Unduh BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Kamis, 15 Februari 2018

Shuhaib Memenuhi Kewajiban Hijrah Ke Daulah Islamiyah



Hijrahnya Shuhaib

Ibnu Hisyam berkata bahwa dikatakan kepadaku dari Abu Utsman An-Nahdi bahwa ia berkata, “Ketika Shuhaib hendak hijrah, orang-orang Quraisy berkata kepadanya, “Engkau datang ke tempat kami dalam keadaan miskin dan hina, kemudian engkau kaya di tempat kami dan engkau menjadi tehormat. Apakah setelah itu engkau akan pergi dengan membawa kekayaanmu dan dirimu? Demi Allah, ini tidak boleh terjadi.”
Shuhaib berkata kepada mereka, “Apakah kalian tidak mengganggu perjalananku jika kekayaanku aku serahkan kepada kalian?” Mereka menjawab, “Ya.” Shuhaib berkata, “Sesungguhnya semua kekayaanku aku berikan kepada kalian.”
Hal ini didengar Rasulullah ShalIallahu Alaihi wa Sallam, kemudian beliau bersabda, “Shuhaib telah beruntung. Shuhaib telah beruntung.” (Ibnu Hisyam, Sirah Nabawiyah (terjemahan)

Dari Tafsir Ibnu Katsir (terjemahan):
Firman Allah Swt.:

“Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah.” (al-Baqarah: 207)
Setelah Allah menyebutkan sifat-sifat orang munafik yang tercela itu, pada ayat berikutnya Allah menyebutkan sifat orang-orang mukmin yang terpuji. Untuk itu Allah Swt. berfirman:

“Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah.” (al-Baqarah: 207)
Menurut Ibnu Abbas, Anas, Sa’id ibnul Musayyab, Abu Utsman An-Nahdi, Ikrimah, dan sejumlah ulama lainnya, ayat ini diturunkan berkenaan dengan Shuhaib Ibnu Sinan Ar-Rumi. Demikian itu terjadi ketika Suhaib telah masuk Islam di Makkah dan bermaksud untuk hijrah, lalu ia dihalang-halangi oleh orang-orang kafir Makkah karena membawa hartanya. Mereka mensyaratkan “jika Shuhaib ingin hijrah, ia harus melepaskan semua harta bendanya, maka barulah ia diperbolehkan hijrah.”
Ternyata Shuhaib bersikeras hijrah, dan melepas semua harta bendanya, demi melepaskan dirinya dari cengkeraman orang-orang kafir Makkah; maka ia terpaksa menyerahkan harta bendanya kepada mereka, dan ikut hijrah bersama Nabi Saw.

Lalu turunlah ayat ini, dan Umar Ibnul Khattab beserta sejumlah sahabat lainnya menyambut kedatangannya di pinggiran kota Madinah, lalu mereka mengatakan kepadanya, “Alangkah beruntungnya perniagaanmu.”
Shuhaib berkata kepada mereka, “Demikian pula kalian, aku tidak akan membiarkan Allah merugikan perniagaan kalian dan apa yang aku lakukan itu tidak ada apa-apanya.” Kemudian diberitakan kepadanya bahwa Allah telah menurunkan ayat ini berkenaan dengan peristiwa tersebut.

Menurut suatu riwayat, Rasulullah Saw. bersabda kepada Shuhaib:

“Shuhaib telah beruntung dalam perniagaannya.”

Ibnu Mardawaih mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abdullah ibnu Rustuh, telah menceritakan kepada kami Sulaiman ibnu Daud, telah menceritakan kepada kami Ja’far ibnu Sulaiman ad-Dhabbi, telah menceritakan kepada kami Auf, dari Abu Utsman an-Nahdi, dari Shuhaib yang menceritakan:


“Ketika aku hendak hijrah dari Makkah kepada Nabi Saw. (di Madinah), maka orang-orang Quraisy berkata kepadaku, “Hai Shuhaib, kamu datang kepada kami pada mulanya tanpa harta, sedangkan sekarang kamu hendak keluar meninggalkan kami dengan harta bendamu. Demi Allah, hal tersebut tidak boleh terjadi selamanya.”
Maka kukatakan kepada mereka, “Bagaimanakah menurut kalian jika aku berikan kepada kalian semua hartaku, lalu kalian membiarkan aku pergi?”
Mereka menjawab, “Ya, kami setuju.”
Maka kuserahkan hartaku kepada mereka dan mereka membiarkan aku pergi. Lalu aki berangkat hingga sampai di Madinah.
Ketika berita ini sampai kepada Nabi Saw., maka beliau bersabda, “Shuhaib telah beruntung dalam perniagaannya, Shuhaib telah beruntung dalam perniagaannya,” sebanyak dua kali.”

Hammad ibnu Salamah meriwayatkan dari Ali ibnu Zaid, dari Sa’id ibnul Musayyab yang menceritakan bahwa Shuhaib berangkat berhijrah untuk bergabung dengan Nabi Saw. (di Madinah), lalu ia dikejar sejumlah orang-orang Quraisy. Maka Shuhaib turun dari unta kendaraannya dan mencabut anak panah yang ada pada wadah anak panahnya, lalu ia berkata, “Hai orang-orang Quraisy, sesungguhnya kalian telah mengetahui bahwa aku adalah orang yang paling mahir dalam hal memanah di antara kalian semua. Demi Allah, kalian tidak akan sampai kepadaku hingga aku melemparkan semua anak panah yang ada pada wadah panahku ini, kemudian aku memukul dengan pedangku selagi masih ada senjata di tanganku. Setelah itu barulah kalian dapat berbuat sesuka hati kalian terhadap diriku. Tetapi jika kalian suka, aku akan tunjukkan kepada kalian semua harta bendaku dan budak-budakku di Makkah buat kalian semua, tetapi kalian jangan menghalang-halangi jalanku.” Mereka menjawab, “Ya.”

Ketika Shuhaib datang ke Madinah, maka Nabi Saw. bersabda:

Beruntunglah jual-belinya.”

Perawi melanjutkan kisahnya, bahwa sehubungan dengan peristiwa tersebut turunlah ayat berikut, yaitu firman-Nya:

“Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.” (al-Baqarah: 207)

Menurut kebanyakan mufassirin, ayat ini diturunkan berkenaan dengan semua mujahid yang berjuang di jalan Allah…
(Tafsir Ibnu Katsir (terjemahan)

Download BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam