Harapan Kecantikan Masyarakat Barat
BAB II
HARAPAN-HARAPAN YANG TIDAK WAJAR
Tampak jelas
bahwa ternyata ada harapan-harapan tertentu bagi kaum perempuan Barat yang
terkait dengan kecantikan dan penampilan mereka, yang telah ditentukan oleh
masyarakat dan orang-orang tertentu. Tetapi, sebagaimana biasa yang terjadi,
manakala manusia menentukan aturan tentang bagaimana mereka menjalani kehidupan
berdasarkan akan pikiran dan hawa nafsunya, maka akan selalu muncul berbagai
kerusakan dan permasalahan. Kerusakan dan permasalahan yang berkaitan dengan
aturan manusia tentang bagaimana seharusnya seorang perempuan menampilkan
dirinya di tengah masyarakat dunia timbul karena adanya harapan-harapan yang
tidak wajar dan tujuan-tujuan yang dipaksakan. Bagaimana mungkin Anda dapat
berharap semua perempuan di dunia, atau di sebuah masyarakat atau komunitas,
agar mempunyai tinggi badan tertentu, atau berat badan tertentu, warna kulit
dan warna rambut tertentu, bentuk wajah tertentu, dan usia tertentu. Ini konsep
yang jelas-jelas tidak masuk akal.
Sebagai
contoh, para model rata-rata mempunyai berat badan 23% persen lebih ringan
daripada berat badan rata-rata perempuan Amerika. Lantas, apakah kemudian semua
perempuan diharapkan untuk mendapatkan berat badan “ideal” itu? Tapi, ternyata
banyak dari kalangan perempuan yang merasa harus mendapatkan berat badan
tersebut. Sebuah survei yang diadakan pada tahun 1984 oleh Fakultas Kedokteran
Universitas Cincinnati terhadap 33.000 orang perempuan menunjukkan bahwa 75%
dari kelompok usia 18 – 35 tahun menganggap diri mereka terlalu gemuk, padahal
hanya 25% di antara mereka yang secara medis dipandang kelebihan berat badan.
Sementara itu, 45% perempuan yang berat badannya kurang beranggapan bahwa
mereka terlalu gemuk.
Bukti bahwa
pemikiran ini tidak sesuai dengan realitas kehidupan juga ditunjukkan dengan
kenyataan bahwa orang-orang yang bergerak dalam bidang industri periklanan
seringkali harus melakukan upaya-upaya manipulasi tertentu agar dapat
menyajikan gambar seorang model atau figur dengan penampilan yang dapat
mendongkrak nilai penjualan majalah atau produk-produk kosmetika, kecantikan,
dan busana yang ditawarkan. Bob Ciano, seorang mantan art director pada majalah
Life, pernah mengatakan, “Tidak pernah ada foto seorang perempuan yang tidak
dimanipulasi … termasuk foto-foto selebritis perempuan (tua) yang sebenarnya
tidak ingin fotonya dimanipulasi … kami selalu berusaha membuat penampilannya
seperti ketika ia berusia lima puluhan.” Dalma Heyn, yang pernah menjadi
editor dua majalah perempuan, mengatakan bahwa proses airbrushing dari
wajah perempuan merupakan suatu hal yang rutin dilakukan. Ia juga mengatakan
bahwa majalah-majalah perempuan selalu “mengabaikan perempuan-perempuan yang
telah berumur, atau beranggapan bahwa mereka tidak ada; majalah-majalah selalu
berusaha menghindari foto-foto perempuan yang berusia lanjut, dan ketika mereka
harus menampilkan selebritis-selebritis yang berusia lebih dari 60 tahun, maka
para “seniman manipulator” akan berusaha membuat perempuan-perempuan cantik itu
tampak lebih cantik lagi, yaitu agar mereka tampak lebih muda dari usia yang
sebenarnya.” Lebih jauh lagi Dalma Heyn mengatakan, “Sampai sekarang,
para pembaca sama sekali tidak tahu bagaimana sesungguhnya foto wajah seorang
perempuan berusia 60 tahun, karena foto itu telah dimanipulasi sedemikian rupa
sehingga ia tampak berusia 45 tahun. Lebih buruk lagi, ketika para pembaca yang
berusia 60 tahun melihat bayangannya di cermin, mereka akan merasa terlalu tua,
karena mereka membandingkan wajahnya dengan foto-foto para selebritis seusianya
yang telah dimanipulasi di majalah-majalah.” Rekayasa komputer yang biasa
digunakan untuk mengubah realitas sebuah foto acapkali digunakan
majalah-majalah kecantikan perempuan untuk memanipulasi foto-foto para modelnya
untuk mempercantik penampilan dan paras mereka.
Bahkan para
selebritis perempuan yang sering disebut-sebut sebagai dewi kecantikan juga
kehilangan berat badan atau terpaksa mengakui bahwa mereka telah melakukan
berbagai operasi kosmetik agar mendapatkan penampilan yang terbaik dan memiliki
wajah yang sempurna, seperti Britney Spears, Jennifer Lopez, dan Jane Fonda.
Cher, penyanyi dan ratu operasi kecantikan, pernah suatu kali berkata, “Saya
tidak tahu berapa kali lagi saya dapat memperbaiki wajah ini hingga puas.”
Demikianlah,
harapan-harapan tak wajar yang ditetapkan industri kecantikan dan hiburan,
hingga membuat kebanyakan perempuan di Barat tergoda untuk berusaha keras
mendapatkan tubuh yang sempurna, serta bersedia menjalani beragam operasi dan
cara-cara yang berbahaya untuk mencapai tujuan tersebut. Di Amerika Serikat,
pada tahun 2001 tercatat 8,5 juta kali operasi kecantikan dan prosedur non
operasi untuk memperbaiki penampilan, yang 88% dari keseluruhannya dilakukan
oleh perempuan. Dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2001 di Amerika Serikat
terjadi peningkatan jumlah operasi kecantikan hingga sebesar 304%. Lima macam
operasi kecantikan yang paling sering dilakukan adalah lipoplasty,
operasi kelopak mata, pembesaran payudara, perubahan bentuk hidung, dan
pengencangan kulit wajah. (berdasarkan data statistik The American Society
for Aesthetic Plastic Surgery). Dalam salah satu penelitian, ditemukan
bahwa 1 dari 40 perempuan di AS telah melakukan operasi pembesaran payudara.
Model terbaru adalah penyuntikan “botox”, yaitu prosedur untuk menghapus
kerutan-kerutan di wajah dengan jalan membekukan otot-otot wajah melalui
penyuntikan botulin toxin. Tidak perlu seorang pakar untuk memperkirakan
dampak-dampak yang timbul akibat prosedur seperti itu.
Semua
tindakan di atas dilakukan semata-mata demi mendapatkan citra atau penampilan
tertentu, yang dalam kenyataannya tidak mungkin atau hanya dapat dipenuhi oleh
satu dua orang perempuan dari keseluruhan populasi. Selain itu, karena harapan-harapan
yang tidak masuk akal itu ditetapkan oleh manusia, maka konsep tentang
sifat-sifat atau ukuran-ukuran kesempurnaan tubuh dan wajah akan selalu berubah
seiring dengan berjalannya waktu. Apakah ini tujuan hakiki yang ingin dicapai
seorang perempuan yang cerdas, yang kemudian diperjuangkan dengan segenap
waktu, uang, dan segala upaya dalam kehidupannya? Ataukah hal ini hanya mitos
belaka?