Unduh BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Selasa, 18 September 2018

Wajah Berubah Tapi Penghambaan Kepada Imperialis Tetap



Imran Khan, Perdana Menteri baru Pakistan, telah mencapai apa yang dia impikan selama 22 tahun terakhir. Dia adalah mantan pemain cricket dan salah satu kapten tersukses tim cricket Pakistan. Dia mencapai puncak ketenaran ketika dia mengakhiri karir cricket-nya, dengan memenangkan Piala Dunia di 1992.
Setelah pensiun dari cricket, dia mulai membangun rumah sakit kanker pertama di Lahore, Pakistan. Dalam rangka merampungkan proyeknya, dia berkeliling Pakistan, dari kota-kota besar ke kota-kota kecil untuk mengumpulkan dana. Orang-orang dermawan di Pakistan memberinya lebih dari yang dia harapkan dan pada akhirnya rumah sakit ini dibuka di Desember 1994.
Pada 1994, Imran Khan mendirikan partai politik, PTI, ketika politik Pakistan terbelah antara Pakistan People’s Party (PPP), yang ketika itu dipimpin Benazir Bhutto, dan Pakistan Muslim League-N (PML-N) pimpinan Nawaz Sharif. Partainya meraih sedikit keberhasilan di awal. PTI dan Imran Khan memenangkan 1 kursi di pemilu Pakistan 2002. The Pakistan Tehreek-e-Insaaf (PTI) memboikot pemilu 2008, tapi di 2013 dia meraih lebih dari 7,5 juta suara, menjadikannya di peringkat 2 dalam hal jumlah suara yang dimenangkan dan di peringkat 3 dalam hal jumlah kursi. Meski partai itu duduk sebagai oposisi terhadap pemerintah di tingkat nasional, PTI memerintah propinsi Khyber Pakhtunkhwa.

Imran Khan memimpin kampanye politik yang kuat melawan korupsi dan menampilkan dirinya sebagai kekuatan untuk perubahan selama kampanye pemilu 2018.
·    Dia berjanji akan mengubah dasar hubungan Pakistan dengan AS, yang sangat menguntungkan AS.
·    Dia berjanji bahwa dia tidak akan tunduk di hadapan India.
·    Dia berjanji bahwa dia akan menciptakan pemerintahan yang bersih dan tidak akan ada campur tangan politik di dalam departemen-departemen pemerintah.
·    Dia berjanji bahwa pemerintahannya tidak akan menggunakan perumahan mahal untuk Presiden, Perdana Menteri, dan para Gubernur.
·    Dia berjanji bahwa pemerintahnya tidak akan menggunakan protokol perjalanan yang menyulitkan masyarakat dan mempromosikan sikap hidup sederhana.
·    Dia berjanji bahwa dia akan menurunkan harga listrik, minyak dan gas untuk menurunkan biaya bisnis.
·    Dia berjanji bahwa dia akan mempertahankan soal kefinalan Kenabian yang sedang dipermasalahkan.
·    Dia berjanji bahwa dia akan menjadikan Pakistan seperti Madinah.

Namun, slogan perubahan ini hanyalah retorika sebab Imran Khan dan partainya juga percaya pada demokrasi dan sistem ekonomi kapitalisme seperti rezim sebelumnya. Hanya dalam 2 minggu pemerintahannya, dia telah melanggar janjinya dan memvalidasi julukan “Mr. U-Turn” atasnya. Kunjungan Sekretaris Negara AS, Mike Pompeo, dan Kepala Staf Gabungan AS, Jenderal Joseph Dunford, mengkonfirmasi bahwa hubungan Pakistan dan AS tidaklah berubah.
Bahkan sebelum kedatangan mereka di Islamabad, orang-orang Amerika mengancam bahwa Pakistan harus mengamankan berbagai kepentingan AS di Afghanistan atau jika tidak maka akan menghadapi konsekuensi-konsekuensi berat. Persis seperti rezim sebelumnya, tidak hanya Menteri Luar Negeri Pakistan bertemu dengan pihak AS, Perdana Menteri Imran Khan juga menyenangkan Pompeo.

Hanya dalam 100 hari pertama, telah jelas bahwa sikapnya sama saja dan tidaklah ada perubahan yang melampaui slogan. Rezim sebelumnya mengklaim “no more” ketika Amerika meminta “do more,” tapi sekarang rezim yang baru mengklaim “me-reset” hubungannya. Jadi, para penguasa yang baru masih mengikuti para penguasa sebelumnya dalam mengamankan bermacam kepentingan AS di Afganistan meskipun itu merugikan Pakistan, sementara mengklaim bahwa mereka sedang mengamankan kepentingan Pakistan.
Intelijen dan militer swasta AS tetap tak tersentuh, meski rekam jejak mereka terbukti telah mendalangi pertumpahan darah di dalam negeri.
Kedutaan dan konsulat AS tetap buka, meskipun mereka adalah pos-pos mata-matanya AS. Jalur suplai NATO, yang merupakan urat vital kehidupan pasukan AS di Afghanistan, terus berjalan tak tercegah melintasi Pakistan. Dan para penguasa bekerja membujuk Taliban Afghan untuk bicara dengan AS untuk memberi legitimasi politik atas penjajahan di Afganistan. Jelas, perubahan hanya akan datang ketika Khilafah yang mengikuti Manhaj Kenabian didirikan-kembali.

Shahzad Sheikh
Deputi bagi Juru Bicara Hizbut Tahrir di Wilayah Pakistan
Ditulis untuk Surat Kabar Ar-Rayah – edisi 199


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Download BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam