Unduh BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Jumat, 01 Juli 2011

Tanda-Tanda Kebangkitan Kembali Umat Islam - Kebangkitan Kaum Muslimin

Tanda-Tanda Kebangkitan Kembali Umat Islam - Kebangkitan Kaum Muslimin



Tanda-Tanda Kebangkitan Kembali Umat Islam: Penyelesaian Tahap I dan II


Tidak lama setelah penghancuran Negara Khilafah Islam di 1924, seorang ahli fikih terkemuka, mujtahid mutlaq, ulama Syeikh Taqiuddin an-Nabhani bersama dengan syeikh Abdul Qadim Zallum, Syeikh Ahmad Ad-Dao’or dan lain-lainnya (semoga Allah meridhoi mereka semua) berusaha untuk mengkristalisasi ide kebangkitan untuk Umat Islam dan menyimpulkan bahwa, “Islam adalah sistem kehidupan yang lengkap. Ia tidak bisa sepenuhnya diterapkan tanpa suatu negara. Selain itu, Islam menghilang secara internasional karena penghancuran negara Khilafah dan satu-satunya cara Umat Islam bisa dibebaskan adalah dengan mendirikan kembali Negara Khilafah Islam menurut metode kenabian.” Maka Syeikh Taqiyuddin an-Nabhani mendirikan Hizb ut-Tahrir atau ‘Partai Pembebasan’ di 1953 di al-Quds.

Sekalinya proses pembangkitan Umat Islam bermula, di 1953 silam oleh Hizbut Tahrir, ia menawan imajinasi Umat Islam, yang telah menyaksikan lebih dari 3 dekade kebrutalan kolonial di Palestina dan bagian-bagian lain di Timur Tengah di waktu itu. Selain itu, mereka juga mengamati bagaimana para penguasa itu, dicokolkan oleh kolonialis Inggris dan Perancis setelah Perjanjian Sykes-Picot 1916 memenggal Umat dan meninggalkan Palestina untuk dijadikan santapan pesta oleh Inggris dan anak dimanjanya Israel.

Namun, sebelum Perang Teluk, Umat Muslim, sebagai satu keseluruhan lengkap dan kolektif, tidak mempersepsikan secara intelektual dengan penuh kejelasan dan kristalisasi, mengenai kebencian dan permusuhan Amerika atau Inggris terhadap Kaum Muslimin yang banyak diungkap Hizbut Tahrir, meskipun mereka bisa merasakannya. Banyak pemikir dan ulama di dunia Islam tidak bisa merasakan keseluruhan cakupan dan sifat dasar pengkhianatan para penguasa Muslim, dan tidak melihat Barat sebagai musuh jelas dan nyata. Tapi, setelah Perang Teluk, baik permusuhan Amerika dan dukungan para penguasa Muslim menjadi terbukti. Tidak hanya rezim-rezim Teluk yang kehilangan kredibilitas karena membolehkan basis-basis oportunis Amerika di Hijaz dan tempat-tempat lain, tapi juga para ulama yang mencari dalih untuk Perang Teluk. Bahkan sebelum Perang Teluk Umat Islam menunjukkan kesiapan mereka akan pesan untuk penyatuan. Namun Umat Islam merasakan dengan kuat jurang antara mereka sendiri dan para penguasa. Sungguh Perang Teluk pertama di 1990-an telah sangat membantu Umat Islam untuk memahami konteks pesan Hizbut Tahrir dalam hal persatuan dan Khilafah. Getaran besar Umat ini sejak Perang Teluk pertama bersama dengan rahmat Allah Swt. telah meninggikan seruan untuk Negara Khilafah Islam di semenanjung Arab untuk menjangkau ke Umat Muslim global. Menginjak 1990-an Hizb ut-Tahrir mencapai ke setiap benua dan menjadi gerakan Islam global transnasional yang sangat bersatu. Partai yang satu ini berhasil dalam membawa para pemuda terpelajar Umat Islam ke sisi ‘karir Islam’ dan ‘pekerja Khilafah’. Sungguh para pemuda Islam menunjukkan kebaikan mereka kepada agama mereka. Sungguh para pemuda Islam mendapat pesan yang benar!

Namun demikian, Barat dan para kacungnya khususnya di Timur Tengah dan Asia Tengah menyadari fakta bahwa, kembalinya Khilafah dan penyatuan Umat Islam akan memperlihatkan akhir hagemoni Barat di tanah-tanah Muslim. Ini berarti mereka akan kehilangan garansi penghisapan berbagai sumberdaya Umat dari Timur Tengah, Asia Tengah, Afrika atau dari Subbenua India. Ini artinya jangkauan global mereka akan dihancurkan dan tangan-tangan penjajahan mereka akan dilumpuhkan. Ini berarti jalan hidup mereka; kapitalsime sekular demokratis akan menghadapi kematian tak terelakkan dan akhirnya dikubur karena kejahatannya di luar deskripsi yaitu Perang Dunia I dan Perang Dunia II.

Oleh karenanya mantan sekretaris jenderal NATO Willie Claes selama akhir abad ke-20 telah menyatakan secara terbuka bahwa, ‘Sekutu telah menempatkan Islam sebagai target agresinya menggantikan Uni Soviet.’

Selain itu, mereka menganggap penundaan kembalinya Negara Khilafah Islam yang tak terhindarkan sebagai ‘faktor-faktor kebijakan luar negeri’ paling penting setelah tumbangnya komunisme di 1990-an.

Karena ancaman kebijakan luar negeri pendirian kembali Khilafah Islam, Barat telah memerintahkan para anteknya di dunia Islam untuk memulai proyek penghancuran atas para penyeru Khilafah dengan menelurkan ‘Counter Terrorism Act’ dan menindas mereka. Faktanya Amerika membelanjakan milyaran dolar untuk melatih para pemimpin bonekanya dalam mengembangkan logistik-logistik kontra terorisme di tanah-tanah Islam. Dengan hukum dan ‘perang media terhadap Islam’ ini para kolonialis dan antek-anteknya di dunia Islam berusaha memanipulasi sentimen-sentimen Umat untuk melawan para penyeru Negara Khilafah Islam. Oleh karenanya, kita melihat media melabeli gerakan-gerakan perlawanan di Irak dan Afganistan sebagai ‘militan’. Namun sangat sering mereka gagal untuk menyadari bahwa jika mempertahankan tanahnya sendiri merupakan militansi maka George Washington, Nathanael Greene, Horatio Gates, Benedict Arnold, Friedrich Wilhelm von Steuben dan lain-lainnya semua adalah para militan tingkat tinggi! Selain itu, mereka menggambarkan orang-orang yang bekerja untuk Khilafah, menyeru untuk Syariah, dan yang secara total tidak menggunakan kekerasan dalam metodologinya seperti Hizbut Tahrir sebagai ‘radikal atau ekstrimis’.

Selain itu mereka memproduksi bermacam label terhadap Kaum Muslimin seperti modernis, tradisionalis dan konservatif, sekular, radikal atau ekstrimis, dan militan. Berbagai macam proyek seperti RAND corporation mempublikasikan laporan berjudul “Civil Democratic Islam: Partners, Resources, and Strategies – Islam Demokratis Sipil: Para Partner, Sumberdaya, dan Strategi” di Amerika Serikat untuk melawan ancaman ‘Seruan Menjalar untuk Khilafah dan Islam Politik’. Dengan usaha-usaha itu para kolonialis berharap menjauhkan Umat Islam dari kewajiban bekerja untuk Khilafah.

Penyiksaan sistematis gaya abad pertengahan terhadap para Anggota Hizbut-Tahrir di Asia Tengah karena menyerukan pesan Khilafah dan Syariah

“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak merubah (janjinya),” [Terjemah Makna Qur’an Surat al-Ahzab: 23]


Memanglah dengan seruannya mereka kafiR Barat ingin Kaum Muslimin menerima Islam versi pelintiran di mana Kaum Muslimin tidak akan menolak kebijakan-kebijakan luar negeri mereka di tanah-tanah Islam, Kaum Muslimin yang tidak akan menolak penjajahan kriminal mereka di Iraq dan Afghanistan, menjagal Kaum Muslimin di Palestina dan Kashmir dll. Kaum Muslimin yang tidak akan menolak penghinaan dan pembakaran al-Qur’an, Kaum Muslimin yang tidak akan menolak pelecehan kehormatan Nabi kita tercinta Saw. Itu artinya mereka menyerukan Islam apolitik, Islam demokratis sipil. Mereka menyerukan ‘Islam tanpa Hijab, tidak cinta pada Umat Islam, tidak peduli pada Nabi Saw., tidak cinta pada Islam Qur’an, tidak menyebutkan Umar r.a., Abu Bakar r.a. sebagaimana Islam Khilafah; tapi hanya Islam sholat, Islam puasa, dan Islam egois.’ Sungguh itu sama sekali tidak Islam!


Sekali gagal dalam usaha-usaha mereka untuk memodifikasi Islam supaya sesuai tujuan-tujuan jahat mereka karena kebaikan dalam Umat Muhammad Saw. dan antusiasme dan pengaruh publik besar di antara massa Kaum Muslimin bagi seruan untuk Khilafah; kekonyolan kebebasan berbicara yang telah didemonstrasikan oleh Barat, lalu kerja Hizb telah dihalangi dengan sejumlah cara termasuk penyiksaan, pencekalan massal,  pembunuhan, pemerkosaan para wanita anggota bahkan usia 73, melarang aktivitasnya, dan melabeli Hizb sebagai ‘berbahaya bagi tatanan sipil dan anti demokrasi’. Para boneka kacung di tanah-tanah Islam merupakan instrumen untuk tujuan-tujuan itu. Hari ini hanya di Uzbekistan terdapat lebih dari 10.000 anggota dan pendukung Hizb dari usia 13 hingga 70 yang secara brutal dipenjara selama periode 7 hingga 20 tahun. Para wanita anggota dilecehkan secara massal bahkan usia 73 dan para anggota dimasukkan ke dalam drum air mendidih untuk menderita opresi tak tertanggung. Syria telah membunuh lebih dari 300 anggota Hizb dalam semalam, Gaddafi secara terbuka menggantung para anggota Hizb di siang bolong di publik di masing-masing universitasnya, Saddam Hussein membunuh ratusan anggota Hizb selama 1990-an, Musharaff lebih
Sesungguhnya sejarah adalah saksi bahwa, Eropa dengan penyiksaan abad pertengahannya tidak bisa membungkam orang-orang semacamVoltaire atau Rousseau, yang akhirnya memimpin menuju ‘renaissance Eropa’. Jika tidak mungkin melawan Voltaire dan Rousseau bagaimana akan mungkin terhadap orang-orang seperti Bilal, Abu Bakar, Umar, Ali, Yasir dan Sumayah versi hari ini? (semoga Allah meridhoi mereka semua) sebab mereka yakin hanya dalam memenuhi komitmen mereka kepada Allah Swt.
dari periode 10 tahun telah menindas ratusan anggota Hizb. Ini adalah beberapa contoh kebrutalan yang ditimpakan atas ‘penyeru Khilafah’ oleh para penguasa kacung tanah-tanah Muslim atas instruksi para tuan kolonial mereka.


Memanglah Hafiz Al Asad telah pergi, Anwar Sadat telah pergi, Saddam Hussain telah pergi, Parvez Musharaf telah pergi, tapi Hizbut Tahrir telah tumbuh lebih kuat, teguh dengan kesabaran, konsisten, pertolongan Allah Swt., dan dengan dukungan Umat Muhammad Saw. Setiap hari Hizb bergerak satu langkah lebih dekat ke tujuannya. Bagi mereka di dunia Muslim seperti Hasina, Zardari, Yahudi Karimov, Raja Hussain, Mubarak, Gaddafi masih bersekutu dengan tuan penjajah Amerika mereka dalam usaha mereka untuk menyiksa penyeru Khilafah, sungguh waktu akan menentukan untukmu takdir sebagaimana Allah Swt. janjikan dalam Surat al-Buruj ayat 10.
 
Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang mukmin laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar.” [Terjemah Makna Qur’an Surat Al-Buruj: 10]

 Tanda-Tanda Kebangkitan Kembali Umat Islam - Kebangkitan Kaum Muslimin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Download BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam