Pada
bulan Rajab terdapat tiga peristiwa penting dalam sejarah umat Islam. Pertama, jelas Isra Mi'raj yang terjadi pada
27 Rajab. Ketika Rasulullah SAW diperjalankan Allah SWT dari Masjidil Haram (di
Makkah), menuju ke Masjid al-Aqsha di Palestina, hingga dinaikkan ke langit
mencapai Sidratul Muntaha. Dalam peristiwa Isra' Mi'raj ini, banyak pelajaran
yang bisa kita ambil, terutama terkait dengan keimanan bahwa Allah SWT adalah
Maha Kuasa untuk melakukan apapun. Termasuk memperjalankan hamba-Nya,
Rasulullah SAW, dalam satu malam dari Masjid Haram ke Masjid al-Aqsha, hingga
langit yang tertinggi, dan kembali lagi hanya dalam satu malam.
Peristiwa ini
sekaligus memberikan optimisme dan kayakinan kepada kita dalam perjuangan ini,
dengan sifat-Nya yang Maha Kuasa, tidak ada yang tidak mungkin terjadi.
Termasuk kembali memberikan kemenangan dan kekuasaan kepada umat Islam dengan
kembalinya Khilafah Islam. Hal ini ditegaskan Allah SWT dalam firman-Nya:
“Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan
kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang
Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau
hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan.
Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (TQS. Ali Imran: 26)
Peristiwa penting
kedua di bulan Rajab adalah pembebasan Masjid Al-Aqsha oleh Panglima perang
Shalahuddin al-Ayyubi. Pasukan umat Islam pada 27 Rajab 583 H berhasil
mengepung dan membebaskan tanah Palestina, setelah beberapa abad dikuasai
pasukan Salib. Shalahuddin berhasil membuktikan di hadapan Allah SWT
kecintaannya kepada umat Rasulullah SAW, dengan membebaskan mereka dari
penguasa yang zalim.
Tentara-tentara Islam
saat itu, yang bergabung dari berbagai bangsa, suku, wilayah telah menunjukkan
kecintaan mereka terhadap Allah SWT dengan perhatian mereka terhadap Masjid
Al-Aqsha, tanah yang diberkati Allah SWT. Dengan nyata mereka mengusir penjajah
Salibis dari negeri Islam yang mulia itu.
Perkara inilah yang
sudah hilang dari penguasa-penguasa negeri-negeri Islam saat ini. Mereka tidak
peduli lagi terhadap nasib umat Islam yang dibunuh, dibantai di berbagai
belahan dunia. Tentara-tentara negeri-negeri Islam, tidak jarang justru menjadi
pembantai bagi umat Islam sendiri, untuk melindungi tahta penguasa mereka yang
menjadi boneka-boneka negara-negara imperialis.
Peristiwa ketiga, yang
sering dilupakan pada bulan Rajab ini adalah dihapuskannya sistem khilafah pada
28 Rajab 1342 H (3 Maret 1924), oleh seorang pengkhianat umat terbesar Kamal
at-Taturk la'natullah 'alaih yang
bekerja sama dengan penjajah Inggris. Sejak saat itu umat Islam kehilangan
negara khilafah yang pernah menjadi negara adidaya dunia yang disegani oleh
kawan dan ditakuti oleh lawan. Umat Islam kehilangan pelindung umat, yang
sebelumnya berusaha keras untuk melindungi kaum Muslimin, tanah mereka, jiwa
mereka, dan menjaga kehormatan dan kemuliaan Islam dan umat Islam. Umat Islam
juga kehilangan sistem politik yang menyatukan umat Islam secara kokoh dan
kuat.
Umat Islam pun
kehilangan institusi politik yang menerapkan syariah Islam secara totalitas
dalam level negara. Sehingga seluruh urusan umat Islam, baik ibadah, ekonomi,
politik, hubungan luar negeri, keuangan, diatur berdasarkan syariah Islam saja.
Bukan dengan hukum-hukum lain buatan umat manusia yang terbukti bathil, merusak,
dan membawa penderitaan bagi umat ini.
Walhasil, setelah
dihapuskan pada 28 Rajab 1342 H atau 3 Maret 1924, umat Islam hidup tanpa
khilafah. Sejak itu, sebagian besar hukum syariah tidak dijalankan. Akibatnya,
Islam sebagai rahmatan li al-‘alamin
tidak terwujud dalam kehidupan. Maka, siapapun yang menginginkan Islam kembali
menjadi rahmatan li al-'alamin, tidak
ada pilihan lain kecuali mengembalikan Daulah Khilafah yang menerapkan syariah
secara kaffah. Inilah jalan satu-satunya yang wajib kita tempuh. Bahkan bukan
sekadar wajib atau fardhu, menegakkan khilafah adalah taj al-furudh (mahkota kewajiban), yang dengannya berbagai
kewajiban lainnya dapat ditegakkan.
Inilah
jalan yang mampu membebaskan kita dari dominasi, hegemoni, intervensi, dan
segala bentuk penjajahan Amerika Serikat dan negara-negara kafir penjajah
lainnya. Bahkan, inilah jalan yang dapat menghapuskan penjajahan dari seluruh
dunia. Inilah jalan yang membuat kita dapat meraih predikat khairu ummah, sebaik-baik umat. Umat terbaik bagi manusia karena
melaksanakan amar
ma'ruf dan nahi munkar,
serta benar-benar beriman kepada Allah SWT. Allahu Akbar!
Bacaan: Tabloid Media
Umat edisi 172
---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar