Hizbut Tahrir di
seluruh dunia pada bulan Rajab yang mulia melakukan kampanye masif tentang
kewajiban menegakkan khilafah bagi umat Islam. Hizbut Tahrir mengingatkan, pada
28 Rajab 1342 H, khilafah yang berpusat di Istanbul diruntuhkan oleh penjajah
Inggris yang bekerja sama dengan antek setianya Kamal Attaturk. Sejak saat itu
umat Islam tidak lagi memiliki khilafah yang diwajibkan Allah SWT.
Kampanye tentang
keruntuhan khilafah dan kewajiban menegakkannya kembali ini dilakukan di
berbagai kawasan di seluruh dunia. Di Palestina, tanah yang diberkati, Hizbut
Tahrir mengadakan konferensi di Gaza pada Sabtu (27 Rajab 1439/ 14 April 2018)
dengan tema ‘Khilafah akan Mengembalikan Kemuliaan Umat Islam dan Palestina'.
Dalam acara ini para orator menegaskan tentang pentingnya khilafah untuk
membebaskan negeri-negeri Islam dari dominasi kolonialisme.
Hizbut Tahrir
Palestina kembali menyadarkan umat tentang pentingnya persatuan umat di bawah
naungan khilafah untuk membebaskan tanah Palestina. Hizbut Tahrir mengecam
penguasa-penguasa Arab yang secara terbuka telah menunjukkan belangnya sebagai
antek Amerika dengan tunduk kepada tawaran Donald Trump yang mendukung
Yerusalem sebagai ibukota entitas penjajah Zionis Yahudi.
Aksi pada hari yang
sama dilakakukan Hizbut Tahrir Palestina di Khalil ar Rahman. Peserta aksi
dalam jumlah yang besar meneriakkan slogan-slogan menyerukan mengembalikan
khilafah Islam di tengah-tengah umat Islam. Sebelumnya pada akhir Maret,
aktivis Hizbut Tahrir Palestina, Dr. Musab Abu Arqoub menyerukan mobilisasi
tentara dari negeri-negeri Islam untuk membebaskan Palestina.
"Yerusalem adalah
jantung dari kaum Mukminin yang percaya pada hadits Rasulullah SAW yang
menegaskan Syam (termasuk Palestina) akan menjadi bagian dari Darul Islam,
negara Khilafah Rasyidah,” ujarnya.
Sementara itu di
hadapan ribuan massa, di halaman Masjid Al-Aqsha, Palestina, Syeikh Issam
Amira, imam masjid di al-Quds, pada Jumat 27 Rajab 1439 (13/4/2018) menyerukan
umat Islam agar segera bersatu untuk menegakkan khilafah. Satu-satunya, yang
bisa membebaskan Palestina dari cengkeraman Yahudi, ujarnya, adalah Khilafah
Islam yang menyatukan umat.
”Dari sini, Masjid
al-Aqsha, tempat Isra'-nya Rasulullah
SAW, tanah yang diberkati, kami menyerukan kepada umat dan tentara-tentaranya,
orang-orang yang memiliki kekuasaan, untuk mendukung Islam dan kaum Muslimin
untuk menegakkan khilafah. Bersegeralah untuk membebaskan Masjid al-Aqsha yang
diduduki Zionis Israel, bersegeralah membebaskan umat Islam yang tertindas di
Suriah, Palestina, Yaman, Burma, dan negeri-negeri Islam lainnya,” ujarnya.
Syeikh Issam Amira
juga menyoroti penderitaan apa yang terjadi di tengah umat setelah umat tidak
lagi memiliki Khilafah Islam selama lebih kurang 97 tahun. Ketiadaan khilafah
sebagai pelindung telah membuat umat Islam kehilangan 'kehormatan' dan kehilangan
Al-Quds.
”Sembilan puluh tujuh
tahun umat Islam hidup tanpa khilafah, umat Islam mengalami penderitaan yang
luar biasa, terjadi pembunuhan terhadap umat Islam, yang korbannya tak
terhitung lagi, penguasa-penguasa iblis negeri Islam telah menghalangi
penerapan syariah Islam. Di sisi lain, mereka dengan setia melayani penjajah
dengan menindas rakyatnya sendiri, membiarkan penjajah merampaskan kekayaan
alam negeri-negeri Islam," paparnya.
Kegiatan yang sama
juga dilakukan Hizbut Tahrir di seluruh dunia seperti Tunisia, Lebanon,
Pakistan, Turki, Inggris, Amerika, Australia termasuk Indonesia.
Di Tunisia pada Jumat
Rajab 1439 H (13/4/2018) Hizbut Tahrir membagi selebaran setelah shalat Jumat
di beberapa masjid di Tunisia. bersamaan dengan itu juga diadakan pidato-pidato
yang mengingatkan umat Islam berbagai tragedi yang menimpa umat Islam akibat
ketiadaan khilafah.
Hizbut Tahrir di
Tunisia menyerukan umat untuk bekerja bersama-sama Hizbut Tahrir menegakkan
khilafah. “Ini bukanlah proyek Hizbut Tahrir saja, karena menegakkan kembali
khilafah adalah kewajiban dari Allah SWT bagi seluruh umat Islam,” ujar seorang
orator.
Di Inggris, peringatan
runtuhnya khilafah diadakan di depan kantor Kedubes Turki di London. Mereka
mengecam sikap penguasa-penguasa Muslim termasuk Turki yang membiarkan
penderitaan umat Islam di Palestina. Penguasa negeri Islam dikecam karena tetap
mempertahankan hubungan dengan Zionis Yahudi, meskipun mereka menjajah
Palestina.
”Satu-satunya solusi
untuk membebaskan Palestina adalah seperti yang dilakukan oleh Salahuddin
al-Ayyubi, dengan menggerakkan tentara-tentara negeri Islam, Khilafah Islam
yang akan segera tegak akan melakukan hal yang sama," tegas seorang
orator.
Di Indonesia,
bersamaan dengan peringatan peristiwa Isra'-mi'raj
di bulan Rajab 1439 H, Hizbut Tahrir Indonesia mengingatkan umat tentang
peristiwa penting runtuhnya Khilafah di bulan Rajab 1432 H. Sejak saat itu umat
Islam kehilangan institusi politik penting yang menyatukan dan melindungi umat
serta menerapkan syariah Islam secara totalitas.
Dalam acara yang
digelar di Masjid al-Munawar, Jakarta dan di 35 kota seluruh Indonesia secara
serentak pada Sabtu (14/4/2018), Hizbut Tahrir Indonesia mengingatkan kewajiban
umat Islam untuk menegakkan khilafah rasyidah
‘ala minhajin nubuwwah. Hizbut Tahrir juga menyerukan umat untuk membela
perjuangan ini dan bersama-sama Hizbut Tahrir berjuang sungguh-sungguh
mengembalikan Khilafah yang menjadi solusi bagi seluruh persoalan umat Islam
saat ini.[]af
Sumber: Tabloid Media
Umat edisi 219
Tidak ada komentar:
Posting Komentar