Unduh BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Selasa, 26 November 2013

Syarat Kebangkitan Islam



Munculnya Kebangkitan Islam

Tidak diragukan lagi bahwa fenomena kebangkitan Islam di seluruh dunia sangat nampak bagi setiap orang yang mempunyai dua mata, yang mana umat Islam mulai terjaga dan melihat jurang terbentang di depannya yang hampir saja ia terjerumus ke dalamnya. Seruan-seruan mulai nyaring terdengar di seantero jagat, mengumandangkan ajakan kepada Allah. [Mahmud Imarah, Nahwa Uslûb Amtsal Li ad-Da’wah al-Islâmiyah: hal.78]

Munculnya kebangkitan Islam secara global ialah berupa kembalinya umat kepada Islam dalam bentuk dan isi. Ada beberapa indikasi, yaitu:
* Adanya generasi umat Islam yang selalu menekuni Islam secara semangat, ibadah, pemikiran, perbuatan, dakwah dan Jihad melawan penjajahan oleh militer kafir. Generasi ini tumbuh dan bertambah banyak dari hari ke hari di segenap penjuru negeri umat Islam.
* Adanya opini umum yang mendukung Islam, dan mengadopsi pemikiran Islam, juga menuntut diterapkannya Syariat, dan mengingkari segala kekufuran termasuk liberalisme dan sekularisme beserta kapitalisme.
* Adanya kenyataan bahwa pemuda Muslim selalu menekuni Islam dan bergabung dalam barisan dakwah kepada Allah serta perpegang teguh dengan kitab-Nya dan sunah Nabi-Nya. Juga adanya usaha untuk mempraktekkan Islam pada diri mereka sendiri dan atas kehidupan nyata.
“Dobrakan pemudi Muslimah pada dinding-dinding yang dibuat zionis salibis dan kembalinya mereka kepada hijab Islami adalah suatu perkara yang mempunyai tanda kuat akan gerakan kebangkitan Islam ini.” [Muhammad Quthub, Wâqi’una al-Mu’âshir: hal.445-446]
* Adanya kenyataan bahwa para pemudi Muslimah selalu menekuni Islam dan kembali menggunakan hijab.
* Gerakan Islam merambah ke jantung kota kafir dan menyebar di dalam benteng-bentengnya.

“Kebangkitan Islam semakin bertambah dan tumbuh di wilayah kekuasaan kaum kafir dengan bentuk yang sangat mengagetkan kekuatan musyrik di dunia. Mereka menyadari setelah kegagalan usaha-usaha mereka untuk memusnahkan Islam bahwa kebangkitan itu akan pasti terjadi, tidak akan terhenti sekalipun dihalangi oleh beragam cobaan dan goncangan.” [Majdi adh-Dhagir, Majallah al-Wa’yi al-Islami al-Kuwaitiyah, edisi 360, Sya’ban 1416H – Januari 1996M: hal.20]

Demikianlah zaman dan manusia, khususnya para pemuda mulai kembali kepada Islam. Mereka ingin Islam secara bersih seperti diturunkan pertama kali. Di setiap tempat di muka bumi telah nampaklah gerakan-gerakan kebangkitan Islam, para penyeru yang menyerukan ajakan kepada Islam dan para pemuda yang sedang menanti-nanti hari di mana mereka akan menemukan Islam telah dipraktekkan secara nyata, menanti-nanti hari di mana kaum Muslimin kembali jaya di muka bumi seperti mereka dahulu. [menurut Muhammad Quthub, Wâqi’unâ al-Mu’âshir, hal.11]

Umatku seperti hujan yang tidak bisa diketahui mana yang lebih baik, akhirnya atau awalnya.” [HR. Turmuzi: juz 5 hal.152 kitab al-Amtsâl, dari Anas ra.; HR. Imam Ahmad dalam al-Musnad juz 3 hal.130, dari Anas ra. Juga riwayat dari al-Qadhi abu Abdillah al-Qudha’i dalam Musnad asy-Syihab, juz 2 hal.276, dari Ibnu Umar ra.]

Kebangkitan Islam harus memenuhi beberapa syarat pokok sebagai berikut:
1. Selamatnya aqidah. Aqidah adalah pondasi utama bagi setiap amal dan permulaan bagi setiap gerakan.
2. Syari’ah. Kebangkitan ini harus mempunyai para ahli Syariah Islam yang dapat mengarahkan umat dan menyelamatkan mereka dari bahaya dan jebakan.
3. Bersatu dan tidak berpecah-belah antar gerakan dalam perkara Islam yang qath’i (pasti).
4. Selamat dari metode, cara, maupun sistem yang kufur semacam demokrasi, sosialis, dsb.

“Semua tanda-tandanya mengisyaratkan bahwa hari kebebasan sudah dekat, fajar akan terbit dan cahaya akan menerangi ufuk.
Dunia Islam ini tidak akan tidur lagi setelah kebangkitannya, tidak akan mati lagi setelah kebangkitannya, dan tidak akan mati akidahnya, yang memimpinnya untuk berjuang, juga membangunkannya dari komanya. Sekali lagi tidak akan mati, sebab akidah itu dari Allah dan Allah Maha Hidup, tak akan pernah mati.” [Sayyid Quthub, Fi at-Târikh Fikratun wa Minhâjun: hal 10]

“Sekalipun ada beragam usaha pembekuan secara sengaja, tetapi umat Islam tetap akan kembali kepada kejayaannya apabila umat Islam sendiri mampu dalam mencari manhaj Allah dan mampu melepaskan ikatan-ikatan yang mengikat langkahnya.” [Anwar al-Jundi, Al-Mu’âsharah fi Ithâril Ashâlah: hal.59]

Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman.” [QS.Ar-Ruum:47]

Kesimpulan

Umat Islam telah hidup di masa-masa keemasan di bawah naungan Negara Islam, yaitu Negara wajib yang menerapkan seluruh sistem Islam, telah berbahagia dengan kejayaan pada masa yang cukup panjang. Di masa itu, umat Islam dapat merasakan manisnya hidup dan Allah membukakan untuk mereka keberkahan dari langit dan bumi. Kejayaan yang telah mencapai puncaknya ini adalah hasil dari praktek nyata ideologi Islam beserta Negara Islamnya.

Kemudian masa praktek ideologi Islam ini, yang diiringi dengan kejayaan, disambung dengan masa kemunduran dan makin bertambah jauh dari Islam yang berakibat hilangnya kejayaan dan sebaliknya musuh yang berjaya.


“Jika umat Islam dapat mengambil pelajaran dari kejadian zamannya, merasakan pedihnya keterbelakangan, hinanya kemunduran, pedihnya kefakiran di segala bidang dan keresahan jauhnya dari barisan kepemimpinan, serta lemahnya mencapai kekuasaan dan komando, niscaya semua itu akan membuahkan keinginan kuat dan kesadaran tulus untuk bangkit dan lepas dari krisis ini, dari faktor-faktornya dan dari segala pengaruhnya.
Kemudian, keinginan ini juga membuahkan mulainya perjalanan menuju keselamatan dari krisis ini. Jika perjalanan ini terus berlangsung, tahan menanggung beban, mendapat taufik dan umat Islam dapat memiliki unsur-unsur utama kejayaan juga dapat menaklukkan segala halangan dan rintangan, niscaya umat ini –dengan izin Allah- akan dapat keluar dari masa krisis sekarang dan pasti mendapatkan apa yang dijanjikan oleh Tuhan mereka dari Kekhalifahan (Negara Khilafah Islamiyah), kejayaan dan kedamaian.” [menurut Abdul Hayy al-Farmawi: Zâdud Duât: hal.640]

Segala puji bagi Allah yang dengan pujian kepada-Nya sempurnalah segala amal-amal saleh, tuluslah segala niat, berkembanglah segala amal perbuatan dan terwujudlah segala harapan. Salawat dan salam kepada Rasulullah Muhammad Saw. dan para keluarganya, sahabatnya, serta para pengikutnya.
Maha suci Allah, Engkau yang memiliki kemuliaan dan salam sejahtera kepada para Rasul.

Syarat Kebangkitan Islam

DOWNLOAD BUKU: MEMENUHI KEWAJIBAN UMAT MERAIH KEJAYAAN

Pernyataan Kesaksian Orang Kafir Mengenai Kebangkitan Islam

orang kafir menentang Islam


Musuh Islam Menyadari “Bahaya” Kebangkitan Islam

Sebagian dari keterangan atau ketetapan mereka, sebagai contoh:
< Seorang pejabat di kementerian luar negeri Prancis berkata: “Sesungguhnya dunia Islam adalah seperti raksasa yang sedang terikat yang belum menampakkan wujudnya secara sempurna hingga sekarang. Saat ini, dia kebingungan, khawatir dan berada dalam kesulitan sebab keterbelakangan dan kemerosotannya. Sekalipun dia juga dihinggapi penyakit malas dan kekacauan, namun dia sangat optimis pada masa depan yang lebih baik dan kebebasan yang lebih sempurna.
Maka tugas kita adalah berusaha sekuat tenaga agar raksasa itu tidak bangkit dan mewujudkan angan-angannya. Jika gagal dalam menggagalkan kebangkitannya, niscaya kita akan tertimpa bahaya yang sangat besar dan masa depan kita akan terbang seperti kapas yang ditiup angin. Sesungguhnya kebangkitan dunia Arab dan kekuatan besar Islam yang mengikutinya, memberikan peringatan akan bencana bagi Barat dan memberikan peringatan akan akhir dari tugas hakikinya dalam memimpin dunia.” [Jalalul Alam, Qâdatul Gharb Yaqûlûn: hal.55]

< Lord Camble, salah seorang anggota majelis kebangsawanan Inggris menuliskan dalam sebuah pernyataannya. Dalam pernyataan itu dia berkata: “Sesungguhnya di sana ada satu bangsa yang tinggal antara Teluk dan samudera Atlantik –yang dia maksudkan adalah bangsa Arab yang Muslim-, bahasanya satu, agamanya satu, kiblatnya satu, kebudayaannya satu, angan-angannya sama, juga tanahnya saling berhubungan, dan sekarang berada dalam genggaman tangan kita, tetapi dia mulai menggeliat. Lalu apa yang akan terjadi dengan kita besok, jika raksasa telah terbangun?” [Muhammad Quthub, Wâqi’unâ al-Mu’âshir: hal.389]

< Albert Misyador berkata: “Sesungguhnya orang Muslim yang pintar dan berani ini telah meninggalkan bagi kita hasil usahanya, seninya, kejayaannya dan keagungannya. Orang Muslim yang telah lama tidur nyenyak beratus-ratus tahun telah mulai menyeru, “Inilah aku sekarang, aku belum mati. Aku telah kembali dalam kehidupan.” Albert meneruskan kata-katanya, “Siapa yang tahu? Barangkali dia telah kembali sekarang, dan negara kita jadi terancam. Dia turun dari langit untuk memerangi dunia kedua kalinya di waktu dan masa yang sangat tepat. Saya tidak mengaku mendapatkan kenabian (artinya, bisa meramal masa depan-pent.) tetapi tanda-tanda yang menunjukkan akan prediksi ini begitu banyak, yang kekuatan atom atau nuklir tak akan sanggup menghentikannya.” [Said Hawwa, Jundullah, Tsaqâfatan wa Akhlâqan: hal.15, dinukil dari Jaudat Said dalam bukunya “Lima Hâdza ar-Ra’b Kulluhu Minal Islâm, hal.16]

< Seorang orientalis yang bernama Gibb berkata: “Sesungguhnya yang paling berbahaya dari agama ini adalah bahwa ia bisa timbul seketika tanpa ada tanda-tanda jelas terlebih dahulu, dan tanpa bisa diduga di mana tempat timbulnya.” [Muhammad Quthub, Wâqi’una al-Mu’âshir: hal.389]

Inilah beberapa contoh yang datang dari lisan musuh-musuh Islam dan dari keterangan-keterangan mereka, dan apa yang tersirat dalam keterangan mereka, dan yang tersembunyi di hati mereka lebih besar lagi.

Makna serupa juga pernah dimuat oleh penyair Muhammad Iqbal dalam syair indahnya yang diberi judul “Parlemen Iblis.”
Dia menyebutkan di sana bahwa para syaitan dan para iblis serta para pembantunya berkumpul di majelis permusyawaratan. Mereka mendiskusikan perihal perjalanan dunia dan berita-berita esok (masa depan) serta apa saja yang mereka dengar tentang itu, karena mereka mengkhawatirkan akan sistem iblis mereka dan misi syetan mereka.
Maka mereka saling ingat mengingati akan fitnah dan bahaya yang barangkali telah mengepung mereka dan mengancam sistem mereka seperti yang telah dialami oleh republik, komunisme dan lain-lain. Saat itu berbicaralah pemimpin majelis, yakni syaitan, “Jika sekarang aku takut maka sesungguhnya aku takut dengan umat yang bara api kehidupannya masih menyala dan semangatnya masih terpendam di bawah abunya. Di dalamnya masih ada orang-orang yang ‘mengeringkan’ lambungnya dari tempat tidur dan air mata mereka mengalir di pipi mereka pada waktu sahur. Terlihat jelas oleh pemburu berpengalaman bahwa Islam adalah fitnah esok dan kelicikan masa depan.
Saya (iblis) tidak memungkiri bahwa umat ini telah meninggalkan al-Quran, terfitnah dengan harta dan mabuk dengan mengumpulkannya dan menyimpannya seperti umat-umat lainnya. Saya tahu bahwa malam di ‘timur’ sedang gelap gulita dan ulama-ulama Islam serta para pendidiknya tidak mempunyai ‘tangan’ bersinar yang dapat menyinari kegelapan dan menerangi dunia. Tetapi saya takut para ‘pemukul beduk’ masa ini dan keadaannya akan menggoyang tempat tidurnya dan membangunkan umat ini serta mengarahkannya kepada Syariat Muhammad.
Saya (iblis) peringatkan dan waspadalah terhadap agama Muhammad, pemelihara kehormatan, penjamin keamanan dan harga diri. Agama penuh kemuliaan dan keagungan, agama penuh amanah dan kesucian diri, agama penuh kesopanan dan kepahlawanan, agama penuh perjuangan dan Jihad. Agama yang membatalkan segala bentuk perbudakan dan menghapuskan segala bekas perbudakan manusia. Agama yang tidak membedakan antara tuan dan budak dan tidak mendahulukan penguasa atas rakyat.
Berusahalah semampu kalian hingga agama ini terus tersembunyi dan terdinding dari pandangan manusia, dan hingga orang Muslim tetap sibuk dengan masalah-masalah ilmu kalam dan perdebatan. Hancurkan seruan azan orang Islam sebab dia dapat mematahkan mantera dunia dan mengalahkan sihir kita dengan azannya dan takbirnya. Berusahalah untuk memanjangkan malamnya dan membatalkan sihirnya. Sibukkan dia agar tidak semangat dan tidak dapat bekerja hingga dia rugi di dunia ini. Sangat baik untuk kita jika orang Islam tetap menjadi budak orang lain, dan sangat baik untuk kita jika dia meninggalkan dunia ini dan mengasingkan diri darinya juga menyerahkan dunia untuk orang lain dengan alasan karena zuhud. Celakalah kita, rugilah kita, jika umat yang diperkuat dengan agamanya ini terjaga dan sadar untuk menjaga dunia.” [Abul Hasan an-Nadawi, Mâdzâ Khasiral ‘Âlam bi Inhithâthil Muslimîn: hal.229 dan seterusnya]

Pernyataan Kesaksian Orang Kafir Mengenai Kebangkitan Islam

DOWNLOAD BUKU: MEMENUHI KEWAJIBAN UMAT MERAIH KEJAYAAN

Kehancuran Sistem Jahiliyah

Kehancuran Sistem Jahiliyah




Hancurnya Sistem-Sistem Jahiliyah

Yang saya (penulis) maksudkan dengan sistem-sistem jahiliyah ini adalah setiap sistem yang bertentangan dengan manhaj Allah Swt. dan agama-Nya yang Dia ridhai untuk makhluknya, yaitu Islam.

Kehancuran sistem-sistem jahiliyah dan peradaban materialisme barat adalah di antara tanda-tanda kejayaan terbesar. Sebab, jatuhnya sistem-sistem ini dan hancurnya peradaban itu akan mengungkap topeng kebohongan besar yang telah lama menipu manusia, dan membuat mereka tertipu dengan ucapan bahwa mereka sanggup untuk hidup jauh dari manhaj Allah yang Dia buat untuk makhluk-Nya.

Hancurnya peradaban-peradaban dan sistem-sistem ini datang sejalan dengan sunnatullah yang menyatakan akan binasanya orang-orang zalim dan hancurnya mereka. Itu adalah perkara biasa yang pasti terjadi sesuai dengan kehendak Allah Swt., karena dasar di mana sistem ini berdiri di atasnya adalah dasar yang lemah dan rapuh yang tidak bisa membendung faktor-faktor kefanaan. Allah Swt. berfirman,
Maka apakah orang-orang yang mendirikan mesjidnya atas dasar taqwa kepada Allah dan keridhaan(-Nya) itu yang baik, ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh, lalu bangunannya itu jatuh bersama-sama dengan dia ke dalam neraka Jahannam? Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” [QS.At-Taubah:109]

Al-Quran mengajak untuk memperhatikan begitu banyak berita dan kisah umat-umat terdahulu agar menjadi i’tibar, renungan dan nasihat.
Maka tidakkah mereka bepergian di muka bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka (yang mendustakan rasul)” [QS.Yusuf:109]
Katakanlah: "Berjalanlah kamu (di muka) bumi, lalu perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang berdosa.” [QS.An-Naml:69]

Berapalah banyaknya kota yang Kami telah membinasakannya, yang penduduknya dalam keadaan zalim, maka (tembok-tembok) kota itu roboh menutupi atap-atapnya dan (berapa banyak pula) sumur yang telah ditinggalkan dan istana yang tinggi, maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.” [QS.Al-Hajj:45-46]

Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah; karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)” [QS.Ali Imraan:137]

Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyaknya generasi-generasi yang telah kami binasakan sebelum mereka, padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain.” [Al-An’aam: 6]

Al-Quran mengarahkan pandangan untuk melihat generasi-generasi yang binasa ini agar dapat menjadi peringatan bagi orang-orang yang tertipu.

Janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak di dalam negeri. Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahannam; dan Jahannam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya.” [Ali Imran: 196-197]

Ibnu Katsir [Tafsir Ibnu Katsir: juz 1 hal.443] berkata, “Allah Swt. berfirman, “Jangan kalian melihat kepada apa yang didapat oleh mereka yang bergelimang dengan keni’matan dan kegembiraan. Tak lama lagi, itu semua akan hilang dari mereka dan mereka akan tertawan (terpenjara) dengan perbuatan buruk mereka sendiri.”

Mereka, walaupun jaya tetapi mereka tidak pernah tenteram dan mendapatkan berkah. Mereka hidup dengan perasaan sempit sekalipun mereka bergelimang dengan hiburan dan materi.
Dan barangsiapa yang berpaling dengan peringatan-Ku maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit.” [QS.Thaahaa:124]

Jenis pertama dari kebinasaan, yakni kebinasaan total, sudah terhenti dan telah berakhir dengan diutusnya Rasul kita Muhammad Saw. Allah Swt. berfirman, “Dan tidaklah Kami utus engkau kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam.” [Al-Anbiyaa’: 107]
Sedangkan jenis kebinasaan kedua, yakni kebinasaan berupa kelemahan, kekalahan dan kesia-siaan adalah sunah Allah yang abadi atas seluruh umat hingga hari kiamat. [menurut Tafsir al-Manar: juz 8 hal.403]

Jelaslah bagi kita bahwa peradaban kufur semacam sistem kufur Barat ini telah terjerumus pada kesalahan yang sama dengan umat terdahulu dan dikelilingi oleh faktor-faktor kehancuran yang sama pula. Umatnya juga berjalan di jalan yang sama dengan umat-umat terdahulu, yakni jalan kekafiran, pendustaan dan pembangkangan, jalan penjajahan, kemegahan dan tengelam dalam kelezatan syahwat yang tanpa batas sementara pada akhir jalan itu adalah kekalahan, kehancuran dan keterpurukan.
Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka gembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. Maka orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.” [QS.Al-An’aam:44-45]

Begitu juga keadaan Amerika, Inggris dan Prancis juga yang lain dari mereka. Itulah sunah Allah dan sunah Allah tidak bisa dibatalkan oleh bangunan-bangunan pencakar langit, tidak bisa dibatalkan oleh satelit-satelit juga pesawat-pesawat terbang canggih modern dan lain-lain dari fenomena kehidupan sistem kufur sosialisme maupun sistem kufur demokrasi beserta kapitalisme. [serupa dengan ini: Adnan an-Nahwi, Liqâ’ al-Mu’minîn: juz 2 hal.226]

Peradaban barat berada di tempat peradaban kufur terdahulu yang keluar dari manhaj Allah.
Dan berapalah banyaknya (penduduk) negeri yang mendurhakai perintah Tuhan mereka dan Rasul-rasul-Nya, maka Kami hisab penduduk negeri itu dengan hisab yang keras, dan Kami azab mereka dengan azab yang mengerikan. Maka mereka merasakan akibat yang buruk dari perbuatannya, dan adalah akibat perbuatan mereka kerugian yang besar.” [QS.ath-Thalaaq:8-9]

Abul A’ala al-Maududi berkata: “Sesungguhnya bibit kotor yang dilemparkan di tanah Eropa, sangat cepat tumbuh dan menjadi pohon kotor yang buahnya manis tapi beracun, bunga-bunganya indah namun berduri. Orang-orang barat yang telah menanam pohon ini malah melaknatnya dan mereka menggerutu kesal sebab ia mengakibatkan begitu banyak problem dan keruwetan di semua aspek kehidupan mereka. Setiap kali mereka ingin menyelesaikan satu problem, setiap kali itu pula problem baru muncul. Setiap kali mereka ingin memisahkan satu cabang darinya setiap kali itu pula muncul cabang-cabang baru yang lebih banyak lagi dan lebih berduri. Mereka, dalam mengobati penyakit mereka seperti orang yang mengobati penyakit dengan penyakit.
Pohon itu terus membuahkan kejahatan dan musibah bagi mereka hingga kehidupan Barat menjadi seperti tubuh yang penuh luka, di sekujur tubuhnya terasa perih dan sakit. Penyakit itu telah membuat para dokter kewalahan, ibarat kain yang bertambah robek. Umat-umat Barat bergelimang dengan kepedihan, hati mereka hancur lebur, ruh (jiwa) mereka kehausan dan memerlukan air kehidupan namun mereka tidak tahu di mana sumbernya. Mereka mencari-cari sesuatu untuk mengobati penyakit mereka dan mengeluarkan mereka dari musibah itu, tetapi mereka bingung. [Abul Hasan an-Nadawi, Mâdzâ Khasiral ‘Âlam bi Inhithâthil Muslimîn: hal.197-198, dikutip dari Abul A’la al-Maududi dalam Kitâb Tanqîhat: hal.24-25]

“Apakah mereka telah membasmi tindak kriminal dan manusia telah aman dari kejahatan orang-orang jahat? Apakah orang-orang tak mampu menjadi kaya dan apakah harta yang melimpah ruah itu dapat mengenyangkan perut mereka yang kelaparan? Apakah rakyat telah dapat merasakan ketenangan, kedamaian dan aman dari kebencian orang-orang yang melampaui batas dan kezaliman orang-orang zalim? Sekali-kali tidak... tidak ada sedikitpun yang mereka dapatkan dari itu semua.” [menurut Hasan al-Banna, Majmû’ ar-Rasâil: hal.98 dan Sayyid Quthub, Hâdzâ ad-Dîn: hal.26-27]

“Orang barat, sekalipun telah mampu terbang di udara seperti burung dan berenang di air seperti ikan namun dia belum mampu berjalan di muka bumi seperti manusia!” [menurut Abul Hasan an-Nadawi: Mâdzâ Khasiral ‘Âlam bi Inhithâthil Muslimîn: hal.189]

“hampir-hampir telah mewarnai seluruh kehidupan dengan kesusahan, kekhawatiran dan kesengsaraan. Tidaklah itu semua kecuali awal dari sebuah jalan menuju akhir.” [Sayyid Quthub, Fî Zhilâlil Qurân: juz 2 hal.1091]

Sesungguhnya peradaban sistem kufur itu membawa faktor-faktor kebinasaan, kehancuran dan runtuhnya sendi-sendi kehidupan. Peradaban sistem kafir itu sebenarnya peradaban ketakutan dan kekhawatiran yang membunuh jiwanya dengan jiwanya sendiri. Ia yang membangun bangunan namun ia sendiri yang merobohkannya. Ia yang mendidik generasi namun ia sendiri yang menyembelihnya. Ia yang menanam namun ia sendiri yang membakarnya. Ia yang mengeluarkan buah namun ia sendiri yang membuangnya. [serupa dengan ini: Adnan an-Nahwi, Liqâ’ al-Mu’minîn: juz 2 hal.229]
mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang mukmin. Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai wawasan.” (QS.Al-Hasyr:2)

Penyakit-penyakit ini tidak hanya ada di satu negara atau di beberapa negara saja, namun penyakit-penyakit ini mewabah di seluruh negara-negara sistem kufur yang jelas menentang Allah Swt. dan membangkang terhadap manhaj-Nya. Maka penyakit serupa juga terjadi di negeri-negeri Muslim yang dijajah di berbagai bidang. Negeri-negeri Muslim sekarang ini memang termasuk negara-negara sistem kufur semacam demokrasi dan kerajaan dengan para penguasa yang berperan sebagai anak buah Barat penjajah.

Kehancuran Sistem Jahiliyah

DOWNLOAD BUKU: MEMENUHI KEWAJIBAN UMAT MERAIH KEJAYAAN

Download BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam