Unduh BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Kamis, 24 Mei 2018

Mengapa Mau Berkorban Untuk Islam



Mengapa Mau Berkorban Untuk Islam

(Materi Pengajian Jelang Buka Puasa)

Bulan Ramadhan adalah bulan peningkatan iman dan taqwa. Di bulan ini kaum Muslimin berpuasa supaya bisa menjadi orang-orang yang bertaqwa kepada Allah Swt. Berpuasa itu lebih repot atau tidak jika dibandingkan dengan tidak berpuasa? Lebih susah/ lebih berat atau lebih enak/ lebih ringan? Lebih susah/ lebih berat. Mengapa mau puasa padahal harus berkorban tidak makan, tidak minum, dan tidak melakukan hal lain yang membatalkan puasa sejak terbit fajar sampai tenggelam matahari? Karena kita beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan al-Qur’an, bahwa puasa Ramadhan adalah kewajiban, jika tidak dilakukan maka berdosa, ada ancaman siksa, kecuali bagi yang berudzur.

Mengapa kita percaya, beriman kepada al-Qur’an? Karena al-Qur’an itu tidak mungkin buatan manusia ataupun jin, tapi al-Qur’an itu pasti buatan Allah Swt. Sang Pencipta langit dan bumi dan segala sesuatu di dunia ini. Sehingga kita mengimani al-Qur’an dan seluruh isinya. Semua ayat-ayatnya pasti adalah petunjuk bagi manusia dan bagi orang-orang yang bertakwa.



“Tidaklah mungkin al-Qur’an ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi (al-Qur’an itu) membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya (al-Qur’an), tidak ada keraguan di dalamnya, dari Tuhan semesta alam.” (QS. Yunus: 37)


“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda…” (QS. al-Baqarah: 185)


“Kitab ini (al-Qur’an) tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.” (QS. al-Baqarah: 2)

Puasa Ramadhan ini hanyalah satu contoh bahwa kaum Muslimin dituntut dan mau untuk berkorban demi menjalankan syariat Islam. Contoh yang lain: ada orang kafir/ orang non-Muslim di Barat yang tertarik memeluk Islam karena keheranan dia ketika dia mengetahui bahwa umat Islam mengerjakan shalat wajib lima waktu dalam sehari (24 jam) seumur hidup sejak baligh. Jika dibandingkan dengan tidak sholat lima waktu tiap hari seumur hidup tentunya lebih repot melaksanakan kewajiban shalat. Tetapi karena beriman dan bertakwa maka kaum Muslimin mau berkorban menjalankan syariat Islam.

Contoh yang lain lagi adalah berhaji bagi yang mampu. Padahal berhaji itu membutuhkan banyak pengorbanan, pengorbanan waktu, pikiran, tenaga, dan dana. Seandainya tidak berhaji tentu uangnya bisa dipakai untuk berfoya-foya. Apalagi jika suami-istri. Misalnya, Rp80 juta kali 2 = Rp160 juta.

Kewajiban di dalam Islam itu ada banyak. Jika dipenuhi semuanya -dan memang wajib dipenuhi- maka membutuhkan banyak pengorbanan. Dan itulah konsekuensi menjadi manusia makhluk ciptaan Allah, menjadi Abdullah. Manusia diciptakan untuk beriman dan menaati aturan-aturan, syariat dari Allah Swt. Jika rela berkorban untuk itu, maka Allah Swt. telah menjanjikan Surga, setelah kita pindah alam, melalui peristiwa kematian.


“Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. an-Nahl: 96)

Ajaran Islam itu ada lima jenis hukumnya, atau disebut ahkamul khomsah, yaitu ada yang wajib, sunnah, mubah, makruh, haram. Bertakwa itu termasuk beramal mengikuti hukum-hukum itu. Kalau wajib berarti memang harus dikerjakan, harus diutamakan, apapun amalan yang wajib itu. Tidak boleh pilih-pilih kewajiban.


“Yaitu orang-orang Yahudi, mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya. Mereka berkata: "Kami mendengar", tetapi kami tidak mau menurutinya…” (QS. an-Nisaa’: 46)

Bicara soal pengorbanan, teladan kita adalah generasi terbaik Islam, generasi awal, generasi para pahlawan, Nabi Muhammad Saw. dan para Shahabat dan Shahabiyat. Pengorbanan mereka demi menjalankan syariat Islam sudah masyhur. Dari pengorbanan yang mudah sampai yang paling berat, mereka telah contohkan. Sehingga kaum Muslim yang menjalankan seluruh syariat Islam atau berupaya supaya bisa memenuhi seluruh kewajiban, mereka itu adalah teladan dan menjadi pahlawan. Di dalam Islam, yang harus jadi teladan, yang harus jadi pahlawan tidak hanya ustadz-ustadz atau ulama, tapi semuanya harus menjadi pahlawan yang rela berkorban demi ajaran-ajaran Islam dan umat Islam.



“Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah sebagaimana Isa ibnu Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?" Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: "Kamilah penolong-penolong agama Allah", lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan lain kafir; maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang.” (QS. ash-Shaff: 14)

 oleh: Annas I. Wibowo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Download BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam