Politik Demokrasi Melayani Elit Saja - Frekuensi Pemilihan umum Pemilu Periodik Demokrasi
Demokrasi dalam Krisis
Bagaimana Sistem Politik Islam Memastikan Good Governance
Bagian 3 Pemilihan periodik mendukung mereka yang punya uang dan merugikan pembuatan keputusan jangka panjang yang sulit. Politik menjadi berkutat sekitar melayani elit bukannya publik
a. Salah satu pilar model demokrasi adalah prinsip pemilihan umum periodik. Bahwa rakyat punya hak untuk memilih para pemimpin politik mereka, tapi juga memiliki hak untuk kemudian mendepak mereka dari jabatan.
b. Pemilu setiap 2, 3 atau 4 tahun maka adalah didesain untuk tujuan spesifik ini, untuk mempersilakan elektorat untuk menentukan apakah partai atau pemimpin yang berkuasa layak atas periode selanjutnya atau apakah oposisi yang seharusnya mendapat kekuasaan.
c. Di Amerika Serikat, pemilu terjadi untuk hampir seluruh jabatan politik mulai dari Jaksa Distrik (District Attorneys), hingga Walikota, ke Gubernur dan ke Kongres. Meski secara khusus periode seorang Presiden dan para Gubernur adalah 4 tahun, anggota-anggota DPR Amerika Serikat adalah semuanya dipilih setiap 2 tahun dengan para Senator memiliki periode 6 tahun.
d. Pemilihan umum adalah bisnis besar, tidak hanya bagi para politisi yang secara praktek harus menggalang uang sejak hari mereka menjabat. Tapi juga bagi media, para operatif politik, pengacara, organisasi polling dan sejumlah luas industri terkait lainnya. Pemilu presidensial terakhir memakan biaya milyaran dollar dengan mayoritas luas dibelanjakan pada iklan-iklan televisi berbayar.
Problem dengan seringnya pemilihan adalah dua sisi. Pertamanya semakin banyak pemilihan semakin banyak dibutuhkan uang. Bergandengnya uang dan politik adalah satu dari kanker-kanker utama dalam politik demokrasi. Keduanya frekuensi pemilu membiaskan / membelokkan para politisi dari melawan berbagai tantangan jangka panjang dan malah memberi mereka insentif untuk fokus pada popularitas jangka pendek. Sementara cakrawala perencanaan suatu negara harus diukur dalam hitungan abad, cakrawala politik berfokus pada mengelola siklus berita 24-jam dan bagaimana memenangkan pemilihan berikutnya.
e. Sebagai contoh seorang anggota DPR AS - US House of Representatives yang baru terpilih, dari hari pertama, harus merancang untuk menggalang jutaan dollar atau sekitar itu untuk kampanye pemilihan-kembali kamu dalam waktu 2 tahun. Oleh karena itu kamu membelanjakan waktu berlebihan untuk menggalang uang, berbasa-basi kepada para donor, dan menggaet orang yang mungkin tidak kamu sukai untuk menulis cek. Selain itu kamu berusaha menghindari voting-voting sulit sebab kemungkinannya semua manfaatnya hanya bisa dilihat bertahun-tahun lamanya dan mengapa meresikokan diri membuat orang menjadi antagonis yang bisa memilih untuk tidak memilihmu dalam waktu 2 tahun. Mempertahankan defisit, tidak mengatasi berbagai tantangan jangka-panjang dalam pendidikan, lingkungan, dana pensiun, energi atau kemiskinan pusat kota adalah normanya. Semua perkara itu membutuhkan pilihan-pilihan sulit dan solusi-solusi layaknya dari negarawan, tapi mengambil keputusan-keputusan demikian mirip dengan menulis catatan bunuh diri elektoral.
f. Para politisi demokrasi oleh karenanya harus menjilat pada berbagai konstituen penting menyadari bahwa mereka bergantung pada mereka untuk jumlah suara dan uang. Namun ini mengabaikan segmen-segmen penting masyarakat lainnya, anak-anak sebagai contoh tidak memiliki uang atau kantong suara. Tidak terdapat lobby anak-anak untuk mengimbangi mereka yang bicara untuk kepentingan bisnis atau pekerja atau para pensiunan. Sementara adalah anak-anak kita yang akan menghadapi defisit di masa depan, infrastruktur hancur, dan lingkungan yang tidak sustainable dan kekacauan sosial. Namun, para politisi bisa mengabaikan masa depan seiring kemungkinan elektoral mereka didasarkan pada saat ini dan sekarang. Adakah keheranan mengapa para politisi demokrasi oleh karenanya menghindari berbagai tantangan besar?
g. Sebagai tambahan apa yang dibingungkan para komentator demokrasi adalah mencampuradukkan frekuensi pemilu dengan pemerintahan efektif. Bahwa pemilihan umum adalah suatu cek atas para penguasa yang jika tidak akan berlaku korup, takabur atau sekedar menjadi terlalu lelah untuk memerintah. Namun terdapat banyak contoh para pemimpin dalam politik, olahraga dan bisnis yang telah memimpin untuk periode waktu yang lama tanpa mengalami berbagai karakteristik tadi. Sebagai contoh suatu alternatif untuk demokrasi di satu sisi dan kediktatoran atau monarki absolut di sisi yang lain adalah pemilihan seorang penguasa tanpa akhir periode sebagaimana terdapat di dalam sistem politik Islam. Ini memungkinkan rakyat di satu sisi untuk secara bebas memilih pemimpin mereka tapi di sisi yang lain memberikan pemimpin itu waktu untuk mengambil keputusan-keputusan sulit jangka-panjang bagi kemaslahatan publik.
h. Esensinya semakin banyak pemilihan yang kamu miliki semakin besar kemungkinan kamu mencemari sistem kamu dengan uang dan cara pikir jangka pendek. Sayangnya inilah yang kita saksikan di Barat, negara-negara yang didominasi oleh kepentingan-kepentingan kuat, diinfeksi oleh korupsi politik dan dengan berbagai defisit membubung dan berbagai masalah jangka-panjang lainnya dibiarkan tidak diatasi. Apa yang pada akhirnya terjadi dari ini adalah para politisi gagal dalam tugas fundamental mereka, yaitu untuk melayani publik. Esensinya para politisi menjadi berobsesi dengan masa depan mereka bukannya masa depan negara. Mereka fokus pada kepentingan mereka bukannya kepentingan rakyat.
Adalah jelas hari ini bahwa demokrasi sekular menghadapi krisis berproporsi masif. Namun, rakyat tidak setuju tentang bagaimana memecahkan krisis ini. Pandangan konvensional di Barat adalah bahwa kita bisa membersihkan sistem dengan menghadirkan reformasi-reformasi. Namun solusi ini tumbuh dari kesalahan diagnosis masalahnya. Sistemnya tidak rusak karena terdapat para politisi rusak; tapi para politisi menjadi rusak karena sistem yang mendasarinya rusak, seperti telah kita tunjukkan di atas, cacat. Jika kasusnya adalah beberapa apel busuk di suatu negara atau politik di demokrasi tertentu adalah lebih buruk daripada semua yang lain, seorang bisa membuat suatu kasus ini untuk reformasi. Tapi seperti yang akan kita lihat di bagian selanjutnya, masalah mendasar ada dalam setiap demokrasi sekular, maju, baru muncul, besar, kecil, di barat atau di timur. Mereka semua menunujukkan hal yang sama: mereka melayani elit dan bukan publik; para politisi mereka secara umum korup; kekayaan tetap terbatas pada minoritas kecil; dan berbagai tantangan jangka-panjang dihindari secara konsisten. Menantang berbagai kepercayaan dan nilai seseorang ketika semua itu jelas butuh ditantang adalah kurang berisiko, dalam jangka panjang, daripada mempertahankan melakukan hal yang sama berulang-ulang mengharapkan hasil yang berbeda.
Buku : Demokrasi dalam Krisis
Bagaimana Sistem Politik Islam Memastikan Good Governance
Satu Pamflet oleh Hizb ut-Tahrir Britain
Hizb ut-Tahrir
Britain
22 Jumada al Awwal 1431 / 6 Mei 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar