Unduh BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam

Minggu, 13 Desember 2020

Hukum Allah SWT Cegah Tindakan Represif



Penguasa ini ada kecenderungan untuk mempertahankan kekuasaan kelompoknya karena memang itu terasa nikmat bagi mereka. Oleh karena itu, mereka akan membungkam dan menghadang setiap kelompok yang dianggap akan membahayakan kekuasaan mereka. Bahkan mengubah hukum agar kezalimannya dianggap legal. Lantas bagaimana agar pemerintah tak lagi bertindak represif? Temukan jawabannya dalam wawancara wartawan Tabloid Media Umat Joko Prasetyo dengan Ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Rokhmat S Labib. Berikut petikannya.

Apakah Anda melihat pemerintah semakin represif akhir-akhir ini?

Tampak sekali pemerintah semakin represif. Lebih dari itu, rezim ini juga semakin menunjukkan anti kepada Islam

Indikasinya?

Jadi begini, ketika penguasa ini melakukan kezaliman kepada rakyat, tentu saja akan mendorong rakyat untuk melakukan perlawanan. Perlawanan yang paling mudah adalah lewat kata-kata. Tetapi kalau kita lihat penguasa ini sedemikian takutnya dengan kata-kata. Lalu penguasa bertindak represif agar rakyat tidak lagi berani bersuara. Dan berkali-kali penguasa memblokir belasan situs Islam, baik jelang Aksi Bela Islam II maupun III dan terbaru pada awal Januari lalu.

Memang tidak semua situs dakwah Islam diblokir, tetapi yang diblokir, umumnya situs dakwah Islam. Apakah Islam itu sedemikian membahayakan? Dan pada saat yang sama situs pornografi bertebaran banyak sekali tidak diblokir. Dan sampai sekarang, situs-situs yang menghina Islam, melecehkan Nabi Muhammad SAW tetap dibiarkan. Sebelumnya juga beredar atribut-atribut komunis, tidak ada tindakan tegas.

Humas Kominfo menyatakan alasan pemblokiran di antaranya adalah adanya ujaran kebencian dan pelanggaran terhadap suku, agama, ras dan antargolongan (SARA)...

Tapi pemerintah tidak pernah menielaskan itu semua.

Pemerintah juga tidak pernah menunjukkan mana yang dimaksud? Apakah seluruh isinya, atau hanya sebagian konten saja yang mengandung SARA. Banyak situs yang menista Islam tetapi sejauh ini pemerintah tidak terlihat mengambil tindakan.

Pidato politik ketua umum partai penguasa sekarang, Megawati, juga menunjukkan betapa besar kebenciannya kepada Islam. Bagaimana mereka menyebut umat Islam yang meyakini agamanya disebut sebagai “para pemimpin ideologi tertutup yang kerap meramal kehidupan setelah dunia fana, padahal mereka sendiri tentu belum pernah melihatnya!” Ini kan amatlah serius. Dia bukan hanya tidak percaya, tetapi juga melecehkan ajaran Islam dan para pemeluknya tentang keyakinan akan adanya pembalasan di akhirat.

Apa yang harus dilakukan oleh umat untuk menghadapi pemerintahan yang semakin represif?

Pertama, umat itu harus sadar bahwa menyampaikan kebenaran itu merupakan sebuah kewajiban. Yang namanya kewajiban harus ditunaikan. Jadi meskipun pemerintahan sangat represif kita harus tetap melakukan amar makruf nahi munkar. Artinya, semua kemungkaran, kemaksiatan, kezaliman yang dilakukan oleh penguasa itu harus kita tolak, seraya menyampaikan kebeharan. Rasulullah SAW bersabda, ”Jihad yang paling utama ialah mengatakan kebenaran di hadapan penguasa yang zalim.” (HR Abu Dawud).

Tapi resikonya bisa diciduk…

Jadi umat harus sadar, bahwa Allah SWT akan memberikan pahala yang terbaik kepada mereka yang menyampaikan kebenaran kepada penguasa. Dan tentu kalau Rasulullah SAW memberikan status demikian, ada resiko yang besar memang. Akan tetapi jangan khawatir, Rasulullah SAW menyebut orang-orang yang gugur karena menyampaikan dakwah kepada penguasa fasik sebagai sayyid al-syuhada, penghulu syuhada. Rasulullah SAW bersabda: ”Penghulu syuhada adalah Hamzah bin Abdul Muthallib, dan orang yang berkata di hadapan seorang penguasa yang zalim, lalu dia memerintahkannya (pada kemakrufan) dan melarangnya (terhadap kemunkaran), kemudian penguasa itu membunuhnya.” (HR. al-Hakim).

Jadi umat harus sadar sesadar-sadamya, ini merupakan kewajiban dan tidak boleh berhenti meskipun dihalangi oleh siapapun.

Kedua, umat juga harus sadar, sesadar-sadarnya, inilah fakta demokrasi. Dalam demokrasi, orang boleh menyampaikan apa saja. Ini adalah negara demokrasi, orang bebas untuk berbicara. Berbicara untuk merendahkan dan menghinakan Islam. Tetapi begitu menyampaikan Islam, yang muncul adalah kalimat-kalimat tudingan: Islam radikal, lslam garis keras, bahkan dituduh teroris. Para aktivisnya pun dihukum.

Ini semua terjadi karena hukum diserahkan kepada manusia.

Mengapa begitu?

Penguasa itu ada kecenderungan untuk mempertahankan kekuasaan mereka. Oleh karena itu mereka berupaya sekuat mungkin untuk menjaga dan mempertahankan kekuasaan mereka. Mereka juga akan melakukan berbagai upaya untuk menghalangi orang lain yang dapat membahayakan kekuasaan mereka. Termasuk melakukan tindakan represif.

Kadang-kadang, tindakan itu bertentangan dengan hukum yang berlaku. Sementera mereka berteriak: hukum sebagai panglima. Lalu bagaimana caranya agar mereka tidak melanggar undang-undang? Caranya mudah, mereka tinggal membuat undang-undang yang melegalkan tindakan mereka. Maka jadilah, tindakan represif itu sesuai undang-undang.

Oleh karena itu, selama hukum itu diserahkan kepada penguasa untuk membuatnya, maka mereka akan membuat berbagai macam UU dan peraturan yang mendukung, melegitimasi, dan melegalisasi tindakan represif mereka.

Maka, siapapun yang tidak menginginkan penguasa yang represif, hukum itu tidak diserahkan kepada penguasa. Tidak pula kepada rakyat seperti dalam demokrasi karena sesungguhnya itu hanya slogan yang menipu karena faktanya rakyat tak lebih sebagai stempel semata. Maka hukum yang adil hanya dari Dzat yang Maha Adil. itu Allah SWT. Itulah syariah dengan tuntunannya yang kaffah.

Ketika yang diterapkan hukum Allah Swt., maka penguasa tidak bisa bertindak seenaknya sendiri. Mereka tidak diberi otoritas membuat hukum yang menguntungkan mereka atau melegalkan tindakan salah mereka. Ketika mereka melanggar hukum, mereka juga diperlakukan secara sama dengan yang lainnya di hadapan hukum. Realitas ini tidak akan terjadi dalam sistem kerajaan atau demokrasi. Itu hanya dalam khilafah lslamiyyah.

Namun dalam upaya mengganti sistem ini pastilah akan berhadapan dengan rezim represif...

Ya, itu risiko perjuangan. Namun kita tidak boleh mundur dalam berjuang. Sebab, tegaknya syariah dan khilafah wajib dalam keadaan apapun. Kita juga harus yakin bahwa Allah Swt. akan memberikan pertolongan kepada hamba-hamba-Nya yang memperjuangkan agamanya.

Kita juga harus ingat bahwa sekuat apapun rezim zalim itu menggenggam kekuasaan, maka mereka tidak akan mencegah ketika Allah Swt. mencabutnya. Al-Qur’an mencontohkan bagaimana rezim-rezim represif itu pada akhirnya jatuh dengan hina. Mereka dihancurkan sedemikian rupa oleh Allah SWT. Ada Fir'aun, ada Namruz, ada Abrahah, dan semua rezim-rezim represif itu berakhir dengan hina. Ini harus menjadi peringatan bagi para penguasa. []

Sumber: Tabloid Media Umat edisi 189
---


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Download BUKU Sistem Negara Khilafah Dalam Syariah Islam