Pengertian Tauhid Rububiyah Keesaan Ketuhanan
MEMAHAMI HAKEKAT TAUHID
Hakekat Tauhid
Hakekat iman kepada Allah adalah menegakkan prinsip-prinsip tauhid dan
meniadakan seluruh antithesanya, syirik. Tauhid secara literal berarti
mengesakan, dan syirik berarti menyekutukan. Dalam konteks Islam, tauhid
dimaksudkan untuk mengesakan Allah, atau menisbatkan hanya kepada
Allah, sifat-sifat dan kemampuan-kemampuan yang memang milikNya.
Sebaliknya, syirik bermakna menisbatkan kepada selain Allah, beberapa
sifat dan kemampuan-kemampuanNya. Keesaan Allah dianggap tidak lengkap
kecuali diekspresikan dalam tiga aspek berikut ini [Bandingkan dengan Imam Ibnu Taimiyyah, Majmuu’ al-Fatawa, juz I/41, Daar al-Kutub al-‘Imiyyah. Lihat juga, Abu Ameenah Bilal, Menolak Tafsir Bid’ah, PT. Andalus Press, Surabaya, hal.200]:
- Keesaan Ketuhanan (Tauhid Rububiyyah) [Bandingkan dengan penjelasan Imam al-Hafidh Abi ‘Abdillah Mohammad bin Ishaq bin Mohammad bin Yahya bin Manduh, Kitaab al-Tauhiid: Wa Ma’rifah Asma’ al-Allah ‘Azza wa Jalla wa Shifaatih ‘Ala al-Ittifaaq wa al-Tafarrud, al-Jaami’ah al-Islaamiyyah, Madinah, jilid I, hal.33.]
Tauhid
ini merupakan keyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya Sang Pencipta
dan Pengatur langit, bumi, dan seisinya. Dialah yang memberi kekuatan,
rejeki semua yang ada di semesta alam ini. Tak ada satupun kejadian yang
terjadi tanpa ijin dariNya. Al-Quran menyatakan, artinya,
”Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu.” [Qs. Az-Zumar:62]
“Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu.” [Qs.ash-Shaffat:96]
“Tidak ada sesuatupun musibah yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah.” [Qs. At-Taghabun:11]
“Segala
puji bagi Allah Yang telah menciptakan langit dan bumi, dan mengadakan
gelap dan terang, namun orang-orang yang kafir mempersekutukan (sesuatu)
dengan Tuhan mereka..” [al-An’am:1]
Nabi saw bersabda,
“Ketahuilah
bahwa jika seluruh bangsa bersatu dalam usaha memberimu suatu manfaat,
mereka hanya mampu memberi manfaat kepadamu dengan sesuatu jika Allah
memang telah menakdirkannya untukmu. Demikian pula, jika seluruh bangsa
bersatu untuk mencelakakanmu dengan sesuatu, mereka hanya mampu
melakukannya jika Allah telah menakdirkan hal itu terjadi kepadamu.” [Diriwayatkan oleh Ibnu ‘Abbas dan ditakhrij oleh at-Tirmidziy]
Keyakinan
bahwa Allah adalah satu-satunya Pencipta dan Pengatur alam semesta juga
diyakini oleh orang-orang kafir. Allah swt berfirman, artinya,
“Dan
sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang
menciptakan langit dan bumi?" Tentu mereka akan menjawab : "Allah".
Katakanlah: "Segala puji bagi Allah"; tetapi kebanyakan mereka tidak
mengetahui”. [Luqman:25]
“Katakanlah:
"Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu
mengetahui?" Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka
apakah kamu tidak ingat?" [al-Mu’minuun:84-85]
Namun,
keyakinan mereka akan keesaan Allah dalam hal rububiyyah tidak
menyelamatkan mereka dari kekafiran. Sebab, mereka telah menolak tauhid
uluhiyyah. Ini terlihat tatkala Rasulullah saw berkata kepada mereka, “Katakanlah La Ilaha Illa al-Allah – artinya beribadahlah hanya kepada Allah dan jangan mempersekutukanNya.” Orang-orang kafir itu menjawab –sebagaimana telah disebutkan di dalam al-Quran artinya, “Mengapa
ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang satu saja? Sesungguhnya ini
benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan”. [Shaad:5].
Di ayat lain, Allah berfirman, artinya,
“Ingatlah,
hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan
orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak
menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah
dengan sedekat-dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara
mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah
tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar”.
[al-Zumar:3]
Al-Muqriziy menyatakan, “Tidak
ada keraguan lagi, tauhid rububiyyah tidak diingkari oleh orang-orang
musyrik, bahkan mereka menetapkan bahwa Dialah satu-satunya Pencipta dan
Pengatur alam semesta. Mereka hanya mengingkari tauhid uluhiyyah.” [Lihat Al-Muqriiziy, Tajriid al-Tauhiid al-Mufiid, hal.4-9, tahun 1373 H., ta’liq oleh Mohammad Thaha al-Zainiy. Lihat juga penjelasan Imam Ibnu Taimiyyah, dalam al-Fatawa, III/97-98.]
Pengertian Tauhid Rububiyah Keesaan Ketuhanan – Dari Buku Bunga Rampai Pemikiran Islam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar