Unduh BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Senin, 13 April 2020

Ancaman Bagi Orang yang Berprasangka Buruk Terhadap Allah SWT - TAFSIR al-Fath: 12-13



Oleh: Rokhmat S. Labib, MEI

“Tetapi kamu menyangka bahwa Rasul dan orang-orang mukmin tidak sekali-kali akan kembali kepada keluarga mereka selama-lamanya dan syaitan telah menjadikan kamu memandang baik dalam hatimu persangkaan itu, dan kamu telah menyangka dengan sangkaan yang buruk dan kamu menjadi kaum yang binasa. Dan barangsiapa yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya Kami menyediakan untuk orang-orang yang kafir neraka yang bernyala-nyala.” (TQS. al-Fath [48]: 12-13)

Dalam ayat sebelumnya, diberitakan tentang orang-orang yang tidak mau keluar untuk berperang bersama Rasulullah . Alasan yang mereka kemukakan adalah kesibukan mereka dalam mengurusi harta dan keluarga mereka. Di samping menyampaikan alasan, mereka juga meminta kepada Rasulullah untuk dimintakan ampun kepada Allah SWT. Ayat itu pun membantah alasan mereka dan menyingkap alasan mereka sesungguhnya.

Persangkaan yang Buruk

Allah SWT berfirman: Bal zhanantum an lan yanqaliba al-Rasuul wa al-mu‘minuu ilaa ahlii abad[an] (tetapi kamu menyangka bahwa Rasul dan orang-orang Mukmin tidak sekali-kali akan kembali kepada keluarga mereka selama-lamanya). Ayat ini memberikan bantahan terhadap alasan yang dikemukakan oleh orang-orang yang tidak mau keluar untuk berperang besama Rasulullah . Jika mereka mengatakan bahwa kesibukan mengurusi harta dan keluarga merekalah yang menghalangi mereka untuk ikut berperang, maka ayat ini membantah alasan yang mereka kemukakan. Bukan itu alasan sesungguhnya. Sesungguhnya adalah mereka menyangka Rasulullah dan orang-orang Mukmin akan kalah berperang dan tidak akan kembali ke Madinah selama-lamanya.

Al-Syaukani berkata, "Namun kamu menyangka bahwa musuh akan menghancurkan orang-orang Mukmin hingga ke akarnya hanya dengan sekali saja, sehingga tidak ada seorangpun yang bisa kembali pulang kepada keluarganya. Oleh karena itulah, kalian tidak ikut serta. Bukan karena alasan batil yang kalian sebutkan itu."

Diterangkan Imam al-Qurthubi, persangkaan mereka itu disebabkan oleh sedikitnya jumlah pasukan Rasulullah dan sahabatnya. Mereka berkata, ”Sesungguhnya Muhammad dan sahabatnya itu amat sedikit, sehingga tidak akan kembali.”

Kemudian disebutkan: Wa zuyyina dzaalika fii quluubikum (dan syetan telah menjadikan kamu memandang baik dalam hatimu persangkaan itu). Kata dzaalika (itu), meunurut al-Qurthubi berarti nifaaq (kemunafikan). Itu artinya, mereka memandang kemunafikan itu sebagai sebuah kebaikan.

Menurut al-Khazin, yang membuat mereka memandang baik persangkaan buruk tersebut adalah setan, sehingga persangkaan itu berubah menjadi keyakinan. Setan itu membisikkan sesuatu di dalam hati manusia, membuatnya memandang baik persangkaan itu hingga dia memastikannya. Kesimpulan yang sama juga dikemukakan al-Syaukani. Kesimpulan tersebut sejalan dengan firman Allah SWT: “Dan setan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka” (TQS. al-Naml [27]: 24).

Diterangkan Fakhruddin al-Razi, mereka menyangka terlebih dahulu, kemudian setan memperbagus persangkaan mereka yang ada pada diri mereka, hingga memastikannya. Hal itu disebabkan karena syubhat terkadang dijadikan setan terlihat baik dan digabung dengan persangkaan lain yang dipastikan oleh orang yang lalai, meskipun orang yang berakal mencurigainya.

Kemudian disebutkan: Bal zhanantum zhann al-saw‘ (dan kamu telah menyangka dengan sangkaan yang buruk). Ini memberikan penegasan tentang persangkaan orang-orang yang tidak ikut berperang itu. Bahwa mereka memiliki persangkaan yang buruk. Disebutkan ayat ini: zhann al-saw‘ (persangkaan yang buruk). Menurut al-Syaukani, mereka menyangka bahwa Allah SWT tidak menolong rasul-Nya. Ditegaskan pula olehnya bahwa persangkaan itu bisa jadi adalah persangkaan yang disebutkan sebelumnya. Pengulangan ini bermakna li al-ta‘kiid wa al-tawbiikh (sebagai penegasan dan celaan). Bisa juga yang dimaksud lebih umum dari yang disebutkan sebelumnya, sehingga persangkaan pertama itu termasuk di dalamnya.

Menjelaskan ayat ini, Ibnu Jarir al-Thabari, "Kalian menyangka bahwa Allah SWT tidak akan menolong Nabi Muhammad dan para sahabatnya yang beriman atas musuh-musuh mereka; dan musuh-musuh tersebut akan menundukkan dan mengalahkan mereka lalu membunuh mereka.”

Kemudian Allah SWT berfirman: Wa kuntum qawm[an] buur[an] (dan kamu menjadi kaum yang binasa). Jika mereka menyangka Rasulullah dan kaum Mukminin akan binasa, maka sesungguhnya yang terjadi adalah sebaliknya. Merekalah yang akan binasa. Menurut al-Khazin, ayat ini bermakna, ”Disebabkan oleh persangkaan yang rusak itu, kalian menjadi kaum yang binasa dan hancur.” Ibnu Jarir al-Thabari juga berkata, ”Dan kalian adalah kaum yang binasa yang tidak pantas mendapatkan kebaikan sedikitpun.”

Keadaan mereka itu disebabkan oleh kerusakan akidah mereka. Al-Baidhawi berkata, "Mereka hancur di sisi Allah SWT karena kerusakan akidah kalian dan buruknya niat kalian."

Disediakan Neraka

Allah SWT berfirman: Wa man lam yu‘min biLlaah wa Rasuulihi (dan barangsiapa yang tidak beriman kepada Allah dan rasul-Nya). Setelah disebutkan keadaan yang akan menimpa mereka, yakni kehancuran, kemudian disebutkan ancaman yang lebih besar. Ancaman ini berlaku bukan hanya untuk mereka, tetapi untuk semua orang yang tidak beriman kepada Allah SWT dan rasul-Nya. Bahwa siapapun yang tidak beriman kepada Allah SWT dan rasul-Nya, niscaya termasuk dalam orang yang diancam dalam firman Allah SWT selanjutnya: Fa innaa a'tadnaa li al-kaafiriina sa'iir[an] (maka sesungguhnya Kami menyediakan untuk orang-orang yang kafir Neraka yang bernyala-nyala).

Menurut Imam al-Qurthubi, ini merupakan ancaman bagi mereka, sekaligus menjelaskan bahwa mereka kafir disebabkan oleh kemunafikan. Al-Khazin juga menegaskan bahwa sikap mereka yang tidak mau berangkat berperang dan disertai dengan persangkaan rusak mereka, itu mengantarkan pelakunya kepada kekufuran. Allah SWT pun mendorong mereka untuk beriman dan bertaubat dari persangkaan yang rusak tersebut dengan firman-Nya: ”Dan barangsiapa yang tidak beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan menyangka bahwa Allah SWT menyalahi janji-Nya sesungguhnya adalah kafir; dan bagi orang-orang kafir disediakan Neraka yang menyala-nyala.

Demikianlah. Ayat ini menyingkap kebohongan orang-orang yang tidak mau ikut keluar untuk berperang bersama Rasulullah . Persangkaan buruk membuat mereka menjadi kaum yang binasa dan mengantarkan mereka kepada pengingkaran kepada Allah SWT dan rasul-Nya. Ayat ini pun memberikan ancaman keras bagi pelakunya berupa siksa Neraka yang apinya menyala-nyala.

Ayat ini juga memberikan peringatan kepada kita bahwa mustahil kita dapat berdusta. Di hadapan manusia mungkin bisa dilakukan. Sebab, manusia tidak mengetahui apa yang tersimpan dalam hati. Namun tidak bagi Allah SWT. WaL-laah a'lam bi al-shawaab.[]

Ikhtisar:

1. Alasan sebenarnya orang yang tidak mau berangkat perang bersama Rasulullah adalah karena mereka menyangka Rasulullah dan kaum Muslimin akan kalah dan tidak akan kembali.

2. Memiliki persangkaan yang buruk terhadap Allah SWT, semisal Allah SWT mengingkari janji-Nya, mengantarkan pelakunya kepada kekufuran.

3. Allah SWT mengancam orang-orang kafir dengan Neraka.[]

Sumber: Tabloid Media Umat edisi 198

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Download BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam