Keberadaan mujahidin dari berbagai
negara di Suriah untuk melawan rezim bengis Assad, mengkhawatirkan
Amerika Serikat. Untuk itu Obama secara serius membicarakan masalah ini
dengan mitra sejatinya PM Turki Erdogan.
Sebagaimana yang diberitakan oleh www.english.alarabiya.net
(8/8) Presiden AS Barack Obama dan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip
Erdogan berbicara melalui telepon hari Rabu untuk membahas perkembangan
di Suriah dan Mesir, kata Gedung Putih.
Selama percakapan telepon itu, yang diminta oleh Erdogan, kedua
kepala negara itu “membahas bahaya mujahidin dari datang dari berbagai
kawasan dunia yang oleh Barat sering dituding sebagai ekstrimis asing di
Suriah.
Untuk menghentikan pengaruh Mujahidin yang semakin menguat, Obama
dan mitra setianya Erdogan sepakat mengenai pentingnya mendukung suatu
oposisi yang satu dan inklusif.
Julukan inklusif seringkali dimaksudkan adalah kelompok oposisi yang
menerima tawaran demokrasi Barat dan mau bekerjasama dengan Barat.
Sementera itu , kelompok mujahidin sering dicap ekslusif karena mereka
menolak demokrasi dan memperjuangkan Islam di Suriah.
Lebih dari 100.000 orang telah terbunuh akibat kekejaman rezim Assad
sejak pertempuran pecah 28 bulan lalu. Sebanyak 1,8 juta orang telah
melarikan diri dan mencari perlindungan ke negara-negara tetangga.
Obama dan Erdogan juga menyatakan keprihatinannya tentang situasi di
Mesir, di mana tidak ada kemajuan dalam upaya-upaya negosiasi diplomatik
untuk menengahi penyelesaian setelah penggulingan presiden Muhammad
Mursi.
Pemerintah Mesir telah berjanji untuk membersihkan kamp-kamp protes
kelompok Islam, yang memicu kekhawatiran terjadinya tindak kekerasan.
“Presiden dan perdana menteri menyatakan keprihatinan mereka tentang
situasi di Mesir dan komitmen bersama untuk mendukung suatu jalan yang
demokratis dan inklusif ke depan,” kata pernyataan itu.
“Kedua pemimpin sepakat agar tim-tim yang mereka miliki terus
berkoordinasi secara erat untuk mempromosikan kepentingan bersama.”
Kontak Obama dan Erdogan tentang berbagai permasalah di Timur Tengah,
semakin menegaskan posisi Erdogan sebagai alat kepentingan Amerika di
kawasan ini. Hal ini diperkuat dengan persetujuan Erdogan terhadap
solusi-solusi yang ditawarkan Barat seperti negara demokrasi untuk ,
dukungan terhadap kelompok inklusif dan membendung pengaruh kelompok
mujahidin yang dituding ekslusif.
Erdogan seharusnya tahu bahwa Amerika Serikat adalah negara
muhariban fi’lan.
Negara kafir yang nyata-nyata memerangi umat Islam. Termasuk mendukung
rezim Assad yang melakukan pembantaian umat Islam di Suriah. Amerika
juga merupakan sutradara utama di balik kudeta militer Mesir yang telah
mengorbankan umat Islam.
Dalam Islam negara
muhariban fi’lan
statusnya adalah negara musuh yang harus diperangi, tidak boleh ada
hubungan apapun dengan negara seperti ini, sampai negera ini
menghentikan permusuhan, pembunuhan dan penjajahannya terhadap negeri
Islam. (af/rz) [htipress/www.al-khilafah.org]
Unduh BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam
Senin, 12 Agustus 2013
Rezim Turki Erdogan Memusuhi Perjuangan Muslim Suriah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar