Unduh BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Minggu, 02 Mei 2021

Bulan Ramadhan Pembentuk Ketaqwaan


RAMADHAN DAN ISLAM KAFFAH

     Lewat kasih sayang-Nya Alloh SWT menurunkan bulan Ramadhan. Bulan yang penuh rahmat, keberkahan, dan pengampunan. Bulan pertama kali diturunkan Al Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW. Bulan di dalamnya terdapat suatu amalan yang lebih baik dari seribu bulan. Syaithan-syaithan pun dibelenggu.

    Siapa saja yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan dilandasi keimanan dan mengharap ridho Alloh SWT akan diampuni dosa-dosanya seperti keadaan ia keluar dari rahim ibunya tidak sedikitpun dosa. Pahala berbagai amalpun dilipatgandakan oleh Alloh SWT hingga tujuh ratus kali, bahkan lebih. Bulan Ramadhan merupakan bulan sabar, bulan jihad, dan bulan kemenangan. Sejarah membuktikan pada bulan Ramadhan inilah Alloh SWT memberikan pertolongannya kepada kaum muslimin berupa kemenangan dalam pembebasan kota Mekkah (futuh Mekkah), perang Badar dan berbagai kemenangan seperti penaklukan Andalusia (kini Spanyol dan Portugis).

    Bulan Ramadhan merupakan bulan turunnya Al Qur’an, bulan mengeluarkan zakat fithri, bulan taubat kepada Alloh, bulan ishlah antara sesama kaum muslim, bulan silaturahim, bulan menolong mereka yang membutuhkan, bulan menjaga lisan dan perbuatan, bulan pembaharuan, dan pengokohan iman, serta bulan penyucian hati dan pikiran.

    Itulah bulan Ramadhan, bulan yang semua waktunya merupakan kemuliaan dan keutamaan. Namun, terdapat satu perkara yang tidak kalah utama dan agungnya, yaitu kembalinya kaum muslimin menjadi ummat yang satu (ummatan wahidah) ibarat satu tubuh, diterapkannya seluruh hukum Alloh SWT, berpegang teguhnya kaum muslimin kepada Al Qur’an sebagai tali Alloh Rabbul ‘Alamin, serta mengemban risalah Islam untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan jahiliyah kuno maupun modern menuju cahaya Islam.

Pembentuk Ketaqwaaan

    Alloh SWT mengaitkan puasa bulan Ramadhan dengan ketakwaan. Surat Al Baqarah (2) ayat 183:

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertaqwa”.

    Dalam ayat ini Alloh SWT menjelaskan bahwa muara dari puasa Ramadhan itu adalah taqwa. Berkaitan dengan hal ini Alloh SWT menegaskan “Dan barangsiapa yang taat kepada Alloh dan Rasul-Nya, takut kepada Alloh, dan bertaqwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan” (QS. An-Nur : 52).

Seperti dinyatakan oleh Imam Al Ghazali, dapat disebutkan bahwa dengan adanya taqwa dalam dirinya setiap muslim memiliki perasaan takut yang sangat kepada Alloh SWT, hanya berbakti dan tunduk kepadan-Nya, serta membersihkan hati dan perbuatan dari segala dosa.

    Taqwa bukanlah sekedar pengakuan. Sebaliknya, takwa ditunjukkan oleh lisan, hati, dan perbuatan. Alloh SWT memerintahkan kita agar mengikuti seluruh yang dibawa Rasul dan mencegah diri dari seluruh larangan yang disampaikan Rasul. Alloh SWT berfirman dalam surat AL Hasyr ayat 7:

“Apa saja yang dibawa Rasul kepada kalian maka ambillah. Dan apa saja yang dilarangnya bagi kalian maka tinggalkanlah, dan bertaqwalah kepada Alloh”.

    Taqwa merupakan ketaatan total kepada Alloh SWT agar mengikuti setiap hukum dan aturan-Nya yang diwahyukan kepada Rasulullah SAW. Berkaitan dengan persoalan ini, Alloh SWT berfirman :

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian semua ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kalian turuti langkah-langkah syaithan. Sesungguhnya syaithan itu musuh yang nyata bagimu. Tetapi, jika kalian menyimpang, maka ketahuilah, bahwasanya Alloh Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (Al Baqarah : 208-209).

    Imam Ibnu Katsir menjelaskan bahwa sebagian orang-orang Yahudi yang masuk Islam menyangka bahwa keimanan mereka tidak ternodai sekalipun mereka tetap meyakini sebagian isi Taurat. Namun, Alloh SWT menjelaskan bahwa masuk ke dalam Islam mengharuskan beriman kepada seluruh apa yang diturunkan Alloh SWT berupa Islam ini. Bila tidak berarti ia telah mengikuti syaithan yang sebenarnya merupakan musuh yang nyata. Saat itulah turun surat Al Baqarah ayat 208-209. Lebih jauh beliau memaknai ayat ini dengan menyatakan “Alloh SWT memerintahkan kepada kaum muslimin dan meyakini kebenaran Rasulullah  Muhammad SAW untuk mengambil seluruh ajaran Islam dan syariatnya, melakukan semua perintah-Nya dan meninggalkan apapun yang Dia larang dengan sekuat tenaga (Tatsirul Qur’anil ‘Azkin,1, hal 307-308)

    Bulan ramadhan merupakan saat umat Islam baik secara individual maupun kolektif untuk menjadi orang-orang yang melakukan ketaatan penuh kepada Allah SWT dan menjalankan hanya hukum-hukum dan aturan-aturan-Nya serta untuk berlatih lebih giat lagi bertaqorub kepada Alloh.

Ramadhan Bulan Wahyu

    Ramadhan membentuk mukmin yang taat total kepada Alloh SWT, serta siap untuk menjalankan Islam secara Kaffah baik dalam hal ‘aqidah maupun hukum-hukumnya (ibadah, makanan, minuman, pakaian, sosial, budaya, ekonomi) dan lainnya. Mereka siap untuk mengikuti wahyu Alloh SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

    Di bulan Ramadhan pula, Allah SWT menurunkan wahyu berupa Al Qur’an pertama kali. Wahyu inilah yang merupakan sumber hukum untuk dijadikan tuntunan dan petunjuk dalam kehidupan. Dengan tegas Alloh SWT berfirman:

“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al Quran sebagai petunjuk (hudan) bagi manusia, penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu (bayyinat) dan pembeda atau furqan (antara haq dan yang batil)”. (QS. Al Baqarah : 185).

    Al Quran diturunkan oleh Alloh Maha Pengasih sebagai petunjuk bagi manusia yang mengimaninya, merupakan argumentasi-argumentasi yang jelas dan gamblang bagi mereka yang memahaminya. Luput dari kebatilan dan kesesatan. Juga merupakan pembeda antara haq dengan bathil, halal dengan haram. (Tafshirul Quranil ‘Azhim,1,halaman 269).

    Al Quran bukanlah merupakan kumpulan pengetahuan, melainkan merupakan petunjuk hidup. Al Quran tidak sekedar dibaca dan dipahami melainkan harus diamalkan dalam kehidupan. Bahkan, Nabi SAW dalam berbagai hadisnya menegaskan bahwa siapapun yang berpegang teguh pada Al Quran dan As Sunnah tidak akan tersesat selama-lamanya. Jadi, setiap ajaran yang terdapat dalam Al Quran mutlak dilakukan. Sami’na wa ato’na “Kami mendengar, dan kami patuhi!”. Begitu prinsip yang menjadi pegangan. Alangkah rugi orang yang memahami Al Quran tetapi tidak mengamalkannya. Ibarat pohon rindang yang tidak berbuah.

Hubungan Taqwa dengan Al Quran

    Bulan Ramadhan adalah Bulan Taqwa dan Bulan turunnya Al Quran. Al Quran adalah petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa. Firman Alloh SWT:

“Alif laam miim. Inilah kitab (Al Quran) tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” (QS. AL Baqarah : 1-2).

Dalam ayat lain Alloh SWT mewahyukan:

“Dan Al Quran itu adalah kitab yang diberkati yang Kami turunkan, maka ikutilah dia dan bertaqwalah agar kalian diberi rahmat” (QS. Al An’am:155).

    Ayat ini lebih memperjelas betapa mereka yang bertaqwa akan senantiasa mengikuti apa saja yang diwahyukan Alloh SWT dalam Al Quran, maupun As Sunnah yang juga diperintahkan Al Quran untuk diikuti.

    Ringkasnya Ramadhan merupakan saat yang tepat untuk berlatih untuk lebih giat beribadah dan membentuk pribadi manusia bertaqwa yang melaksanakan Islam secara Kaffah.

Renungan

    Sejak Inggris menghancurkan Daulah Khilafah Islamiyah melalui agennya Mustafa Kemal Attaturk pada tangggal 24 Maret 1924 , umat Islam tidak memiliki pemimipin umat. Artinya sudah berkali Ramadhan tiba kaum muslimin hidup bukan berdasarkan syariat Islam, terkerat-kerat menjadi 60 serpihan negara kecil-kecil dan Ukhuwah Islamiyah masih terbatas bibir, terjajah dan dihina imperialisme modern.

Sementara itu para penguasa batil di negeri-negeri muslim sering mengemis-ngemis ke negeri Preman Sam Amerika Serikat terlaknat dengan dalih menyelesaikan krisis ekonomi dll. Bahkan hanya karena diberi wortel busuk penguasa thaghut hanya mengutuk tindakan Amerika Serikat yang arogan menyerang negeri Afghanistan hanya dimulut saja tidak lebih, tidak berani memutuskan hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat padahal AS adalah jelas-jelas negara kafir muhariban fi’lan (negara kafir yang telah menyerang negeri kaum muslim). Untuk itu wahai saudaraku tidak pantas kalian semua takut kemiskinan karena diembargo negara Preman tersebut, yakinlah yang bahwa yang memberi rizqi kalian adalah Alloh bukan AS (Abdi Setan).

Sudah saatnya kaum muslimin semua dunia untuk bersatu dalam satu negara kesatuan Khilafah yang membebaskan dari kezhaliman orang-orang kafir terlaknat.

    Ingatlah akan firman Allah bahwa kalian adalah umat yang terbaik di antara manusia sehingga tidak pantas kaum muslimin dihinakan. Di manakah harga diri kalian sebagai umat terbaik mengapa kalian diam saja melihat kezhaliman yang telah nyata?

“Kalian adalah Umat terbaik yang dilahirkan bagi manusia , kalian menyuruh berbuat yang ma’fur dan mencegah yang mungkar, serta kalian beriman kepada Alloh” (QS. Ali Imran : 110).

    Karena hanya dengan Daulah Khilafah Islamiyahlah kaum muslimin akan dapat menyelesaikan seluruh problematika yang selama dihadapi. Untuk itu wahai kaum muslimin mari kita bersatu padu bersama-sama memperjuangankannya. Karena berdirinya Daulah Khilafah bukan permasalahan si ‘alif, si ‘ba, si ‘tsa, bukan pula urusan harakah ‘A, harakah ‘B, atau Harakah ‘C bukan pula permasalahan Habib-Habib, Syaikh-Syaikh, Kyai-Kyai tapi permasalahan seluruh kaum muslimin di dunia, baik dia Mahasiswa, Dosen, Jendral, Petani, Dokter, Pedagang dll.

Dan selama muslim menolak untuk berjuang maka azhab dan dosalah yang akan diterimanya, dan sesungguhnya Alloh akan membangkitkan orang-orang yang tidak mau melaksanakan Perintah-Nya dan Larangan-Nya di akherat nanti dalam keadaan buta. Dan di dunia sungguh penghidupan yang sempit. Sesuai dengan firman-Nya:

“Dan barangsiapa yang berpaling dari Peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghidupkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta”. (QS. Thoha : 124).

     Tidak hanya itu bahkan Alloh SWT mengkategorikan orang-orang yang tidak bertahkim kepada hukum-hukum Allah SWT sebagai orang yang Kafir, Dzalim, dan Fasik. Sesuai dengan wahyuNya:

“Barangsiapa yang tidak menghukumi dengan apa yang diturunkan Alloh maka mereka itulah orang-orang Kafir”.(QS. Al Maidah : 44).

 “Barangsiapa yang tidak menghukumi dengan apa yang diturunkan Allah maka mereka itulah orang-orang Dzalim”.(QS. Al Maidah  : 45).

“Barangsiapa yang tidak menghukumi dengan apa yang diturunkan Allah maka mereka itulah orang-orang Fasik”.(QS. Al Maidah : 47).

Untuk itu renungkanlah wahai saudarku!

Yaa Allah, Sungguh telah kami sampaikanlah. Saksikanlah!

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Download BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam