Unduh BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Rabu, 23 Desember 2020

Bicara Upaya Kriminalisasi Ulama Dan Ormas Islam



Zaman Abu Jahal Berulang?

Tahukah Anda apa yang diucapkan oleh Abu Jahal terhadap dakwah yang disampaikan oleh Rasulullah SAW ketika beliau menyampaikan Islam di Mekah? Dalam kitab Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam disebutkan kata-kata Abu Jahal: “Hai orang-orang Quraisy, sesungguhnya Muhammad seperti kalian lihat tidak mau berhenti dari mencela agama kita, melecehkan nenek moyang kita, membodoh-bodohkan mimpi-mimpi kita, dan menghina tuhan-tuhan kita.”

Hal serupa diungkapkan oleh tokoh-tokoh Quraisy dalam sebuah pertemuan yang diikuti oleh Abdullah bin Amir. Mereka berkata: “Ia [Muhammad] membodoh-bodohkan mimpi-mimpi kita, menghina nenek moyang kita, mencaci agama kita, memecah-belah persatuan kita, dan mencela tuhan-tuhan kita.”

Coba bandingkan dengan tudingan orang yang anti Islam terhadap ulama dan umat Islam: bahwa umat Islam telah menistakan agama mereka, memecah-belah persatuan bangsa, menghina tuhan mereka.

Abu Jahal dan para tokoh Quraisy berkumpul di Daar an-Nadwah. Mereka bermusyawarah untuk mencari jalan bagaimana menghentikan dakwah Rasulullah SAW. Dalam pertemuan itu, akhirnya disepakati jalan untuk menghentikan dakwah Nabi SAW. Caranya adalah dengan mengumpulkan pemuda tangguh dari setiap kabilah dan membekalinya dengan senjata, kemudian mendatangi rumah Muhammad SAW untuk menghabisinya.

Lho kok mirip juga dengan aksi mengumpulkan preman sekarang? []emje

Modus ala Moerdani Lahir Kembali?

Di awal Orde Baru, umat Islam mengalami tekanan yang luar biasa. Padahal sebelumnya, umat Islam ini punya jasa besar dalam ikut memberantas Partai Komunis Indonesia (PKI).

Rupanya kekuatan Islam ini tak diperbolehkan untuk terus-menerus berkembang menjadi sebuah arus besar yang dianggap bisa 'merongrong' wibawa Orde Baru saat itu. Melalui tangan Ali Moertopo dan kemudian dilanjutkan oleh LB Moerdani, berbagai skenario dilakukan untuk melemahkan kekuatan Islam saat itu.

Almarhum Husein Umar, generasi Masyumi, pernah menyebut LB Moerdani-lah yang menjadikan umat Islam berhadap-hadapan dengan militer dan pemerintah. Di mata pemerintah dan militer waktu itu, umat Islam digolongkan sebagai ancaman. Umat Islam dianggap sebagai ekstrim kanan. Di masa itu pula, banyak aktivis Islam ditangkap dan diculik tanpa dasar hukum.

Pada tahun 1983-1985, Moerdani menggalakkan kebijakan bahwa semua ormas dan parpol harus berasaskan Pancasila. Peristiwa menarik sesudahnya, yaitu kasus “lembaran putih”. “Lembaran putih" merupakan surat protes yang dikeluarkan oleh Petisi 50 dan ditandatangani oleh sejumlah tokoh Islam. Peristiwa ini dijadikan alasan oleh Moerdani untuk menangkap para penceramah yang dianggap garis keras seperti AM Fatwa, Abdul Qadir Jailani, Tasrif Tuasikal, HM Sanusi, HR Dharsono, Oesmany El Hamidy, Mawardi Noor, Tonie Ardie, dan lain-lain.

Akankah kriminalisasi ulama saat ini merupakan pengulangan modus LB Moerdani dalam bentuk baru? Anda bisa nilai sendiri.

Mereka Bicara

Habib Novel Bamukmin, Sekjen Front Pembela Islam:

Ideologi Anti Ulama

Ya kita melihat kriminalisasi ulama ini sedang digalakkan oleh sekelompok, termasuk oleh partai-partai juga, yang tidak suka dengan statement ulama, selalu diserang oleh mereka. Seperti perkataan salah satu ketua umum partai berlogo banteng yang menyebut ulama itu peramal masa depan. Itu kan penghinaan.

Lebih dari itu penyerangan terhadap ulama ini dilakukan secara sistematis, mulai dari Ormas preman. Dari sisi hukum yang mereka cari celah-celah kesalahan ulama. Setiap ada indikasi yang bisa menjebloskan ulama secara hukum, mereka kerjakan. Mereka membidik ulama dengan berbagai cara. Bahkan ceramah ulama untuk memantapkan akidah umat Islam sendiri dipermasalahkan oleh mereka. Selalu dibenturkan, ulama dengan Pancasila, umat Islam dengan Pancasila, ulama, dan lambang negara.

Tapi kriminalisasi ulama ini, terbukti mengada-ngada karena tidak ada bukti yang kuat, tapi mereka terus mencari kesalahan ulama. Saya katakan pergerakan kriminalisasi ini adalah sebuah pembentukan ideologi yang anti ulama, dan agama. Mereka ingin pisahkan ulama dengan umatnya. Mereka ingin pisahkan agama dengan umatnya. Itulah cara-cara yang mirip komunis.

Orang besar bergerak di balik semua ini, merekalah yang memberikan isyarat untuk membenci ulama dan agama Islam. Adu-domba ini sama seperti polanya LB Moerdani, tapi bentuk berbeda pola, untuk membantai dengan memanfaatkan aparatur negara.[]

Ricky Fattamazaya, Ketua Umum Gema Pembebasan

Pertarungan Ideologi Semakin Jelas

Mereka melihat ada ancaman di sana. Suara tokoh-tokoh Islam sangat didengar sekarang oleh umat sehingga hal itu bisa menggangu kepentingan mereka dan tuan-tuannya. Gerakan Islamlah satu-satunya yang dapat mengalahkan gerakan-gerakan yang datang dari kepentingan personal maupun ideologi lainnya. Dan gerakan Islam yang benar-benar ikhlas ketika berjuang, dan dari dulu sampai kiamat dengan membawa ideologi Islam senantiasa menjadi momok menakutkan bagi ideologi kapitalis-demokrasi dan sosialis-komunis.

Ada indikasi kuat bahwa rezim yang berkuasa hari ini dibantu oleh aparat-aparat negara. Dan ini semua untuk mengamankan kepentingan tuannya yakni asing dan aseng.

Fase ini, pertarungan ideologi semakin jelas tampak di depan mata. Ideologi Kapitalis-Demokrasi dijaga oleh hamba-hambanya, tidak mau kepentingannya terganggu. Di sisi lain, Ideologi Sosialis-Komunisme semakin berani tampak dipermukaan dibawa oleh budak-budaknya, intinya adalah semua sedang bermain hari ini.

Rakyat harus sadar semua ini terjadi karena rezim khianat dan sistem kufur kapitalis-demokrasi yang diterapkan, saatnya rakyat bangkit ke arah kemuliaan yakni berjuang bersama-sama menyerukan terapkan syariah dan tegakkan khilafah karena dengan itu segala problem yang ada dapat terjawab dan kita hidup mulia.

Singkatnya seruan kita hari ini adalah revolusi Islam.[]

Bacaan: Tabloid Media Umat edisi 190
---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Download BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam