafah ini. ”Ini kan sebuah kezhaliman
terhadap Islam,” tandasnya.
Sama
dengan para ulama lain, jelasnya, ide khilafah bukanlah ide baru. Ide itu banyak
dijumpai dalam khazanah Islam yang ditulis para ulama. Bahkan para ahli
sejarah, termasuk dari Barat, mengakui eksistensinya.
Dan,
ia mengingatkan, kehadiran khilafah sudah dikabarkan oleh Rasulullah SAW. Ia
mengutip sebuah hadits bahwa nanti di akhir zaman akan ada beberapa khilafah.
Khilafah akan membagikan harta yang melimpah kepada rakyat. Dengan begitu, umat
ini akan sejahtera, termasuk Indonesia akan kuat. "Salah besar jika khilafah
dianggap sebagai ancaman. Ini adalah kabar gembira dari Rasulullah. Ini harus
disambut," jelasnya.
Dukungan
kepada perjuangan HTI pun secara simultan muncul dari berbagai daerah. Dari
Ponorogo, Jawa Timur, Gus Nasyir al-Mahdie, menegaskan bahwa di akhir zaman,
Islam akan dimenangkan atas segala jenis diin
lainnya di muka bumi.
Ia
mengajak para ulama menjadi 'aaliman
muta'alliman 'aabidan 'aarifan bi syarthil ikhlash, yaitu menjadi manusia
yang memiliki ilmu, mau terus belajar, tekun beribadah, memiliki ma'rifah, yang
kesemuanya itu dibingkai dalam syarat keikhlasan semata karena Allah.
”Janganlah
para ulama menukarkan agama ini demi sekerat dunia, yang di Akhirat justru akan
menyeretnya ke Neraka,”… “Kita sudah kenyang dizhalimi oleh penguasa. Jamaah
dakwah dibredel," tegas Gus Nasyir kepada para jamaah dalam acara
Mudzakarah Ulama Mataraman.
Ulama
yang lainnya, KH. Anas Karim mengajak para ulama untuk mau mengajak umat
berjuang menegakkan khilafah, yang merupakan penerap dan penegak ajaran Islam.
Dari
Semarang, KH. Syamsuddin Al-Hafidz dari Pondok Pesantren The Holy Qur'an Mangkang,
Semarang menegaskan bahwa khilafah itu memang diperintahkan oleh Rasulullah. ”Khilafah
memang ajaran Islam, di mana khilafah adalah kepemimpinan yang adil bagi
manusia,” tegasnya.
KH.
Subi'at, muballigh dari Kinibalu Semarang, mewanti-wanti para ulama untuk tidak
takut menghadapi musuh Islam. ”Kita tidak perlu khawatir dengan musuh-musuh
Islam. Orang-orang kafir di dunia ini akan dikalahkan, bahkan di Akhirat kelak
mereka akan dikumpulkan dalam Neraka Jahanam, dan Jahanam adalah seburuk-buruk
tempat tinggal di akhirat,” ucapnya.
Di
Lampung, Ustadz Candra Alamanda, Pembina BKPRMI Lampung, menyatakan: ”Kalau
soal dalil tentang wajibnya khilafah sudah gak
usah ditanya, seabreg. Bahkan orang
Lampung sendiri, H. Sulaiman Rasyid, menulis Bab Khilafah di dalam kitab Fiqih Islam karya beliau. Maka orang Lampung
harusnya juga wajib memperjuangkan khilafah."
Bacaan:
Tabloid Media Umat edisi 219
Tidak ada komentar:
Posting Komentar