Dosa Besar Para Penguasa Sistem Kufur Sekular
MASIH PANTASKAH KITA?
Rasulullah saw telah bersabda,”Allah
telah mewahyukan kepadaku: ”Wahai saudara para Rasul, wahai saudara
para pemberi peringatan! Berilah berita peringatan kepada kaummu, agar
mereka jangan memasuki satu rumahpun dari rumah-rumahKu (masjid),
kecuali dengan hati yang bersih, lidah yang benar, tangan yang suci, dan
kemaluan yang bersih. Janganlah mereka memasuki salah satu rumahKu
(masjid) padahal mereka masih tersangkut barang aniayaan hak orang lain.
Sesungguhnya Aku tidak memberi rahmat, selama ia berdiri di hadapanKu
melakukan shalat hingga ia mengembalikan barang aniayaan itu kepada
pemiliknya. Apabila ia telah mengembalikannya, Aku akan jadi alat
pendengarannya yang dengan alat itu ia mendengar, dan Aku akan menjadi
alat penglihatannya yang dengannya ia akan melihat, dan ia akan menjadi
salah seorang kekasih dan orang pilihanKu, dan akan menjadi tetanggaKu
bersama para Nabi, para shiddiqin, dan para syhuhada yang ditempatkan di
dalam surga.” [Hadits Qudsiy riwayat Abu Na’im, Hakim, al-Dailami, dan Ibnu ‘Asakir dari Hudzaifah ra]
Khalifah Umar bin ‘Abdul ‘Aziz pernah memberikan pesan kepada kaum muslim: ”Wahai
sekalian manusia! Janganlah kalian menganggap kecil dosa-dosa itu.
Selidiki dan usahakanlah untuk mengikis habis dosa-dosa yang pernah
dilakukan dengan jalan melakukan taubat…..Telah sia-sia dan merugi
orang-orang yang keluar dari rahmat Allah yang meliputi segala sesuatu.
Mereka telah diharamkan masuk ke surga yang luasnya seluas langit dan
bumi. Ketahuilah, perasaan aman pada hari kiamat hanya dimiliki oleh
orang-orang yang takut akan Rabbnya; yaitu orang yang suka menjual
barangnya yang sedikit untuk ditukarkan dengan barang yang lebih banyak,
orang yang suka menukar yang fana’ (dunia) dengan yang kekal abadi
(akherat).”
Lalu, apakah kita masih pantas memasuki rumah Allah dan mendapatkan
rahmat di sisi Allah swt, sementara itu, tangan dan hati kita masih
berlumuran dosa dan kedzaliman. Pantaskah kita duduk di hadapanNya,
sedangkan farji dan pandangan kita tidak pernah dijaga. Masihkah kita
berharap menjadi kekasih Allah, padahal, kita masih suka menganiaya dan
memusuhi kekasih-kekasihNya? Pantaskah kita menjadi tamu Allah swt,
padahal kita masih menanggung barang-barang aniayaan milik orang lain,
tidak pernah henti-hentinya membebani rakyat dengan beban-beban berat,
dan menguras harta dan peluh mereka?
Pantaskah
kita bermunajat memohon ampunan Allah, sementara itu kita getol
menyudutkan bahkan merencanakan makar untuk memenjarakan dan menyakiti
pembela-pembela agama Allah yang selalu merindukan tertegaknya al-Quran
dan Sunnah?
Pantaskah
kita berharap surganya Allah swt sementara itu kita gemar memburu dan
memerangi kaum mukhlish yang selalu mendekatkan diri kepada Allah swt,
dengan alasan terorisme, makar dan seribu alasan lainnya? Bukankah Allah
swt telah menyatakan melalui lisan Nabi Mohammad saw, “Barangsiapa memusuhi kekasihKu, Aku telah mendeklarasikan perang kepadanya…” [Hadits Qudsiy, HR. Bukhari]
Betapa
angkuh dan sombongnya diri kita! Kita selalu membenci dan memusuhi
orang yang dicintai Allah swt, namun masih berharap mendapat kecintaan
dan rahmat dari Allah swt. Betapa banyak kekasih Allah swt yang distigma
dengan cap-cap buruk, bahkan diperlakukan tidak manusiawi. Apakah kita
tidak mengetahui atau pura-pura tidak tahu, bahwa tidak ada perbuatan
yang lebih hina dibandingkan memerangi dan memusuhi kekasih-kekasih
Allah swt. Lantas, masih pantaskah kita menyandang gelar muslim dan
mukmin, namun, kita enggan untuk tunduk dengan aturan Allah; bahkan
memproduk aturan-aturan yang bertentangan dengan aturan Allah? Bila
tidak pantas, lalu gelar apa yang paling pantas bagi kita?
Dosa Besar Para Penguasa Sistem Kufur Sekular - Dari buku Bunga Rampai Pemikiran Islam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar