Unduh BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Jumat, 13 April 2018

Kafir Penjajah Bicara Soal Dampak Runtuhnya Khilafah



​“The Ottoman Empire lay at our feet dismembered and impotent, its capital and Caliph at the mercy of our guns.” [Harold Nicolson]

“Imperium Ottoman tergeletak di kaki kita, terpecah-belah dan impoten, ibukota dan Khalifahnya ada di bawah ampunan senapan-senapan kita.” (Harold Nicolson, ‘Curzon The Last Phase A Study In Post War Diplomacy 1919-1925,’ hal.3)

28 Rajab 1439 H menandai berulangnya tanggal sejak tahun penghapusan Khilafah di Turki secara resmi pada 1342 H/1924 M. Besarnya peristiwa ini dan dampaknya yang tampak dari berbagai masalah yang dihadapi dunia Muslim hari ini sangatlah signifikan. Setelah 97 tahun tanpa kekuasaan sentral Islam untuk menerapkan, melindungi dan mendakwahkan Islam maka adalah penting untuk mengingat kembali dampak dari runtuhnya Khilafah.

Harold Nicolson dalam bukunya yaitu biografi tentang Lord Curzon, Sekretaris Luar Negeri Inggris yang menyaksikan penghancuran Khilafah setelah penandatanganan perjanjian Lausanne, merangkum situasi yang terjadi di Turki pasca Khilafah runtuh.

“Hasil-hasil aktual dari setujunya Turki pada kepentingan Kekuatan-Kekuatan Sentral bisa dirangkum sebagai berikut.
·  Dia dipaksa melepaskan klaimnya atas Mesir, Tripoli, Barca, the Dodecanase, kepulauan Aegean, dan Siprus.
·  Dia kehilangan Suriah, Lebanon, Palestina, dan apa yang sekarang dikenal sebagai Transjordania.
·  Dia kehilangan peran sebagai penjaga Tempat-Tempat Suci dan kehilangan kedudukan terhormat yang didapat dari melakukannya di seantero dunia Islam.
·  Propinsi Hijaz dan Yaman direnggut dari genggamannya.
·  Mesopotamia, dengan potensi sumberdaya yang sangat besar, mendeklarasikan kemerdekaan dirinya sendiri.
·  Pada 1912 Imperium Ottoman telah, setidaknya secara teori, menaungi 1.500.000 mi² (square miles), dan Sultan bisa mengklaim kekuasaannya atas 36.000.000 orang. Hasil dari Perang-Perang Balkan dan Perang Eropa, Negara Turki saat ini hanya meliputi 445.609 mi² dengan populasi hanya 13.648.270.
·  Turki memasuki perang itu sebagai Imperium Ottoman yang masih kuat: (setelahnya) dia muncul dari keadaan itu sebagai Republik Asiatik, hanya sedikit lebih besar dari Hyderabad. Demikian itulah besaran penentangannya yang sukses terhadap Kekuatan Sekutu.” (Harold Nicolson, ‘Curzon The Last Phase A Study In Post War Diplomacy 1919-1925,’ hal.64)

Lord Curzon, juga menyebutkan hal yang mirip di House of Lords (Parlemen Inggris) pada 28 Pebruari 1924 dalam Pembacaan Kedua Rancangan Perjanjian Perdamaian (Turki):

“Tapi juga sebagai hasil dari Perjanjian itu kita beralih dari Negara Turki, dan merekonstruksi, area-area di Asia Minor (Asia Kecil), di Suriah, di Palestina, dan di Mesopotamia, karena sebagian besarnya dihuni orang Arab, yang selama berabad-abad Turki telah menunjukkan ketidakmampuannya memerintah mereka, dan yang sekarang, sedang terbebas dari ketundukan terhadapnya, sedang menuju, dalam derajat yang beragam, untuk membentuk kehidupan nasional sendiri. Itu, tentu saja, adalah harga yang Turki harus bayar karena kesalahan besarnya masuk dalam perang melawan Sekutu.”

Inggris memainkan peran utama dalam penghancuran Khilafah di Turki. Pernyataan-pernyataan sekretaris luar negerinya, Lord Curzon, jelas menunjukkan kebenciannya terhadap Turki dan Khilafah.

Pada 19 Mei 1919, dalam catatan Kabinet Perang rahasia: “Lord Curzon mengatakan bahwa dia tidak punya keinginan apapun untuk bersikap ramah dalam menghadapi orang-orang Turki. Orang-orang Turki telah secara sukarela membantu Jerman; mereka telah memperlakukan tawanan kita dengan sikap barbar yang belum pernah dilakukan sebelumnya; mereka telah membantai ratusan ribu rakyatnya sendiri. Oleh karena itu, mereka berhak mendapatkan nasib apapun yang ditimpakan atas mereka.”

Nicolson mengutip Curzon: Selama hampir lima abad -dia (Curzon) menulis-, “kehadiran orang-orang Turki di Eropa telah menjadi sumber gangguan, intrik dan kerusakan di politik Eropa; dari penindasan dan pemerintahan-keliru hingga Subject Nationalities (bangsa-bangsa tertindas); dan sebuah insentif bagi ambisi-ambisi di dunia Muslim yang tidak dibenarkan dan keterlaluan. Itu telah mendorong orang-orang Turki untuk menganggap dirinya sendiri sebagai Adidaya, dan telah memungkinkan dirinya untuk menimpakan atas orang lain ilusi yang sama. Itu telah menempatkan dirinya pada posisi untuk memainkan satu Kekuatan atas yang lain, dan dalam kecemburuan mereka dan intrik tipudayanya sendiri untuk menemukan alasan bagi kekebalannya yang berkelanjutan.” (Harold Nicolson, ‘Curzon The Last Phase A Study In Post War Diplomacy 1919-1925,’ hal.76)

Penghapusan Khilafah dan penegakannya-kembali telah dikabarkan oleh Nabi Muhammad Saw., jadi, tidak peduli seberapa banyaknya makar dan rencana para kekuatan kolonial Barat, mereka tidak bisa mencegah kembalinya Khilafah.

Nabi Muhammad Saw. bersabda:

تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ثُمَّ سَكَتَ

“Di tengah-tengah kalian ada zaman Kenabian. Atas kehendak Allah zaman itu akan tetap ada. Lalu Dia akan mengangkat zaman itu jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Khilafah yang mengikuti manhaj Kenabian. Khilafah itu akan tetap ada sesuai kehendak Allah. Lalu Dia akan mengangkat Khilafah itu jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan yang menggigit. Kekuasaan ini akan tetap ada sesuai kehendak Allah. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada kekuasaan (pemerintahan) diktator yang menyengsarakan. Kekuasaan diktator itu akan tetap ada sesuai kehendak Allah. Lalu Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan muncul kembali Khilafah yang mengikuti manhaj Kenabian.” (Hudzaifah berkata): Kemudian beliau diam.” (HR. Ahmad)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Download BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam