Larangan Menolak Syariat Islam
AKIBAT MENDUSTAKAN AYAT-AYAT ALLAH
Orang-orang yang mendustakan dan menyombongkan dirinya di hadapan
ayat-ayat Allah tidak mungkin bisa masuk ke surganya Allah swt.
Ketidakmungkinan itu dinyatakan Allah swt dengan ungkapan, ‘…hingga unta bisa masuk ke lubang jarum”. Allah swt berfirman:
“Sesungguhnya
orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri
terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan pintu-pintu langit
(ampunan) dan mereka tidak (pula) masuk surga, hingga unta masuk ke
lobang jarum. Demikianlah Kami membalas orang-orang yang berbuat
kejahatan.” [al-A’raaf:40]
Ayat
sebelumnya menjelaskan bahwa, orang-orang yang mendustakan dan
menyombongkan diri di hadapan ayat-ayat Allah swt, akan menjadi penghuni
neraka dan kekal di dalamnya. Allah swt berfirman:
“Dan
orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri
terhadapnya, mereka itu penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya.” [al-A’raaf:36]
Pada
hakekatnya, orang yang menolak aturan-aturan Allah dan menggantinya
dengan hukum-hukum positif buatan barat adalah orang yang mendustakan
dan menyombongkan dirinya di hadapan ayat-ayat Allah. Orang-orang
semacam ini tidak mungkin bisa masuk surganya Allah, sebagaimana tidak
mungkinnya unta masuk ke lubang jarum.
Akan tetapi, hukum yang sudah sangat jelas ini sering dikesampingkan
oleh sebagian kaum muslim. Di antara mereka –terutama para penguasa
muslim — mempropagandakan paham sekulerisme yang memisahkan agama dari
kehidupan. Terhadap hukum-hukum publik Islam mereka menyatakan: ”Hukum
ini telah ketinggalan jaman dan tidak layak diterapkan untuk peradaban
modern.” Bahkan tidak sedikit diantara mereka menyatakan bahwa syari’at
Islam tidak perlu diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat dan negara,
dan ungkapan-ungkapan yang lainnya.
Padahal, ungkapan-ungkapan semacam ini merupakan bentuk pendustaan dan
kesombongan terhadap hukum-hukum Allah swt. Bukankah hukum Allah swt
yang paling baik? Atas dasar apa ia merendahkan hukum Allah swt? Allah
swt berfirman artinya:
“Apakah
hukum jahiliyyah yang mereka kehendaki, dan hukum siapakah yang lebih
baik daripada hukum Allah bagi orang-orang yang yakin.” [al-Maidah:50]
Hukum
Allah adalah hukum terbaik. Tidak ada satupun hukum yang bisa melebihi
hukum Allah. Lalu, apa pantas kita membuat dan memproduk hukum menurut
hawa nafsu dan akal kita, dan mengesampingkan hukum terbaik (hukum
Allah). Ironisnya lagi, sebagian besar manusia masih saja berani
menyatakan bahwa hukum dan peradaban mereka adalah terbaik dan
adiluhung, sedangkan hukum Allah adalah hukum usang dan ketinggalan
zaman. Sungguh, ini adalah kesombongan dan pendustaan yang sangat nyata.
Wajar saja, bila Allah swt mengganjar mereka siksa yang sangat pedih,
dan akan dimasukkan ke nerakaNya selama-lamanya.
Larangan Menolak Syariat Islam - Dari buku Bunga Rampai Pemikiran Islam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar