Unduh BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Minggu, 05 Agustus 2018

Pemerintah Melanjutkan Kebijakannya Menenggelamkan Negeri Ke Dalam Utang



Pada Sabtu, 28/07/2018, sebuah kesepakatan utang antara Negara Tunisia dan Bank Dunia untuk mendanai program pendukung anggaran, yang akan memberi pemerintah 1,28 milyar dinar dengan tingkat riba 0,7% disetujui oleh DPR. Ziyad al-Athari, Menteri Pembangunan dan Investasi, mengatakan bahwa Tunisia tidak punya pilihan selain mengandalkan pinjaman asing untuk menjalankan proyek-proyek pembangunan di mana negara tidak punya cukup sumberdaya, dan bahwa jika berhenti berhutang maka akan menghambat pembangunan.

Mentalitas menteri ini dan pemerintahnya sudah seharusnya mendapat kecaman.
Telah diketahui luas bahwa Bank Dunia adalah salah satu alat kekuatan kolonial untuk mengendalikan dan menguasai masyarakat, maka, meminjam dari mereka berarti membuat penduduk Tunisia menjadi sanderanya kolonis. Itu artinya, tidak ada kemerdekaan ataupun pemerintahan yang sesungguhnya, namun mereka adalah pegawainya kolonis yang menyebut diri mereka sendiri pemerintah!

Menteri mengklaim bahwa Pemerintah harus berutang, yang berarti menyangkal bahwa Tunisia punya sumberdaya lain yang dengannya proyek-proyek bisa didanai, yang berarti bahwa Pemerintah sengaja membiarkan kekayaan negeri terus dirampas perusahaan-perusahaan kolonial.

Kelas penguasa ini (pemerintah maupun oposisi) tidak menganggap bahwa kekayaan di Tunisia adalah hak penduduk Tunisia, tidak juga mereka perhatian terhadap dana publik yang dirampas oleh koruptor, dan setelah itu mengklaim bahwa satu-satunya solusi adalah dengan bergantung pada musuh dan menyerah padanya! Apakah pemerintah seperti ini layak memimpin masyarakat Tunisia?

Si Menteri beralasan bahwa tidak ada solusi bagi pembangunan di Tunisia kecuali dengan berutang utang haram, padahal Allah -Tuhan kita- telah jelas melarang utang riba, Allah SWT berfirman: 

“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…” (QS. al-Baqarah: 275)


“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. al-Baqarah: 278)


“Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu POKOK HARTAmu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.” (QS. al-Baqarah: 279)

Juga Nabi bersabda:
الرِّبَا سَبْعُونَ حُوبًا أَيْسَرُهَا أَنْ يَنْكِحَ الرَّجُلُ أُمَّهُ
"Riba itu mempunyai tujuh puluh tingkatan, yang paling ringan adalah seperti seseorang yang menzinai ibunya." (HR. Ibnu Majah no.2265 dari Abu Hurairah)

لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ آكِلَ الرِّبَا وَمُؤْكِلَهُ وَشَاهِدَهُ وَكَاتِبَهُ
“Rasulullah melaknat orang yang makan riba, orang yang memberi makan riba, saksinya dan penulisnya.” (HR. Abu Dawud no.2895)

Betapa kejinya riba, dan betapa hina yang terlibat, dan betapa keras hukumannya!

Apakah Allah membolehkan riba dan menjadikannya solusi bagi manusia?! Tidakkah kita baca Kitab Allah Yang Maha Kuasa?! Tidakkah kita melihat bahwa pemerintah menambah utang hingga menenggelamkan kita?! Tidakkah kita belajar dari krisis, kehancuran dan tidak berkahnya proyek-proyek yang dibangun di atas riba?! Tidakkah kita melihat bahwa semakin banyak berutang, semakin banyak krisis, dan semakin jatuh mata uang, karena penerapan sistem kapitalisme yang berbasis riba?!
Diriwayatkan dari Jabir, dia berkata,
لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ آكِلَ الرِّبَا وَمُؤْكِلَهُ وَكَاتِبَهُ وَشَاهِدَيْهِ وَقَالَ هُمْ سَوَاءٌ
"Rasulullah melaknat pemakan riba, orang yang menyuruh makan riba, juru tulisnya dan saksi-saksinya." Beliau berkata, "Mereka semua sama.” (Shahih Muslim no.2995)

Maka, ke manakah negeri ini dan penduduknya akan dibawa oleh penguasa? Kita melihat bahwa penguasa membawanya kepada kehancuran, kepada kolonialisme yang mengendalikan kita, menghinakan kita dan mengambil kekayaan kita.

Wahai kaum Muslimin,

Pemerintah ini, bersama dengan parlemen, mengklaim bahwa Tunisia tidak punya solusi kecuali berutang dari luar. Umat telah menyodorkan solusi yang jelas untuk diterapkan, yang diambil dari al-Qur’an al-Karim dan dari as-Sunnah Nabi Muhammad , tapi kelas penguasa ini telah berpaling darinya dengan kesombongan. Dan begitulah mereka, terbutakan dalam kezhaliman, tidak berbuat kecuali melempar kita ke bawah kaki musuh jahat. Mereka berpaling dari Islam, yang berisi kecukupan dari Allah, yang diwahyukan pada Nabi, dan di dalamnya ada semua solusi yang benar yang akan menyelamatkan dari semua dampak buruk yang kita rasakan! Dan mereka berada di bawah ancaman Allah SWT:


“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta." (QS. Thaha [20]: 124)
Apakah negara seperti ini yang kita inginkan?!

Maka, apa yang ada pada kita dan di tangan kita, satu agama hebat, yaitu Islam; jalan hidup yang telah Allah wahyukan pada Rasul-Nya, di dalamnya adalah semua solusi bagi problem-problem kita, termasuk problem ekonomi.

Kita membutuhkan negara sejati yang menghormati rakyatnya dan menjaga agama kita, dan negara itu bukanlah negara sipil sekular yang menjauhkan kita dari penerapan Islam dan menempatkan kita di bawah kaki musuh, tapi negara yang kita butuhkan adalah negara yang Allah perintahkan untuk kita dirikan. Ini adalah negara yang telah didirikan Nabi , kemudian Allah Yang Maha Kuasa memerintahkan kita untuk memiliki seorang Khalifah (pengganti) Rasulullah yang menerapkan syariah Allah SWT atas kita dan menyebarkan al-Khayr ke seluruh dunia.
Ingatlah firman Allah SWT:


“Allah berfirman: "Turunlah kamu berdua dari Surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.” (QS. Thaha [20]: 123)

Bacaan: The Government Continues its Policy of Drowning the Country into Debt, khilafah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Download BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam