Unduh BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Selasa, 04 Mei 2021

Ramadhan Tanpa Negara Berasas Qur'an Dan Sunnah



Bulan Ramadhan bulan yang penuh berkah, yang di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Bulan yang telah Allah SWT jadikan puasa sebagai fardhu dan qiyam Ramadhan sebagai tathawwu'.

Bulan Ramadhan adalah bulan ketaatan dan muraqabah. Di sepanjang bulan Ramadhan, setiap Muslim dituntut untuk menahan rasa lapar dan dahaga serta segala hal yang membatalkan puasa demi taatnya kepada Allah SWT. Takwa adalah hikmah tertinggi dari ibadah shaum Ramadhan.

Perwujudan takwa secara individu tidak lain adalah dengan melaksanakan semua perintah Allah SWT dan menjauhi semua larangan-Nya. Sedang perwujudan takwa secara kolektif adalah dengan menerapkan syariah secara kaffah dalam seluruh aspek kehidupan bermasyarakat dan bernegara di bawah naungan khilafah.

Semua kebaikan yang didapat sepanjang bulan Ramadhan tentu menjadi kurang bermakna jika tidak ditindaklanjuti oleh pelaksanaan syariah secara kaffah, karena justru itulah sesungguhnya wujud ketakwaan yang hakiki.

Berkenaan dengan kedatangan bulan Ramadhan 1436 H, apa yang menjadi seruan ulama perlu kita perhatikan. Pertama, diserukan kepada seluruh umat Islam untuk menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan sebaik-baiknya, didasarkan pada keimanan dan niat ikhlas mencari ridha Allah SWT semata sehingga hikmah puasa, yakni menjadi manusia bertaqwa dapat diraih. Umat Islam juga wajib menggiatkan berbagai ibadah dan kegiatan lain yang dapat mengokohkan keimanan dan keterikatan terhadap syariah.

Kedua, selain itu, umat Islam harus lebih giat dan bersemangat dalam berjuang menegakkan syariah dan Khilafah di muka bumi. Sebab, hanya dengan tegaknya khilafah yang menerapkan syariah secara kaffah, maka kehidupan Islam, izzul Islam wal muslimin, serta kerahmatan bagi sekalian alam (rahmatan Iil 'alamin) dapat kembali terwujud.

Ketiga, sebaliknya, seluruh tempat maksiat, termasuk berbagai tempat hiburan yang lazim digunakan kemaksiatan, harus ditutup. Demikian pula semua perbuatan maksiat, seperti korupsi, perzinaan, kezhaliman dan sebagainya; termasuk di dalamnya tindakan mengabaikan perintah dan larangan Allah SWT dalam syariah-Nya, semuanya wajib dihentikan. Bukan hanya selama bulan Ramadhan, tapi juga di luar bulan Ramadhan. Sebab, semua perbuatan dan tempat maksiat itu tidak selayaknya ada, apalagi di negeri yang mayoritas penduduknya Muslim ini.

Seruan ini menjadi penting, mengingat berkali-kali Ramadhan datang dan pergi, namun tidak ada perubahan yang nyata di tengah-tengah umat. Umat Islam masih hidup dalam penderitaan. Pangkalnya adalah karena tidak ditegakkannya seluruh syariah Islam, karena ketiadaan khilafah sebagai institusi politik yang menerapkannya.

Tanpa khilafah, di bulan Ramadhan yang penuh barakah ini, hukum-hukum Allah banyak yang masih diabaikan. Akibatnya umat tidak diurus dengan hukum-hukum Allah yang memberikan kebaikan bukan hanya bagi kaum Muslimin tapi umat manusia secara keseluruhan. lnilah yang menjadi pangkal malapetaka di tengah-tengah umat. Sebab, berpaling dari hukum Allah pastilah akan membawa derita di dunia dan azab di akhirat.

Tentu sangat baik di bulan ini banyak membaca dan menghafal Al-Qur'an. Namun, kita tentu tidak bisa mencukupkan dengan itu. Karena Al-Qur'an sesungguhnya bukan sekadar dibaca atau dihafal, namun sebagai pedoman hidup bagi manusia. Artinya, hukum-hukum yang berasal dari Al-Qur'an dan as-Sunnah harus kita terapkan secara totalitas. Berdiam diri dari kewajiban menegakkan hukum-hukum Allah ini jelas merupakan dosa besar.

Tanpa khilafah, di bulan Ramadhan yang penuh barakah ini, umat Islam tidak memiliki pelindung Islam dan kaum Muslimin. Akibatnya nyawa umat Islam demikian murah. Ditumpahkan di mana-mana oleh musuh-musuh Islam. Bahkan Al-Qur'an kita yang mulia pun mereka hina. Rasulullah pemimpin para Nabi pun mereka rendahkan.

Tanpa khilafah, di bulan Ramadhan yang penuh barakah ini, umat Islam masih disekat-sekat dengan ikatan nation-state (negara bangsa). Akibatnya umat Islam tercerai-berai tidak bersatu, terpecah-belah bahkan diadu-domba. Dan hal ini tentu melemahkan umat Islam. Padahal umat ini sesungguhnya merupakan umat yang satu, disatukan oleh akidah Islam. Bukankah Allah kita satu? Bukankah Al-Qur'an kita satu? Bukankah Rasul kita satu? Dan bukankah kita memiliki kiblat yang satu? Allahu Akbar.

---
Bacaan: Tabloid Media Umat edisi 153

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Download BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam