Unduh BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Kamis, 13 Mei 2021

Pembahasan Jihad (Berperang) Di Jalan Allah



Pembahasan Kelima: Jihad (Berperang) Di Jalan Allah

 

Jihad merupakan bagian tidak terpisahkan dari akidah Islam dan tidak terlepaskan dari misi umat Islam. Jihad dan kejayaan, keduanya saling berkaitan dengan kaitan erat. Tiada kejayaan bagi Negara Khilafah dan kaum Muslimin tanpa Jihad. Jika Jihad telah terlaksana dengan benar, maka kejayaan dengan izin Allah akan tercapai. Jihad adalah ibadah yang merupakan metode wajib bagi tiap individu Muslim dalam mempertahankan wilayah kaum Muslimin dari serangan.

 

Jihad merupakan sunnatullah dalam kehidupan ini. Maka tidak layak dalam kapasitas manusia untuk menolak Jihad kecuali jika ia memang menolak kehidupan itu sendiri dan ia termasuk orang yang mati. Dakwah dan Jihad adalah metode wajib dalam pembebasan negeri-negeri kufur menjadi bersatu dalam Negara Khilafah Islam. Dengan pembebasan oleh Negara Islam maka umat manusia terbebas dari kekuasaan rezim sistem kufur manapun sehingga merasakan rahmat Islam. Umat manusiapun bisa dengan sukarela dan penuh kesadaran berbondong-bondong memeluk Islam setelah mereka membuktikan dan merasakan rahmat yang hanya terwujud dengan sistem Islam.

 

“Mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan (dalam peperangan itu) Dawud membunuh Jalut, kemudian Allah memberikan kepadanya (Dawud) pemerintahan dan hikmah (sesudah meninggalnya Thalut) dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam.” (QS. Al-Baqarah: 251)

Dengan pembelaan Allah terhadap pasukan mujahidin kaum Muslimin, maka sistem yang baik dan bermanfaat akan tetap bertahan; dan yang rusak, yang tidak mendatangkan rahmat Allah akan hilang.

 

Adapun buih, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan.” (QS. Ar-ra’d: 17)

 

Dan orang-orang yang berJihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-ankabut: 69)

 

Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)

 

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk Surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berJihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar.” (QS. Ali-Imran: 142)

 

Karena itu, hendaklah orang-orang yang menukar kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat berperang di jalan Allah. Barangsiapa yang berperang di jalan Allah, lalu gugur atau memperoleh kemenangan maka kelak akan Kami berikan kepadanya pahala yang besar.” (QS. An-nisa’: 74)

 

Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah-lembut terhadap orang-orang mu'min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berperang di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dihendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Maidah: 54)

 

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggetarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).” (QS. Al-Anfaal: 60)

 

Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mu'min itu untuk berperang.” (QS. Al-Anfaal: 65)

 

Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) pada hari kemudian.” (QS. At-taubah: 29)

 

Dengan penaklukan oleh Negara Islam maka umat manusia terbebas dari militer dan penguasa rezim kufur beserta sistem kufurnya sehingga merasakan rahmat Islam.

 

Berangkatlah kamu baik dalam keadaan ringan ataupun merasa berat, dan berperanglah dengan harta dan jiwa pada jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. at-Taubah: 41)

 

Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu'min, diri dan harta mereka dengan memberikan Surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan al-Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual-beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.” (QS. at-Taubah: 111)

 

Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir (di medan perang) maka pancunglah batang leher mereka.” (QS. Muhammad: 4)

 

Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berJihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu, itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahuinya” (QS. Ash-Shaff: 10-11)

 

Hai orang-orang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu.” (QS. Al-Anfaal:24)

lima yuhyikum”: ”Mayoritas ulama mengatakan bahwa maksudnya adalah Jihad. [Imam Fakhrurrazi Mafatihul Ghaib jilid 7 hal.473]

 

Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rizki.” (QS. Ali Imran: 169)

 

Rasulullah Saw. bersabda: “Dan puncak tertinggi Islam adalah Jihad.” [Bagian hadits dari Mu’adz bin Jabal yang awalnya: ”Maukah anda aku beritahu akan pangkal perkara dan tiangnya dan puncaknya yang tertinggi?” HR. Imam Turmudzi jilid 5 hal.13; HR. Imam Hakim dalam kitab al-mustadrak jilid 2 hal.76, kitab Jihad dan berkata: hadits ini sahih menurut syarat Bukhari dan Muslim namun keduanya tidak meriwayatkannya]

 

Rasulullah Saw. telah ditanya: Apa yang dapat menyamai Jihad? Beliau menjawab: “Kalian tidak mampu.” Lalu si penanya mengulangi pertanyaannya sebanyak dua kali atau tiga kali. Dalam jawaban semua pertanyaan itu Rasulullah menjawab: “Kalian tidak mampu untuk melakukannya ».

Kemudian dalam ucapan ketiga, beliau menjawab: “Perumpamaan mujahid atau orang yang berperang di jalan Allah adalah seperti orang berpuasa yang shalat malam dengan membaca ayat-ayat Allah yang tidak lepas dari shalat dan puasa sampai mujahid itu kembali dari berperang di jalan Allah.” [HR. Imam Muslim dalam kitab sahihnya, “syarah nawawi” jilid 5 juz 13 hal.14-15 kitab Jihad bab keutamaan mati syahid dari abu Hurairah]

 

Hadits dari Abu Sa’id al-Khudri ra. yang berkata: ”Saya mendengar Rasulullah Saw. bersabda:

Barangsiapa yang rela Allah sebagai Tuhan, dan Muhammad sebagai Rasul, maka telah wajib Surga baginya.”

Maka Abu Sa’id kagum dan terkejut lalu ia bertanya: “Ulangilah hal itu wahai Rasulullah.” Maka Rasulullah mengulangi ucapan beliau kemudian beliau bersabda lagi:

Dan Allah mengangkat derajat sebanyak 100 derajat bagi hamba itu di dalam Surga yang berada di antara kedua derajat, sebagaimana antara langit dan bumi »

Kemudian Abu Sa’id bertanya: “Apakah hal itu wahai Rasulullah?” Maka beliau menjawab: “Jihad di jalan Allah. Jihad di jalan Allah. Jihad di jalan Allah.” [HR. Imam Muslim dalam kitab sahihnya, syarah nawawi jilid 5 juz 13 hal.28, kitab Jihad, bab balasan apa yang disiapkan Allah bagi orang yang berJihad]

 

Kehidupan Rasulullah Saw. sebagai kepala Negara Islam dari awal sampai akhir merupakan rangkaian Jihad yang terus bersambung di jalan Allah. Rasulullah Saw. telah mengikuti ghazwah di jalan Allah sebanyak 27 kali dan beliau mengutus sariyyah sebanyak kurang lebih 47 sariyyah. [Ghazwah (perang) menurut istilah sejarawan dan kitab-kitab sejarah adalah pasukan Jihad yang dipimpin oleh Rasululah Saw. sendiri baik terjadi pertempuran atau tidak terjadi pertempuran. Sedangkan sariyyah maka dimaksudkan sebagai golongan yang terpilih dari tentara yang diutus oleh Nabi Saw. untuk menakuti musuhnya atau untuk mengungkap kondisi mereka atau untuk lainnya. Dan ini menurut kebanyakannya]

 

Dan berJihadlah kamu di jalan Allah dengan Jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orangtuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang Muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (al-Qur'an) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu.” (QS. Al-Hajj:78)

 

Allah memilih dan menunjuk umat Islam ke hadapan manusia agar mereka menjadi makhluk-Nya yang lurus, berkuasa di muka bumi menerapkan seluruh Syariat-Nya dengan pimpinan seorang Khalifah, dan tetap meneruskan dakwah Rasul Saw.

 

Jika kaum Muslimin diserang maka fardhu ’ain bagi tiap individu Muslim negeri yang diserang untuk memerangi penjajah itu; dan wajib bagi negeri-negeri Muslim lainnya untuk memerangi penjajah itu jika mereka masih menjajah. Jika Khalifah memerintahkan kaum Muslim untuk berperang menaklukkan negara kufur dan membebaskan penduduknya dari kekuasaan rezim sistem kufur beserta militernya, maka mereka harus menuju medan perang. Ibnu Qudamah dalam kitab Mughni mengatakan: ”Perang paling sedikit yang dilakukan Imam (Khalifah) adalah sekali setahun.”

 

Islam mengharuskan kemerdekaan manusia di muka bumi dari belenggu penyembahan kepada sesama manusia. Islam mengharuskan pemusnahan segala sistem kufur buatan manusia beserta kekuasaan yang menyokongnya.

 

Perang melawan penguasa dan militer negara sistem kufur dilakukan ketika dakwah oleh Negara Khilafah Islam dihalangi untuk mencapai tujuannya, yaitu mereka tidak mau tunduk pada kekuasaan dan sistem Islam yang diterapkan Negara Khilafah. Sebab, dakwah oleh Negara Islam adalah dengan menguasai negara-negara kufur dan menggabungkannya dengan Negara Islam sehingga diterapkan sistem Islam atas penduduknya. Penduduk kafir negara yang ditaklukkan itu selanjutnya bisa merasakan keadilan dan kerahmatan sistem Islam dalam segala bidang yang membuat mereka bisa sadar untuk beriman. Maka masuk Islamlah penduduk negeri-negeri yang sebelumnya adalah negara-negara kufur secara berbondong-bondong. Metode dakwah dan Jihad-futuhat oleh Negara Islam ini adalah metode wajib yang dituntunkan Rasulullah Saw. dan para Khulafa ur-Rasyidin.

 

« Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas » (QS. Al-Baqarah: 190)

 

Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa.” (QS. Al-Maidah: 8)

 

Barangsiapa yang berperang dengan bertujuan agar agama Allah menjadi paling tinggi, maka ia berperang di jalan Allah.” [HR. Imam Turmudzi dan berkata: hasan sahih, jilid 4 hal.179, dari Abu Musa ra.; HR. Imam Bukhari dalam kitab Sahihnya, yang terdapat dalam hasyiyah sanadi jilid 2 hal.139]

 

”Jihad di jalan Allah dengan bertujuan mengakui sistem Allah di muka bumi, menyatakan kekuasaan Allah atas manusia, berlakunya hukum Syariat Allah dalam kehidupan, untuk merealisasikan kebaikan, kemaslahatan dan kemajuan manusia, kesemuanya itu merupakan sifat kelompok yang beriman yang dipilih oleh Allah untuk menjalankan kehendak-Nya di muka bumi dengan golongan itu.

Mereka berjuang di jalan Allah dan di bawah bendera naungan-Nya, bukan di jalan diri mereka sendiri, bukan di jalan kaum mereka, bukan demi tanah air mereka, bukan demi suku mereka dan bukan di bawah naungan bendera apapun. Mereka berada di jalan Allah untuk merealisasikan sistem Allah, mengakui kekuasaan-Nya, melaksanakan Syariat-Nya dan merealisasikan kebaikan bagi seluruh manusia.

Mereka tidak bertujuan dengan tujuan yang sepele yaitu tujuan dunia yang telah disebutkan deretannya di atas. Mereka tidak akan mengejar tujuan remeh dan sementara, namun tujuan Jihad dan perjuangan mereka adalah untuk Allah dan berada di jalan Allah saja dengan tanpa ada sekutu bagi-Nya.” [Jamaluddin Abdurrahman al-Asnawi, Nihayatussuul bisyarhi Minhaajil wuhul ilaa ilmil ushul jilid 1 hal.95]

 

Ketahuilah, bahwa kekuatan adalah melempar.” Beliau mengatakannya sebanyak tiga kali. [HR. Imam Muslim dalam sahihnya dalam syarah nawawi jilid 5 juz 13 hal.64, dari Uqbah bin Amir ra.]

 

Para musuh Islam dalam berbagai nama dan bentuk benar-benar telah berupaya mengacaukan gambaran mengenai Jihad dalam Islam. Dan selanjutnya akan mengacaukan gambaran Islam yang benar sehingga para manusia menjadi kebingungan dan terjadilah kekacauan di tengah kaum Muslimin. Mereka menebarkan kebodohan di mana kalimat Jihad menurut mereka identik dengan watak yang sadis, perangai yang bengis dan karakter yang kejam. Jihad menurut mereka adalah ungkapan penumpahan darah orang-orang yang tidak berdosa.

 

Termasuk strategi mereka untuk merusak kebenaran, adalah menghembuskan pandangan yang salah ketika kalimat Jihad diungkapkan. Mereka memprovokasi orang-orang untuk memahami Jihad dengan salah. Akhirnya orang-orang hanya memahami bahwa Jihad adalah ekspresi dari perilaku yang ganas, keji dan bengis. Mereka menganggap kaum Muslimin mengobarkan api fanatisme dan kebencian dan mata mereka dipenuhi dengan kejahatan untuk membunuh dan nafsu untuk merampas.

 

Jika manusia telah tergila-gila dengan dinar dan dirham, dan mereka berbuat dengan iinah (salah satu bentuk praktik riba), kalian mengikuti ekor sapi dan kalian rela dengan pertanian, dan kalian meninggalkan Jihad di jalan Allah, maka Allah akan memberikan kalian kehinaan yang tidak tercabut dari kalian sampai kalian kembali kepada urusan agama kalian.” [HR. Imam Ahmad dalam kitab musnadnya jilid 2 hal.28, dari abdullah bin Umar ra., disahihkan oleh Imam Hakim. Iinah adalah salah satu bentuk praktik riba, meskipun mengambil bentuk jual-beli]

 

Bacaan: Buku Memenuhi Kewajiban Umat Meraih Kejayaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Download BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam