Janji Pertolongan Allah Bagi Para Pejuang Islam
ALLAH PASTI MEMBERI JALAN
Allah SWT berfirman, artinya:
"Dan
orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhoan) Kami, benar-benar
akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya
Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik." (29:69)
Makna dari firman Allah SWT, "Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhoan) Kami”, adalah,” Siapa saja yang berjihad melawan orang (tentara) kafir untuk mencari keridhoan Kami “.
Al-Suddiy berkata, "Ayat ini turun sebelum diturunkannya ayat-ayat mengenai kewajiban perang. Ibnu 'Athiyyah berkata, "Ayat ini turun sebelum perang 'Arafiy. Makna jihad di sini adalah jihad secara umum di jalan Allah untuk mendapatkan keridhoanNya.
Abu Sulaiman al-Daraniy,
"Jihad dalam ayat ini tidak hanya memerangi orang-orang kafir saja,
akan tetapi juga mencakup; menolong agama, menghancurkan ahli bathil,
dan mengalahkan orang-orang dzalim. Jihad di sini juga bermakna,
melakukan aktivitas amar ma'ruf dan nahi 'anil munkar; salah satunya
adalah bersungguh-sungguh di dalam taat kepada Allah.
Sofyan bin 'Uyainah berkata kepada Ibnu Al-Mubarak,
"Jika kamu melihat manusia berselisih, maka hendaknya kamu memihak
orang-orang yang berjihad di jalan Allah, karena Allah SWT berfirman, "benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka (orang-orang yang berjihad di jalan Allah)"
Adl-Dhohak
berkata, "Orang-orang yang bersungguh-sungguh dalam hijrah, Kami
benar-benar akan memberikan petunjuk kepada mereka jalan-jalan menuju
keteguhan iman. Kemudian ia berkata, "Orang-orang yang berjihad di
jalan Allah, akan diberi petunjuk di dunia dan akan mendapatkan surga di
akherat. Barangsiapa di akherat masuk surga, sungguh ia telah selamat.
Namun, barangsiapa mendapatkan petunjuk jalan di dunia, maka ia akan
selamat.
Ibnu Abbas ra berkata,
"Orang yang bersungguh-sungguh ta'at kepada Allah, benar-benar Allah
akan menunjukkan kepada mereka jalan pahala. Semua ini bisa dicapai
dengan cara melaksanakan keta'atan pada semua hal.
Adapun penggalan "lanahdiyannahum subulana", menurut al-Suddiy, berarti jalan menuju surga. Al-Naqaasiy berkata, "Sungguh
mereka akan diberi petunjuk menuju agama yang haq, yakni Islam. Allah
SWT akan memberikan pertolongan, bantuan, penjagaan, dan petunjuk kepada
mereka dengan sebenar-benarnya.”
Surat Al-'Ankabut di atas diawali dengan peringatan kepada manusia akan cobaan dan ujian. Allah swt berfirman, "Apakah
manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan: "Kami telah
beriman," sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah
menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah
mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui
orang-orang yang dusta." (29:2-3)
Ayat
ini merupakan hiburan bagi mustadh'afiin (orang-orang lemah) dari
kalangan kaum muslimin yang ditindas oleh orang-orang Quraisy. Ayat ini
juga berisikan pemberitahuan kepada orang-orang yang berjuang di jalan
Allah hingga hari kiamat nanti, bahwa mereka akan menjumpai kesusahan
dan perlawanan dari kaumnya. Mereka juga akan ditimpa bala' (cobaan)
baik pada harta maupun jiwanya. Akan tetapi, mereka diharuskan untuk
sabar dan teguh sampai Allah mendatangkan pertolonganNya kepada mereka.
Imam Bukhari dari Khubbab bin al-Arats: "Kami
(shahabat) mengadu kepada Rasulullah SAW, sedangkan beliau sedang
berbaring di dekat Ka'bah. Kami berkata kepada beliau," Mengapa anda
tidak memintakan pertolongan kepada kami? Mengapa anda tidak mendo'akan
kepada kami? Rasul berkata, "Sungguh bahwa ada orang-orang sebelum
kalian yang dikubur hidup-hidup, digergaji kepalanya hingga terbelah
dua, dan disisir dengan sisir besi daging dan tulangnya. Namun, semua
itu tidak memalingkan mereka dari agamanya. Demi Allah, sungguh Allah
benar-benar akan memenangkan agama ini sampai Allah memudahkan para
pengendara dari Suna'a sampai Hadramaut, dan mereka tidak pernah merasa
takut kecuali kepada Allah dan serigala yang menyerang ternaknya. Akan
tetapi kalian tergesa-gesa."
Sa'ad bin Abi Waqash meriwayatkan sebuah hadits, “Saya
bertanya, "Wahai Rasulullah SAW siapakah orang yang paling berat
cobaannya? Rasulullah SAW menjawab, "Para Nabi, kemudian orang
setelahnya dan kemudian orang setelahnya. Seseorang diuji berdasar kadar
agamanya. Seseorang tidak akan pernah berhenti dicoba sampai ia
dibiarkan berjalan di muka bumi ini dan ia tidak mempunyai dosa lagi."
Surat ini ditutup dengan khabar gembira bagi kaum muslimin yang
berjihad di jalan Allah semata untuk mencari keridhoan Allah; yaitu,
orang-orang yang mengemban dakwah di jalan Allah. Mereka tidak akan
pernah mundur, berputus asa, sabar atas fitnah manusia dan fitnah yang
menimpa dirinya sendiri. Orang yang mengemban tugas dakwah semata karena
Allah, akan tetap menjalani jalan dakwah meskipun jalannya panjang dan
berliku. Namun, Allah telah memberikan kabar gembira kepada mereka,
bahwa Allah tidak akan meninggalkan mereka seorang diri. Allah tidak
akan pernah menghapus iman mereka. Allah tidak akan pernah melupakan
kesungguhan mereka. Allah akan menyaksikan mereka dari ketinggianNya.
Lalu, Allah ridho terhadap mereka. Allah akan melihat kesungguhan mereka
dalam berjuang di jalanNya. Selanjutnya, Allah akan memberikan
sebaik-baik jalan kepada mereka. Allah juga akan melihat usaha mereka di
dalam merealisasikan cita-cita mereka. Lalu, melalui tangan-tangan
mereka (para pengemban dakwah), Allah swt akan melenyapkan kekufuran,
kedzaliman, dan kefasikan. Tak lama kemudian, datanglah pertolonganNya,
sehingga mereka bisa mewujudkan cita-cita mereka.
Allah akan melihat kesabaran dan ketulusan mereka. Namun, Allah akan memberikan kepada mereka sebaik-baik balasan.
"Dan sesungguhnya Allah benar-benar bersama dengan orang-orang yang berbuat baik".
Makna ayat tersebut di atas terus diulang-ulang dalam Al-Quran Al-Kariim di berbagai surat.
Di ayat yang lain, Allah berfirman, artinya,
"Sesungguhnya
Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam
kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat)" (al-Mu'min:51).
"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu" (Muhammad:7).
"
Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya.
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa". (al-Hajj:40)
Lalu,
kapan dan bagaimana pertolongan itu terjadi? Jawabnya hanya ada di
tangan Allah semata. Kita bisa bercermin pada sejarah, bahwa Nabi Musa
as telah mendoakan Fir'aun dan pemuka kaumnya, sebagaimana firman Allah,
"Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka" (Yunus:88).
Allah mengabulkan doanya,
"Sesungguhnya telah diperkenankan permohonan kamu berdua.." (Yunus:89)
Akhirnya, raja Fir’aun dan bala tentaranya tenggelam di laut Merah.
Kita
harus ingat, tenggelamnya raja Fir'aun dan pengikutnya terjadi setelah
40 tahun dari doa nabi Musa as, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam
Thabariy. Yang jelas, Allah swt pasti akan menolong hamba-hambaNya yang
istiqamah berjuang di jalan Allah swt.
Nabi
Mohammad saw menyampaikan dakwah sejak wahyu diturunkan kepadanya.
Beliau berjuang di jalan Allah dengan sungguh-sungguh. Akan tetapi,
pertolongan Allah belum juga datang kepada beliau. Namun, setelah 13
tahun beliau berdakwah, datanglah pertolongan Allah dengan perantara
orang-orang Anshor ra. Tak seorangpun dapat memperlambat atau
mempercepat datangnya pertolongan Allah. Sebab, masalah ini hanya Allah
yang mengetahui. Sedangkan janji Allah - Allah akan memberikan
pertolongan pada hamba Alah yang beriman - adalah haq. Ini didasarkan
pada firman Allah,
"Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya."
Seorang pengemban dakwah harus yakin, tatkala beristiqamah di jalan
Allah, ia akan mendapatkan pertolongan dan kemudahan. Siapa saja yang
beristiqamah di jalan Allah, ia akan dihibur para malaikat dengan
kata-kata manis dan menyejukkan hati, ”Janganlan kalian takut, janganlah kalian khawatir”. Tidak hanya itu saja, Allah akan menjadi penolong (waliy) bagi dirinya.
Seorang pengemban dakwah tidak akan pernah takut menghadapi cobaan dan
hambatan. Seorang pengemban dakwah rela mengorbankan harta dan jiwanya
di jalan Allah. Ia yakin, rejeki dan kematian hanya di tangan Allah.
Sementara itu, ia tahu dengan pasti, bahwa setan telah menakut-nakuti
dirinya dengan kemiskinan dan kematian. Namun, ia tidak akan pernah
terjebak oleh tipu daya setan.
Mengemban dakwah dengan sungguh-sungguh dan penuh keikhlasan bukanlah
sebab kemiskinan, ataupun kematian. Atas dasar itu, ia tidak pernah
takut dan khawatir akan rejeki Allah. Ia hanya takut dan khawatir jika
Islam musnah dan lenyap dari muka bumi ini. Demi Allah, inilah
sifat-sifat utama yang harus dimiliki oleh para pengemban dakwah. Islam
hanya akan mulia melalui orang-orang semacam ini.
Islam
tidak akan mulia dan dimuliakan melalui orang-orang yang banyak omong
tapi kosong dari pengorbanan dan ketaqwaan. Apa gunanya omong kosong
tentang kemajuan Islam, bila kenyataannya mereka tidak pernah berbuat
secara real untuk memajukan Islam? Islam hanya mereka besarkan melalui
opini-opini kosong yang menjerumuskan dan menyesatkan. Islam juga tidak
pernah jaya, kecuali jika diemban oleh orang-orang mukhlish yang lebih
mementingkan urusan agamanya dibandingkan urusan-urusan dunianya. Islam
akan tegak melalui tangan dan kaki para pengemban dakwah yang berani,
serius, jujur, dan amanah. Ingatlah, kepengecutan, ketidakseriusan, dan
ketidakjujuran akan menjauhkan dari pertolongan Allah swt.
Mengemban
dakwah adalah tugas yang dahulu pernah dipikul oleh para nabi dan
rasul. Bila demikian, sudah selayaknya kita harus meniru dan menteladani
para nabi dan rasul dalam mengemban dakwah. Sudah seharusnya juga, kita
meniru sifat-sifat mulia yang dimiliki mereka. Sebab, tanpa sifat-sifat
yang mulia ini, seseorang tidak mungkin bisa menjalankan tugas
mengemban dakwah Islam. Walhasil, sudah seharusnya seorang pengemban
dakwah selalu mendekatkan diri kepada Allah dengan jalan taqarrub dan
menjalankan semua ketaatan kepada Allah swt. Jikalau para pengemban
dakwah memiliki sifat-sifat para nabi dan rasul, sungguh kemenangan
hanya tinggal menunggu waktu saja.
Semoga
Allah menjadikan kita sebagai pengemban dakwah yang mukhlish dan
memiliki sifat-sifat yang pernah dimiliki oleh para nabi dan rasul.
Janji Pertolongan Allah Bagi Para Pejuang Islam - Dari buku Bunga Rampai Pemikiran Islam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar