Al-Qur’an Sebagai Metode Hidup Manusia
Imam Ibnu Taimiyyah berkata:
“Barangsiapa
tidak mau membaca al-Quran berarti ia mengacuhkannya dan barangsiapa
membaca al-Quran namun tidak menghayati maknanya, maka berarti ia juga
mengacuhkannya. Barangsiapa yang membaca al-Quran dan telah menghayati
maknanya akan tetapi ia tidak mau mengamalkan isinya, maka ia pun
berarti mengacuhkannya”.
Al-Quran Sebagai Manhajul Hayah (Metode Hidup)
Pada dasarnya al-Quran adalah manhajul hayah bagi
kaum muslim. Pedoman hidup yang menjelaskan seluruh aspek kehidupan,
sekaligus sebagai pemisah antara kebenaran dengan kebatilan. Atas dasar
itu, setiap muslim diperintahkan untuk selalu berjalan sesuai dengan
al-Quran. Siapa saja yang berjalan sesuai dengan al-Quran tentu mereka
akan mendapatkan petunjuk, penjelas, sekaligus akan diberi “furqan”
(kemampuan untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah).
Bila semesta pembicaraan ini diperluas pada konteks negara dan
masyarakat, kita dapat menyimpulkan bahwa, masyarakat dan negara manapun
akan mendapatkan petunjuk, penjelas dan furqan bila mereka mau
mengadopsi dan hidup sejalan dengan al-Quran. Sebaliknya, jika sebuah
negara dan masyarakatnya jauh dari tuntunan al-Quran maka mereka tidak
akan pernah mendapatkan petunjuk, penjelas dan furqan. Padahal, siapa
saja yang mendapatkan petunjuk dari Allah swt, maka mereka akan
dikaruniai keberkahan, kemudahan, dan juga kesejahteraan hidup.
Namun
demikian, Al-Quran hanya akan tinggal huruf yang tertera di atas kertas
belaka dan tidak pernah menjadi petunjuk bagi umat manusia, jika ia
tidak dibaca, dipelajari, dipahami maknanya dan diamalkan dalam realitas
kehidupan.
Benar,
seseorang tidak akan mungkin bisa menangkap makna-makna yang terkandung
di dalam al-Quran bila dirinya tidak atau belum mampu membaca al-Quran.
Sebab, bagaimana mungkin ia bisa memahami makna-makna yang terkandung
di dalam al-Quran, sedangkan membacanya saja tidak mampu?
Seseorang
yang sudah bisa membaca al-Quran namun tidak memahami arti bacaannya,
dirinya juga tidak mungkin bisa menangkap isi al-Quran. Orang yang bisa
membaca dan memahami makna al-Quran juga tidak akan pernah mendapatkan
keberkahan dan petunjuk, jika ia tidak mau mengamalkan kandungannya.
Untuk
itu, aktivitas membaca, mempelajari, memahami maknanya serta
mengamalkan kandungan makna al-Quran merupakan sebuah keharusan bagi
setiap orang yang ingin mendapatkan petunjuk, penjelas, dan furqan.
Al-Qur’an Sebagai Metode Hidup Manusia - Dari buku Bunga Rampai Pemikiran Islam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar