Besarnya Perbedaan Derajat Surga
URGENSI AMAL DAN MENGAKHIRI KETIDAKBERDAYAAN
B. Besarnya Perbedaan Derajat di Dalam Surga
Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menjanjikan surga kepada orang-orang yang taat. Namun Allah memasukkan mereka ke surga semata-mata dengan rahmat dan fadhilah, bukan atas dasar hak seorang hamba sebagaimana yang diketahui.
Tetapi keadilan Ilahi menentukan bahwa orang yang mencurahkan segala tenaga dan kemampuannya untuk taat kepada Tuhannya serta selalu berusaha menegakkan agama-Nya itu tidak sama dengan orang yang melalaikan semua itu. Begitu juga tidak sama orang yang banyak mencurahkan harta dan tenaganya, dengan orang yang hanya sedikit mencurahkan tenaga dan hartanya. Begitulah seterusnya. Manakala keadilan Ilahi telah menakdirkan perbedaan maka Allah pun menyediakan untuk hamba-hambanya surga yang berbeda-beda tingkatannya, dan Allah memerintahkan hamba-hamba-Nya agar mencari derajat yang tinggi. Allah berfirman,
“Sesungguhnya orang yang berbakti itu benar-benar berada dalam kenikmatan yang besar (surga). Mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang. Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan hidup yang penuh kenikmatan. Mereka diberi minum dari perasan anggur murni yang masih tertutup rapat. Sedang tutupnya dari kesturi yang amat harum dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba. “33
33) Qur'an Surat al-Muthaffifin (83) : 22-26
Allah juga berfirman,
“Dan orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dulu (masuk surga). Mereka itulah orang yang didekatkan (kepada Allah). Berada dalam surga kenikmatan. Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu. Dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian. Mereka berada di atas dipan yang bertahtakan emas dan permata. Seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan. Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda. Dengan membawa gelas, cerek dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir. Mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk. Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih. Dan daging burung dari apa yang mereka inginkan. Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli. Laksana mutiara yang tersimpan baik. Sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan. Mereka tidak mendengar di dalamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa. Kecuali ucapan salam.”34
34) Qur'an Surat al-Waqi'ah (56) : 10-26
Begitu juga di dalam surah ar-Rahman dan surah lainnya. Allah menyeru hamba-hamba-Nya untuk saling berlomba mencapai derajat yang tinggi.
Cukuplah kita tahu bahwa Allah menjelaskan tingkatan para shahabat itu tidaklah sama. Mereka saling berlomba. Lalu bagaimana dengan kita. Allah berfirman,
“.... Tidak sama di antara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Makkah). Mereka lebih tinggi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”35
35) Qur'an Surat al-Hadid (57) : 10
Rasulullah shallalahu 'alaihi wa sallam menyampaikan di dalam beberapa hadits derajat yang tinggi. Beliau menyeru umatnya kepada derajat tersebut, serta menerangkan betapa besar keberuntungan orang yang mendapatkannya. Nabi bersabda :
“Sesungguhnya surga itu mempunyai beberapa kamar. Ruangan luarnya dapat dilihat dari dalam, begitu juga ruang dalamnya dapat dilihat dari luar.” Kemudian seorang 'Arabi berdiri seraya bertanya : “Wahai Rasulullah, untuk siapakah kamar-kamar itu?” Kemudian Rasul menjawab : “Untuk orang yang selalu berkata baik, suka memberi makan orang lain, membiasakan puasa dan suka melakukan shalat malam sewaktu manusia sedang terlelap.”36
36) Diriwayatkan oleh Imam Nawawi dan Tirmidzi dalam Sunan-nya, kitab al-Birru wash-Shilah, bab ma Ja'a fi Qaulil-Ma'ruf. Imam Ahmad juga meriwayatkan dalam Musnad-nya dengan beberapa jalur riwayat yang menguatkan sebagian terhadap sebagian lain. Hadits ini hasan insya Allah. Baca Majma'uz-Zawa'id : 10/422-423.
Rasulullah bersabda :
“Sesungguhnya surga itu mempunyai seratus tingkatan (derajat), yang semua itu Allah Subhanahu wa Ta'ala sediakan untuk orang-orang yang berjihad di jalan-Nya. Sedangkan jarak antara dua tingkatan seperti jarak antara langit dan bumi. Jika kamu meminta surga kepada Allah maka mintalah surga Firdaus karena merupakan surga yang paling luas. ... Di atasnya terdapat 'arsy Rahman, dan sungai-sungai surga terpancar darinya.”37
37) Shahih Bukhari, kitab Jihad, bab darajatul-Mujahidin fi Sabilillah.
Diriwayatkan oleh Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu bahwa Ummu Rubayyi' binti al-Barra', ibu Haritsah bin Suraqah mendatangi Nabi dan berkata,
“Wahai Nabi Allah, bersediakah engkau menceritakan kepadaku tentang Haritsah – ia terbunuh sewaktu Perang Badar, terkena anak panah nyasar 38 – seandainya ia berada di surga niscaya aku sabar, dan seandainya tidak di surga maka aku akan senantiasa menangisinya.” Maka Rasulullah menjawab : “Wahai Ummu Haritsah, sesungguhnya surga itu bertingkat-tingkat dan anakmu berada di dalam surga Firdaus yang tertinggi.”39
38) Tidak diketahui siapa pemanahnya.
39) Shahih Bukhari, kitab Jihad, bab Man Atahu Sahmun Gharibun Faqatalahu.
Rasulullah shallalahu 'alaihi wa sallam juga bersabda,
“Kelompok pertama yang masuk surga, wujud mereka seperti bulan pada malam purnama, sedangkan orang yang terkena pancaran mereka bagaikan bintang-bintang yang paling kuat cahayanya.”40
40) Shahih Bukhari, kitab Bad'ul-Khalqi, bab Ma Ja'a fi Shifatil-Jannah wa annaha Makhluqah.
“Sesungguhnya penduduk surga saling melihat penduduk surga yang ada di atasnya, seperti mereka memandang bintang yang berkilau, seperti mutiara yang melintas di ufuk langit dari arah timur atau barat, karena keutamaan yang ada pada mereka. Para shahabat bertanya : “Wahai Rasulullah, bukankah tempat itu untuk para Nabi, sedangkan orang lain tidak dapat mencapainya?” Lalu Rasul menjawab : “Ya, demi Dzat Yang diriku ada dalam kekuasaan-Nya, tempat itu juga untuk orang-orang yang beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan membenarkan para utusan-Nya.”41
41) Ibid.
Nabi pernah menceritakan perbedaan tingkatan di surga :
“Dua surga yang bejana dan isinya terbuat dari perak. Dan ada dua surga yang bejana dan isi keduanya terbuat dari emas ...”42
42) Shahih Bukhari, kitab Tafsir, bab Qauluhu Ta'ala “Wa min Dunihima Jannatani”.
Para shahabat telah mengetahui perbedaan derajat surga. Karena itu A'isyah berkata, “Seorang lelaki datang kepada Rasulullah lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, demi Allah, engkau lebih kucintai daripada diriku, lebih kucintai daripada keluargaku, dan lebih kucintai daripada anak-anakku. Setiap kali aku berada di rumah aku selalu teringat kepadamu, aku tidak bisa bersabar hingga aku menemuimu, kemudian menatapmu. Jika aku teringat akan ajalku dan ajalmu, tentunya engkau masuk surga bersama para Nabi. Sedangkan jika aku masuk surga, aku takut tidak bisa bertemu denganmu.” Rasul tidak memberikan jawaban atas pertanyaannya hingga malaikat Jibril turun dengan membawa ayat : “Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu para Nabi, para Shiddiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.”43
43) Qur'an Surat an-Nisa' (4) : 69. Hadits diriwayatkan oleh Ibnul Qayyim di dalam Hadil-Arwah, hlm. 77. Menurutnya, al-Hafizh Abdullah al-Muqaddasi berkata : aku tidak tahu sanad hadits ini sama sekali. Hadits juga di-takhrij oleh Abu Nu'aim.
....