oleh: Annas I. Wibowo
Merdeka
bukan berarti tidak menghamba pada siapapun. Sebab ketika tidak menghamba
kepada Allah SWT maka sejatinya dia sedang menghamba kepada hawa nafsunya
sendiri. Allah SWT berfirman,
اَفَرَءَيْتَ
مَنِ
اتَّخَذَ اِلٰهَهٗ
هَوٰىهُ
وَاَضَلَّهُ
اللّٰهُ عَلٰى
عِلْمٍ
وَّخَتَمَ
عَلٰى سَمْعِهٖ
وَقَلْبِهٖ
وَجَعَلَ
عَلٰى بَصَرِهٖ
غِشٰوَةًۗ
فَمَنْ
يَّهْدِيْهِ مِنْۢ
بَعْدِ
اللّٰهِ ۗ
اَفَلَا
تَذَكَّرُوْنَ
“Maka tidakkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya
sebagai tuhannya dan Allah benar-benar menyesatkannya dengan ilmu-Nya, dan
Allah telah mengunci pendengaran dan hatinya serta meletakkan tutupan atas
penglihatannya? Maka siapa yang mampu memberinya petunjuk setelah Allah
(membiarkannya sesat?) Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” (QS.
al-Jatsiyah: 23)
Demikian
pula Rasulullah Muhammad SAW bersabda, “Tidak beriman (secara sempurna) seseorang
di antara kalian sampai hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa.” (HR.
al-Hakim)
Merdeka
tentu harus dimaknai dengan sudut pandang atau kacamata Islam, yaitu sesuai
dengan aqidah Islam, sesuai dengan keimanan, bahwa merdeka artinya adalah bebas
dari penghambaan kepada sesama makhluk, hanya menghamba kepada Allah SWT Sang
Pencipta alam semesta.
وَمَنْ
يَّتَوَلَّ
اللّٰهَ
وَرَسُوْلَهٗ
وَالَّذِيْنَ
اٰمَنُوْا
فَاِنَّ
حِزْبَ اللّٰهِ
هُمُ
الْغٰلِبُوْنَ
“Dan
barangsiapa menjadikan Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman sebagai
penolongnya, maka sungguh, golongan pengikut Allah itulah yang menang.”
(QS. al-Ma’idah: 56)
Ketika
Rasulullah SAW masih di fase Makkah, masih ditindas bersama para Sahabat ra.,
maka kemerdekaan itu barulah ada pada jiwa mereka saja, bahwa mereka tidak akan
mau tunduk pada apapun yang bathil, pada apapun yang menyalahi Islam, mereka
berpegang teguh pada Islam apapun risikonya. Namun tentu kemerdekaan pada
jiwa-jiwa saja belumlah berarti merdeka pada tataran kehidupan, di mana
kehidupan umat pada saat itu masih di bawah belenggu sistem jahiliyah, masih di
bawah hegemoni aqidah kufur yang dianut oleh penguasa.
Demikian
pula pada masa sekarang, sistem aturan yang diterapkan dalam berbagai aspek
kehidupan masih belum sistem Islam. Artinya, umat Islam masih belum merdeka,
masih dibelenggu oleh sistem yang tidak Islam itu, sekularisme, ekonomi
kapitalisme, pemikiran liberalisme, ‘ashobiyah, maupun hukum-hukum yang kufur.
اِذَا
جَاۤءَ
نَصْرُ
اللّٰهِ
وَالْفَتْحُۙ
“Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan penaklukan,” (QS. an-Nashr: 1)
Maka,
sesungguhnya adalah kewajiban bagi kaum Muslimin untuk berjuang mewujudkan
kemerdekaan hakiki dengan meneladani thariqah perjuangan Rasulullah SAW
hingga bisa terwujud kemerdekaan itu dalam kehidupan, bahkan bisa menyebarkan
Islam ke seluruh kaum-kaum yang lain di dunia melalui politik luar negeri
Islam, dengan dakwah dan jihad. Sehingga memerdekakan manusia dari kegelapan,
kejahiliyahan menuju kepada cahaya Islam, menuju kepada penghambaan kepada
Allah SWT semata.
Selamat
berjuang saudara-saudaraku. Semoga Allah SWT selalu memberi pertolongan kepada
kita semua dalam kebenaran. Aamiin yaa Arhama ar-Rahimiin. Allahu Akbar!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar