Barat
dibangun di atas ide sekularisme. Dengan pemikiran dasar ini segala bentuk
pengaruh agama dijauhkan dalam kehidupan manusia. Pemahaman-pemahaman manusia
tentang hidup diatur dengan bertumpu pada asas ini. Implikasinya, di Barat
muncul ide sejenis yang merupakan turunannya, dengan mengacu pada pemikiran
pokok tersebut. Ide itu adalah demokrasi, yang memproklamirkan bahwa manusia
adalah pengatur bagi dirinya sendiri, bukan Allah. Maslahat/ asas manfaat
menjadi tolok ukur atas seluruh perbuatan manusianya. Selain itu, kebahagiaan
menurut mereka adalah memperoleh sebesar mungkin kenikmatan. Turunan lainnya
adalah ide yang mengagungkan individu, yang berdampak pada mengagungkan
kebebasan. Masyarakat (Barat) dibangun berdasarkan ide-ide ini dan menafikan
seluruh pemikiran yang bertolak belakang dengannya.
Akibat
dari adanya pemikiran-pemikiran semacam ini adalah kesengsaraan hidup manusia
(pada msayarakat Barat), bukan kebahagiaan. Kondisi tersebut dimaklumi, karena
manusia yang lemah dan terbatas kemampuannya tidak akan mampu membuat syari’at
(hukum), baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Masyarakat yang
dikuasai oleh egoisme dan kebebasan yang membudaya di dalamnya tidak lain akan
memunculkan masyarakat liar, yang di dalamnya berlaku hukum rimba.
Barat
juga memberikan kebebasan dalam berpikir. Sejak saat itu, Barat memasuki masa
penemuan-penemuan ilmiah dan teknologi yang mencengangkan, sehingga Barat mampu
meraih sebab-sebab kekuatan yang memungkinkannya menguasai dunia, dengan
berlandaskan pada logika kekuatan bukan dengan logika kebenaran. Kemudian Barat
mulai mendominasi dunia secara materi, lalu merambah ke pemikiran. Barat
menguasai banyak negeri, seraya mengangkat orang-orang yang dapat melayani
kepentingannya sebagai penguasa boneka dan mampu menerapkan sistem yang sesuai
dengan Barat. Setelah itu, media massa dan kurikulum pendidikan berperan untuk
mempropagandakan pemikiran-pemikiran Barat dan metode kehidupannya. Barat
berusaha meyakinkan kaum Muslim bahwa sebab-sebab kekuatan Barat adalah
pemikirannya tentang hidup dan kehidupan.
Barat
membagi-bagi dunia dengan bentuk pembagian yang sesuai dengan kepentingannya.
Ada negara yang disebut dengan negara industri (industrial
countries); sebagai produsen, kaya, kuat, berkuasa. Barat menyebutnya
sebagai negara-negara yang maju dan modern. Ada pula negara-negara miskin;
sebagai konsumen, lemah, selalu terkalahkan dalam setiap perkara. Barat
mengelompokannya sebagai negara-negara terbelakang (undeveloped countries). Barat berusaha melestarikan pembagian
ini dan mencegah adanya perubahan-perubahan situasi di negara-negara miskin
ini, dan akan mencegah usaha-usaha untuk merubah realitas buruk ini.
Di
samping itu, Barat memberikan kebebasan yang seluas-luasnya di dalam negerinya;
manusia menikmati kestabilan politik; menyediakan fasilitas hidup dengan
berbagai cara.
Di
saat yang sama, Barat mengharamkan kemajuan bagi negara-negara miskin;
mengisolasi mereka dari ilmu (sains dan teknologi) yang memungkinkan mereka
memiliki kekuatan materi, serta melarang meraka membangun industri-industri
berat agar negara-negara itu tetap tergantung kepada Barat.
Selain
memiskinkan negara lain, Barat juga menciptakan mereka sebagai pasar bagi
berbagai komoditasnya dan menghalanginya untuk memperoleh stabilitas politik
dan keamanan. Semua itu disebabkan karena negara-negara industri kaya saling
bersaing di antara mereka untuk menjajah negara-negara miskin. Persaingan itu
bukanlah pertarungan kasat mata yang memicu peperangan fisik di antara mereka.
Barat sengaja menjadikan bangsa-bangsa (miskin) berperang satu sama lain,
kadangkala dengan menciptakan kegoncangan dan pemberontakan di negeri-negeri
yang dikuasainya. Kondisi tersebut memunculkan instabilitas keamanan. Rasa
dengki menyala di antara manusia. Akibatnya muncul rasialisme dan fanatisme,
serta merangsang munculnya kesukuan di antara rakyat negeri itu sendiri.
Barat
juga mendiversifikasi cara-cara penjajahannya dengan mendirikan lembaga
internasional seperti PBB, Mahkamah Internasional, Dewan Keamanan PBB, Bank
Dunia maupun Amnesti Internasional.
Didirikan
pula pasukan multinasional untuk turut campur menyelesaikan persengketaan antar
negara atau untuk melindungi program bantuan bagi negara-negara miskin. Selain
itu juga didirikan organisasi-organisasi dan lembaga-lembaga lain agar dapat
mengintervensi urusan negara-negara miskin secara tersamar, tidak secara
terang-terangan. Bahkan mereka juga membeli keputusan (yang dikeluarkan)
lembaga-lembaga internasional, seperti lembaga (program) bantuan untuk anak,
atau kedokteran, dan sebagainya.
Pemikiran
sekularisme dan berbagai ide yang dilahirkannya, seperti asas manfaat,
berhubungan dengan ide penjajahan. Penjajahan –saat ini- banyak tidak mengambil
bentuk konvensional seperti yang terjadi pada masa lalu. Pemikiran,
sarana-sarana dan cara-cara yang dipakai mereka telah berubah menjadi
penjajahan terselubung. Di luar menampakkan menggunakan baju rahmat, tetapi di
dalamnya menyimpan azab. Barat berusaha menutupi hakikat mereka yang
sebenarnya, dan menampakkan dirinya solah-olah adalah teladan. Dan
bangsa-bangsa lain wajib mencontohnya. Barat juga menjadikan dirinya sebagai
kiblat, tempat kaum Muslim mengarahkan pandangan kepadanya.
Barat
menampakkan dirinya dengan cara dusta dan munafik. Seakan-akan yang ada padanya
hanyalah kesenangan, seperti tampak pada ide demokrasi dan kebebasan yang
menjadi alat bantu kehidupan mereka. Padahal Barat mengabaikan kerusakan
masyarakatnya, menyembunyikan hakikat penjajahan, dan mengeksploitasi kekayaan
kaum Muslim. Barat juga memiskinkan manusia dan membiarkan mereka dalam
ketertinggalan di bidang ekonomi; menjadikan mereka sebagai sasaran eksploitasi
dan pasar permanen bagi industri dan perdagangannya. Semua itu menjadi
sebab-sebab hegemoninya terhadap dunia. Cerita tentang Barat dan penjajahan
yang dilakukannya sangatlah panjang. Kami hanya menyebutkan sebagian saja
secara ringkas.
Memang benar, Barat
telah memutarbalikkan informasi dan data; memutarbalikkan seluruh perkara
manusia; serta menutupi pandangan mereka yang benar. Ini dimaksudkan agar
manusia melihat dengan cara pandang mereka (Barat). Seluruh propagandanya
disasarkan pada: sesungguhnya yang kuat itulah yang menang dan yang lemah
itulah yang layak kalah tertindas.
Di sinilah dibutuhkan
adanya peran jama’ah atau partai politik ideologis untuk mengembalikan segala
perkara kepada asalnya, dan memperbaiki cara pandang serta mencegah kerancuan.
Kenyataan tadi jika berpengaruh kepada partai ideologi Islam bisa menyebabkan
kehilangan gambaran yang benar. Apabila partai ideologi Islam memahami hakikat
perkara ini, maka ia akan kembali kepada syara’ untuk mengetahui bagaimana
menyelesaikan masalah, sehingga partai ideologi Islam itu akan tampil laksana
dokter yang membawa obat, mampu mengeluarkan mereka dari kedzaliman pemikiran
Barat kepada keadilan Islam.
Dari paparan ini kami
melihat bahwa dominasi kekuatan Barat disebabkan karena Barat membebaskan
akalnya di bidang ilmu dan teknologi; dan mencegah bangsa-bangsa lain untuk
memiliki sebab-sebab kekuatan di bidang materi. Kekayaan Barat yang luar biasa
diperoleh melalui penjajahan, menghisap darah bangsa-bangsa lain serta merampas
kekayaan bangsa-bangsa itu, di samping juga memeras rakyatnya sendiri. Jadi,
bukan disebabkan oleh demokrasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar