Saya masih ingat
olok-olokan kawan-kawan saya dulu sewaktu saya masih berkuliah, ”Ah, ngimpi lo Lix, nggak mungkin khilafah bakal
tegak, itu cuma ide khayalan, cuma wacana dan retorika,” ada juga yang bilang
"It's too good to be true, utopia,”
ada juga yang tak berkata apapun hanya wajahnya memandang jijik dan tak hormat.
Padahal mereka adalah
orang-orang yang sama yang memberikan senyum terbaiknya, ucapan yang
termanisnya saat mendengar bahwa saya menerima Islam menjadi agama saya yang
baru. Hanya saja ketika mereka mengetahui saya termasuk yang tertarik pada
salah satu konsep istimewa dalam Islam, konsep khilafah dan pengaturan Islam
dalam kehidupan, mendadak sikapnya begitu.
Tak jarang pula
dosen-dosen turun tangan ingin mencabut ide khilafah ini dari dalam kepala
saya, tapi dengan ide sekulerisme, nasionalisme, demokrasi yang sudah dari awal
sebelum berada dalam Islam, saya juga merasa ada yang salah dalam ide-ide ini.
Mereka katakan bahwa khilafah itu artinya mengganti dasar negara, mengganti
konstitusi dan mengganti kesepakatan nenek moyang kita.
Kata mereka ”Itu cuma
mimpi!" hanya karena mereka belum bisa melihatnya dengan mata.
Padahal di dalam
Islam, banyak hal yang tak dapat dilihat dengan mata, bahkan dasar keimanan itu
adalah meyakini yang ghaib. Dan dalam banyak kisah, kita disodorkan pada hal
yang mustahil di hadapan manusia, tapi nyata bila Allah berkehendak. Maka
berkali-kali Allah sampaikan dalam Alquran ”Sesungguhnya Allah Mahaberkuasa
atas segala sesuatu". Dan ayat-ayat semisal ”Bila Allah berkehendak atas
sesuatu maka Dia hanya mengatakan 'jadi' maka 'jadilah'."
Rasa kesal itu lalu
saya curahkan lewat tulisan, sebentuk buku berjudul ”Muhammad Al-Fatih 1453”
menjadi curcol saya atas olok-olokan
saudara-saudara saya yang meragukan khilafah. Saya mengambil sudut pandang
sesuatu yang mustahil bagi manusia yang tak mungkin direalisasikan, yaitu
penaklukan Konstantinopel, tapi sudah dijanjikan Allah SWT. Di sini ada
kontradiksi, mimpi bagi manusia, tapi impian yang diprediksi Rasulullah dan
dijamin oleh Allah. Ternyata, walau harus mengambil masa 825 tahun sejak
diucapkan baginda Rasul, toh Konstantinopel tetap dibebaskan oleh Muhammad
Al-Fatih.
Sama seperti peristiwa
Isra-Mi'raj yang mengguncang jazirah, yang menggoyahkan keimanan sebagian dari
Muslim pada saat itu. Sesuatu yang mustahil dalam akal dan mata manusia, tapi
yang menceritakan adalah Rasulullah SAW, di situ kaum Muslim diuji, apakah
ingin percaya pada fakta di depan mata, ataukah kata yang disampaikan
Rasulullah SAW pada mereka.
Apa bedanya khilafah
dengan peristiwa Isra-Mi'raj? Dengan penaklukan Konstantinopel? Mereka
sama-sama janji Allah, sama-sama terucap dari lisan Rasulullah SAW. Tidak ada
perbedaan sama sekali. Mimpi bagi manusia yang hanya menggunakan mata, adalah
impian yang sudah dijanjikan oleh Allah dan Rasul bagi orang-orang yang yakin.
Hari ini, walau saya
sudah terbiasa dengan olok-olokan dan cemoohan, saya tetap miris dan sedih
hati. Sebagian mereka yang mengaku Muslim dan organisasi Islam, kini mulai
menunjukkan keangkuhan, kekasaran, kepanikan, dan gerakan fisik untuk
menghadang ide yang mereka dulu katakan hanya wacana, kemustahilan dan mimpi.
Sebegitu hebatnya
hadangan untuk sebuah mimpi, sebegitu kerasnya permusuhan yang dikobarkan hanya
untuk sebuah utopia, begitu banyaknya rintangan yang disediakan untuk sebuah
kemustahilan. Di saat yang sama mereka bergandeng mesra, bertatap dalam cinta, dengan
kaum kafir dan bermain dengan kekufuran.
Sabar, ini adalah
ujian. Dan sebagaimana janji Allah dalam tiap-tiap perintah-Nya, siapapun yang
teguh dalam tiap-tiap jalan ketaatan sudah pasti akan menemukan kemenangan.
Sebab kita bukan kaum yang mengharap kepada manusia, akan tetapi kita adalah
kaum yang sudah dijanjikan kemenangannya bahkan sebelum kita berjuang.
Dan adalah Allah yang
memberikan impian ini bagi kita, langsung dalam Al-Qur’an surah An-Nuur ayat
55. Semoga Allah segera merealisasikannya, sebab bagi saya, apa yang kita
hadapi saat ini menunjukkan, bagi mereka yang tak suka, mereka sudah mulai
yakin, khilafah bukan lagi mimpi.
Felix Y. Siauw
Member @YukNgajiID
Sumber: Tabloid Media
Umat edisi 195
---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar