Unduh BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Kamis, 27 September 2007

Consumer social responsibility

“Ethics: a system of accepted beliefs which control behaviour.” Cambridge international dictionary of english
 

Sebagian yang diperhatikan oleh literatur dan media massa adalah etika konsumen yang berkaitan dengan produk yang membahayakan/ tidak ramah lingkungan, kondisi pekerja/ sweatshop labor, pangan termodifikasi genetis, hak asasi manusia, child labor, praktek anti-kompetitif, diskriminasi rasial atau jender, kebijakan negara penghasil yang merugikan. Selain itu, perilaku konsumen yang tidak etis seperti pencurian barang/ shoplifting, pengrusakan/ vandalism menjadi kebalikan dari etika konsumen. Kasus karikatur Nabi yang menyebabkan boycott produk negara-negara skandinavia adalah contoh betapa konsumen memiliki keyakinan untuk membuat hidup ini menjadi lebih baik.
Sebenarnya apa tujuan didirikannya sebuah usaha? Dalam perspektif konsumen dan produsen yang beretika, tujuannya adalah untuk memakmurkan/ mensejahterakan masyarakat/ society. Keyakinan ini kebanyakan telah tertutup oleh keserakahan produsen. Siapakah produsen yang paling serakah? Tentunya yang menghasilkan paling banyak keuntungan tetapi tidak memperhatikan masalah kesejahteraan masyarakat/ umat manusia secara umum. Perusahaan-perusahaan multinasional adalah yang paling jago dalam hal ini. Mereka menjadi salah satu alat dari alat yang lain (piutang) bagi negaranya masing-masing untuk mengeruk kekayaan negara yang bargaining powernya rendah, dalam hal ini adalah negara sedang berkembang termasuk negeri ini.
Amerika (menyingkat negara-negara kapitalis) menyedot kekayaan negara sasarannya dengan cara repatriasi keuntungan, yaitu memasukkan sebagian keuntungan ke negara asalnya/ home country. Mengapa hal ini merugikan? Karena dengan demikian produsen dalam negri kalah bersaing, padahal merekalah yang bisa mengunakan uangnya untuk mensejahterakan masyarakat seperti tujuan semula, bukannya mensejahterakan masyarakat asing. Hal ini dapat menjadi lebih parah lagi jika perusahaan yang dikuasai asing adalah perusahaan negara atau BUMN yang notabene menguasai hajat hidup orang banyak, seperti terjadinya aksi penjualan aset beberapa waktu silam. Padahal BUMN adalah aset masyarakat yang dengannya semestinya penduduk negeri mendapatkan pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan. Hal ini berlaku juga untuk aset negera yang vital seperti minyak dan air minum yang di negara republik Indonesia tidak dapat dikuasai masyarakat dengan baik.
Melalui Corporate Social Responsibility dari sudut pandang politik amerika, perusahaan asing (amerika) berusaha memenangkan hati konsumen demi corporate sustainability (wealth sustainability). Hal ini dapat kita simpulkan sebagai berikut: semakin banyak perusahaan milik asing, semakin banyak perusahaan Indonesia gulung tikar, sehingga semakin banyak pengangguran. Semakin banyak produk asing terbeli, semakin cepat pertumbuhan jumlah orang miskin. Semakin banyak anak-anak tidak bisa sekolah/ putus sekolah, semakin sedikit penguasaan teknologi, semakin banyak orang kurang pendidikan, kriminalitas, kebobrokan moral dan seterusnya membentuk reaksi berantai bercabang di sistem negara republik.
Demikianlah betapa orang kaya (Amerika) ingin menjadi lebih kaya lagi dengan memanfaatkan orang miskin (negara berkembang), menjadikan mereka lebih miskin lagi. Tidak menjadi masalah bagi mereka jika penghuni tanah air menjadi miskin asalkan mereka bertambah kaya. Apa yang dijanjikan globalisasi yang timpang pada kita? Bertambah kayanya negara kaya dari bertambah miskinnya negara miskin. Begitu taring mereka sudah menancap, sebisa mungkin sebanyak mungkin menyedot darah ibu pertiwi.
Conflict of interest ini seharusnya dimenangi penduduk negara berkembang dengan negaranya. Tetapi penguasa dipertanyakan niatnya, mungkin karena negeri Indonesia dirasa masih kaya, belum benar-benar kehabisan darah. Pembelanjaan pemerintah (government expenditure) yang tidak sesuai dengan kepentingan masyarakat, contohnya kasus impor beras dan hancurnya beberapa industri seperti industri tekstil membuktikan ada tanda tanya besar. Pemerintah/ negara seharusnya bukanlah pebisnis yang mengutamakan profit tanpa memikirkan kemajuan bangsanya sendiri.
Secara rasional konsumen akan membeli produk yang paling memuaskan. Barang yang memuaskan adalah yang lebih murah atau lebih prestis. Hal ini dapat diakomodasi dengan baik oleh perusahaan asing yang memiliki keuntungan skala ekonomi dan pengaruh media massa. Tetapi ingat bahwa produk yang memuaskan itu relatif. Konsumen yang memiliki tanggung jawab terhadap sosial/ socially responsible akan memilih produk yang membantu masyarakat, yang lebih memuaskannya, yaitu produk dalam negri (terkecuali produk yang produktif tersebut tidak dihasilkan oleh perusahaan dalam negeri). Beberapa hal yang biasa dilakukan konsumen adalah terus membeli atau berhenti membeli suatu produk, mendukung suatu perusahaan atau membikot suatu perusahaan, memilih atau berlawanan dengan suatu partai politik.

Produk dalam negeri/ diproduksi perusahaan dalam negri/ diproduksi di dalam negri/ dengan komponen sebagian besar dalam negri jika dibandingkan dengan produk produsen asing memiliki satu komponen yang unik, yaitu social cost. Social cost ini adalah selisih harga dan selisih kualitas antara produk
Indonesia dengan produk asing dikarenakan kekalahan produsen dalam negri dalam hal skala ekonomi dan efisiensi. Social cost inilah yang dibayar dan sekaligus dikonsumsi oleh konsumen untuk: membangun perekonomian, menyehatkan industri, mengefisienkan produksi, mensejahterakan masyarakat, menurunkan/ menegatifkan pertumbuhan populasi orang miskin di negeri Indonesia yang kaya sumberdaya.
Apakah konsumen hanya berkata, “Ini hanyalah cara dunia bekerja” atau “Saya memakai merk ini karena orang lain juga melakukannya” atau “Ini hanya buang waktu” atau “Saya merasa tidak berdaya” atau “Jika pemerintah tidak peduli, mengapa saya harus”?
 
The few who had changed their purchasing behaviour were people who had seen the consequences of ethical breaches in a very personal, vivid and meaningful way,” (consumer ethics across culture- working paper- center for responsible business 2005)
Jika konsumen keseluruhan melakukan ConSR, produk Indonesia oleh anak bangsa tidak perlu kalah, apalagi hanya pada barang-barang berteknologi rendah. Itulah yang menjadi harapan kita semua, itulah satu hal yang dapat dilakukan oleh konsumen. Membantu yang lemah ternyata memang perlu.
artikel ini tidak memiliki copyright/ hak cipta dalam bentuk apapun: boleh diperbanyak dengan cara apapum dengan maupun tanpa izin penulis: Annas I. Wibowo

HOW TO MAKE CORNMEAL SOAP







Dr. Chutima Koshawatana Nakhon Sawan Field Crops Research Center Tak Fa, Nakhon Sawan 60190, Thailand Tel: 665-624-1019 Fax: 665-624-1498 E-mail: koshawatana@yahoo.com

2003-11-01

http://www.agnet.org/about/
Farmers who grow corn may not realize that they can make use of the corn they grow instead of selling it to local merchants. They can add value to their product by making cornmeal soap. The family can use this at home, or they can sell it to their neighbors and earn some money.

ABOUT CORNMEAL SOAPTop of Document

Cornmeal soap is made from high-quality natural ingredients, including various kinds of vegetable oil, cornmeal and sesame seed. For this reason, this kind of handmade soap is very mild on the skin.

Cornmeal is added to the recipe to improve the quality of the soap. Cornmeal soap helps to unclog the pores and remove excess oil. The rough granules of cornmeal scrub dirt and oil from the skin.

Farmers can make their own cornmeal using the following recipe.

RECIPE FOR CORNMEAL Soap

Ingredients

  • Coconut oil 220 g
  • Olive oil 100 g
  • Palm oil 80 g
  • Lye 73 g
  • Water 140 g
  • Cornmeal 20 g
  • Sesame seeds 2.5 g
  • Glycerin 25 g
  • Vitamin E 2 g
  • Fragrance 8 g

Method

  • Pour the lye into the water and stir well. Set aside until the temperature falls to 42oC.
  • Mix the coconut oil, olive oil and palm oil together in an enamel pot. Heat the oils to a temperature of 42oC.
  • Slowly pour the lye solution into the oil mixture and stir well. If the temperature of the mixture falls, heat the mixture up to 42oC again.
  • Stir the mixture for up to one hour until it becomes 'trace', (i.e. clear). Then add the glycerin, Vitamin E, cornmeal and sesame seed. Stir for five minutes, then add the fragrance.
  • Pour the soap into molds. Leave for at least six hours or overnight.
  • Remove the soap from the molds, and cure in a shed for one month. This is to make sure there is no residual effect from the caustic lye.

POINTS FOR BeginnerTop of Document

  • The corn should be ground to a fine powder, otherwise it may irritate the skin.
  • The sesame seed should be cut into small pieces rather than crushed. This is because crushing squeezes the oil out of the seed, and the ground sesame clumps together.
  • You should wear an apron, rubber gloves, and safety goggles to protect yourself from the caustic lye solution.
  • Avoid using utensils made of aluminium or other metals, because they react with the caustic lye solution. An earthenware pot should be used to treat the mixture.
  • After the lye has been poured into the water, stir it immediately. Otherwise, the lye will clump together and be difficult to dissolve.
  • When you pour the caustic lye solution into the oil mixture, make sure that the temperature of the lye and the temperature of the oil are the same.
  • Protect the surface of the table you are using with old newspaper.
  • The molds should be made of plastic, because it is easier to get the soap out.
  • If it is difficult to get the soap out of the molds, put the molds into a freezer for three or four hours. You can then remove the soap easily.
  • This recipe yields nine bars of soap, each weighing 60 g. The production cost is approximately US$0.25 per bar. This cost is calculated from the ingredients only, and does not include the cost of kitchen utensils. The recipe can be doubled or tripled, depending on the amount required.
  • After the bars have been cured for one month, check the pH of the soap with litmus paper before it is used. The soap should have a pH of 8-10.

This method is not difficult to follow. It may be awkward at first, but when you get used to it, it becomes quite enjoyable. People often enjoy experimenting with the recipe. In Thailand, many groups of farmers from many provinces have become interested in making cornmeal soap. They join training courses, or visit the Nakhon Sawan Field Crop Research Center. Some ask for leaflets in Thai, which are distributed free. One group is making the soap as part of the "One Village, One Product" program, and is making a good income from it.


Membuat Sabun Mandi Sendiri

Sabun mandi merupakan garam logam alkali (biasanya disebut garam natrium) dari asam lemak. Sabun yang telah berkembang sejak zaman Mesir kuno berfungsi sebagai alat pembersih. Keberadaan sabun yang hanya berfungsi sebagai alat pembersih dirasa kurang, mengingat pemasaran dan permintaan masyarakat akan nilai lebih dari sabun mandi.

Oleh karena itu, tidak ada salahnya jika dikembangkan lagi sabun mandi yang mempunyai nilai lebih, seperti pelembut kulit, antioksidan, mencegah gatal-gatal dan pemutih dengan penampilan (bentuk, aroma, warna) yang menarik. Perkembangan tersebut disesuaikan dengan perkembangan zat-zat aditif yang telah ada. Selain itu, perlu ditambahkan zat pengisi (filter) untuk menekan biaya supaya lebih murah.

Adanya perbedaan komposisi pada lemak dan minyak menyebabkan sifat fisik berbeda dan hasil lemak serta sabun berbeda pula. Untuk itu, perlu upaya mencoba pembuatan sabun dengan penambahan zat aditif berupa TiO2 dan EDTA dengan bahan dasar minyak kemasan, dibandingkan dengan campuran minyak kelapa dan minyak goreng gurah tanpa kemasan dengan prosedur yang berbeda.

Minyak dan lemak

Pada dasarnya, lemak dan minyak dihasilkan oleh alam yang bersumber dari hewan dan tanaman. Sedangkan berdasarkan pada sumbernya, minyak dan lemak dapat diklasifikasikan atas hewan dan tumbuhan. Perbedaan mendasar daripada lemak hewani dan lemak nabati adalah: 1) lemak hewani mengandung kolesterol, sedangkan lemak nabati mengandung fitosterol, 2) kadar lemak jenuh dalam lemak hewani lebih kecil daripada lemak nabati, dan 3) lemak hewani mempunyai bilangan Reicher-Meiss lebih besar dan bilangan Polenshe lebih kecil dibanding dengan minyak nabati (Ketaren, 1986).

Ada beberapa sifat fisik dari minyak dan lemak yang dapat dilihat dari minyak dan lemak, antara lain: warna, bau amis, odor dan flavor, kelarutan, titik cair dan polymerism, titik didih, splitting point, titik lunak, shot melting point, berat jenis, indeks bias dan kekeruhan.

Zat warna dibedakan menjadi dua, yaitu warna alamiah dan warna akibat oksidasi dan degradasi komponen kimia yang terdapat dalam minyak. Zat warna alamiah terdapat secara alamiah dalam bahan yang mengandung minyak dan ikut terekstraksi bersama minyak bersama dalam proses ekstraksi. Zat warna tersebut antara lain alfa dan beta karoten, xanthofil dan anthosianin. Zat warna ini menyebabkan minyak berwarna kuning, kuning kecoklatan, kehijau-hijauan dan kemerah-merahan.

Sedangkan, warna akibat oksidasi dan degradasi komponen kimia yang terdapat pada minyak antara lain: warna gelap disebabkan oleh oksidasi terhadap tokoferol (vitamin E). Warna coklat terdapat pada minyak atau minyak yang berasal dari bahan busuk atau memar.

Bau amis pada minyak atau lemak disebabkan oleh interaksi trimetil amin oksida dengan ikatan rangkap dari minyak tak jenuh. Mekanisme pembentukan trimetri amin dari lesistin bersumber dari pemecahan ikatan C-N dari cholin dalam molekul lesitin. Ikatan C-N ini dapat diuraikan oleh zat pengoksidasi seperti gugus peroksida dalam lemak, sehingga menghasilkan trimetil-amin.

Odor dan flavor dalam minyak, selain terdapat secara alami juga terjadi karena pembentukan asam-asam lemak berantai pendek sebagai hasil penguraian pada kerusakan minyak atau lemak. Akan tetapi, odor atau flavor pada umumnya disebabkan oleh komponen bukan minyak. Sebagai contoh, bau khas dari minyak kelapa sawait disebabkan karena beta-ionone, sedangkan bau khas dari minyak kelapa disebabkan oleh nonyl methylketon (Ketaren, 1986).

Adapun sifat kimia dari lemak dan minyak antara lain: hidrolisa, oksidasi, hidrogenasi, esterifikasi, dan pembentukan keton. Hidrolisa minyak atau lemak akan asam-asam lemak bebes dan gliserol. Reaksi hidrolisa yang dapat menyebabkan kerusakan pada minyak atau lemak karena terdapatnya air dalam minyak tersebut. Reaksi ini akan menyebabkan flavor dan bau tengik pada minyak tersebut (Ketaren, 1986).

Pengujian minyak atau lemak berdasarkan pada penelitian dan penetapan bagian tertentu dari komponen kimia lemak dan minyak. Metode tersebut antara lain: total minyak atau lemak, bilangan penyabun, bilangan Iod, dan bilangan asam.

Sabun mandi

Saat ini, telah ditemukan berbagai macam jenis dari daun-daun, akar, kacang-kacangan atau biji-bijian yang bisa digunakan untuk membentuk sabun yang mudah larut dan membawa kotoran dari pakaian. Untuk sekarang, kita memakai dasar material yang disebut sebagai saponin yang mengandung pentasiklis triterpena asam karboksilat, seperti asam oleonat atau asam ursolat, zat kimia berkombinasi dengan molekul gula. Asam ini juga terlihat dalam keadaan tanpa kombinasi. Saponin lebih dikenal sebagai “sabun”.

Sabun mandi merupakan garam logam alkali (Na) dengan asam lemak dan minyak dari bahan alam yang disebut trigliserida. Lemak dan minyak mempunyai dua jenis ikatan, yaitu ikatan jenuh dan ikatan tak jenuh dengan atom karbon 8-12 yang diberikatan ester dengan gliserin. Secara umum, reaksi antara kaustik dengan gliserol menghasilkan gliserol dan sabun yang disebut dengan saponifikasi.

Setiap minyak dan lemak mengandung asam-asam lemak yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut menyebabkan sabun yang terbentuk mempunyai sifat yang berbeda. Minyak dengan kandungan asam lemak rantai pendek dan ikatan tak jenuh akan menghasilkan sabun cair. Sedangkan rantai panjang dan jenuh mengahasilkan sabun yang tak larut pada suhu kamar.

Sabun termasuk salah satu jenis surfaktan yang terbuat dari minyak atau lemak alami. Surfaktan mempunyai struktur bipolar. Bagian kepala bersifat hidrofilik dan bagian ekor bersifat hidrofobik. Karena sifat inilah sabun mampu mengangkat kotoran (biasanya lemak) dari badan dan pakaian. Selain itu, pada larutan, surfaktan akan menggerombol membentuk misel setelah melewati konsentrasi tertentu yang disebut Konsentrasi Kritik Misel (KKM) (Lehninger, 1982).

Dalam Encyclopedia of Chemical Tehnology, Kirk-Othmer menyebutkan bahwa minyak kelapa mengandung: caprylic (7%), capric (6%), lauric (50%), myristic (18%), palmitic (8,5%), stearic (3%), oleic (6%), linoleic (1%), linolenic (0,5%).

Untuk kualitas sabun, salah satunya ditentukan oleh pengotor yang terdapat pada lemak atau minyak yang dipakai. Pengotor itu antara lain berupa hasil samping hidrilis minyak atau lemak, protein, partikulat, vitamin, pigmen, senyawa fosfat dan sterol. Selain itu, hasil degradasi minyak selama penyimpanan akan mempengaruhi bau dan warna sabun. Salah satu kelemahan sabun adalah pada air keras sabun akan mengendap sebagai lard. Air keras adalah air yang mengandung ion dari Mg, Ca dan Fe.

Namun kelemahan ini bisa diatasi dengan menambahkan ion fosfat atau karbonat sehingga ion-ion ini akan mengikat Ca dan Mg pembentuk garam. Untuk memperoleh sabun yang berfungsi khusus, perlu ditambahkan zat aditif, antara lain: asam lemak bebas, gliserol, pewarna, aroma, pengkelat dan antioksidan, penghalus, serta aditif kulit (skin aditif).

Titanium dioksida (TiO2)

Titanium dioksida (TiO2) ditambahkan ke dalam sabun berfungsi sebagai pemutih sabun dan kulit. Pada konsentrasi kecil (<0,8>

TiO2 ada dalam tiga bentuk kristal: anatase, brookite, dan rutile. Biasanya diperoleh secara sintetik. Rutile adalah bentuk yang stabil terhadap perubahan suhu apabila diperoleh secara luas sebagai monokristal yang transparan. Titanium dioksida digunakan dalam elektrolit, plastik dan industri keramik karena sifat listriknya. Selain itu, ia sangat stabil terhadap perubahan suhu dan resisten terhadap serangan kimia. Ia tereduksi sebagian oleh hydrogen dan karbon monoksida. Pada 20000 dan vakum, ia tereduksi oleh karbon membentuk titanium karbida. Jika ada agen pereduksi, ia akan terklorinasi.

Titanium oksida murni dipreparasi dari titanium tetraklorida yang dimurnikan dengan destilasi ulang. Kegunaan titanium dioksida antara lain dalam vitreus enamel, industri elektronik, katalis dan pigmen zat warna. TiO2 adalah zat warna putih yang dominan di usaha karena mempunyai sifat: indek refraksi tinggi, tidak menyerap sinar tampak, mudah diproduksi sesuai keinginan, stabilitas tinggi dan non toksik.

EDTA

EDTA ditambahkan dalam sabun untuk membentuk kompleks (pengkelat) ion besi yang mengkatalis proses degradasi oksidatif. Degradasi oksidatif akan memutuskan ikatan rangkap pada asam lemak membentuk rantai lebih pendek, aldehid dan keton yang berbau tidak enak.

EDTA adalah reagen yang bagus, selain membentuk kelat dengan semua kation, kelat ini juga cukup stabil untuk metode titrimetil. Untuk titrasi ini, Reilley dan Barnard menemukan 200 senyawa organik sebagai logam dalam titrasi berwarna dengan ion logam yang range konsentrasi pM. Kompleksnya juga berwarna intensif dan dapat dilihat mata pada konsentrasi 10-6 – 10-7 M.

Bilangan Penyabunan

Bilangan penyabunan adalah jumlah milligram KOH yang diperlukan untuk menyabunkan satu gram lemak atau minyak. Apabila sejumlah sampel minyak atau lemak disabunkan dengan larutan KOH berlebih dalam alcohol, maka KOH akan bereaksi dengan trigliserida, yaitu tiga molekul KOH bereaksi dengan satu molekul minyak atau lemak. Larutan alkali yang tertinggal ditentukan dengan titrasi menggunakan HCL sehingga KOH yang bereaksi dapat diketahui.

Dalam penetapan bilangan penyabunan, biasanya larutan alkali yang digunakan adalah larutan KOH, yang diukur dengan hati-hati ke dalam tabung dengan menggunakan buret atau pipet.

Alat dan Bahan

Alat

1. Peralatan gelas

2. Hot plate

3. Timbangan analitik

4. Pengaduk magnet

5. Heating mantel

6. Statif dan kelm

7. Pignometer

8. pH meter

Bahan

1. Minyak Bimoli

2. Soda kaustik

3. Garam halus

4. Aquades

5. TiO2

6. Aroma Orange

7. EDTA

8. Indikator pp

9. Kalium hidroksida

10. Etanol

11. Asam klorida

12. Buffer pH 7 dan 9

Cara Pembuatan

a. Minyak Goreng Bimoli

1. Panaskan terlebih dahulu 10 mL air dalam Erlenmeyer 50 mL dan pada saat mendidih, tambahkan 5 gram soda kaustik.

2. Sambil diaduk, sebanyak 50 mL minyak Bimoli dituangkan secara pelan-pelan dengan menggunakan api yang kecil.

3. Setelah terbentuk padatan, lalu tambahkan 25 mL aquades serta terus menerus diaduk sambil dipanaskan sehingga terbentuk seperti susu.

4. Selanjutnya, 1 gram garam halus dimasukkan, diaduk kira-kira 20 menit dengan api dimatikan.

5. Masukkan sebanyak 1 gram campuran EDTA dan TiO2 , diaduk hingga merata.

6. Mendiamkan selama 20 menit dan memasukkan parfum orange dan diaduk.

7. Menuangkan dalam cetakan dan ditunggu selama 24 jam.

b. Campuran Minyak Curah dan Minyak Kelapa

1. Sebanyak 25 mL minyak curah dicampurkan dengan 25 mL minyak kelapa dalam Erlenmeyer 250 mL.

2. Lalu tambahkan 25 gram soda kaustik dan etanol.

3. Larutan dipanaskan pada suhu 70 – 80 0C selama 20 menit.

4. Lapisan dipisahkan, yang dipakai larutan bawah.

5. Selanjutnya, tambahkan sebayak 1 gram TiO2 dan 1 gram EDTA, 2 mL larutan jenuh NaCl sambil diaduk dan dipanaskan sampai terbentuk jonjot-jonjot putih dan disaring serta direkristalisasi dengan air panas.

Dari kedua cara diatas, nantinya dapat disimpulkan bahwa bahan dasar pembuatan sangat berpengaruh pada sabun yang dihasilkan. Jika dipakai minyak dengan kandungan asam tak jenuh dan rantai pendek, maka akan menghasilkan sabun cair. Sedangkan bila dipakai minyak dengan kandungan asam lemak jenuh dan berantai panjang, maka akan dihasilkan sabun yang tak larut pada suhu kamar (sabun padat).

Ketika bahan dasar yang dipakai adalah minyak goreng Bimoli berwarna kuning, bening yang terbuat dari kelapa sawit. Sedangkan minyak curah berwarna kuning keruh yang juga terbuat dari kelapa sawit, maka prosesnya lebih jelek dari Bimoli.

Langkah yang sama sebenarnya dapat dilakukan untuk memperoleh sabun yang bagus. Pertama, dengan menambahkan filternya supaya menekan biaya. Kedua, bisa menggunakan bahan lemak atau minyak yang lain. Ketiga, perlunya memvariasi karakteristik sabun dari bahan lain. Selamat mencoba!

(Diambil dari berbagai sumber

Mandi "Popcorn"?

SELAMA ini jagung hanya dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan pakan ternak. Kini, berbagai industri nonpangan memerlukan jagung sebagai bahan baku kosmetika. Misalnya penggunaan tepung jagung sebagai bahan campuran pembuatan sabun mandi.

Selain cukup bermutu, sabun mandi berbahan jagung bisa dibuat sendiri di rumah petani atau industri rumah tangga. Sabun buatan tangan berbahan tepung jagung kini sedang populer di kalangan masyarakat pedesaan Thailand. Adapun resep dan teknologi pembuatannya yang sederhana itu diperkenalkan Dr. Chutima Koshawatana dari Pusat Riset Tanaman Nakhon Sawan, Thailand.

Sabun tepung jagung buatan rumahan itu diperkenalkan untuk dibuat sendiri pada rumah tangga di pedesaan. Hasilnya kelak untuk digunakan sendiri sebagai sabun mandi sehari-hari ataupun untuk dijual.

Sabun tepung jagung tersebut bermutu bagus karena bahan-bahan resep pembuatannya pun bermutu tinggi. Tilik saja rasio komposisi bahannya yang sebagian besar berasal dari alam, terutama nabati. Unsur bahan baku sabun jagung antara lain minyak kelapa 220 gram, minyak zaitun 100 mg, minyak sawit 80 gram, larutan alkali/soda 73 gram, tepung jagung 20 gram, biji wijen 2,5 gram, gliserin 25 gram, vitamin E 2 gram, wewangian (fragnance) 8 gram dan air 140 gram.

**

PENGGUNAAN bahan tepung jagung tersebut diketahui dapat meningkatkan mutu sabun mandi, karena berbagai sifat yang mendukung. Pertama, tepung jagung dapat membantu sabun membuka pori-pori di kulit, lantas membersihkan minyak berlebih di kulit. Kedua, butiran tepung jagung mampu ”menggaruk” (scrub) kotoran dan minyak dari permukaan kulit. Bahkan dengan adanya bahan-bahan tambahan bermutu lainnya, sabun tepung jagung buatan tangan terasa sangat lembut di kulit.

Sementara itu, teknik pembuatan dan peralatan yang dibutuhkan pun relatif sederhana, yaitu larutan alkali dituangkan pada air yang telah disediakan dan diaduk dengan baik hingga rata. Biarkan sampai suhu larutan turun mencapai 42 derajat Celsius.

Pada bagian lain secara terpisah, yaitu minyak kelapa, minyak zaitun dan minyak sawit dicampur di dalam satu panci email, lalu dipanaskan hingga suhu 42 derajat Celsius. Setelah itu tuangkan secara perlahan larutan alkali yang sudah disiapkan tadi ke campuran minyak-minyak tersebut, lalu diaduk kembali agar tercampur rata. Jika suhu campuran itu turun maka hangatkan hingga kembali mencapai suhu 42 derajat Celsius.

Proses pengadukan dilakukan selama satu jam hingga campuran tersebut terlihat trace (jernih), Ialu tambahkan gliserin, vitamin E, tepung jagung dan biji wijen. Aduk selama 5 menit, lalu tambahkan bahan pewangi.

Proses selanjutnya, sabun yang masih cair itu dituangkan pada cetakan-cetakan yang disediakan dengan ukuran dan bentuk yang dikehendaki. Biarkan selama satu malam atau enam jam hingga membeku. Kemudian sabun yang telah membeku/mengeras dikeluarkan dari cetakan lalu dirawat dalam tempat penyimpanan atau gudang selama satu bulan. Perawatan selama itu dimaksudkan untuk memastikan efek residu larutan alkali sudah tidak ada lagi. Komposisi resep dengan takaran di atas menghasilkan sembilan batang sabun mandi berukuran masing-masing 60 gram.

Dalam membuat sabun mandi tepung jagung ini ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan, yaitu tepung jagung harus cukup halus, biji wijen harus dipotong-potong dulu hingga kecil-kecil tetapi jangan diremukkan/digiling, jangan menggunakan peralatan dari aluminium/logam lainnya, gunakan pakaian pelindung badan termasuk sarung tangan karet, dan cetakan yang digunakan sebaiknya dari plastik agar tidak lengket. Dalam masa perawatan selama sebulan, pH sabun harus diperiksa. Sabun mandi yang dinilai aman digunakan setelah pH-nya berkisar 8-10. Siap deh mandi jagung, eh mandi sabun alami berbahan jagung.(Food and Fertilizer Technology Center)

The Right Soap

Ternyata memilih sabun cukup membingungkan. Banyak formula di dalamnya yang tanpa disangka dapat berakibat buruk bagi kulit Anda.
Tak dapat dipungkiri, sabun termasuk bagian primer dari kehidupan sehari- hari Anda. Saat mandi - pagi dan sore ataupun sekedar membasuh muka atau tangan, Anda akan memanfaatkan sabun demi alasan higienis. Lepas dari manfaat membersihkan, banyak jenis sabun -
terutama yang berbentuk bar atau batangan - yang dapat mengakibatkan kulit menjadi kering selain juga mendatangkan iritasi pada kulit. Bila tidak dibilas dengan bersih, sisa-sisa sabun juga berkecenderungan menutup pori yang dalam jangka panjang akan berakibat munculnya komedo, misalnya yang sering terjadi pada bagian punggung.
Banyak orang yang percaya bahwa rasa ‘kencang’ pada kulit setelah mandi menandakan kulit telah bersih. Padahal rasa kencang inilah sebenarnya yang merupakan bagian dari proses kulit yang mengering dan teriritasi. Jika kulit terasa ‘kencang’ lebih dari 2 menit, maka inilah saatnya Anda membalurkan pelembab agar kulit menjadi ebih supel.
Bila Anda berkulit kering dan sensitif sebaiknya memilih sabun batangan yang mengandung gliserin, petroleum dan beeswax. Ketiga formula tersebut dapat melindungi & mencegah kulit dari iritasi dan jerawat serta membuat kulit terasa kenyal. Bisa juga dipilih sabun yang berbahan dasar alami.
Sabun batangan sebaiknya disimpan dalam tempat yang tertutup supaya tidak terkontaminasi dengan udara luar. Sebelum mengaplikasikannya pada tubuh bilas terlebih dahulu dengan air agar debu yang menempel pada permukaannya larut. Demikian pula setelah dipakai, bilas kembali dengan air baru kemudian masukan ke dalam tempatnya.
Anda tidak perlu khawatir kotoran yang menempel pada permukaan atas akan membahayakan bagian dalamnya. Karena begitu Anda bilas, seluruh kotoran yang ada akan langsung hilang.
Jenis-jenis sabun dan fungsinya:
Transparant Soap
- sabun ‘tembus pandang’ ini tampilannya jernih dan cenderung memiliki kadar yang ringan. Sabun ini mudah sekali larut karena mempunyai sifat sukar mengering.Castile Soap - sabun yang memakai nama suatu daerah di Spanyol ini memakai olive oil untuk formulanya. Sabun ini aman dikonsumsi karena tidak memakai lemak hewani sama sekali.
Deodorant Soap
- sabun ini bersifat sangat aktif digunakan untuk menghilang aroma tak sedap pada bagian tubuh. Tidak dianjurkan digunakan untuk kulit wajah karena memiliki kandungan yang cukup keras yang dapat menyebabkan kulit teriritasi.
Acne Soap
- Sabun ini dikhususkan untuk membunuh bakteri-bakteri pada jerawat. Seringkali sabun jerawat ini mengakibatkan kulit kering Bila pemakaiannya dibarengi dengan penggunaan produk anti-acne lain maka kulit akan sangat teriritasi, sehingga akan lebih baik jika Anda memberi pelembab atau clarning lotion setelah menggunakan Acne Soap.
Cosmetic Soap
atau Bar Cleanser - biasanya dijual di gerai-gerai kecantikan. Harganya jauh lebih mahal dari sabun-sabun biasa karena di dalamnya terdapat formula khusus seperti pemutih. Cosmetic soap biasanya memfokuskan formulanya untuk memberi hasil tertentu, seperti pada whitening facial soap dan firming facial soap.
Superfatted Soap
- memiliki kandungan minyak dan lemak lebih banyak sehingga membuat terasa lembut dan kenyal. Sabun ini sangat cocok digunakan untuk kulit kering karena dalamnya terdapat kandungan gliserin, petroleurn dan beeswax yang dapat melindungi mencegah kulit dan iritasi dan jerawat.
Oatmeal Soap
- dan hasil penelitian, gandum mempunyai kandungan anti iritasi. Dibandingkan sabun lain, sabun gandum ini lebih baik dalam menyerap minyak menghaluskan kulit kering dan sensitif.
‘Natural’ Soap
- sabun alami ini memiliki formula yang sangat lengkap seperti vitamin, ekstrak buah, minyak nabati, ekstrak bunga, aloe vera dan essential oil. Cocok untuk semua jenis kulit dan kemungkinan membahayakan kulit sangat kecil.
Formula yang perlu dihindari dari sebatang sabun :
Sodium Hydroxide dan Alkaline -
menyebabkan kulit teriritasi dan kering.
Anti bacterial formula -
hanya membersihkan bagian luar tapi tidak mematikan kuman dan bakteri yang ada pada jerawat.
Lemak hewani -
mengakibatkan jerawat.
PH di atas 7
- meningkatkan keberadaan Propionobacteria - bakteri penyebab jerawat.

Fruity Pretty Soap

Oleh:

Agust Andy P. 13501062

Erik Evanny 13501065

Rizki Hustiniasari 13501068

Anugrah Redja Kusuma 13501072

Ditto Rahmat K. A. 13501076




Institut Teknologi Bandung

2005

Executive Summary

Diantara perusahaan yang bergerak pada bidang yang sama, PT. ACM mempunyai kiat khusus untuk mampu bersaing terutama dengan perusahaan skala besar. Strategi yang diterapkan adalah mengamati, menganalisis, mencontoh, dan memberi nilai tambah. Inilah yang membuat PT. ACM bukan hanya sekedar peniru, namun juga memberikan nilai tambah pada setiap produk yang dikeluarkan sehingga dapat diterima oleh masyarakat. Hal juga disebabkan oleh harga produk yang relatif lebih murah bila dibandingkan dengan produk sejenis.

Fruty Pretty Soap (FPS) tidak hanya digunakan untuk kebersihan badan waktu mandi saja, namun dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk perawatan kulit dan menjaga keharuman tubuh sepanjang hari. Sabun merupakan substansi kimia yang dibuat dengan mengkombinasikan asam lemak, alkali, dan dipanaskan dengan air sebagai mediumnya. FPS merupakan sabun yang bahan dasarnya adalah buah-buahan asli ditambah dengan minyak zaitun, naturally-occurring glycerin yang biasanya diekstrak oleh perusahaan sabun untuk peembab tubuh, bunga, dan lain-lain. Dengan menggunakan FPS, kulit akan terhindar dari bahan-bahan kimia yang tidak dibutuhkan, kulit menjadi lebih halus, kelembaban alami tubuh akan tetap terjaga, dan aroma alami bahan dasar sabun ini akan tahan lama melekat pada tubuh pemakai.

Peluang usaha ini sangat menjanjikan mengingat banyak orang, terutama wanita, menginginkan produk perawatan kulit eksklusif dengan harga terjangkau. Untuk saat ini masih jarang sekali perusahaan yang memproduksi sabun alami ini. Hal ini menyebabkan harga yang sangat mahal dan sulit didapat. Oleh karena itu, PT. ACM berusaha membuat produk sabun buah-buahan ini untuk memberikan nilai lebih dari produk sabun yang telah ada di pasaran (sabun dengan kandungan bahan kimia yang tinggi). Produk ini dijual dengan harga terjangkau sehingga dapat dibeli oleh masyarakat dari kalangan menengah. Dengan adanya sabun buah-buahan ini, jelas perawaran kulit makin mudah, praktis, dan murah. Hal ini sesuai dengan tren kehidupan sekarang bergerak dengan cepat seiring mobilitas manusia yang semakin tinggi.

Modal yang diperlukan oleh usaha ini, seperti yang terinci pada Financial Plan, adalah sebesar : Rp. 238.300.000. Dengan melakukan produksi yang telah diotomatisasi, produksi sabun tiap satuan waktu menjadi lebih banyak. Hal ini diharapkan dapat menekan biaya produksi sehingga berdampak pada turunnya harga produk. Dengan harga produk yang relatif lebih murah dari produk lainnya yang sejenis, maka permintaan akan produk ini semakin meningkat dan Break Even Point dapat dicapai dengan cepat.

Supplier

Dalam hal pasokan barang, PT. ACM mengambil bahan dasar dari daerah agroindustri, yaitu dari daerah Malang, Pasuruan, Probolinggo. Bahan dasar ini dibeli langsung dari perkebunan. Selain untuk mendapatkan bahan dasar dengan jumlah besar, diharapkan pemesanan dapat dilakukan secara berkelanjutan.

Distributor

Produk sabun FPS ini ditujukan untuk kalangan menengah ke atas. Oleh karena itu produk yang telah diproduksi dan siap digunakan dipasarkan melalui supermarket, salon kecantikan, toko-toko kecantikan, hypermarket, apotek atau health center seperti (century health center, guardian healh center, apotikaktif).

Konsumen

FPS ditujukan untuk target masyarakat ekonomi menengah ke atas lebih dikhususkan lagi pada wanita, mengingat jumlah penduduk wanita di Indonesia lebih besar daripada jumlah penduduk pria.

Competitor

Perusahaan yang bergerak dibidang sabun buah-buahan masih tergolong sedikit, terutama di Indonesia. Namun pesaing PT. ACM juga meliputi perusahaan yang memproduksi sabun kecantikan seperti Lux, Giv, Nuvo, dan Lifebouy. Jadi dapat disimpulkan bahwa pesaing PT. ACM adalah Body Shop, Wings Group, Unilever, P&G, PT. Bina Karya Prima.

Secondary stakeholder terdiri dari :

Komunitas Lokal

Kontribusi PT. ACM kepada komunitas lokal merupakan salah satu cara untuk mendapatkan pelanggan yang loyal. Dengan menciptakan lapangan kerja baru untuk masyarakat sekitar pabrik, diharapkan masyarakat juga memberikan dukungan positif kepada PT. ACM.

Media

Media merupakan faktor penting untuk memperkenalkan Fruity Pretty Soap. Karena produk ini merupakan produk baru, maka peran media sangat penting untuk memperkenalkannya kepada masyarakat luas.

Gaya iklan PT. ACM akan bicara mengacu langsung pada produknya dan memacu orang dengan cepat membeli produk itu. Promosi dapat dilakukan melalui media cetak maupun media elektronik. Dengan frekuensi tayang di media elektronik, baik televisi maupun radio serta billboard, memancing orang suka atau tidak suka poduk itu akhirnya memutuskan membeli. Promisi yang gencar menimbulkan efek psikologis bagi konsumen bersikap impulse buying. Hal ini dapat dimaklumi mengingat sudah ada produk pemimpin yang memiliki citra kuat di pasar. Kalau iklan FPS juga berusaha membangun citra, konsumen akan sulit mengingatnya.

Strategi Produk:

Produk sabun Fruity Pretty Soap dipsarkan dengan harga yang relati lebih murah dibandingkan harga sabun alami di pasaran, yaitu lebih kurang Rp. 20.000,00

Produk diproduksi dengan menggunakan buah-buahan asli sehingga kualitas yang didapatkan lebih baik.

Strategi Distribusi dan Pemasaran:

Jaringan distribusi yang luas.

Pengguaan media baik cetak maupun elektronik sebagai sarana promosi produksi. Perlu juga adanya pemilihan penggunaan kata-kata dalam iklan agar kesan yang diciptakan dapat mendorong masyarakat untuk membeli.

pengorganisasian (organizing)

Merupakan mekanisme yang mendefinisikan features dari perusahaan dan menyediakan hubungan dengan bagian lain dari perusahaan. Dalam proses pengorganisasian meliputi menentuan struktur organisasi dan penentuan kewenangan masing-masing jabatan/kedudukan.

PT. ACM merupakan perusahaan rekanan, sehingga posisi penting di perusahaan ini ditempati oleh pendiri.

pelaksanaan (actuating)

Meliputi kegiatan produksi sabun FPS yang dilakukan tiap hari kerja, melakukan tes kualitas dan kelayakan pakai yang dilakukan oleh oegawai khusus dan dilakukan di laboratorium. Kegiatan-kegiatan ini dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Marketing Plan

Deskripsi Sektor Industri

Produk

Produk yang ditawarkan pada bisnis sabun buah-buahan ini adalah sabun alami yang berbahan dasar buah-buahan asli, seperti apel, pisang, pepaya, jeruk, dll. Produk yang akan ditawarkan ini bernama Fruity Pretty Soap, bersifat fragrance-free, memiliki kandungan zat sesederhana mungkin, dan bebas dari bahan pengawet buatan (preservatives).

Resep atau formula sabun Fruity Pretty Soap yang akan diproduksi harus didapatkan melalui penelitian untuk mendapatkan komposisi bahan dasar yang sesuai bagi produk yang akan dihasilkan. Perlu dicoba beberapa resep yang berbeda untuk mendapatkan komposisi yang sesuai. Dan seiring dengan berjalannya waktu, resep-resep tersebut harus dievaluasi dan diperbaiki untuk mendapatkan produk yang lebih baik.

Struktur Pasar dan Kompetisi

Struktur pasar : persaingan oligopolistik

Sejumlah bisnis sabun sudah ada di pasar, dengan produk yang dikenal masyarakat luas dan telah memiliki banyak konsumen Oleh karena itu strategi pemasaran yang baik untuk memperkenalkan produk dan keistimewaan-keistimewaan yang dimilikinya harus dilakukan untuk dapat memenangkan persaingan.

Karena struktur pasar adalah persaingan oligopolistik, maka penentuan harga jual sangat menentukan. Harga harus mampu bersaing, tidak boleh terlalu mahal.

Kompetisi yang terjadi di bisnis ini belum sudah ramai namun FPS memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh produk-produk sabun lainnya, yaitu bahan dasarnya yang bersifat benar-benar alami.

Market size & Growth

Bisnis dan industri di sektor natural soap, khususnya sabun buah-buahan alami belum banyak berkembang di Indonesia. Sebagian besar produk natural soap yang dijual di Indonesia merupakan hasil impor. Industri ini kebanyakan dijalankan sebagai industri yang bersifat handmade atau bisa juga disebut handcrafted.

Berdasarkan informasi dari Natural Foods Merchandiser (NFM), angka pertumbuhan industri natural products mencapai 11% dari tahun 1998 sampai 1999 dan total penjualannya pada tahun 1999 melebihi 28 milyar dolar. NFM melaporkan bahwa penjualan natural body care products mengalami pertumbuhan yang serupa dengan penjualan natural food, yaitu mengalami peningkatan lebih dari 12% dalam kurun waktu tahun 1998 sampai 1999. Vermont Soapworks, salah satu perusahaan yang unggul di sektor industri natural soap telah mengalami peningkatan penjualan lebih dari 35% selama 5 tahun terakhir ini. Untuk memenuhi permintaan customer, pada tahun 2000 Vermont Soapworks mengadakan program ekspansi dengan meningkatkan kapasitas produk yang dihasilkannya sebanyak 50%. Perusahaan-perusahaan lain yang juga bergerak di sektor ini mengalami pertumbuhan serupa dengan Vermont Soapworks.

Bahan baku merupakan faktor yang sangat penting dalam menjalankan bisnis sabun buah-buahan ini. Sebagian besar bahan baku bersifat organik dan dalam jangka waktu tertentu dapat mengalami pembusukan. Karena itu siklus pembelian, penyimpanan, dan pemakaian bahan baku, misalnya berupa buah-buahan (pisang, pepaya, markisa, dsb), harus diatur dan direncanakan dengan cermat.

Faktor supplier juga merupakan faktor yang menentukan. Jika bahan baku yang dihasilkan supplier mengalami kerusakan, misalnya terjadi gagal panen, atau wabah hama, pasokan bahan baku akan terhambat dan akhirnya akan menghambat proses produksi.

Karakteristik Demand

Karakteristik demand terhadap sabun buah-buahan ini bersifat cyclical.

Waktu pembelian untuk setiap konsumen cukup sering dan cenderung untuk bersifat rutin

Jangka waktu yang mungkin adalah sekitar 2 minggu sekali.

Berdasar deskripsi bisnis yang telah dilakukan, maka secara garis besar bisnis salon mobil ini cukup menarik bila dilihat dari aspek :

tingkat pertumbuhan pasar yang meningkat

kesempatan untuk mendapatkan profit

Bisnis dan industri di sektor natural soap, khususnya sabun buah-buahan alami belum banyak berkembang di Indonesia.


Analisis Potensi Pasar dan Kompetitor

Konsumen potensial : kaum wanita.

Konsumen produk FPS sebagian besar adalah kaum wanita. Konsumen dari golongan muda sampai yang berusia lanjut dapat menggunakan produk ini karena selain bermanfaat untuk kecantikan dan memiliki aroma yang wangi, sabun FPS juga baik digunakan untuk kulit sensitif.

Berikut ini akan dijelaskan mengapa Fruity Pretty Soap baik digunakan untuk kulit yang sensitif.

Pemakaian parfum merupakan salah satu hal yang harus dihindari bagi orang yang memiliki masalah pernafasan dan bagi orang yang sensitif terhadap zat-zat kimia. FPS dapat menjadi solusi bagi masalah ini. FPS bersifat fragrance-free dan memiliki kandungan zat sesederhana mungkin.

Banyak produk kecantikan yang beredar di pasaran bebas tidak bisa digunakan oleh orang-orang yang berkulit sensitif karena menimbulkan iritasi. Masalahnya adalah adanya kandungan zat pengawet pada produk-produk tersebut untuk menjaga agar produk tetap segar dan tahan lama. Zat pengawet inilah yang dapat menimbulkan reaksi alergi. Produk FPS terbebas dari bahan pengawet buatan (preservatives).

Potensi konsumen untuk bisnis sabun buah-buahan ini sejumlah penduduk wanita di Indonesia. Berdasarkan Sensus tahun 2000, jumlah penduduk Indonesia 206,26 juta jiwa dengan perbandingan jumlah penduduk perempuan sebesar 49,9 persen atau 102,8 juta jiwa.

Bisnis sabun buah-buahan alami yang akan dijalankan, direncanakan akan dilakukan dengan otomatisasi. Produk akan dihasilkan dengan menggunakan mesin. Jadi produk tidak dihasilkan secara manual.

Sebagian besar bisnis natural soap yang ada bersifat handmade. Tentunya handmade natural soap ini memiliki keistimewaan tersendiri. Meskipun harganya tergolong mahal tetapi kualitasnya tidak perlu diragukan. Banyak alasan yang menyebabkan orang menyukai handmade soap. Handmade soap memiliki citra yang mewah jika dibandingkan dengan sabun berharga murah yang diproduksi dalam jumlah besar. Handmade soap juga bisa dimanfaatkan sebagai hadiah yang bagus dengan harga yang tidak terlalu mahal, juga untuk memanjakan diri dengan biaya yang tidak terlalu mahal. Bentuk, warna, penampilan, dan kemasan handmade soap biasanya sangat menarik dan mengandung nilai estetika.

Pake NaOH

http://www.chem-is-try.org/
Rekan-rekan semua,

Beberapa tahun lalu saya mencoba membuat sabun mandi dengan menggunakan
minyak kelapa sawit ditambahkan KOH. Secara teoritis akan menghasilkan sabun
dan gliserol. Saya berusaha memisahkan sabun dengan gliserol, tapi saya rasa
belum sempurna. Kemudian bagaimana mnghasilkan sabun yang yang keras seperti
sabun yang dijual di pasaran karena untuk membuat sabun yang keras, saya
harus mendiamkannya beberapa hari. Mungkin ada rekan-rekan milis yang dapat
membantu.

terimakasih.

Boleh tanya nih, kalau pakai NaOH, sebelum di campur dengan minyak perlu
larutkan dulu tidak ? atau langsung pakai yang flake itu.

Terima kasih yah, sebelumnya
Best Regards, Reyn.

Salam kenal.

Untuk membuat sabun mandi selain dengan menggunakan
KOH kita juga dapat menggunakan NaOH akan tetapi
keduanya menghasilkan jenis sabun yang berbeda yaitu :

-apabila menggunakan KOH maka akan dihasilkan sabun
yang jenisnya lembek (biasanya dipasaran disebut
sebagai sabun colek) dan sebaliknya apabila menggunkan
NaOH maka akan dihasilkan sabun yang jenisnya keras
(dipasaran biasanya disebut sebagai sabun batangan
seperti yang biasa kita pakai mandi sehari-hari)

- Untuk memisahkan gliserin sebagai by produk
pembuatan sabun dapat kita pergunakan larutan NaCl 10%
jadi setelah kita merekasikan antara minyak dengan
NaOH dan kira2 reaksinya sudah sempurna maka kita dapt
menambahkannya dengan larutan NaCl kemudaian kita
pisahkan sabunnnya. hal ini dapat kita lakukan
berulang pada sabun yang telah kita peroleh sehingga
dihasilkan sabun yang bersih.

-ingat sabun yang dijual dipasarn ditambahkan zat
aditive untuk menarik konsumen sepreti zat penambah
berat, parfum, pewangi dan sebagainya sehingga
hasilnya menarik.

-Selalu gunakan NaOH berelbih dan minyak sebagai
reaksi pembatas. Gunakan sebisa mungkin menggunakan
campuran berbagai macam minyak jangan menggunakan satu
jenis minyak saja. OK

Sabun Transparan dari Minyak Sawit

Sabun transparan bisa dibuat dengan biaya murah. Bahannya pun gampang didapat, dari buah kelapa sawit. Setidaknya, itulah hasil penelitian lima mahawiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) yang meneliti tentang pemanfaatan minyak inti sawit dan stearin sawit pada pembuatan sabun transparan.

Kelima mahasiswa itu adalah Muhammad Malik Gunawan, Tulus Priyadi Arsyad, Idham Faizal, Sapri, dan Yapfuriani Dewi.

Berbeda dengan sabun transparan yang umumnya menggunakan bahan baku berupa lemak sapi dan minyak kelapa, penelitian ini memanfaatkan minyak inti sawit sebagai bahan baku. ''Minyak kelapa dan minyak inti sawit mempunyai kandungan asam lemak yang mampir sama,'' urai mereka dalam paper-nya. Selain minyak inti sawit, bahan lain yang digunakan adalah stearin sawit, asam stearat, natrium hidroksida, alkohol, sukosa, trietanolamin, gliserin, parfum, air, tanah bentonit, dan bahan-bahan kimia untuk analisa.

Penelitian dilakukan melalui dua tahap: penelitian pendahuluan dan penelitian lanjutan. Kedua tahap penelitian dilakukan dalam rentang waktu tiga bulan, Juli 2002 - September 2002 dengan memanfaatkan laboratorium di lingkungan Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Pertanian, IPB.

Pada penelitian pendahuluan dilakukan pemucatan bahan baku menggunakan bentonit dengan konsentrasi tiga persen (b/b) untuk minyak inti sawit dan lima persen (b/b) untuk stearin sawit. Pemucatan bertujuan untuk mengikat kotoran agar zat warna yang tidak disukai dalam minyak hilang. Pemucatan minyak inti sawit dilakukan dengan cara pemanasan pada suhu 70-80 derajat celcius, kemudian ditambahkan bentonit dan didiamkan selama satu jam. Setelah itu, di-sentrifuge untuk selanjutnya disaring. Sedangkan pemucatan stearin sawit prosesnya sama dengan pemucatan minyak inti sawit namun tidak melalui penyaringan tapi di-sentrifuge.

Pada penelitian lanjutan dilakukan berdasarkan penelitian pendahuluan, yaitu membuat sabun transparan. Sabun dibuat dengan mencampurkan stearin sawit, minyak inti sawit yang telah melalui proses pemucatan, dan asam stearat dengan perbandingan masing-masing 80:15:5 b/b sebanyak 100 gram. Campuran ini kemudian ditambahkan dengan NaOH 20 derajat Be sebanyak 98,3 gram pada suhu 90 - 100 derajat celcius.

Formulasi sabun transparan dibuat dengan cara mencapur stok sabun dengan gliserin, alkohol, sukrosa, dan trietanolamin pada suhu 90 - 100 derajat selama 30 menit di dalam refuks. Pada penelitian ini, formulasi sabun transparan dilakukan dengan dua variasi. Formula pertama menggunakan dua konsentrasi pada sukrosa, dan kedua menggunakan dua konsentrasi pada gliserin sehingga menghasilkan sabun dengan tingkat transparansi terbaik.

Pencampuran bahan-bahan tersebut dalam pembuatan sabun transparan menggunakan refluks pada suhu 90 - 95 derajat celcius selama 30 menit. Gliserin ditambahkan secara perlahan-lahan, diikuti dengan sukrosa, trietanolamin, dan alkohol. Saat pencampuran, suhu berada pada kisaran 90 - 95 derajat celcius. Jika suhu di bawah 90 derajat, maka akan terjadi gumpalan karena tidak larut secara sempurna.

Untuk mengetahui karateristik sabun yang dihasilkan, dilakukan analisis terhadap sifat fisik kimia sabun. Sifat kimia sabun yang diamati antara lain kadar air, asam lemak, alkali bebas, dan lemak yang tidak tersabunkan. Sedangkan sifat fisik yang diamati adalah tingkat kekerasan dan diukur dengan menggunakan alat penetrometer.

Evaluasi penerimaan konsumen terhadap sabun yang dihasilkan dilakukan dengan uji organoleptik (hedonik) terhadap sifat-sifat fisik sabun di antaranya kekerasan, warna (transparansi), dan kelembutan pada kulit. Uji hedonik dilakukan untuk mengetahui tingkat penerimaan konsumen terhadap produk menggunakan panelis sebanyak 16 orang. Penilaan diberikan dengan skor angka. Analisis setelah mendapatkan skor pada uji hedonik adalah analisis non parametik berupa uji kruskal-wallis digunakan untuk menentukan jenis sabun transparan terbaik dilihat dari kekerasan, warna, dan kelembutan pada kulit.

Berdasarkan uji statistik terhadap kekerasan dan transparansi sabun menunjukkan bahwa formula 1, formula 2, formula 3, dan formula 4 tidak berbeda secara signifikan. Dengan kata lain, perbandingan komposisi bahan pembentuk transparan yaitu gliserin, sukrosa, alkohol, dan trietalamin tidak berpengaruh terhadap karakteristik sabun yang dihasilkan. Namun uji statistik terhadap kesan pada kulit menunjukkan bahwa keempat formula sabun berbeda secara signifikan.

Analisa ekonomi terhadap sabun hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa harga produk ini lebih ekonomis dibandingkan dengan harga sabun transparan komersial. Harga produk hasil penelitian sekitar Rp 3.541, sedangkan sabun jenis sama di pasaran sekitar Rp 5.000 dengan satuan produk per 70 gram. Dengan harga tersebut, produk ini memiliki daya saing yang tinggi. bur

( )

Download BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam