Unduh BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Senin, 22 Februari 2021

Epidemi Kolera Di Yaman, Ulah Siapa?



Yaman sekarang menghadapi wabah kolera terburuk di dunia, menurut otoritas kesehatan internasional. "Hanya dalam dua bulan, kolera telah menyebar ke hampir semua wilayah di negara yang dilanda perang ini," kata Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia Margaret Chan dan Direktur Eksekutif UNICEF Anthony Lake dalam sebuah pernyataan bersama.

Badan Kesehatan Dunia atau WHO menyatakan wabah kolera yang melanda wilayah konflik Yaman telah menewaskan 1.500 penduduk. "Sejak April, ada sekitar 1.500 orang tewas dan 246 ribu penduduk sakit," kata Nevio Zagaria, perwakilan WHO di Yaman, seperti dikutip dari Al Jazeera, Ahad (2/7/2017).

Nevio menyatakan wabah epidemi itu telah menyerang 21 provinsi dari 22 provinsi di Yaman. Wabah ini meluas dengan cepat. Diperkirakan wabah ini telah meluas menjangkiti 200 ribu warga Yaman.

Dia mencurigai jumlah kasus kolera makin banyak sejak dua bulan terakhir. Penyakit kolera adalah infeksi saluran usus yang bersifat akut. Penyebabnya yakni bakteri Vibrio Cholerae. Bakteri ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan atau minuman yang telah terkontaminasi sebelumnya.

Perwakilan UNICEF di Yaman, Sherin Varkey menambahkan bahwa seperempat korban jiwa adalah anak-anak. Wabah itu menjangkit dengan cepat, khususnya terhadap anak-anak. Sebelumnya, dua pekan lalu, WHO telah mengumumkan kolera telah mewabah dan bertambah dengan cepat.

Dari catatan UNICEF, wabah kolera di Yaman menjangkiti 5.000 orang per hari. PBB juga sebelumnya telah memperingatkan Yaman agar lebih mempedulikan kesehatan warganya.

”Buatan” Saudi dan Amerika

Kolapsnya lebih dari 80 persen fasilitas infrastruktur Yaman selama dua tahun dihantam konflik adalah pemicu utama merebaknya kolera di seantero negeri itu. WHO mengatakan, konflik yang dipicu oleh egoisme pihak-pihak yang berseteru di Yaman telah membikin krisis kemanusiaan terburuk dibanding Suriah. WHO membuat istilah "perfect storm for cholera” atau ”badai terburuk untuk kolera” menyebut kondisi Yaman hari ini.

Akibat perang, infrastruktur yang runtuh menyebabkan sekitar 14,5 juta orang -atau sekitar setengah dari penduduk negara tersebut- kesulitan untuk mendapatkan akses reguler air bersih. Hal ini meningkatkan kemungkinan penyebaran penyakit ini.

”Krisis itu adalah akibat perbuatan manusia,” kata Stephen O'Brien, Sekretaris Jenderal PBB yang membawahi sekretaris untuk urusan kemanusiaan dan koordinator bantuan darurat.

”Epidemi kolera sebagian disebabkan oleh pemboman terhadap pasokan air di Sana'a,” Senator Chris Murphy, D-Conn mengatakan.

Masalah di Yaman lebih buruk lagi mengingat isu kerawanan pangan dan gizi buruk yang semakin melebar, di mana 2,2 juta anak menderita kekurangan gizi akut.

Arab Saudi dan sekutunya sejak 2014 melancarkan serangan ke Yaman. Perang saudara itu membunuh lebih dari 10 ribu orang, selain kolera. Akibatnya ekonomi Yaman tak terkendali, kesehatan masyarakat tak terurus, dan banyak penduduk yang tewas karena sakit. Saat ini ada 11 persen dari total penduduk telah mengungsi.

Selama dua tahun terakhir, Yaman telah terlibat dalam perang sipil antara pemberontak Houthi dari utara negara tersebut dengan koalisi negara-negara Arab, yang dipimpin oleh Arab Saudi dan didukung oleh Amerika Serikat.

Perang yang dipimpin Saudi dan didorong oleh ambisi Amerika Serikat itu, telah membuat jutaan orang menjadi korban penyakit mematikan seperti kolera.

Pasukan koalisi Saudi telah menargetkan pertanian, fasilitas makanan, infrastruktur air, dan pasar. Pelabuhan Hudaidah, yang menjadi pintu masuk sebagian besar bantuan kemanusiaan pun tak luput jadi sasaran. Pemboman upacara pemakaman pada bulan Oktober 2016 yang menewaskan 150 orang tewas, menambah bukti kejahatan Saudi.

Keterlibatan Amerika sebagai penasihat di pusat kendali operasi udara koalisi pimpinan Saudi semakin memperparah keadaan yang ada. Dalam perjalanannya ke Saudi bulan Mei lalu, Trump meraih kesepakatan senilai $110 milyar yang akan digunakan untuk mengebom dan membunuh lebih banyak orang di Yaman.

Keluarga Saud berjanji pada Trump bahwa militer mereka akan menjalani pelatihan dari AS yang ketat untuk mengurangi jatuhnya korban sipil, dengan menandatangani program pelatihan senilai $750 juta. Sama seperti keluarga Saud yang mematuhi Inggris di masa lalu.

Hanya ada satu solusi untuk Yaman dan itu adalah untuk menentang agenda kolonial Barat di negeri itu melalui pendirian kembali khilafah rasyidah ala minhajin nubuwah. Sistem agung ini akan menggantikan penguasa-panguasa negeri Islam yang tak peduli dengan rakyatnya sendiri. []abu fatih

Kepentingan Amerika Di Yaman

Republik Yaman adalah sebuah negara di Jazirah Arab di Asia Barat Daya, bagian dari Timur Tengah. Yaman berbatasan dengan Laut Arab di sebelah selatan, Teluk Aden, dan Laut Merah di sebelah barat, Oman di sebelah timur dan Arab Saudi di sebelah utara. Orang-orang keturunan Arab di Indonesia sebagian besarnya berasal dari negara ini. Penduduk Yaman diperkirakan berjumlah sekitar 23 juta jiwa. Luas negara ini sekitar 530.000 km2 dan wilayahnya meliputi lebih dari 200 pulau. Pulau terbesarnya, Sokotra, terletak sekitar 415 kilometer dari selatan Yaman, di lepas pantai Somalia. Yaman adalah satu-satunya negara republik di Jazirah Arab.

Bagi Amerika dan bagi siapapun, Laut Merah dan Teluk Aden akan selalu merupakan sebuah kawasan terusan yang strategis. Lebih dari 30 persen semua minyak mentah dan lebih dari 10 persen perdagangan global melewati daerah ini. Amerika juga telah gagal untuk mendapatkan kemenangan di Somalia yang berada di seberang Negara Yaman dan memiliki garis pantai dengan Teluk Aden dan sebagai akibatnya memfokuskan penguasaan wilayah itu melalui laut.

Terlihat tampak kehadiran kapal-kapal perang asing di Teluk Aden dan di sepanjang garis pantai Somalia. Ada kapal-kapal perang dari Armada Kelima Angkatan Laut AS di kawasan itu. Komando Sentral Amerika Serikat mendirikan Wilayah Patroli Keamanan Laut (MSPA), suatu wilayah zona patroli tertentu di Teluk Aden pada bulan Agustus 2008. Walaupun perbatasan-perbatasannya adalah wilayah yang sempit, yang berbentuk persegi panjang antara Somalia dan Yaman, dan berada di dalam kawasan utara Teluk.

Dari hal ini tampaknya Amerika sedang membangun sebuah pangkalan militer permanen di Teluk Aden untuk melindungi kepentingannya di Afrika dan menggunakan ketidakmampuan rezim Yaman untuk menangani isu-isu dalam negeri untuk membenarkan kehadirannya di jalur terusan yang sangat penting itu. []

Sumber: Tabloid Media Umat edisi 200
---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Download BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam