Unduh BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Senin, 08 Februari 2021

Isu ISIS Dijadikan Kedok



Banyak cara yang dilakukan Amerika dan antek-anteknya agar hegemoni kapitalis imperialis tetap eksis, yang terbaru mengkriminalisasi ide khilafah dan para pejuangnya dengan dikait-kaitkan pada ISIS. Padahal, isu ISIS adalah kedok bagi Amerika untuk semakin dalam mencengkeramkan kuku-kuku penjajahannya di dunia Islam. Di seputar itulah benang merah wawancara wartawan Media Umat Joko Prasetyo dengan M. Ismail Yusanto. Berikut petikannya.

Mantan Wakil Ketua BIN As'ad Said Ali menyebut Al Muhajirun faksi radikal Hizbut Tahrir yang mendukung ISIS. Benarkah ada faksi radikal di Hizbut Tahrir?

Siapa saja yang mengatakan bahwa Hizbut Tahrir itu ada faksi radikal jelas itu pernyataan ngawur, pernyataan seratus persen salah, dusta, fitnah!

Apa yang dimaksud radikal di sini? Kalau orang yang berusaha meraih tujuannya dengan menggunakan kekerasan, sudah sangat jelas bahwa Hizbut Tahrir dalam salah satu prinsip perjuangannya itu la unfiyah (non-kekerasan, non-violent) dan ini mengikat seluruh anggotanya.

Tapi kalau radikal diartikan orang yang punya tujuan atau cita-cita bagi tegaknya syariah dan khilafah, seluruh anggota Hizbut Tahrir punya cita-cita itu. Dan kita menolak disebut radikal, karena menegakkan syariah dan khilafah merupakan cita-cita biasa dari orang Islam, bukan cita-cita istimewa. Itu seperti halnya orang Islam yang bercita-cita ingin masuk surga, tidak ada yang istimewa.

Persoalan Al Muhajirun, itu tidak bisa dikatakan sebagai faksinya Hizbut Tahrir. Al Muhajirun adalah organisasi terpisah dengan Hizbut Tahrir, tidak ada kaitannya apa pun Hizbut Tahrir.

Bagaimana sikap Hizbut Tahrir terhadap ISIS?

Sikap Hizbut Tahrir terhadap ISIS sangat jelas: menolak deklarasi khilafah yang dilakukan oleh Abubakar al Baghdadi karena tidak absah secara syar'iy. Sikap ini dikeluarkan dua atau tiga hari setelah deklarasi itu dilakukan. Dan sikap ini juga mengikat semua anggota Hizbut Tahrir di manapun berada, termasuk di Indonesia. Karena itu, bisa dipastikan bahwa tidak ada seorangpun anggota Hizbut Tahrir yang mendukung ISIS.

Benarkah justru ada aktivis HT Suriah yang dibunuh ISIS?

Iya, betul. Namanya Mustafa Khayal. Anggota senior HT Suriah itu dibunuh secara keji. Ini bukti ISIS dengan mudah menumpahkan darah seorang Muslim. Jadi bagaimana bisa orang di sini menyebut ada faksi HTI yang mendukung ISIS, sedang ISIS di sana sangat membenci HT, yang semua orang tahu, telah sangat lama memperjuangkan khilafah?

Apakah pernyataan As'ad Ali juga dapat dikatakan sebagai upaya kriminalisasi perjuangan penegakan khilafah ala minhajin nubuwwah?

Iya, setidaknya menimbulkan kecurigaan pada khalayak terhadap HTI, seolah HTI itu sama dengan ISIS. Ini tentu langkah yang sangat tidak elok. Bukan hanya bisa mendiskreditkan HTI yang tengah berjuang meyakinkan umat terhadap ide syariah dan khilafah, tapi juga menimbulkan ketakutan terhadap ide khilafah itu sendiri karena seolah khilafah itu penuh dengan darah dan kekejian.

Bagaimana menyikapi isu ISIS yang di-blow up Amerika Serikat?

Ada banyak hal aneh di seputar ISIS. Di antaranya adalah info yang menyatakan bahwa ISIS itu dibentuk oleh AS. Allahu'alam kebenarannya. Tapi sikap mudah mengkafirkan (takfiri) yang dilakukan ISIS nyata-nyata telah menimbulkan masalah besar dan korban yang tak terperikan bagi dunia Islam. Maka tak heran bila Abu Qatada, yang notabene adalah guru dari Abubakar al Baghdadi, juga Ayman Azzawahiri yang adalah pemimpin tertinggi al Qaeda -kepadanya dulu Abubakar al Baghdadi menyatakan sumpah setia- mengecam keras bekas anak muridnya itu dan menolak keabsahan deklarasi khilafah.

Dalam kerangka ini, blow up isu ISIS oleh AS bisa dipahami sebagai jalan untuk melakukan intervensi kepada dunia Islam termasuk lndonesia. Dan itu sudah terjadi tetapi Amerika ingin lebih memperkuatnya lagi. Setelah kematian Usamah bin Ladin, isu terorisme tak lagi manjur sebagai dalih untuk terus melakukan operasi di dunia Islam. Kini, mereka menggunakan isu ISIS sebagai kedok.

Apa buktinya Amerika Serikat mengintervensi Indonesia?

Ada banyak bukti. Di antaranya, secara militer telah berulang kali terjadi manuver pasukan AS di wilayah udara maupun perairan Indonesia. Alasan mereka untuk penjagaan keamanan wilayah. Lalu ada pembangunan kompleks gedung Kedutaan Besar AS di Jakarta 10 lantai yang kelak bakal menampung 16.000 staf. Untuk apa mereka membangun gedung sebegitu besar bila bukan mau meningkatkan kontrol terhadap negeri ini?

Bukti yang paling nyata adanya intervensi AS adalah tekanan pemerintah AS agar pemerintah lndonesia 'melindungi' PT Freeport melalui perpanjangan kontrak hingga 2041 dan tekanan kepada parlemen untuk merevisi UU Minerba.

Bukti lainya adalah bakal digelarnya perayaan besar-besaran HUT Kemerdekaan AS di Makassar seolah ingin mengatakan bahwa Indonesia adalah bagian dari AS. Dan jangan lupa, pasukan Densus 88 yang telah banyak membunuhi anak bangsa dengan alasan terduga teroris, dilatih di AS.

Tapi Panglima TNI Moeldoko malah kerja sama dengan Amerika untuk berantas ISIS di Indonesia?

Ini juga aneh. Bagaimana bisa, panglima TNI yang tugas pokok dan fungsinya adalah menjaga kedaulatan negara, kok malah mengundang intervensi asing? Tapi, di negeri ini hal yang aneh, karena mungkin karena sudah saking biasanya, kalau menyangkut kepentingan AS, menjadi tidak aneh.

Lihatlah, Freeport dapat perpanjangan izin ekspor konsentrat tak ada yang protes. Pembangunan gedung kedubes AS di Jakarta yang begitu rupa juga tak ada yang curiga. Kalau begini terus, khawatir saya, suatu saat nanti, pesawat tempur AS mendarat di Halim misalnya, lalu kapal induk merapat di Tanjung Priok dan pasukan AS lalu-lalang di jalanan Jakarta pun dianggap biasa. Masya Allah

Ini jelas sebuah kecelakaan besar. Bagaimana mungkin kita menjadi rabun melihat siapa kawan dan lawan sebenarnya. Kawan dijadikan lawan, lawan dijadikan kawan. Kebalik-balik.

Lantas, kriteria musuh itu seperti apa?

Secara kasat mata, harus dianggap musuh siapa saja, dan negara mana saja, yang bakal memecah-belah, apalagi sampai menduduki wilayah negeri ini. Juga yang melakukan hegemoni politik dan ekonomi sedemikian rupa sehingga merugikan rakyat dan negara ini, sementara mereka bergelimang dalam kemakmuran yang dihasilkan dari menghisap kekayaan negeri ini. Itulah negara-negara kapitalis imperialis berikut para kompradornya di dalam negeri.

Juga harus dianggap musuh, siapa saja yang merusak akidah atau keimanan, kepribadian dan pemikiran serta budaya. Melalui berbagai cara mereka memurtadkan umat dari agama yang haq, menyesatkan pemikiran, pemahaman dan keyakinan, merusak kepribadian, budaya dan akhlak umat. Apalagi kalau sampai memerangi, menumpahkan darah dan mengusir umat dari negerinya.

Bagaimana agar negara kuat dan bertindak tepat kepada kawan maupun lawan?

Pertama, harus jelas negara berdiri atas dasar ideologi dan sistem seperti apa. Tentu akan sulit mengharap negara ini memerangi sekulerisme dan menganggapnya sebagai musuh jika negara ini juga berdiri atas dasar sekulerisme.

Kedua, harus jelas apa yang dianggap oleh rakyat negara itu sebagai yang utama dan yang bukan utama. Bila yang utama adalah sesuatu yang bukan Islam, maka selamanya mereka juga tidak akan peduli ketika negaranya tidak bertindak terhadap sesuatu yang tidak Islami atau malah bersekutu dengan yang tidak Islami tadi.

Oleh karena itu, tidak bisa tidak kita harus berjuang untuk menegakkan negara atas dasar Islam yang kokoh dengan dukungan umat atau rakyat yang juga memahami bahwa tidak ada kemuliaan kecuali dengan Islam. Negara semacam inilah yang kelak akan menjadi negara yang kuat dan tahu bertindak secara tepat kepada kawan maupun lawan yang sebenarnya. Insya Allah. []

Sumber: Tabloid Media Umat edisi 148, April 2015
---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Download BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam