Jual Negara, Satu-Satunya Kebijakan
Pemerintah Tunisia
Hari demi hari, menjadi semakin jelas bagi
tiap pengamat urusan publik bahwa kebijakan satu-satunya yang diinginkan negara,
yang disiapkan untuk menangani krisis ekonomi dan keuangan adalah menjual aset
negara kepada para perusahaan kolonial atas nama “reformasi institusi-institusi
publik”. Alasan mereka melakukan itu adalah bahwa institusi-institusi itu telah
gagal sehingga menjadi beban bagi anggaran dan harus disingkirkan!
Pemerintah (melalui media dan situs-situs web)
mulai mengkampanyekan penjualan ini sebagai satu-satunya solusi. Kepala
pemerintahan, Youssef Chahed, mengakui di hadapan Parlemen soal gagalnya
pemerintah untuk keluar dari krisis ekonomi dan keuangan, tapi dia mengklaim
bahwa kegagalan itu terjadi karena penghentian “reformasi besar” yang disetujui
oleh Dewan Kementerian. Dia mengumumkan bahwa dia dan pemerintahannya bertekad
untuk melanjutkan “reformasi besar” itu dengan berapapun harga politik yang
harus dia bayar.
Pidato pemerintah itu dan kebijakan medianya
muncul dalam rangka menyiapkan opini publik untuk memaklumi penerapan
syarat-syarat dari International Monetary Fund (IMF) tentang pelepasan institusi-institusi
publik, yang mana pemerintah sudah setujui demi mendapatkan utang. Itu adalah
solusi-solusi yang ditawarkan oleh para ahli perbankan internasional yang telah
ditunjuk sebagai para penasihat dan menteri dalam pemerintahan saat ini untuk menangani
krisis keuangan di Tunisia.
Krisis ekonomi dan keuangan yang terus
menghimpit, biaya hidup tinggi yang mengeringkan masyarakat di Tunisia, jatuhnya
nilai dinar, dan penyempitan pekerjaan masyarakat dengan pajak haram, dan
seterusnya, semua adalah buah pahit dari puluhan tahun penerapan sistem
kapitalis dan pola pikir dalam sistem ini yang tak berdaya mengatasi masalah
masyarakat, dan gagal menyediakan kesejahteraan yang layak bagi mereka.
Malah, buah pahit itu adalah hasil yang pasti
didapat dari kepatuhan total terhadap resep maut IMF: pencabutan subsidi –
pengurangan belanja pemerintah untuk kesehatan, pendidikan, air, dan
kepentingan masyarakat lainnya – privatisasi institusi-institusi negara,
khususnya yang menguntungkan, untuk memungkinkan para perusahaan kapitalis menggarong
kekayaan negeri. Tujuan dari resep IMF itu adalah untuk memastikan negara mampu
membayar utang riba; instrumen untuk memperbudak dalam jangka panjang!
Wahai kaum Muslimin!
Sebuah rezim yang didirikan oleh kolonialisme
hanya akan menjadi jongosnya penjajah, menjadi penjaga perusahaan-perusahaan yang
menggarong kekayaanmu, dan melawan siapapun yang ingin melepaskan negeri itu
dari penjajahan gaya baru, dan melawan siapapun yang berusaha menguak konvensi “kemerdekaan
palsu”. Rezim semacam itu tidak akan ragu untuk menjual aset masyarakat (sebagaimana
dia telah memboroskan kekayaan perut bumi di masa lalu), dan dia tidak akan
berpikir dua kali untuk berbohong dan mengesankan bahwa penjualan itu adalah
keputusan mandiri tanpa campur tangan asing.
Sebuah rezim yang tidak mampu menjalankan
perusahaannya, mereformasi situasi keuangannya dan melawan korupsi, tidaklah
mampu memerintah sebuah negara tanpa menenggelamkannya ke dalam hutang dan
kebangkrutan.
Wahai kaum Muslimin,
Hari ini, kita merindukan sebuah negara yang
peduli dengan kita dan menangani dengan baik urusan-urusan kita, dan bahwa
tugas wajib masa sekarang ini adalah menciptakan negara sejati, yang bebas dari
semua jenis ikatan kolonial; sebuah negara yang membela Umat dalam
keputusan-keputusannya, dan mengadopsi sistem politik dan ekonomi dari
ajaran-ajaran Islam.
Dan ketahuilah bahwa tugas ini adalah fardhu
yang ditujukan bagi semua Muslim, khususnya mereka yang berkemampuan dari
kalangan berkekuatan dan berpengaruh sehingga tidak menyia-nyiakan Umat
sekarang ini dan tidak menyia-nyiakan generasi masa depan di tangan para
pecundang dan antek.
Kantor Media Hizb ut Tahrir di Wilayah
Tunisia
Jum’at, 12 Rajab 1439 H
30 Maret 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar